Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN BANGUNAN AIR INFLATED STRUCTURE

SEBAGAI FASILITAS TANGGAP BENCANA


M. Ikhsan Setiawan1, Tiong Iskandar2, Hery Budiyanto3
1) Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama Surabaya
2) Program Studi Teknik Sipil, Pascasarjana, ITN Malang
3) Program Studi Arsitektur, Universitas Merdeka Malang
Email:
1) ikhsan01@yahoo.com
2) tiong.iskandar@yahoo.com
3) budiyantohery@yahoo.com
ABSTRAK
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sejak tahun 2002 lebih
dari 50 persen bencana alam terjadi di Jawa. Kantor Staf Khusus Presiden Bidang
Bantuan Sosial dan Bencana tahun 2013 menyatakan masyarakat harus tanggap bencana
terhadap potensi gempa di Selat Sunda, sesar Cimandiri dan sesar Lembang Jawa Barat
serta Bali. UNDP PBB menyatakan tanggap bencana akan meminimalisir dampak
merugikan melalui pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pengiriman bantuan tepat
waktu. Solusi menyelesaikan problem penampungan korban bencana secara cepat, murah
dan menampung jumlah banyak adalah penggunaan material tenda air inflated structure.
Air inflated structure sebelum dan sesudah bencana dapat disimpan secara compact, bahan
strukturnya (0.55mm PVC Terpaulin) mudah dilipat dan cepat diangkut ke daerah
bencana. Tujuan Penelitian adalah merencanakan, membuat dan menguji protitipe air
inflated structure sebagai fasilitas tanggap bencana guna memenuhi aspek kekuatan,
kecepatan dan kenyamanan penampungan korban bencana. Metode Penelitian
menggunakan Metode Eksperimen, berupa perancangan, pembuatan dan pengujian
prototipe tenda meliputi (1) uji kekuatan bahan dan ketahanan bahan terhadap cuaca (2)
uji meterial yang paling efektif guna komponen struktur dan jenis sambungan struktur (3)
uji kecepatan proses pembuatan, pengangkutan, perakitan, pemasangan, pembongkaran
(4) uji kenyamanan termal pengguna bangunan. Pengujian dilakukan di Lab Struktur
Universitas Narotama dan Lab Bahan Universitas Merdeka Malang serta Uji Lapangan
kerjasama dengan BUMD Kabupaten Blitar, terbukti memberikan hasil yang handal
meliputi kuat uji tarik hingga 218,3 kg, daya tahan material >700C, instalasi 3menit,
pemasangan 3menit dan pembongkaran 3menit serta suhu dalam ruangan <350C. Air
inflated structure dapat menjadi prototipe nasional sebagai Rumah Sakit Darurat dan
Sekolah Darurat.
Kata Kunci : Mitigasi Bencana, Air Inflated Structure, Teknologi Tanggap
Bencana, Penampungan Korban Bencana
Pendahuluan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bencana alam di Indonesia
selama ini lebih banyak terjadi dan terkonsentrasi di Jawa. Sejak tahun 2002 hingga sekarang,
lebih dari 50 persen bencana terjadi di Jawa. Pada tahun 2011, dari 2.066 kejadian bencana,
sekitar 827 bencana (40%) terjadi di Jawa. Tahun 2012, Kantor Staf Khusus Presiden Bidang
Bantuan Sosial dan Bencana melakukan press realease yang menyatakan beberapa lokasi di
pulau Jawa sangat beresiko mengalami bencana alam, sehingga sangat patut mempersiapkan

