Typhus Abdominalis
Enteric Fever
Febris Typhoidea
Typhoid Fever
Penyakit infeksi akut sistemik Salmonellosis
Salmonella :
Gol. A (S. Paratifi A)
Gol. B (S. Paratifi B)
Gol. C (S. Paratifi C)
Gol. D (S. Tifosa / S. Tifi)
Infeksi :
Penderita
Karier
INSIDENS
Tersebar
Musim panas
Anak besar 5 9 thn
Laki-laki : Perempuan (2-3) : 1
PATOGENESIS
Transplasenter
Oral Enteral
GAMBARAN KLINIK
Masa tunas : 1 3 mgg
Demam
Ggn sal. cerna
Ggn kesadaran
1. Demam :
Mgg I
: meningkat, berangsur
Mgg II
: merata
Mgg III
: menurun, berangsur
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
Febris remitten
2 3 mgg lisis
3. Gangguan kesadaran :
Apati , Somnolen, Delier, Koma
Gejala lain :
Kulit & rambut kering
Bradikardi relatif
Roseola
Lesu, pusing & sakit kepala
LABORATORIUM
LABORATORIUM
1. Darah Tepi :
Anemia ringan
Lekosit = normal, turun atau naik
Trombosit = normal
2. Bakteriologik :
Isolasi S. typhosa
Darah mgg I
Tinja mgg II
Urine mgg III
3. Serologik
Widal
Typhidot M
Diazo
Tubex
4. Sumsum tulang :
Awal penyakit
5. Patologi :
Hiperplasia RES
Inflamasi, nekrosis & Ulcerasi usus
Diagnosis :
1. Klinis :
Demam tiap hari > 1 mgg
Sore & malam > tinggi
Kesan Tifosa / status Tifosa
Kesadaran menurun
Rambut & kulit kering
Bibir kering, pecah-pecah
Lidah kotor, muka pucat
2. Laboratorium :
Biakan darah (+)
Tes Serologik
Diagnosis Banding
Pneumonia
TBC
Sepsis
Meningitis
OMA
DHF, Infeksi virus lain
Malaria
Demam rematik
Keganasan
Pelaksanaan / Pengobatan
1. Simptomatik / Suportif
1.1. Tirah baring
5 hari bebas demam
Mobilisasi
Hari 1 duduk 2 x 15 menit
Hari 2 duduk 2 x 30 menit
Hari 3 jalan
Hari 4 pulang
2. Kausal
Komplikasi :
Perdarahan usus (mgg ke 3)
Perforasi usus (mgg ke 3)
Renjatan septik (mgg ke 2)
Pneumonia
ISK
Ensefalopati
Meningitis
Miokarditis, dll
TETANUS
Tetanus (LOCKJAW)
Inf. akut (toksemia akut) Clostridium tetani
Gram positif
Anaerob
Spora & vegetatif :
Spora : resisten, di tanah, debu rumah, air, usus,
tinja manusia / binatang
Vegetatif : mudah rusak, di usus, tinja manusia
Tidak invasif
Eksotoksin : Tetanospasmin & Tetanolisin
Epidemiologi
Tersebar
Semua umur neonatus
Kejadian menurun : Lingkungan
Perawatan luka
Vaksinasi / Imunisasi
Patogenesis
Spora jaringan (luka) vegetatif toksin
Neurogen
Hipertoni, Spasme,
Toksin
Kejang
Hematogen
Target
Target
Neuromuscular junction
Medulla spinalis
Otak (cerebrum)
Saraf simpatik
Portal of entry :
Luka korpus alienum, nekrosis, tusuk dalam, kontaminasi
Otogen
Kriptogen : luka tidak diketahui, kripte tonsil, gastrointestinal
ONSET PERIOD
Interval keluhan pertama (trismus) kejang
pertama
MANIFESTASI KLINIK
Luka / Portal of entry : reaksi jaringan minimal
Tetanus Neonatus
Tetanus Anak
Generalized Tetanus
Localized Tetanus
Cephalic Tetanus
GEJALA POKOK
Hipertoni :
Gejala utama, selalu ada
Proksimal (rahang & leher) distal
Derajat berbeda
Paling lama
Trismus :
Spasme otot rahang
Gangguan menetek / minum, makan, bicara
Kejang :
Umum, tonik, sadar
Progresif status konvulsi
Keringat banyak, nyeri & lemah
Spasme :
Risus Sardonicus :
Roman muka khas patognomonik
Tetanus anak
Lama menghilang
Gejala lebih jelas kejang
Gejala lain : haus, keringat banyak, asfiksia, aspirasi
Tetanus neonatorum :
3 10 hari setelah lahir luka pusat
Trismus, fish mouth
Diagnosis Banding
Leher kaku :
meningitis
meningismus
Trismus :
proses rongga mulut
proses servikal
Kejang :
meningitis
rabies
sepsis
perdarahan intrakranial
tetani
Prognosis
Umur
Masa tunas
Onset period
Kejang
Hipertermia
Jenis luka
Virulensi
Pengobatan & perawatan
Komplikasi
Imunitas
DERAJAT
DERAJATPENYAKIT
PENYAKIT
Gejala
Gejala obyektif
obyektif
1. Trismus > 3 cm
Tanpa kejang tonik umum
2. Trismus > 1 cm 3 cm
Kejang tonik umum (dirangsang)
3. Trismus 1 cm atau kurang
Kejang tonik umum spontan
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Penderita MRS manipulasi dibatasi; pengobatan
segera & adekuat
A.
