Anda di halaman 1dari 104

DEMAM TIFOID

Typhus Abdominalis
Enteric Fever
Febris Typhoidea
Typhoid Fever
Penyakit infeksi akut sistemik Salmonellosis

Salmonella :
Gol. A (S. Paratifi A)
Gol. B (S. Paratifi B)
Gol. C (S. Paratifi C)
Gol. D (S. Tifosa / S. Tifi)

Infeksi :
Penderita
Karier

INSIDENS
Tersebar
Musim panas
Anak besar 5 9 thn
Laki-laki : Perempuan (2-3) : 1

PATOGENESIS
Transplasenter
Oral Enteral

GAMBARAN KLINIK
Masa tunas : 1 3 mgg
Demam
Ggn sal. cerna
Ggn kesadaran
1. Demam :
Mgg I
: meningkat, berangsur
Mgg II
: merata
Mgg III
: menurun, berangsur
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
Febris remitten
2 3 mgg lisis

2. Gangguan saluran cerna


Foetor ex ore
Bibir kering, terkelupas, pecah-pecah
Lidah kotor (Coated tongue)
Anorexia
Mual
Muntah
Meteorismus
Konstipasi / Diare
Hepatomegali / Splenomegali

3. Gangguan kesadaran :
Apati , Somnolen, Delier, Koma
Gejala lain :
Kulit & rambut kering
Bradikardi relatif
Roseola
Lesu, pusing & sakit kepala

LABORATORIUM
LABORATORIUM
1. Darah Tepi :
Anemia ringan
Lekosit = normal, turun atau naik
Trombosit = normal
2. Bakteriologik :
Isolasi S. typhosa
Darah mgg I
Tinja mgg II
Urine mgg III

3. Serologik
Widal
Typhidot M
Diazo
Tubex

4. Sumsum tulang :
Awal penyakit
5. Patologi :
Hiperplasia RES
Inflamasi, nekrosis & Ulcerasi usus

Diagnosis :
1. Klinis :
Demam tiap hari > 1 mgg
Sore & malam > tinggi
Kesan Tifosa / status Tifosa
Kesadaran menurun
Rambut & kulit kering
Bibir kering, pecah-pecah
Lidah kotor, muka pucat
2. Laboratorium :
Biakan darah (+)
Tes Serologik

Demam Tifoid Berat :


1. Toksik :
Kesadaran menurun
Muntah hebat Dehidrasi
Renjatan Septik
2. Komplikasi berat :
Perdarahan / perforasi usus
Ensefalitis / Ensefalopati
Meningitis, Miokarditis

Diagnosis Banding
Pneumonia
TBC
Sepsis
Meningitis
OMA
DHF, Infeksi virus lain
Malaria
Demam rematik
Keganasan

Pelaksanaan / Pengobatan
1. Simptomatik / Suportif
1.1. Tirah baring
5 hari bebas demam
Mobilisasi
Hari 1 duduk 2 x 15 menit
Hari 2 duduk 2 x 30 menit
Hari 3 jalan
Hari 4 pulang

1.2. Masukan cairan & makanan


Makan biasa
Cukup cairan, kalori, tinggi protein, vitamin,
tidak merangsang
Tidak banyak serat & gas

1.3. Transfusi darah


Perdarahan (renjatan hemoragik) = 10-20 ml/kgBB
1.4. Hiperpireksia kompres
1.5. Konstipasi Stool Softener
1.6. Kortikosteroid :

2. Kausal

2.1. Pilihan pertama :


Kloramfenikol / Tiamfenikol
100 mg/kgBB/hari
10 hari
2.2. Pilihan lain :
Kotrimoxazole : trimetroprim 6mg/kgBB/hari 10 hari
Amoksisilin : 100 mg/kgBB/hari 10 hari
Sefriakson : 80 mg/kgBB/hari 5 hari

Komplikasi :
Perdarahan usus (mgg ke 3)
Perforasi usus (mgg ke 3)
Renjatan septik (mgg ke 2)
Pneumonia
ISK
Ensefalopati
Meningitis
Miokarditis, dll

TETANUS

Tetanus (LOCKJAW)
Inf. akut (toksemia akut) Clostridium tetani
Gram positif
Anaerob
Spora & vegetatif :
Spora : resisten, di tanah, debu rumah, air, usus,
tinja manusia / binatang
Vegetatif : mudah rusak, di usus, tinja manusia
Tidak invasif
Eksotoksin : Tetanospasmin & Tetanolisin