mitigasi bencana secara benar dan baik. Antara lain potensi gempa di Selat Sunda, Selatan Jawa
Barat, serta gempa di sesar Cimandiri, sesar Lembang Jawa Barat dan Bali. Kemudian aktivitas
Krakatau serta 23 gunung lain yang berstatus Waspada dan Siaga. Potensi banjir longsoran
material erupsi Merapi mencapai 120 juta kubik. Bencana lumpur Porong Sidoarjo yang masih
belum selesai, serta belum adanya kepastian penghitungan volume sumber lumpur yang masih
terus keluar dari dalam bumi. Namun bencana pada tahun 2011 didominasi oleh aktivitas
hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan, puting beliung, dan
gelombang pasang. BNPB mencatat setidaknya sepanjang 2011 telah terjadi 1.598 bencana, dan
1.598 di ataranya (75 persen) adalah hidrometeorologi dengan prosentase banjir (403 kejadian),
kebakaran (355), dan puting beliung (284). Bencana itu telah menimbulkan korban meninggal dan
hilang 834 orang, dan 325.361 orang lainnya dilaporkan menderita dan harus mengungsi. Selain
merenggut nyawa ratusan orang, bencana yang terjadi selama 2011 itu juga menyebabkan
kerugian material. Tercatat, 15.166 unit rumah penduduk rusak berat, 3.302 rusak sedang, dan
41.795 unit rusak ringan. Sedangkan bencana geologi seperti gempa bumi terjadi 11 kali atau 0,7
persen, tsunami (1 kali atau 0,7 persen) dan gunung meletus (4 kali atau 0,2 persen). Dampak
yang ditimbulkan oleh gempa bumi 5 orang meninggal dan rumah rusak sebanyak 7.251 unit.
Tingginya intensitas bencana tersebut khususnya di Jawa memerlukan mitigasi bencana secara
benar, baik, cepat dan efektif. UNDP dalam Program Pelatihan Kesiapan Tanggap Bencana
memberikan arahan bahwa kesiapan menghadapi bencana akan meminimalisir akibat-akibat
yang merugikan melalui tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan pemulihan serta
pengiriman bantuan dan pertolongan secara tepat waktu. Bantuan dan pertolongan antara lain
dimaksudkan agar korban bencana yang jumlahnya cukup banyak segera dapat ditampung dalam
bangunan yang layak huni dan nyaman.
Penampungan penduduk korban bencana dan penempatan fasilitas darurat banyak
menggunakan tenda dan bangunan darurat yang dibangun menggunakan sistem struktur dan
teknologi konvensional antara lain tenda dengan rangkan terbuat dari baja yang memerlukan
waktu lama serta biaya yang besar. Salah satu solusi tepat untuk memecahkan masalah
penampungan penduduk korban bencana yang dapat dibangun dengan waktu yang cepat (kurang
dari 1 hari), biaya yang murah dan dapat menampung penduduk dengan jumlah banyak (50
orang) adalah bangunan air inflated structure. Bangunan air inflated structure sebelum dan
sesudah bencana dapat disimpan pada gudang dengan volume penyimpanan yang kecil, karena
bahan strukturnya (membran kain) dapat dilipat dan sewaktu-waktu dapat diangkut ke daerah
bencana menggunakan truk atau pickup. Bangunan air inflated structure ini diharapkan menjadi
prototipe struktur yang dapat digunakan untuk penampungan penduduk korban bencana dalam
skala nasional.
Terdapat 5 aspek utama yang menjadi masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a. Perancangan dan desain air inflated structure.
b. Pembuatan prototipe bangunan air inflated structure untuk penampungan korban bencana
dilanjutkan uji material bangunan
c. Kecepatan dan efektivitas dalam proses pengangkutan, perakitan, pemasangan serta
pembongkaran bangunan air inflated structure.
d. Tingkat kenyamanan termal dalam bangunan air inflated structure sebagai penampungan
darurat di kawasan bencana.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah-masalah
sebagai berikut
a. Bagaimana perancangan dan desain air inflated structure?
b. Bagaimana pembuatan prototipe bangunan air inflated structure untuk penampungan
korban bencana dilanjutkan uji material bangunan?