A. KAUSAL
KAUSAL
Netralisasi toksin :
SAT (ATS) :
T. Neonatorum 10.000 IU im
T. Anak
20.000 IU im
(Uji sensitivitas)
Human Tetano Immuno Globulin (TIG) :
T. Neonatorum 1500 IU im
T. Anak
3000 IU im
Eradikasi mikroba :
PP
: 100.000 IU/kgBB/hari im
Ampisilin: 100 mg/kgBB/hari iv
Eritromisin / sefalosforin / metronidazol
B.
B. SIMTOMATIK
SIMTOMATIK
Kepekaan jaringan saraf
Relaksasi otot
Kejang
Keadaan umum
Diazepam :
Sedatif
Antikonvulsan
Relaksan
Dosis : 20-40 mg/kgBB/hr iv atau IVFD
Obat lain : luminal, largaktil
Tindakan Lain
Oksigen
Bantuan pernapasan ventilator mekanik
Cairan & elektrolit
Trakeostomi
Penyembuhan
Demam
Kejang
Trismus
Risus Sardonicus & Hipertoni
Tanpa kekebalan atau singkat
Perawatan
1. Tempat perawatan : ICU
Terbuka, tenang, ventilasi
Neonatus : inkubator
2. Diet
3. Membatasi tindakan
4. Mempertahankan jalan napas
5. Letak penderita
6. Perawatan luka
Komplikasi
Bronkopneumoni : aspirasi, baring
Atelektasis
Infeksi nosokomial
Mekanis :
Fraktura kompresi
3 tahun
Spondilolistesis
Kematian
Gagal napas spasme glottis, otot pernapasan
Anoksia otak
Bronkopneumoni
Status Konvulsi
Pencegahan
Perawatan luka
Antimikroba luka risiko tinggi
Pemotongan & perawatan tali pusat
Vaksinasi ibu & bayi
Bila ada luka sifat luka, status imunisasi
Luka risiko tinggi
Non imum
Imun
: Booster
:-
DIPHTHERIA
= DIFTERI
Toksin Difteri
Rantai polipeptida tunggal :
Fragmen A (amino) penetrasi sel
Fragmen B (karboksil) reseptor
Afinitas : jantung, saraf & endotel vask
meluas pseudomembran :
epitel, fibrin, leko, eri
bakteri
Epidemiolog
i
Tersebar
Endemis
80% : < 15 thn 2 5 thn
Kejadian >>> imunitas populasi
Masa Tunas
1 6 hari
GAMBARAN KLINIK
Lokasi & luas membran
Status kekebalan
Jumlah toksin
Lama sakit
Difteri tonsil/faring toksemia
Difteri laring/trakea obstruksi
KLASIFIKASI
Difteri Respiratorik :
D. Hidung
D. Tonsil / faring
D. Laring / trakea
Difteri nonrespiratorik :
D. Kulit, konyungtiva, genitalia
GEJALA UTAMA
Membran Khas :
tepi hiperemis
GEJALA TAMBAHAN
Tergantung lokasi :
D. Hidung :
>> sekunder, primer 2%
keluh kesah <<
sekret serosanguineous
iritasi lobang hidung & bibir atas
spekulum membran
Prognosis baik
Kronis sumber infeksi
DD/ : Corpus alienum
Rhinitis
Sangat berat :
Bullneck (adenitis + periadenitis + udem)
Toksemia akut : kollaps vaskuler
Miokarditis
Infeksi sekunder : bronkopnemoni
DD/ :
Tonsilitis folikularis
D. Laring
Sekunder >>>
Batuk menggonggong
Serak, stridor
Obstruksi sal. napas : sesak, retraksi, sianosis
DD/ :
Laringitis kausa lain
Spasmodic croup (acute subglottic udema)
Corpus alienum
Abses retrofaringeal/peritonsiler
DIAGNOSIS
Gambaran klinis : membran khas
gejala lain
Bakteriologik (nasopharyngeal swab)
preparat apus & biakan
Penunjang
EKG, CPK, urin & darah rutin
KOMPLIKASI
Trac. Respiratorius : bronkopnemoni, atelektasis
Kardiovaskuler :
PENGOBATAN
Segera MRS segera pengobatan
Korelasi : komplikasi / berat / mortalitas
saat pengobatan
A. Pengobatan spesifik :
I. Serum Anti Difteri (SAD)
-
Dosis
Bull neck
D. Laring
Komplikasi :
Miokarditis
Kollaps vask.
