Anda di halaman 1dari 36

Diabetes Mellitus

Definisi
Diabetes mellitus (DM)
menggambarkan sekelompok
gangguan metabolisme kronis yang
ditandai dengan hiperglikemia yang
mungkin mengakibatkan
mikrovaskuler jangka panjang,
makrovaskular, dan komplikasi
neuropati

Kriteria
Diabetes

dapat didiagnosis
berdasarkan kriteria HBA1C atau
kriteria glukosa plasma, baik
glukosa plasma puasa (FPG) atau
glukosa plasma 2-h (PG 2-h).

Kriteria
HB A1C

6,5%
Atau

FPG

126 mg/dl (7.0


mmol/L)
Atau

2 -h PG

200 mg/dL (11,1


mmol/L)
Atau

Pasien mengalami gejala umum seperti


hiperglikemia atau krisis
hiperglikemia, dimana kadar gula

Klasifikasi DM
Diabetes dapat diklasifikasikan ke dalam kategori umum
berikut:
1. Diabetes tipe 1 : karena kerusakan sel-b, biasanya
menyebabkan defisiensi insulin absolut
2. Diabetes tipe 2 : karena progresif sekretorik insulin cacat
pada latar belakang resistensi insulin
3. Diabetes mellitus gestasional (GDM) : diabetes didiagnosis di
kedua atau ketiga trimester kehamilan yang tidak jelas
diabetes terang-terangan
4. Diabetes jenis khusus karena penyebab lain, misalnya
sindrom diabetes monogenik (seperti diabetes neonatal dan
diabetes kedewasaan-onset muda [Mody]), penyakit eksokrin
pankreas (seperti cystic fibrosis), dan narkoba atau bahan
kimia yang diinduksi diabetes (seperti dalam pengobatan
HIV / AIDS atau setelah transplantasi organ).

Faktor Resiko
Faktor resiko DM dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Faktor resiko yang tidak dapat
dimodifikasi yaitu :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Faktor keturunan
d. Bangsa dan etnik
e. Riwayat menderita diabetes
gestasional

Faktor resiko
2. Faktor resiko yang dapat
dimodifikasi
a. Obesitas
b. Aktifitas fisik yang kurang
c. Hipertensi
d. Stress
e. Pola makan
f. Alkohol

Proses homeostasis dari


glukosa darah

Homeostasis Glukosa
Darah

Sel
Makanan

Insulin

Glikogen

Pembuluh darah

Glukosa

Jaringan adiposa

Jaringan otot

Lanjutan

Sel
Glukosa

Glukagon

Glikogenolisis
Glukosa

Glukoneogenesis

Glikogen

Patofisiologi DM

Sel
Makanan

Insulin
Glikogen

Pembuluh darah

Glukosa

Jaringan adiposa

Jaringan otot

Glukosa

Keadaan
puasa
Normal
+

Sel

Glukosa
glikogenolisis

glukoneogenesis
Glukagon
glukoneogenesis

Keadaan
puasa

Sel

glikogen

+
+
Insulin

Glukosa
Glukosa
normal

Tujuan terapi
1.
2.

3.

4.

Tujuan utama : meningkatkan kualitas


hidup pasien
Jangka pendek :
a. Hilangnya keluhan & tanda DM
b. Mempertahankan rasa nyaman
c. Tercapainya target pengendalian
glukosa darah
Tujuan jangka panjang:
Mencegah dan menghambat progresivitas
penyakit mikroangiopati, makroangiopati
& neuropati
Tujuan akhir terapi ialah menurunnya
morbiditas & mortalitas dini DM.

Target gula darah


Target gula darah untuk dewasa
tidak hamil:
HBA1C : < 70%
FPG 70 130 mg/dL
2 -h PG < 180 mg/dL.

