Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana
Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana
mitigasi bencana secara benar dan baik. Antara lain potensi gempa di Selat Sunda, Selatan Jawa
Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa Barat dan Bali. Kemudian aktivitas
Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga. Potensi banjir longsoran
material erupsi Merapi mencapai 120 juta kubik. Bencana lumpur Porong Sidoarjo yang masih
belum selesai, serta belum adanya kepastian penghitungan volume sumber lumpur yang masih
terus keluar dari dalam bumi. Namun bencana pada tahun 2011 didominasi oleh aktivitas
hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan
gelombang pasang. BNPB mencatat setidaknya sepanjang 2011 telah terjadi 1.598 bencana, dan
1.598 di ataranya (75 persen) adalah hidrometeorologi dengan prosentase banjir (403 kejadian),
kebakaran (355), dan puting beliung (284). Bencana itu telah menimbulkan korban meninggal dan
hilang 834 orang, dan 325.361 orang lainnya dilaporkan menderita dan harus mengungsi. Selain
merenggut nyawa ratusan orang, bencana yang terjadi selama 2011 itu juga menyebabkan
kerugian material. Tercatat, 15.166 unit rumah penduduk rusak berat, 3.302 rusak sedang, dan
41.795 unit rusak ringan. Sedangkan bencana geologi seperti gempa bumi terjadi 11 kali atau 0,7
persen, tsunami (1 kali atau 0,7 persen) dan gunung meletus (4 kali atau 0,2 persen). Dampak
yang ditimbulkan oleh gempa bumi 5 orang meninggal dan rumah rusak sebanyak 7.251 unit.
Tingginya intensitas bencana tersebut khususnya di Jawa memerlukan mitigasi bencana secara
benar, baik, cepat dan efektif. UNDP dalam Program Pelatihan Kesiapan Tanggap Bencana
memberikan arahan bahwa kesiapan menghadapi bencana akan meminimalisir akibat-akibat
yang merugikan melalui tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan serta
pengiriman bantuan dan pertolongan secara tepat waktu. Bantuan dan pertolongan antara lain
dimaksudkan agar korban bencana yang jumlahnya cukup banyak segera dapat ditampung dalam
bangunan yang layak huni dan nyaman.
Penampungan penduduk korban bencana dan penempatan fasilitas darurat banyak
menggunakan tenda dan bangunan darurat yang dibangun menggunakan sistem struktur dan
teknologi konvensional antara lain tenda dengan rangkan terbuat dari baja yang memerlukan
waktu lama serta biaya yang besar. Salah satu solusi tepat untuk memecahkan masalah
penampungan penduduk korban bencana yang dapat dibangun dengan waktu yang cepat (kurang
dari 1 hari), biaya yang murah dan dapat menampung penduduk dengan jumlah banyak (50
orang) adalah bangunan air inflated structure. Bangunan air inflated structure sebelum dan
sesudah bencana dapat disimpan pada gudang dengan volume penyimpanan yang kecil, karena
bahan strukturnya (membran kain) dapat dilipat dan sewaktu-waktu dapat diangkut ke daerah
bencana menggunakan truk atau pickup. Bangunan air inflated structure ini diharapkan menjadi
prototipe struktur yang dapat digunakan untuk penampungan penduduk korban bencana dalam
skala nasional.
Terdapat 5 aspek utama yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a. Perancangan dan desain air inflated structure.
b. Pembuatan prototipe bangunan air inflated structure untuk penampungan korban bencana
dilanjutkan uji material bangunan
c. Kecepatan dan efektivitas dalam proses pengangkutan, perakitan, pemasangan serta
pembongkaran bangunan air inflated structure.
d. Tingkat kenyamanan termal dalam bangunan air inflated structure sebagai penampungan
darurat di kawasan bencana.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah
sebagai berikut
a. Bagaimana perancangan dan desain air inflated structure?