Late cases
Cara pemberian dosis tunggal intravena perdrips
1. Didahului :
II. ANTIBIOTIKA
Penisilin :
C. Diphtheriae
Infeksi sekunder : Streptokok.
PENGAMATAN LANJUT
Tanda vital
Membran
Perubahan suara & makan, defikasi
Bunyi, irama, frekuensi & pembesaran jantung
(EKG, CPK)
PROGNOSIS
Penyakit :
virulensi
lokalisasi & luas membran
infeksi sekunder
Penderita : status kekebalan
Faktor lain : pengobatan & perawatan
KEMATIAN
Mortalitas : 10% (3-25%)
Non immunized
Tahap dini (< 2 mgg) :
toksemia akut : kollaps vaskuler
obstruksi saluran napas
Tahap lanjut (> 2 mgg) :
miokarditis gagal jantung
infeksi sekunder bronkopnemoni
respiratory paralysis
IMUNITAS
Pasif : - transplasenter
- SAD
Aktif : - vaksinasi
- sembuh, silent infection
Mengetahui imun atau serasi tes SCHICK
positif serasi
negatif kebal
SEMBUH :
- klinis carrier
- bakteriologis
Imunisasi setiap penderita sembuh
MORBILLI
= Measles, Rubeola,
Campak
Patogenesis
Patogenesis
Virus mukosa sal. napas / konjungtiva multiplikasi
kel. limfe regional viremia
Gambaran
Gambaran Klinis
Klinis
Masa tunas : 10 12 hari
Masa prodromal (Kataralis) : 3 5 hari
Demam : selalu ada
Radang selaput lendir 3 C :
Coryza (rhinitis)
Cough
Conjunctivitis
Enanthem : - Bercak merah pd uvula & palatum
Kopliks spots patognomonis
DD/ : sisa / endapan susu
stomatitis / moniliasis
Komplikasi
Bronkopnemoni (sering) konvalesensi
Diare
Ensefalitis / ensefalopati : setiap masa
TBC aktif / berat
Otitis media
Prognosis
Prognosis
Umur
Gizi
Komplikasi
Imunitas
Perawatan
Diagnosis
Gambaran klinis paling penting
Lab : - Isolasi virus
- serologik
PENCEGAHAN
Imunisasi AKTIF
mulai umur 9 bln
tunggal / gabungan : MMR
Imunisasi PASIF
Gammaglobulin
Mencegah / meringankan peny.
Ditujukan klpk. risiko tinggi : neonatus/bayi kecil,
PEM, KJB, TBC, def. imun
VARICELLA
= Chickenpox (CP) = Cacar air
Etiologi
Virus varicella-zoster (VZV)
Spektrum manifestasi klinis :
Varicella (CP) & H. Zoster
Darah, vesikel & nasofaring
Penularan Varicella
Sangat menular :
Langsung
: droplet
Insiden
Peny. anak : 2 8 thn
Kebal seumur hidup
Jarang pd bayi
Tersebar / endemis / wabah
Klinis
Masa tunas : 10 20 hari
Masa prodromal : tidak ada / singkat : gejala ringan
Rash keluh kesah : paralel
Eksantem / Rash CP
Polimorf : makula-papula-vesikula-pustula-krusta
Perubahan rash : 6 8 jam
Perlangsungan : 3 4 hari
Distribusi : sentripetal
Badan, anggota gerak
Pruritus
Krusta lepas : 1 3 minggu
Bekas putih sembuh sempurna
Enantem
Vesikel pecah ulkus
Ceper : palatum, konjungtiva, kornea, faring, laring, vulva dll
Sifat-sifat vesikel
Superfisial, berbatas tegas
Tetesan air
Dinding tipis, mudah pecah
Dikelilingi zone eritema
Diagnosis
Komplikasi
Prognosis
Pengobatan
Simtomatik : Demam : antipiretik
Pruritus : Lokal : Bedak salisil 1-2 %
Sistemik : antihistamin
Kebersihan : jari, kuku, kulit, t. tidur
Kausal :
Acyclovir