c. Bagaimana kecepatan dan efektivitas dalam proses pengangkutan, perakitan,


pemasangan serta pembongkaran bangunan air inflated structure?
d. Bagaimana tingkat kenyamanan termal dalam bangunan air inflated structure sebagai
penampungan darurat di kawasan bencana?
Penelitian ini difokuskan pada beberapa kajian sebagai berikut:
a. Perancangan serta pembuatan sistem dan komponen bangunan air inflated structure
b. Pembuatan prototipe bangunan air inflated structure untuk penampungan korban bencana
c. Uji laboratorium dan ujicoba penerapan bangunan air inflated structure di lokasi rawan
bencana
d. Peningkatkan kecepatan dan efektivitas dalam pembuatan, pengangkutan, perakitan,
pemasangan serta pembongkaran bangunan air inflated structure
e. Peningkatkan tingkat kenyamanan termal dalam bangunan air inflated structure untuk
berbagai fungsi darurat di kawasan bencana
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental berupa pembuatan prototipe struktur,
melakukan aplikasi uji coba terhadap berbagai variabel, antara lain pengujian pengaruh bahan
membran terhadap berbagai kondisi cuaca (variabel kekuatan bahan struktur terhadap sinar
matahari, dan hujan), pengujian terhadap variabel berbagai jenis sambungan dan variabel
kenyamanan termal bagi orang yang menempatinya. Pelaksanaan penelitian ini pada tahun
pertama telah melakukan melalui kajian literatur, dilanjutkan dengan pembuatan desain (bentuk
struktur, pola dasar lembaran membran, komponen dan elemen struktur) yang dilaksanakan di
Lab. Komputer. Selanjutnya dirancang dan dibuat prototipe struktur dengan skala dengan pilihan
bahan dan sistem sambungan yang paling efisien. Prototipe ini diuji (selama 1 minggu) terutama
aspek kenyamanan untuk berbagai fungsi darurat, antara lain dengan setting perabot tempat
penampungan sementara dan kantor tim penanggulangan bencana yang dibangun di Lapangan.
Penelitian dan pengujian terhadap sistem struktur pneumatik, antara lain dalam uji model
struktur pneumatik pada tahun 1992 telah dilakukan dalam paper Kajian dan Perancangan
Bangunan dengan Konsep Struktur Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda
Konstruksi, Kasus Studi: Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada
Gedung Olah Raga (Budiyanto, 1992) Eksperimen model struktur diperlukan untuk mengetahui
perilaku struktur sesungguhnya (prototipe) dengan menggunakan replika (model) struktur yang
skalanya lebih kecil. Salah satu rekomendasi penelitian tersebut adalah struktur pneumatik
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan struktur bangunan konvensional, yaitu :
investasi awal lebih murah, kecepatan dan kemudahan pembangunan, pemeliharaan mudah,
elemen struktur dapat dilipat (ringkas) sehingga dapat disimpan dalam gudang dengan ukuran
3x3 m2. Berdasarkan kelebihan tersebut sistem struktur ini dapat dikembangkan terutama untuk
kegunaan sementara seperti penggunaan untuk menampung korban bencana. Eksperimen
dilanjutkan dengan Penelitian Hibah Bersaing DIKTI Tahun 2008-2010 yang menghasilkan
prototipe struktur pneumatik yang ditumpu oleh udara. Prototipe ini dapat dibangun hanya dalam
waktu 30 menit, bangunan seluas 150 m2 siap menampung 50 orang. Kelemahan dari prototipe
ini adalah penggunaan pintu rigid yang harus kedap udara sehingga menyulitkan penduduk yang
relative awam untuk membiasakan diri keluar masuk dari tenda gelembung.
Hasil riset Purwanto yang dituangkan dalam tulisan berjudul Perkembangan Struktur
Pneumatik Memperkaya Desain Arsitektur (Purwanto, 2000) menyampaikan kemungkinan
penerapan dan pengembangan struktur pneumatic di Indonesia, antara lain kondisi iklim di
Indonesia, terutama masalah angin, bukanlah masalah yang berarti dan dapat diperhitungkan