Epidemiologi

Tersebar
Semua umur neonatus
Kejadian menurun : Lingkungan
Perawatan luka
Vaksinasi / Imunisasi

Patogenesis
Spora jaringan (luka) vegetatif toksin

Neurogen
Hipertoni, Spasme,

Toksin

Kejang
Hematogen

Target
Target

Neuromuscular junction

Medulla spinalis
Otak (cerebrum)
Saraf simpatik

Portal of entry :
Luka korpus alienum, nekrosis, tusuk dalam, kontaminasi
Otogen
Kriptogen : luka tidak diketahui, kripte tonsil, gastrointestinal

MASA TUNAS : 5 14 hari


Derajat infeksi / perkembangan mikroba
Status kekebalan

ONSET PERIOD
Interval keluhan pertama (trismus) kejang
pertama

MANIFESTASI KLINIK
Luka / Portal of entry : reaksi jaringan minimal
Tetanus Neonatus
Tetanus Anak
Generalized Tetanus
Localized Tetanus
Cephalic Tetanus

GEJALA POKOK
Hipertoni :
Gejala utama, selalu ada
Proksimal (rahang & leher) distal
Derajat berbeda
Paling lama
Trismus :
Spasme otot rahang
Gangguan menetek / minum, makan, bicara

Kejang :
Umum, tonik, sadar
Progresif status konvulsi
Keringat banyak, nyeri & lemah
Spasme :

Leher, kaku kuduk, Kernig sign, opistotonus,

dinding perut, ekstremitas

Risus Sardonicus :
Roman muka khas patognomonik
Tetanus anak
Lama menghilang
Gejala lebih jelas kejang
Gejala lain : haus, keringat banyak, asfiksia, aspirasi
Tetanus neonatorum :
3 10 hari setelah lahir luka pusat
Trismus, fish mouth

Diagnosis Banding
Leher kaku :
meningitis
meningismus
Trismus :
proses rongga mulut
proses servikal
Kejang :
meningitis
rabies
sepsis
perdarahan intrakranial
tetani

Prognosis
Umur
Masa tunas
Onset period
Kejang
Hipertermia
Jenis luka
Virulensi
Pengobatan & perawatan
Komplikasi
Imunitas

DERAJAT
DERAJATPENYAKIT
PENYAKIT
Gejala
Gejala obyektif
obyektif
1. Trismus > 3 cm
Tanpa kejang tonik umum
2. Trismus > 1 cm 3 cm
Kejang tonik umum (dirangsang)
3. Trismus 1 cm atau kurang
Kejang tonik umum spontan

PENGOBATAN
PENGOBATAN
Penderita MRS manipulasi dibatasi; pengobatan
segera & adekuat

A.
A. KAUSAL
KAUSAL
Netralisasi toksin :
SAT (ATS) :
T. Neonatorum 10.000 IU im
T. Anak

20.000 IU im

(Uji sensitivitas)
Human Tetano Immuno Globulin (TIG) :
T. Neonatorum 1500 IU im
T. Anak

3000 IU im

Eradikasi mikroba :
PP
: 100.000 IU/kgBB/hari im
Ampisilin: 100 mg/kgBB/hari iv
Eritromisin / sefalosforin / metronidazol

B.
B. SIMTOMATIK
SIMTOMATIK
Kepekaan jaringan saraf
Relaksasi otot
Kejang
Keadaan umum
Diazepam :
Sedatif
Antikonvulsan
Relaksan
Dosis : 20-40 mg/kgBB/hr iv atau IVFD
Obat lain : luminal, largaktil

Tindakan Lain
Oksigen
Bantuan pernapasan ventilator mekanik
Cairan & elektrolit
Trakeostomi

Penyembuhan
Demam
Kejang
Trismus
Risus Sardonicus & Hipertoni
Tanpa kekebalan atau singkat

Perawatan
1. Tempat perawatan : ICU
Terbuka, tenang, ventilasi
Neonatus : inkubator
2. Diet
3. Membatasi tindakan
4. Mempertahankan jalan napas
5. Letak penderita
6. Perawatan luka

Komplikasi
Bronkopneumoni : aspirasi, baring
Atelektasis
Infeksi nosokomial
Mekanis :

Fraktura kompresi
3 tahun
Spondilolistesis

Kematian
Gagal napas spasme glottis, otot pernapasan
Anoksia otak
Bronkopneumoni
Status Konvulsi

