1. Penjumlahan Matriks
Sebagai gambaran awal tentang pengertian dan aturan penjumlahan matriks,
perhatikan permasalahan berikut ini.
Helma dan Tengku adalah siswa teladan dari SMK Nurul Falah Pekanbaru yang
akan mengikuti seleksi siswa teladan tingkat kota Pekanbaru. Penentuan siapa yang
berhak mengikuti seleksi tersebut didasarkan pada jumlah nilai mata pelajaran
Matematika dan Bahasa Inggris kelas X semester 1 dan semester 2. Nilai kedua
mata pelajaran yang dicapai oleh Helma dan Tengku diperlihatkan dalam tabel
berikut. Siapakah dari kedua calon tersebut yang lebih berhak mewakili SMK N 1
Tempel dalam mengikuti seleksi siswa teladan tingkat kabupaten?
16
Matematika
Bhs. Inggris
Tabel 5.
Nilai Matematika dan Bahasa Inggris Calon Siswa Teladan
Semester 1
Semester 2
Jumlah
Helma
Tengku
Helma
Tengku
Helma
Tengku
84
83
83
85
167
168
87
90
89
88
176
178
Berdasarkan data pada Tabel 5 diketahui jumlah nilai untuk mata pelajaran
Matematika dan Bahasa Inggris yang diraih Tengku lebih tinggi dari nilai yang diraih
Helma. Dengan demikian, Tengku lebih berhak mengikuti seleksi siswa teladan
tingkat kabupaten untuk mewakili SMK Nurul Falah Pekanbaru.
84 83
]
87 90
83
B=[
89
85
]
88
C=[
167
176
168
]
178
Jumlah nilai Matematika dan Bahasa Inggris yang diperoleh Helma dan Tengku
pada semester 1 dan 2 diperoleh dengan menjumlahkan elemen-elemen pada
matriks A dengan elemen-elemen pada matriks B yang bersesuaian (seletak)
sebagai berikut.
84
A+B =[
87
83
83 85
]+[
]
90
89 88
17
84 + 83
=[
87 + 89
167
=[
176
83 + 85
]
90 + 88
168
]=C
178
Perhatikan ordo matriks A dan B. Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B
yaitu 2 2. Hasil penjumlahan kedua matriks merupakan matriks berordo 2 2
pula. Penjumlahan matriks A dengan matriks B dilakukan dengan menjumlahkan
setiap elemen matriks A dengan elemen matriks B yang bersesuaian (seletak).
Syarat dan aturan penjumlahan matriks dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dua matriks dapat dijumlahkan apabila ordo kedua matriks adalah sama.
Penjumlahan matriks dilakukan dengan cara menjumlahkan elemen-elemen
matriks yang bersesuaian (seletak).
+ =
Jika A = [
] dan B = [
], maka:
+ +
A+B=[
]+[
]=[
],
+ +
Pada bilangan real, dikenal lawan atau negatif terhadap penjumlahan. Misalnya,
lawan dari 5 adalah -5. Bagaimana dengan penjumlahan matriks? Adakah lawan atau
negatif terhadap penjumlahan matriks? Perhatikan uraian berikut. Diketahui
matriks-matriks
A=[
1 3
]
2 4
dan B = [
1 3
]
2 4
1 + (1) 3 + ( 3)
0 0
]= [
]=0
2 + (2) 4 + (4)
0 0
1 + 1 3 + 3
0 0
B+A=[
]= [
]=0
2 + 2 4 + 4
0 0
Apabila kalian perhatikan, elemen-elemen yang seletak dari matriks A dan
matriks B saling berlawanan. Matriks B disebut lawan atau negatif dari matriks A.
Lawan atau negatif dari matriks A dituliskan . Jadi, = . Dari penjumlahan di
atas, diperoleh
+ = + = .
+ () = () + =
18
Jadi, hasil penjumlahan suatu matriks dengan lawan dari matriks tersebut adalah
matriks O (matriks nol).
Sifat-sifat penjumlahan matriks
a. + ( + ) = ( + ) +
b. + = +
c. + 0 = 0 + =
d. + () = () + =
e. ( + )T = T + T
Contoh Soal 5:
1. Diketahui matriks-matriks berikut :
5 3 2 7
1 3 9 ]
C = [ 5
4
0 4 6
8
9
4 1
a. Tentukan hasil penjumlahan matriks + .
b. Apakah penjumlahan matriks + dapat dilakukan? Jelaskan.
c. Apakah penjumlahan matriks + dapat dilakukan? Jelaskan.
Penyelesaian:
4+9
9+5
2+3
4 9 2
9 5 3
6+1 ]
a. A + B = [0 7 6] + [9 5 1 ] = [0 + (9) 7 + 5
3+2
2 + 7 1 + (5)
3 2 1
2 7 5
13 14 5
= [9 12 7 ]
5
9 4
b. + tidak dapat dijumlahkan karena ordo matriks dan matriks
berbeda.
c. + tidak dapat dijumlahkan karena ordo matriks dan matriks
berbeda.