dengan perhitungan tekanan dalam struktur pneumatik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam penggunaan struktur pneumatik di Indonesia, antara lain perilaku, kondisi sosial
masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan terutama dalam pemeliharaan bangunan. Aspek
keisengan masyarakat dalam memandang dan memperlakukan bangunan/fasilitas umum sering
menimbulkan kerusakan. Namun, masyarakat perlu dibiasakan dan dikenalkan dengan sistem
struktur baru ini sehingga dapat belajar pada satu kondisi, bentuk, perilaku atau peradaban baru.
Alain Chassagnoux dan kawan-kawan dalam Teaching of Morphology (Chassagnoux et.al., 2002)
menjelaskan bahwa untuk mempelajari bentuk-bentuk arsitektur kontemporer yang
menggunakan struktur non-konvensional. Para dosen bisa mengajak mahasiswa untuk
melakukan eksperimen model sehingga mendapatkan pengalaman membentuk bangunan
menggunakan elemen/komponen yang dirancang sendiri oleh mahasiswa. Dengan studi bentuk
bangunan melalui studi geometri dan sains akan memberikan pengalaman pembentukan struktur
bangunan yang sulit dilakukan dan hiperhitungkan secara matematis.
Penanganan terhadap penduduk yang menjadi korban bencama alam sangat diperlukan, antara
lain dalam bentuk penampungan sementara sehingga penduduk dapat merasa aman dan nyaman
berada. Selama ini penanganan penampungan penduduk dilakukan dengan menggunakan
bangunan-bangunan umum (misalnya gedung pertemuan, sekolah, dan lain-lain) serta tendatenda daruratyang kemampuan tampungnya hanya sedikit jumlahnya (antara 10 hingga 15
orang). Pembangunan tenda dan bangunan darurat sering terhambat pelaksanaannya karena
keterbatasan penyediaan dan keterbatasan jumlahnya sehingga tidak seluruh penduduk korban
bencana segera dapat ditampung di tempat yang aman dan nyaman. Oleh karena itu diperlukan
sarana penampungan penduduk korban bencana yang dapat menampung sejumlah besar
penduduk dan dapat dibangun dalam waktu yang singkat. Penggunaan bangunan air inflated
structure merupakan salah satu solusi yang tepat mengingat sebuah tenda tiup berukuran 6m x
10m dapat menampung 50 orang penduduk dan perlengkapan darurat lainnya. Bangunan tenda
darurat berupa air inflated structure ini diharapkan dapat mempermudah pemerintah dalam
menangani masalah bencana dan akan menjadi model fasilitas penanggulangan bencana pada
skala lokal (Surabaya), regional (Jawa Timur) maupun nasional bahkan pada taraf internasional
yang hingga kini belum banyak dilakukan penyiapan fasilitas daurat serupa. Penyebarluasan
teknologi dan perlengkapan tenda darurat menggunakan bangunan air inflated structure ini pada
skala nasional akan sangat membantu pihak pemerintah dan masyarakat dimana sewaktu-waktu
terjadi musibah bencana akan cepat dapat teratasi masalah penampungan penduduk korban
bencana tersebut.
Tabel 1: Tahapan, Luaran, dan Indikator Capaian Penelitian
Tahapan

Penelitian

Luaran

2013

Perancangan, Pembuatan
dan Pengujian Air
Inflated Structure
Pengujian dan
Pengembangan Prototipe
Air Inflated Structure di
wilayah rawan bencana

Prototipe Air
Inflated Structure

2014

Bersama BUMD
melakukan
Pengujian dan
Pengembangan
Prototipe Air
Inflated Structure
di Kab Blitar

Indikator
Capaian
1 unit Prototipe Air
Inflated Structure
telah diuji Lab
1 unit Prototipe Air
Inflated Structure
yang telah diuji dan
digunakan di Kab
Blitar

Tabel 2. Variabel dan Uji Penelitian


Variabel
a. Kekuatan dan
ketahanan bahan
membran
struktur

Cara Pengujian
Pemilihan jenis bahan membran yang
paling kuat dan tahan
uji kekuatan bahan
uji ketahanan terhadap cuaca

Alat Uji
Uji tarik >100 kg
Uji bakar >70%

b. Efisiensi Sistem
dan Komponen
Struktur

Pemilihan terhadap berbagai katagori


untuk mendapatkan yang paling efektif.
Komponen struktur
Jenis sambungan

Kualitatif:
Memperhatikan
kemudahan dan
efisiensi dalam
membuat dan
memasang

c. Kecepatan proses
pengangkutan,
perakitan,
pemasangan,
pembongkaran

d. Kondisi termal
bangunan dan
kenyamanan
termal pengguna
untuk fungsi
bangunan
Penampungan
Korban Bencana