Pencegahan
Perawatan luka
Antimikroba luka risiko tinggi
Pemotongan & perawatan tali pusat
Vaksinasi ibu & bayi
Bila ada luka sifat luka, status imunisasi
Luka risiko tinggi
Non imum
Imun

: SAT/TIG + Imunisasi Dasar

: Booster

Luka kecil & bersih


Non imun : imunisasi dasar
Imun

:-

DIPHTHERIA
= DIFTERI

Inf. akut sistemik Corynebacterium diphtheriae


Gejala klinik lokal & sistemik Toksin
Sifat-sifat C. diphtheriae :
Gram positif
Portal of entry mukosa sal. napas toksin & membran

Toksin Difteri
Rantai polipeptida tunggal :
Fragmen A (amino) penetrasi sel
Fragmen B (karboksil) reseptor
Afinitas : jantung, saraf & endotel vask

Patogenesis & Patologi


Penderita / karier infeksi tetes individu lain mikroba
portal of entry eksotoksin nekrosis mikroba
Nekrosis
Radang + eksudat

meluas pseudomembran :
epitel, fibrin, leko, eri
bakteri

Toksin membran sirkulasi

Epidemiolog
i
Tersebar
Endemis
80% : < 15 thn 2 5 thn
Kejadian >>> imunitas populasi

Masa Tunas
1 6 hari

GAMBARAN KLINIK
Lokasi & luas membran
Status kekebalan
Jumlah toksin
Lama sakit
Difteri tonsil/faring toksemia
Difteri laring/trakea obstruksi

KLASIFIKASI
Difteri Respiratorik :
D. Hidung
D. Tonsil / faring
D. Laring / trakea
Difteri nonrespiratorik :
D. Kulit, konyungtiva, genitalia

GEJALA UTAMA
Membran Khas :

tebal, putih kelabu

tepi hiperemis

sukar diangkat & mudah berdarah

GEJALA TAMBAHAN
Tergantung lokasi :
D. Hidung :
>> sekunder, primer 2%
keluh kesah <<
sekret serosanguineous
iritasi lobang hidung & bibir atas
spekulum membran
Prognosis baik
Kronis sumber infeksi
DD/ : Corpus alienum
Rhinitis

D. Tonsil & Faring (75 85%)


Ringan :
kekebalan parsial
keluhan << / tidak ada sulit dik.
Tidak ada membran, biakan positif
Sedang :
demam subfebril, anoreksia, sakit menelan
pembesaran kel. limfe servikal (tidak nyeri)
membran positif
Berat :
membran luas >> tonsil : uvula, palatum
dinding faring

Sangat berat :
Bullneck (adenitis + periadenitis + udem)
Toksemia akut : kollaps vaskuler
Miokarditis
Infeksi sekunder : bronkopnemoni
DD/ :
Tonsilitis folikularis

D. Laring

Sekunder >>>
Batuk menggonggong
Serak, stridor
Obstruksi sal. napas : sesak, retraksi, sianosis
DD/ :
Laringitis kausa lain
Spasmodic croup (acute subglottic udema)
Corpus alienum
Abses retrofaringeal/peritonsiler

DIAGNOSIS
Gambaran klinis : membran khas
gejala lain
Bakteriologik (nasopharyngeal swab)
preparat apus & biakan
Penunjang
EKG, CPK, urin & darah rutin

KOMPLIKASI
Trac. Respiratorius : bronkopnemoni, atelektasis
Kardiovaskuler :

Kolaps vask (mgg I)

Miokarditis (mgg II)


Nefritis
CNS : neuritis paralisis
bilateral, tidak nyeri, sembuh
sempurna palatum molle, mata, otot lain
(leher, badan, anggota gerak)

PENGOBATAN
Segera MRS segera pengobatan
Korelasi : komplikasi / berat / mortalitas
saat pengobatan
A. Pengobatan spesifik :
I. Serum Anti Difteri (SAD)
-

Pemberian secepat mungkin

Dosis adekuat menetralisir toksin :


Masih bebas
Masih melekat pd membran sel
Pada portal of entry

Dosis

40.000 IU : membran terbatas pada tonsil


80.000 IU : membran meluas : uvula, palatum, ddg faring
120.000 IU

Bull neck
D. Laring
Komplikasi :

Miokarditis

Kollaps vask.
Late cases
Cara pemberian dosis tunggal intravena perdrips

SAD serum heterolog :