4 9
A = [0 7
3 2
2
6]
1
9 5 3
B= [9 5 1 ]
2 7 5
19
3 6
4 1
3. Diketahui matriks A =[2 5] dan matriks B =[2 6]
5 4
7 3
T
T
T
Tentukan nilai (A + B) dan A + B serta bagaimana hasil penjumlahan
kedua nilai matriks tersebut?
Penyelesaian:
3+4
6+1
7
7
(A + B) = [2 + 2 5 + (6)]=[ 0 1], (A + B)T = [
]
12 7
5+7
4+3
4
2
7
3
2
5
AT = [
], BT = [
]
1 6 3
6 5 4
3 + 4 2 + 2 5 + 7
AT + BT = [
]=[
]
6 + 1 5 + (6) 4 + 3
Jadi, (A + B)T = AT + BT
2. Pengurangan Matriks
Setelah mempelajari penjumlahan matriks pada materi sebelumnya, pada
uraian materi ini kalian akan mempelajari tentang pengurangan matriks. Bagaimana
aturan yang berlaku pada pengurangan matriks? Perhatikan masalah berikut.
Sumber : www.tempo.co.id
20
Jenis Aktiva
Tabel 6.
Daftar aktifa mesin selama satu tahun
Harga Pembelian
Penyusutan Mesin
(dalam juta rupiah)
1 tahun (dalam juta
rupiah)
Mesin 1
Mesin 2
Mesin 3
30
60
50
3
6
5
Harga Baku
(dalam juta
rupiah)
27
54
45
Harga baku mesin 1, 2, dan 3 diperoleh dari harga pembelian mesin dikurangi
besar penyusutan mesin. Permasalahan pengurangan di atas cukup sederhana
sehingga dapat diselesaikan seperti pengurangan bilangan real pada umumnya.
Bagaimana jika banyak data yang harus dikurangkan lebih besar? Untuk banyak
data yang lebih besar, kalian dapat menggunakan pengurangan matriks untuk
memudahkan dalam perhitungan suatu data. Bagaimana syarat dan aturan
pengurangan matriks? Perhatikan uraian berikut.
Data pada Tabel 6 dapat disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut.
Matriks A menunjukkan harga pembelian mesin 1, 2, dan 3. Matriks B menunjukkan
penyusutan mesin 1, 2, dan 3 selama 1 tahun, serta matriks C menunjukkan harga
baku mesin setelah penyusutan 1 tahun.
Diperoleh,
30
A = [60]
50
3
B = [6]
5
27
C = [54]
45
Harga baku mesin 1, 2, dan 3 setelah terjadi penyusutan satu tahun dapat
ditentukan dengan mengurangkan elemen-elemen pada matriks A dengan elemenelemen pada matriks B yang bersesuaian (seletak).
30
3
A B =[60] [6]
50
5
30 3
27
= [60 6] = [54] = C
50 5
45
Perhatikan ordo matriks A dan B. Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B
yaitu 3 1. Hasil pengurangan kedua matriks merupakan matriks berordo 3 1
pula. Pengurangan matriks di atas dilakukan dengan mengurangkan setiap
elemen pada matriks A dengan elemen matriks B yang bersesuaian (seletak).
21
Jika A = [
] dan B = [
], maka:
A-B=[
][
]=[
]
3 1
]
2 4
B=[
1 2
]
3 4
-B = [
1 2
]
3 4
+ () =
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengurangan matriks
dan (ditulis ) dapat pula ditentukan dengan menjumlahkan matriks A
dengan lawan atau negatif dari matriks B.
Contoh Soal 6,
1. Diketahui A = [
3 2
8
] dan B = [
5 1
7
3
], Tentukan:
5
a. A B
b. B A
c. Apakah A B = B A? Apa kesimpulanmu?
Penyelesaian:
3 2
8 3
8 3
3 2
a. A B = [
]-[
]
b. B A = [
][
]
5 1
7 5
7 5
5 1
38 23
83 32
=[
]
=[
]
57 15
75 51
5 1
5 1
=[
]
=[
]
2 4
2 4
c. Dari hasil (a) dan (b) diperoleh A B B A. jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak berlaku sifat komutatif pada pengurangan matriks.
22
1
3 4
2 5
[ 11 4] [ 1 2] = [10 ]
3
2
2
1 0
Penyelesaian:
Akan ditentukan nilai a, b dan c dalam persamaan berikut:
Nilai a = 2- (-3) = 5, b =4 (-2) = 6 dan c = -1 3 = -4.
3. Diketahui matriks-matriks berikut:
7
2
5 4 1
A=[
] B = [5 4 ]
3 6 2
0 5
Tentukan hasil dari A BT!
Penyelesaian:
7 5 0
BT = [
], maka
2 4 5
5 4 1
7 5 0
A BT = [
][
]
3 6 2
2 4 5
=[
57
32
2 9
=[
1 2
4 (5)
1 0
]
64
2 (5)
1
]
3
23