Golongan dan jenis oral


antidiabetes
Golongan

Jenis

Biguanides

Metformin

Sulfonilure
as

1. Generasi
pertama:
Tolbutamid,
tolazamide,
chlorpropramide
2. Generasi
kedua:
Glibenclamid,
glipizid,
glimepirid

Meglitinide
(glinides)

Repaglinide
Nateglinide

TZDs

Rosiglitazone

Glucosidas

Acarbose
Miglitol

Golongan

Jenis

DPP-4
Inhibitors

Sitagliptin
Saxagliptin
Linagliptin
Alogliptin

Bile acid
sequestran
ts

Colesevelam

Dopamine2 agonist

Bromocriptine

SGLT2
inhibtor

Canagliflozin
Empagliflozin

GLP-1
receptor
agonist

Exenatide
Liraglutide, dll

Pembagian jenis terapi


insulin
Type of Insulin

Onset

Peak

Duration

-1 hr.

2-4 hr.

6-8 hr.

<15 min.

1-2 hr.

4-6 hr.

1-2 hr.

6-10 hr.

12+ hr.

Detemir

1 hr.

Flat, Max effect in 5 hrs.

12-24 hr.

Glargine

1.5 hr.

Flat, Max effect in 5 hrs.

24 hr.

Fast-acting
Regular
Lyspro/ Aspart/ Glulisine
Intermediate-acting
NPH
Long-acting

Lifestyle +
metformin

Lifestyle +
metformin

Saat
diagnosis

Basal insulin

Lifestyle
+

+
Intensive insulin

Lifestyle +
metformin

metformin

+
Sulfonylurea

Step
1
Step
3

Step
2

Lifestyle +
metformin
+
Pioglitazone
Tidak
hipoglikemia
Edema/CHF
Kerapuhan
Tulang
Lifestyle +
metformin
+
GLP-1 agonist
Tidak
hipoglikemia
Berat badan
turun
Mual/muntah

Lifestyle +
metformin
+
Pioglitazone
+
Sulfonylurea

Lifestyle +
metformin
+
Basal Insulin

Mekanisme Kerja OAD


Golongan

Mekanisme kerja

Biguanide

Mengaktivasi AMP-kinase

Sulfonylurea dan Meglitinides


(glinides)

mengikat reseptor spesifik yaitu


KATP pada sel pancreas
sehingga sekresi insulin
meningkat

TZDs

Mengaktivasi sel PPAR-


sehingga sensitifitas insulin
meningkat

-Glucosidase inhibitor

Menginhibisi -Glucosidase di
pencernaan sehingga absorbsi
karbohidrat melambat

DPP-4 Inhibitors

Memperpanjang waktu kerja


GLP-1 sehingga terjadi
peningkatan insulin dan
sekaligus menekan sekresi

Mekanisme Kerja OAD


Golongan

Mekanisme kerja

Bile acid
sequestrants

Mengikat asam empedu di saluran cerna,


meningkatkan sekresi asam empedu di
hepar mengakibatkan produksi glukosa
dihepar menurun dan level inkretin
meningkat

Dopamine- 2 agonist

Aktivasi reseptor dopaminergik memodulasi


regulasi metabolisme hipotalamik dan
meningkatkan sensitivitas insulin

SGLT2 inhibtor

Menginhibisi SGLT2 pada nefron proximal


yang menyebabkan reabsorpsi glukosa di
ginjal dihambat sehingga meningkatkan
glukosuria

GLP-1 receptor
agonist

Mengaktivasi reseptor GLP-1 sehinggan


sekresi glukagon menurun, dan
pengosongan lambung diperlambat

Pemakaian Insulin pada


pasien DM
Insulin

digunakan pada orang


yang menderita DM tipe 1
dimana sel pankreas
mengalami kerusakan sehingga
mengalami defisiensi insulin.
Pada penderita DM tipe lain jika
terapi OAD tidak dapat
memberikan efek yang
signifikan

Aturan pemberian dan


dosis

DM TIPE 1
Pada DM tipe 1, pasien harus di
terapi dengan MDI (Multiple-Dose
Insulin) injeksi (3-4 kali injeksi per
hari dengan insulin basal dan
insulin prandial) atau CSII
(Continous Subcutaneous Insulin
Infusion)

DM TIPE 2
Pada

DM tipe 2 insulin diberikan


jika dengan menggunakan
monoterapi non insulin gula darah
tidak terkontrol.
Untuk memulai terapi insulin
ketika glukosa darah 300-350
mg/dL (16,7-19,4 mmol/L) dan/atau
A1C 10-12%

Profil farmakokinetik
OAD
Biguanid

(Metformin)
Penyerapan oral metformin adalah
50-60% dan dieksresi di ginjal.
Metformin terakumulasi pada pasien
dengan penurunan fungsi ginjal.
Waktu paruh dari metformin sekitar
1,5 sampai 4,5 jam, tetapi durasi
kerjanya jauh lebih lama dan
memungkinkan dua kali dosis harian.