1. Didahului :

Skin & eye test


Riwayat : penyakit alergi, dapat serum
Penderita serasi/sensitif : desensibilisasi
2. Siapkan adrenalin
3. Pengawasan : selama & sesudah
4. Sarana : penanggulangan reaksi anafilaktik

II. ANTIBIOTIKA
Penisilin :

C. Diphtheriae
Infeksi sekunder : Streptokok.

Dosis : 100.000 IU/kgBB/hr

III. KORTIKOSTEROID (PREDNISON)


Difteri berat
Late cases
Dosis : 2 mg/kgBB/hr

B. Pengobatan Umum / Suportif


Tirah baring 2-3 minggu
Isolasi
Jamin intake cairan & makanan
Bentuk makanan toleransi
sonde lambung
Aspirasi sekret
Sedatif, antitussif
Obstruksi jalan napas : oksigen, trakeotomi
Paralisis pernapasan : respirator

PENGAMATAN LANJUT
Tanda vital
Membran
Perubahan suara & makan, defikasi
Bunyi, irama, frekuensi & pembesaran jantung
(EKG, CPK)

PROGNOSIS
Penyakit :
virulensi
lokalisasi & luas membran
infeksi sekunder
Penderita : status kekebalan
Faktor lain : pengobatan & perawatan

KEMATIAN
Mortalitas : 10% (3-25%)
Non immunized
Tahap dini (< 2 mgg) :
toksemia akut : kollaps vaskuler
obstruksi saluran napas
Tahap lanjut (> 2 mgg) :
miokarditis gagal jantung
infeksi sekunder bronkopnemoni
respiratory paralysis

IMUNITAS
Pasif : - transplasenter
- SAD
Aktif : - vaksinasi
- sembuh, silent infection
Mengetahui imun atau serasi tes SCHICK
positif serasi
negatif kebal
SEMBUH :

- klinis carrier

- bakteriologis
Imunisasi setiap penderita sembuh

MORBILLI
= Measles, Rubeola,
Campak

Inf. akut sistemik, sangat menular


Virus morbilli :
virus RNA
mati cahaya matahari
isolasi dari nasofaring, darah & urin (mgg I)
monotypis
penularan : langsung : infeksi tetes
tidak langsung : udara dll
transplasenter kongenital
Insiden :
Tersebar
Masa anak : 9 bln - < 5 thn

Patogenesis
Patogenesis
Virus mukosa sal. napas / konjungtiva multiplikasi
kel. limfe regional viremia

Gambaran
Gambaran Klinis
Klinis
Masa tunas : 10 12 hari
Masa prodromal (Kataralis) : 3 5 hari
Demam : selalu ada
Radang selaput lendir 3 C :
Coryza (rhinitis)
Cough
Conjunctivitis
Enanthem : - Bercak merah pd uvula & palatum
Kopliks spots patognomonis
DD/ : sisa / endapan susu
stomatitis / moniliasis

Masa erupsi (Std. Exanthem) : 2 4 hari


3 C menghebat
Demam meningkat, KU jelas terganggu
Measly appearance
Rash / erupsi / exanthem :
Makula papular merah
Proximal distal : belk. Telinga muka leher
badan anggota gerak
Pruritus
Makula-papular hiperpigmentasi deskuamasi
(tidak ada pd telapak tangan / kaki)
Korelasi : luas / hebatnya rash dgn beratnya penyakit

Masa Konvalesensi : 1 3 mgg


Suhu badan menurun (krisis)
Hiperpigmentasi deskuamasi
3 C cepat menghilang, kecuali batuk
Penularan : masa prodromal 1 mgg rash
Sembuh : kekebalan seumur hidup & tidak ada karier

Komplikasi
Bronkopnemoni (sering) konvalesensi
Diare
Ensefalitis / ensefalopati : setiap masa
TBC aktif / berat
Otitis media

Prognosis
Prognosis
Umur
Gizi
Komplikasi
Imunitas
Perawatan

Diagnosis
Gambaran klinis paling penting
Lab : - Isolasi virus
- serologik

DD/ : Rubella, Scarlet fever, Eksantema subitum,


Erupsi obat, Miliaria
Perlu diperhatikan :
Sumber infeksi
Status imunisasi
Tipe prodromal
Gambaran klinis : jenis & distribusi rash
Tanda patognomonik

PERAWATAN DAN PENGOBATAN


Self limited diseases
Supportif & simtomatik :
Vit. A
Kamar : ventilasi & iluminasi
Kebersihan kulit pruritus & infeksi sekunder
Jamin makanan & cairan
Simtomatik : antipiretik, antitusif & inf. sekunder