1. Bentuk berat
2. Defisiensi imun
PAROTITIS EPIDEMICA
= MUMPS
Patogenesi
s
Gambaran Klinik
Masa tunas : 16 18 hari
Derajat berat : berbeda-beda lokalisasi
>> Parotitis uni/bilateral
Gld. Submaxillaris
Gld. Sublingualis
Orchitis, Meningoensefalitis, kelenjar lain
DD / :
Komplikasi
Tuli unilateral
Neuritis N VII, myeltis
Miokarditis
Prognosis : Baik
Epididymo-orchitis
Sering : urutan ke-2
Gejala :
Demam dll
Nyeri abd-bawah
Testis bengkak & nyeri (4x)
Demam turun bengkak testis berkurang
Atrofi 50%
Sterilitas & impotensi kurang
Meningoensefalitis :
10%
3 10 hari post parotitis
Mendahului / tanpa parotitis
Gejala umum : demam
Tanda-tanda rangsang mening
Likuor : pleositosis limfosit
Protein meningkat
P/ baik tanpa sequele
Kekebalan
Bayi : pasif dari ibu
Post inf : kebal seumur hidup
Skin test pos : kebal
Epidemiologi
Pengobatan
Jamin intake
Gammaglobulin
Umum :
Hindari kontak
Perbaikan pemukiman
Spesifik :
Pasif ?
Aktif : vaksinasi
Pencegahan
MANIFESTASI KLINIK
Asimtomatik (Silent Dengue Infectious)
Undifferentiated Febrile Illness
Demam Dengue
Demam Berdarah Dengue : - Tanpa renjatan
- Dgn renjatan (DSS)
Infeksi akut : Arbo Virus Den 1,2,3 & 4
Aedes Aegypti : kota
Aedes Albopictus : desa
Manila : 1963, Indonesia 1968
Patogenesis
Hipotesis infeksi sekunder (S. Halstead)
Hipotesis infeksi primer / virulensi
Fenomena Patofisiologi
1. Kerusakan vaskuler
2. Kebocoran plasma
3. Perdarahan
Gambaran Klinik
Masa tunas : 2 7 hari
Umur
: 5 9 tahun
Sex
:L=P
Gejala Utama
Demam :
Mendadak
Hiperpireksia
2 7 hari
Menurun secara lisis
Perdarahan :
Kulit : uji TORNIQUET
Spontan : peteki, ekimosis, memar
Gusi, epistaksis, subkonyungtiva
Saluran cerna : melena / hematemesis
Hepatomegali :
Nyeri tekan
Progressif renjatan
Renjatan :
Kegagalan sirkulasi : S < 80 mmHg
Tek. Nadi < 20 mmHg
Nadi cepat, lemah
Oliguri, anuri
Gelisah , lesu, akral dingin , sianosis
10-30 % DBD
Hari 5 - 6
Gejala lain :
anoreksia
mual, muntah
sakit perut/epigastrium
diare
mialgia, artralgia, sefalgia
kejang-kejang
DIAGNOSA
Patokan WHO
Klinis :
1. Demam < 7 hari
2. Perdarahan
3. Hepatomegali
4. Renjatan
LABORATORIUM
1. Trombositopeni (< 100.000/mm)
2. Hemokonsentrasi (Akut-Konv > 20%)
WHO : min. gejala 2/> & Lab pos
Penunjang D/ : Ro
Foto toraks : Lateral Dekubitus Kanan (LDK)
Efusi pleura pos
Arti klinis Ht
Diagnosa
Follow up :
Renjatan
Perdarahan
Perbaikan
II.
Tatalaksana Pengobatan
Pengobatan Lain
Antipiretik : parasetamol, kompres
Antikonvulsan : diasepam, phenobarbital
Oksigen
Transfusi darah
Antibiotik
DBD IV
RL guyur/bolus 100 200 ml
15 30 mnt
DBD III
RL 20 ml/kgBB/jam
1 jam
Teratasi
Renjatan
Belum teratasi
RL 10 ml/kgBB/jam
+
Plasma/pengganti
10-20 ml/kgBB/jam
(max. 20-30 ml/kgBB/hari)
1 jam
Renjatan
Belum teratasi
Perawatan khusus
10 ml/kgBB/jam
4 6 jam
Keadaan umum baik
RL : Dext. 5% = 1:1
5 7 ml/kgBB/jam
48
Sesuai
keadaan
Teratasi