Profil farmakokinetik
OAD
Sulfonylurea

Terikat pada protein terutama albumin (90100%)


Makanan tidak mengganggu penyerapan obat,
sehingga dapat diserap dengan baik, Waktu
paruh dari obat golongan ini 1,5 -4,5 jam
setelah pemberian dosis tunggal. Duration of
action dapat bertahan selama 24 jam.
Dimetabolime sepenuhnya di hati, dan hasil
metabolisme dari golongan sulfonylurea
diekskresikan melalui feses ataupun urin.

Profil farmakokinetik
OAD
Thiazolidindion

Pioglitazone dan Rosiglitazone diserap dengan baik


dengan atau tanpa makanan. Keduanya sangat terikat
pada protein albumin (> 99%). Pioglitazone terutama
dimetabolisme oleh CYP2C8, dan untuk tingkat yang
lebih rendah oleh CYP3A4 (17%) dengan mayoritas
dieliminasi dalam tinja. Rosiglitazone dimetabolisme
oleh CYP2C8 dan untuk yang lebih rendah oleh
CYP2C9, maka terkonjugasi dalam dua pertiga dalam
air seni dan sepertiga dalam tinja. Waktu paruh dari
pioglitazone dan rosiglitazone adalah 3-7 jam dan 3-4
jam . kedua obat memiliki durasi antihiperglikemia
lebih dari 24 jam.

Profil farmakokinetik
insulin

Komplikasi dan
pencegahannya
1. Cardiovascular Disease
CVD merupakan penyebab utama
untuk individu dengan penyakit
diabetes, dimana biasanya terjadi
pada pasien dengan Diabetes
Melitus tipe 2 yang merupakan
faktor resiko yang jelas untuk CVD.

Komplikasi dan
pencegahannya
2. Macrovaskular
a. Hipertension/Blood Pressure Control
Pasien Diabetes dengan Hipertensi harus dilakukan
treatment terhadap tekanan darah sistolik. Tekanan
darah sistolik berada < 140mmHg begitu juga dengan
tekanan darah diastoliknya diharapkan berada <
80mmHg.
Pencegahan
Terapi untuk pasien Diabetes dengan Hipertensi dapat
diberikan obat-obat dengan golongan ACE Inhibitor
atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dikarenakan
penggunaannya mengurangi ataupun mencegah
kerusakan pada ginjal.

Komplikasi dan
pencegahannya
b. Dyslipidemia
Pencegahan
Diharapkan pada pasien Diabetes tanpa CVD diharapkan
LDL berada < 100mg/dL sedangkan pada pasien Diabetes
dengan CVD diharapkan LDL berada < 70 mg/dL
Obat yang digunakan golongan Statin dimana obat-obat
golongan statin dapat menurunkan Lipid Level serta
mencegah/menurunkan angka kematian dikarenakan
CVD.
Penggunaan Antiplatelet Agent. Penggunaan obat-obat
Antiplatelet Agent biasanya digunakan untuk pencegahan
terhadap CVD, namun bila sudah memiliki CVD obat-obat
jenis ini digunakan untuk mencegah terjadinya komplikasi
lain dan menurunkan angka kematian.

Komplikasi dan
pencegahannya
Penggunaan

aspirin, dikarenakan
penggunaan aspirin efektif dalam
mengurangi resiko terjadinya CVD. Namun
terapi penggunaan dengan aspirin tidak
dapat dilakukan terhadap pasien diabetes
dengan resiko terjadi CVD <5% ( Pria < umur
50 thn; Wanita < umur 60 thn) dikarenakan
beresiko terjadinya peradarahan.

Dosis Aspirin yang dapat digunakan untuk


terapi ialah 75-162 mg/hari

Anda mungkin juga menyukai