Komplikasi : pengobatan adekuat


Pertimbangan profilaksis antimikroba :
Umur
Gizi
Berat penyakit
Riwayat otitis media
Tempat perawatan

PENCEGAHAN
Imunisasi AKTIF
mulai umur 9 bln
tunggal / gabungan : MMR
Imunisasi PASIF
Gammaglobulin
Mencegah / meringankan peny.
Ditujukan klpk. risiko tinggi : neonatus/bayi kecil,
PEM, KJB, TBC, def. imun

VARICELLA
= Chickenpox (CP) = Cacar air

Etiologi
Virus varicella-zoster (VZV)
Spektrum manifestasi klinis :
Varicella (CP) & H. Zoster
Darah, vesikel & nasofaring

Penularan Varicella
Sangat menular :
Langsung

: droplet

Tidak langsung : udara


Transplasenter

Insiden
Peny. anak : 2 8 thn
Kebal seumur hidup
Jarang pd bayi
Tersebar / endemis / wabah

Klinis
Masa tunas : 10 20 hari
Masa prodromal : tidak ada / singkat : gejala ringan
Rash keluh kesah : paralel

Eksantem / Rash CP
Polimorf : makula-papula-vesikula-pustula-krusta
Perubahan rash : 6 8 jam
Perlangsungan : 3 4 hari
Distribusi : sentripetal
Badan, anggota gerak
Pruritus
Krusta lepas : 1 3 minggu
Bekas putih sembuh sempurna

Enantem
Vesikel pecah ulkus
Ceper : palatum, konjungtiva, kornea, faring, laring, vulva dll

Sifat-sifat vesikel
Superfisial, berbatas tegas
Tetesan air
Dinding tipis, mudah pecah
Dikelilingi zone eritema

Diagnosis

Gambaran klinik : KU tidak terganggu


Sifat rash & enantem
Sumber infeksi
Isolasi virus
Serologik

Komplikasi

Inf. sekunder : Pioderma sepsis


CNS : Meningoensefalitis, Neuritis
Pnemoni varicella
Hepatitis varicella
Fatal : def. imun

Prognosis

Peny. ringan sembuh spontan

Pengobatan
Simtomatik : Demam : antipiretik
Pruritus : Lokal : Bedak salisil 1-2 %
Sistemik : antihistamin
Kebersihan : jari, kuku, kulit, t. tidur
Kausal :
Acyclovir
1. Bentuk berat
2. Defisiensi imun

PAROTITIS EPIDEMICA
= MUMPS

Tidak selalu wabah


Tidak selalu radang gld. Parotis
Kausa : Myxovirus Parotiditis
- Jaringan kelenjar
- Saraf
Terutama : kel. parotis
Akut isolasi : saliva, darah, urin

Patogenesi
s

Virus hidung / mulut proliferasi : kel. parotis /


sal. napas viremia jar. Kel / saraf

Gambaran Klinik
Masa tunas : 16 18 hari
Derajat berat : berbeda-beda lokalisasi
>> Parotitis uni/bilateral
Gld. Submaxillaris
Gld. Sublingualis
Orchitis, Meningoensefalitis, kelenjar lain

Infeksi Gld. Parotis


Gej. Umum : demam dll
Sakit telinga : mengunyah
Pembesaran kelenjar parotis :
maks. 1 3 hari
telinga : ke atas & ke luar
nyeri hebat
6 10 hari
unilateral
Inf. gld. submaxillaris & sublingualis dapat tanpa parotitis

DD / :

Adenitis : servikal ant, preaurikular


Parotitis supurativa
Recurrent parotitis

Komplikasi
Tuli unilateral
Neuritis N VII, myeltis
Miokarditis

Prognosis : Baik

Epididymo-orchitis
Sering : urutan ke-2

Sesudah / mendahului parotitis


Manifestasi tunggal
Unilateral 20 30 %, bilateral 2 %
D/ tanpa parotitis Complement Fixing Ab.