b. Bagaimana pembuatan prototipe bangunan air inflated structure untuk penampungan
korban bencana dilanjutkan uji material bangunan?
dengan perhitungan tekanan dalam struktur pneumatik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam penggunaan struktur pneumatik di Indonesia, antara lain perilaku, kondisi sosial
masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan terutama dalam pemeliharaan bangunan. Aspek
keisengan masyarakat dalam memandang dan memperlakukan bangunan/fasilitas umum sering
menimbulkan kerusakan. Namun, masyarakat perlu dibiasakan dan dikenalkan dengan sistem
struktur baru ini sehingga dapat belajar pada satu kondisi, bentuk, perilaku atau peradaban baru.
Alain Chassagnoux dan kawan-kawan dalam Teaching of Morphology (Chassagnoux et.al., 2002)
menjelaskan bahwa untuk mempelajari bentuk-bentuk arsitektur kontemporer yang
menggunakan struktur non-konvensional. Para dosen bisa mengajak mahasiswa untuk
melakukan eksperimen model sehingga mendapatkan pengalaman membentuk bangunan
menggunakan elemen/komponen yang dirancang sendiri oleh mahasiswa. Dengan studi bentuk
bangunan melalui studi geometri dan sains akan memberikan pengalaman pembentukan struktur
bangunan yang sulit dilakukan dan hiperhitungkan secara matematis.
Penanganan terhadap penduduk yang menjadi korban bencama alam sangat diperlukan, antara
lain dalam bentuk penampungan sementara sehingga penduduk dapat merasa aman dan nyaman
berada. Selama ini penanganan penampungan penduduk dilakukan dengan menggunakan
bangunan-bangunan umum (misalnya gedung pertemuan, sekolah, dan lain-lain) serta tendatenda daruratyang kemampuan tampungnya hanya sedikit jumlahnya (antara 10 hingga 15
orang). Pembangunan tenda dan bangunan darurat sering terhambat pelaksanaannya karena
keterbatasan penyediaan dan keterbatasan jumlahnya sehingga tidak seluruh penduduk korban
bencana segera dapat ditampung di tempat yang aman dan nyaman. Oleh karena itu diperlukan
sarana penampungan penduduk korban bencana yang dapat menampung sejumlah besar
penduduk dan dapat dibangun dalam waktu yang singkat. Penggunaan bangunan air inflated
structure merupakan salah satu solusi yang tepat mengingat sebuah tenda tiup berukuran 6m x
10m dapat menampung 50 orang penduduk dan perlengkapan darurat lainnya. Bangunan tenda
darurat berupa air inflated structure ini diharapkan dapat mempermudah pemerintah dalam
menangani masalah bencana dan akan menjadi model fasilitas penanggulangan bencana pada
skala lokal (Surabaya), regional (Jawa Timur) maupun nasional bahkan pada taraf internasional
yang hingga kini belum banyak dilakukan penyiapan fasilitas daurat serupa. Penyebarluasan
teknologi dan perlengkapan tenda darurat menggunakan bangunan air inflated structure ini pada
skala nasional akan sangat membantu pihak pemerintah dan masyarakat dimana sewaktu-waktu
terjadi musibah bencana akan cepat dapat teratasi masalah penampungan penduduk korban
bencana tersebut.