Meneliti kondisi bangunan tenda


sebelum dan selama dihuni: suhu dan
kelembaban di dalam dan luar
bangunan
Meneliti aspek kenyamanan termal
penghuni selama berada di dalam
bangunan

Waktu dan sistem pembuatan


Waktu dan sistem pengangkutan
Waktu dan sistem perakitan
Waktu dan sistem pemasangan
Waktu dan sistem pembongkaran

Stopwatch

Kuantitatif:
Termometer

Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Uji Panas dan Uji Tarik terhadap Material Air Inflated Structure di Lab

Gambar 2. Pabrikasi Tenda 21 Hari

Gambar 3. Instalasi 3menit & Pemasangan 3menit

Gambar 4. Bongkar 3menit & Packing 3menit

Gambar 5. Grafik Suhu Ruangan Air Inflated Structure Desember 2013


Pengujian di Lab Teknik Sipil Univ Narotama Surabaya

Gambar 6. Grafik Suhu Ruangan Air Inflated Structure Juli 2014


Pengujian di Lab Bahan Univ Merdeka Malang

Gambar 7. Grafik Suhu Ruangan Air Inflated Structure Agustus 2014


Pengujian Lapangan di Area Kantor BUMD Kab Blitar
Kesimpulan
Bangunan air inflated structure di wilayah rawan bencana sangat sesuai, disebabkan kecepatan,
kemudahan dan kenyamanan dalam menampung korban bencana. Terbukti dalam Uji

Laboratorium dan Uji Lapangan didapatkan hasil yang handal meliputi kuat uji tarik
hingga 218,3 kg, daya tahan material >700C, instalasi 3menit, pemasangan 3menit dan
pembongkaran 3menit serta suhu dalam ruangan <350C. Bangunan air inflated structure
dapat menjadi prototipe nasional sebagai Rumah Sakit Darurat dan Sekolah Darurat.
Penggunaan bahan tarpaulin dan PVC sangat fleksibel dan kuat sehingga memudahkan proses
pengangkutan, pemasangan dan pembongkaran kembali di wilayah rawan bencana, dalam
packaging yang simpel dan mudah digunakan. Namun penggunaan bahan tarpaulin dan PVC
pada bangunan air inflated structure memerlukan informasi atau sign agar terhindar dari bahaya
kebocoran dan kebakaran akibat barang-barang yang mudah terbakar, kegiatan merokok maupun
mengelas didekat area tenda

Daftar Pustaka
1.

Arief M, Nur, 2010, Gempa Bumi, Tsunami dan Mitigasinya, Jurnal Geografi Vol.7
No.1 ISSN 2085-191X, Universitas Negeri Semarang

2.

Budiyanto, Hery, 1992, Kajian dan Perancangan Bangunan dengan Konsep Struktur
Pneumatik yang Ditekankan pada Aspek Teknik dan Metoda Konstruksi, Kasus Studi:
Struktur Atap Pneumatik Membran Tunggal yang Ditumpu Udara pada Gedung
Olah Raga, Tesis S2, Institut Teknologi Bandung

3.

Budiyanto, Hery, 2007, Ujicoba Model Dan Prototipe Tenda Pneumatik Sistem Knock
Down Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk Korban Bencana, Laporan
Penelitian Hibah Kompetisi A2, Jurusan Teknik Arsitektur Unmer Malang

4.

Budiyanto, Hery, 2010, Pembuatan Tenda Pneumatik Sistem Knock Down Yang
Ringkas Dan Cepat Bangun Sebagai Bangunan Penampungan Sementara Untuk
Korban Bencana, Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun 2008-2010, Jurusan
Teknik Arsitektur Unmer Malang

5.

Chassagnoux, Alain, et.al, 2002, Teaching of Morphology, International Journal of


Space Structures, Vol.17 No. 2 & 3, Multi Science Publishing Ltd., Brendwood (UK)

6.

Dent, Roger N, 1971, Principles of Pneumatic Architecture, Elsevier Publishing


Company, London

7.

Departemen
Kesehatan,
Sekretariat
Jenderal,
2001,
Standar
Minimal
Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Bencana dan Pengungsi, Jakarta: Pusat
Penanggulangan Masalah Kesehatan

8.

Herzog, Thomas, 1976, Pneumatic Structures, a handbook for the architect and
engineer, Crosby Lockwood Staples, London

9.

Intent, 2005, Membran Structures, Kortrijk, Intent Inc., Belgia

10.

Itek, 2005, Air Cell Technology, Inflatable Technology-USA Inc., Pennsylvania

11.

Kent, Rudolph, 1994, Kesiapan Bencana: Program Pelatihan Manajemen Bencana,


Edisi Kedua, UNDP, Jakarta

12.

Luchsinger, Rolf H. et.al., 2004, Pressure Indicated Stability: From Pneumatic


Structure to Tensairity, Article No.JBE-2004-025, Journal of Bionic Engineering.
Vol.1. No.3, hal.141-148, Jilin University - Nanling Campus, Changchun PR China

13.

Otto, Frei, 1973, Tensile Structures, The MIT Press, Cambridge

14.

Priambodo, Arie, 2009, Panduan Praktis Menghadapi Bencana, Penerbit Kanisius,


Yogyakarta

15.

Purwanto, 2000, Perkembangan Struktur Pneumatik Memperkaya Desain


Arsitektur. Jurnal Dimensi Vol 28 No. 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya

16.

Salvadori, Mario, 1981, Structural Design in Architecture, Prentice Hall Inc, New
Jersey

17.

Schodek, Daniel, 1980, Structures, Prentice Hall. Inc., New Jersey

18.

Schueller, Wolfgang, 1983, Horizontal Span Building Structures, John Wiley & Sons,
New York

19.

Sugiantoro R, Purnomo H, 2010, Manajemen Bencana: Respon dan Tindakan


Terhadap Bencana

20.

Sukawi, 2011, Struktur Membran dalam Bangunan Bentang Lebar, Jurnal Modul
Vol.11 No.1. ISSN:0853-2877, Universitas Diponegoro, Semarang

21.

Zuhri, Syaifudin, 2010, Dasar-dasar Tektonik: Arsitektur dan Struktur, Yayasan


Humaniora, Klaten

Malang, 20 Desember 2014


Nomer
Perihal
Lampiran
Kepada :
Kepada

: ITN.12.011/II.SENATEK/2014
: Konfirmasi Penerimaan Makalah
:: Yth. Sdr/i. M.Ikhsan Setiawan
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama Surabaya
diSurabaya

Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan bahwa makalah Saudara/i yang berjudul :
Pengembangan Bangunan Air Inflated Structure Sebagai Fasilitas Tanggap Bencana, telah direview
dan diterima untuk diikutsertakan pada acara Seminar Nasional Teknologi (SENATEK) 2015 yang akan
diselenggarakan pada:

Hari/ tanggal : Sabtu, 17 Januari 2015


Waktu
: 08.00 s/d selesai
Tempat
: Ruang Amphi Jurusan Teknik Elektro
Lt. 3, Kampus II ITN Malang
Jl. Raya Karanglo Km 2 Singosari Malang
Dan perlu disampaikan bahwa untuk pembayaran sebagai pemakalah sebesar Rp 300.000-,
biaya untuk makalah tambahan sebesar Rp 150.000,-/makalah dan untuk biaya pemesanan
procceding Rp 300.000,-/eksemplar. Pembayaran dapat kami terima paling lambat 30 Desember
2014 via transfer ke nomor rekening BNI 0357981123 a.n. Sujianto.
Berikut kami sertakan formulir pendaftaran untuk diisi kembali, beserta bukti transfer dapat
dikirimkan via fax (0341) 553015 atau via email SENATEK lppm.itn.malang@gmail.com.
Demikian kami sampaikan dan kami tunggu kedatangan Saudara/i pada acara SENATEK 2015.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terimakasih.
Panitia Pelaksana
Ketua

Anda mungkin juga menyukai