Gejala :
Demam dll
Nyeri abd-bawah
Testis bengkak & nyeri (4x)
Demam turun bengkak testis berkurang
Atrofi 50%
Sterilitas & impotensi kurang

Meningoensefalitis :
10%
3 10 hari post parotitis
Mendahului / tanpa parotitis
Gejala umum : demam
Tanda-tanda rangsang mening
Likuor : pleositosis limfosit
Protein meningkat
P/ baik tanpa sequele

Kekebalan
Bayi : pasif dari ibu
Post inf : kebal seumur hidup
Skin test pos : kebal

Epidemiologi

Endemik, seluruh dunia


Tempat padat
Umur : 5 10 tahun
Penyebaran : inf. tetes

Self limiting disease


Nyeri analgesik

Pengobatan

Jamin intake
Gammaglobulin

Umum :
Hindari kontak

Insiden orchitis kurang


Kortikosteroid orchitis

Perbaikan pemukiman
Spesifik :
Pasif ?
Aktif : vaksinasi

Pencegahan

DEMAM BERDARAH DENGUE


= DBD

MANIFESTASI KLINIK
Asimtomatik (Silent Dengue Infectious)
Undifferentiated Febrile Illness
Demam Dengue
Demam Berdarah Dengue : - Tanpa renjatan
- Dgn renjatan (DSS)
Infeksi akut : Arbo Virus Den 1,2,3 & 4
Aedes Aegypti : kota
Aedes Albopictus : desa
Manila : 1963, Indonesia 1968

Patogenesis
Hipotesis infeksi sekunder (S. Halstead)
Hipotesis infeksi primer / virulensi

Fenomena Patofisiologi
1. Kerusakan vaskuler
2. Kebocoran plasma
3. Perdarahan

Gambaran Klinik
Masa tunas : 2 7 hari
Umur

: 5 9 tahun

Sex

:L=P

Gejala Utama
Demam :
Mendadak
Hiperpireksia
2 7 hari
Menurun secara lisis

Perdarahan :
Kulit : uji TORNIQUET
Spontan : peteki, ekimosis, memar
Gusi, epistaksis, subkonyungtiva
Saluran cerna : melena / hematemesis
Hepatomegali :
Nyeri tekan
Progressif renjatan

Renjatan :
Kegagalan sirkulasi : S < 80 mmHg
Tek. Nadi < 20 mmHg
Nadi cepat, lemah
Oliguri, anuri
Gelisah , lesu, akral dingin , sianosis
10-30 % DBD
Hari 5 - 6

Gejala yang mendahului renjatan :


nyeri abdomen
gelisah
hati membesar progressif
hematemesis / melena
hematokrit (Ht) meningkat progressif

Gejala lain :
anoreksia
mual, muntah
sakit perut/epigastrium
diare
mialgia, artralgia, sefalgia
kejang-kejang

DIAGNOSA
Patokan WHO
Klinis :
1. Demam < 7 hari
2. Perdarahan
3. Hepatomegali
4. Renjatan

LABORATORIUM
1. Trombositopeni (< 100.000/mm)
2. Hemokonsentrasi (Akut-Konv > 20%)
WHO : min. gejala 2/> & Lab pos

Penunjang D/ : Ro
Foto toraks : Lateral Dekubitus Kanan (LDK)
Efusi pleura pos
Arti klinis Ht
Diagnosa
Follow up :
Renjatan
Perdarahan
Perbaikan

Derajat DBD (WHO)


I.

Demam + Uji Torniquet pos

II.

Derajat I + Perdarahan spontan

III. Kegagalan sirkulasi (Renjatan)


IV. Renjatan berat :
I & II : DBD tanpa renjatan
III & IV

: DBD renjatan (DSS)

Tatalaksana Pengobatan

Sifat : Simtomatis & Supportif

Prinsip / Tujuan : Mengganti vol. plasma yg hilang


Perbaiki KU

Mengganti Vol. Plasma


A. DBD tanpa renjatan :
Minum banyak : 1,5 2 ltr / 24 jam
IVFD bila : Muntah terus
Intake tdk terjamin
Ht meningkat progressif

Pengobatan Lain
Antipiretik : parasetamol, kompres
Antikonvulsan : diasepam, phenobarbital
Oksigen
Transfusi darah
Antibiotik

B. DBD dengan renjatan

DBD IV
RL guyur/bolus 100 200 ml

15 30 mnt

DBD III
RL 20 ml/kgBB/jam

1 jam

Teratasi

Renjatan
Belum teratasi

RL 10 ml/kgBB/jam
+
Plasma/pengganti
10-20 ml/kgBB/jam
(max. 20-30 ml/kgBB/hari)

1 jam

Renjatan

Belum teratasi
Perawatan khusus
10 ml/kgBB/jam

4 6 jam
Keadaan umum baik

RL : Dext. 5% = 1:1
5 7 ml/kgBB/jam

48

Sesuai
keadaan

Teratasi

Anda mungkin juga menyukai