Tabel 1: Tahapan, Luaran, dan Indikator Capaian Penelitian
Tahapan
Penelitian
Luaran
2013
Perancangan, Pembuatan
dan Pengujian Air
Inflated Structure
Pengujian dan
Pengembangan Prototipe
Air Inflated Structure di
wilayah rawan bencana
Prototipe Air
Inflated Structure
2014
Bersama BUMD
melakukan
Pengujian dan
Pengembangan
Prototipe Air
Inflated Structure
di Kab Blitar
Indikator
Capaian
1 unit Prototipe Air
Inflated Structure
telah diuji Lab
1 unit Prototipe Air
Inflated Structure
yang telah diuji dan
digunakan di Kab
Blitar
Cara Pengujian
Pemilihan jenis bahan membran yang
paling kuat dan tahan
uji kekuatan bahan
uji ketahanan terhadap cuaca
Alat Uji
Uji tarik >100 kg
Uji bakar >70%
b. Efisiensi Sistem
dan Komponen
Struktur
Kualitatif:
Memperhatikan
kemudahan dan
efisiensi dalam
membuat dan
memasang
c. Kecepatan proses
pengangkutan,
perakitan,
pemasangan,
pembongkaran
d. Kondisi termal
bangunan dan
kenyamanan
termal pengguna
untuk fungsi
bangunan
Penampungan
Korban Bencana
Stopwatch
Kuantitatif:
Termometer
Gambar 1. Uji Panas dan Uji Tarik terhadap Material Air Inflated Structure di Lab
Laboratorium dan Uji Lapangan didapatkan hasil yang handal meliputi kuat uji tarik
hingga 218,3 kg, daya tahan material >700C, instalasi 3menit, pemasangan 3menit dan
pembongkaran 3menit serta suhu dalam ruangan <350C. Bangunan air inflated structure
dapat menjadi prototipe nasional sebagai Rumah Sakit Darurat dan Sekolah Darurat.
Penggunaan bahan tarpaulin dan PVC sangat fleksibel dan kuat sehingga memudahkan proses
pengangkutan, pemasangan dan pembongkaran kembali di wilayah rawan bencana, dalam
packaging yang simpel dan mudah digunakan. Namun penggunaan bahan tarpaulin dan PVC
pada bangunan air inflated structure memerlukan informasi atau sign agar terhindar dari bahaya
kebocoran dan kebakaran akibat barang-barang yang mudah terbakar, kegiatan merokok maupun
mengelas didekat area tenda
Daftar Pustaka
1.
Arief M, Nur, 2010, Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya, Jurnal Geografi Vol.7
No.1 ISSN 2085-191X, Universitas Negeri Semarang
2.
Budiyanto, Hery, 1992, Kajian dan Perancangan Bangunan dengan Konsep Struktur
Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi, Kasus Studi:
Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada Gedung
Olah Raga, Tesis S2, Institut Teknologi Bandung
3.
Budiyanto, Hery, 2007, Ujicoba Model Dan Prototipe Tenda Pneumatik Sistem Knock
Down Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana, Laporan
Penelitian Hibah Kompetisi A2, Jurusan Teknik Arsitektur Unmer Malang
4.
Budiyanto, Hery, 2010, Pembuatan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Yang
Ringkas Dan Cepat Bangun Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk
Korban Bencana, Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2008-2010, Jurusan
Teknik Arsitektur Unmer Malang
5.
6.
7.
Departemen
Kesehatan,
Sekretariat
Jenderal,
2001,
Standar
Minimal
Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana dan Pengungsi, Jakarta: Pusat
Penanggulangan Masalah Kesehatan
8.
Herzog, Thomas, 1976, Pneumatic Structures, a handbook for the architect and
engineer, Crosby Lockwood Staples, London
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Salvadori, Mario, 1981, Structural Design in Architecture, Prentice Hall Inc, New
Jersey
17.
18.
Schueller, Wolfgang, 1983, Horizontal Span Building Structures, John Wiley & Sons,
New York
19.
20.
Sukawi, 2011, Struktur Membran dalam Bangunan Bentang Lebar, Jurnal Modul
Vol.11 No.1. ISSN:0853-2877, Universitas Diponegoro, Semarang
21.
: ITN.12.011/II.SENATEK/2014
: Konfirmasi Penerimaan Makalah
:: Yth. Sdr/i. M.Ikhsan Setiawan
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama Surabaya
diSurabaya
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan bahwa makalah Saudara/i yang berjudul :
Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana, telah direview
dan diterima untuk diikutsertakan pada acara Seminar Nasional Teknologi (SENATEK) 2015 yang akan
diselenggarakan pada: