Asuhan Keperawatan Pada TN
Asuhan Keperawatan Pada TN
Disusun oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Juny 2011
Mengetahui,
Clinical instruktur
Pembimbing Akademik
(Moh.Nurkhamim, AMK)
(Ratna, S.Kep.Ners)
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.
(Price Sylvia A. 1994 : 583)
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainan fungsi jantung sehingga
tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan
kemampuannya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara abnormal.(Mansjoer, 1999
Jilid I : 423).
Gagal jantung (dikenal juga sebagai insufisiensi krodiak) adalah keadaan dimana jantung
sudah tidak mampu lagi memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. (C. Long, 1996 Vol.
2 : 579).
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik adanya kelainan fungsi jantung berakibat
jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisiann ventrikel kiri. (Noer,
1996 : 975).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal jantung adalah keadaan dimana
jantung sudah tidak mampu memompa darah sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
kemampuannya hanya ada kalau disertai dengan peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri.
B. PENYEBAB
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi
ventrikel (seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, kordiomiopati) penyakit penyakit pembuluh
darah dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel (stenosis mitral kardiomiopati atau
penyakit mio kardial).Faktor pencetus termasuk meningkatan asupan garam. Ketidakpatuhan
menjalani pemgobatan gagl jantung , infark miokard akut, serangan hipertensi, aritmia akut,
infeksi atau demam emboli paru, anemia, tiroksitosis, kehamilan dan endokarditis infektis
(Mansjoer, 1999 Jilid I : 434)
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktifitas
jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal CO = HR x SV
dimana curah jantung (CO = Cardiac Output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR = Heart Rate)
volum sekuncup (SV = Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistemik
saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan diri untuk
mempertahankan curah jantung. Tetapi pada gagal jantung pada masa itu utama kerusakan dan
tekanan serabut otot jantung volume sekuncup berkurang dan Scurah jantung normal masih dapat
dipertahankan. Volume sekuncup jumlah darah yang dipompa pada saat kontraksi tergantung
pada tiga factor yaitu preload, kontraktifitas dan overload.
CO yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk
mempertahankan fungsi dua kali orang-orang tubuh vital.Respon awal adalah stimulus kepada
setiap saraf simpatis yang menimbilkan dua pengaruh utama yaitu meningkatkan kecepatan dan
kekuatan kontraksi miocorsium dan vasokonstriksi perifer. Vasokontriksi perifer menggeser kea
rah darah arteri ke organ-organ yang kurang vital seperti kulit dalam ginjal dan juga ke organorgan lain seperti otot. Kontraksi vena meninggalkan peregangan serabut otot cardium
meningkatkan kontraktilitas.
Pada respon berdampak perbaikan terhadap kardiak, namun selanjutnya meningkatkan
kebutuhan O2 untuk miokarsium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada
dalam kekurangan cairan untuk memulai status peningkatan volume ventrikel dengan
mempercepat preload dan kegagalan komponer.
Jenis kompensasi yang kedua terdiri dari pengaktifan system renin angiotensin, penurunan
darah dalam ginjal dan dampak dari kecepatan filtrosi glomerolus memicu terlepasnya renin
yang terinfeksi dengan angiotensin I dan II yang selanjutnya berdampak vasokontriksi perifer
dan peningkatan reabsorbsi Na dan H2O oleh ginjal. Kejadian ini meningkatkan volume dan
mempertahankan tekanan dalam waktu singkat. Namun menimbulkan tekanan baik preload
maupun afterload pada waktu jangka panjang.
Pada permulaan sebagian dari jantung mengalami kegagalan jantung dimulai dari vntrikel
kiri. Namun karena kedua ventrikel merupakan bagian dari system ventrikel, maka ventrikel
manapun dapat mengalami kegagalan. Gejala-gejala kegagalan jantung merupakan dampak dari
CO dan kongesti yang terjadi pada system vena atau sisetem pulmonal atau system lainnya
(Long, 1996 : 580).
E. KOMPLIKASI
1.Syok kardiogenik
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang mengakibatkan
gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark
miokardium akut adalah hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis
vocal di seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply oksigen
miokardium.
2.Edema paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja didalam tubuh. Factor
apapun yang menyebabkan cairan interstitial paru meningkat dari batas negative menjadi batas
positif.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Electrocardiogram (ECG): Hipertrofi atrial atau ventricular, penyimpangan aksis, iskemia dan
kerusakan pola mungkin terlihat dysritmia misalnya: tachycardia, fibrilasi atrial.
2. Sonogram: Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi atau struktur
katup atau area penurunan kontraktilitas ventrikel.
3.
at
4. Kateterisasi jantung: Tekanan abnormal merupakan indikasi dna membantu membedakan gagal
jantung sisi kanan versus kiri dan stenosis katup atau insufisiensi juga mengkaji potensi arteri
koroner. Zat kontras disuntikkan ke dalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan
perubahan kontraktilitas.
5. Rontgent dada: Dapat menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertropi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan tekanan
pulmonal abnormal misalnya: pulgus pada pembesaran jantung kiri dapat menunjukkan
aneurisma ventrikel.
6. Enzim hepar: Meningkat dalam gagal atau kongesti hepar.
7.
Elektrolit: Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretic.
8.
Oksimetri nadi: Saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika gagal jantung kiri akut
memperburuk PPOM atau gagal jantung kiri kronis.
9.
AGD: Gagal ventrikel ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini) atau hipoksemia
sengan peningkatan PCO2 akhir.
G. PENATALAKSANAAN
Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah
dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema. Pada saat pemberian ini pasien harus dipantau
terhadap hilangnya dispnea, ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi
keracunan ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu gejala awal selanjutnya akan
terjadi perubahan irama, bradikardi kontrak ventrikel premature, bigemini (denyut normal dan
premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal
4.
Pemberian Diuretic, yaitu unutuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. Bila
sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak mengganggu istirahat pasien pada
malam hari, intake dan output pasien harus dicatat mungkin pasien dapat mengalami kehilangan
cairan setelah pemberian diuretic, pasien juga harus menimbang badannya setiap hari turgor kulit
untuk menghindari terjadinya tanda-tanda dehidrasi
erian oksigen
6.
pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk mengurangi impedansi (tekanan)
terhadap
penyemburan
darah
oleh
ventrikel.
BAB II
TINJAUAN KASUS
NAMA MAHASISWA
: 13-06-2011/09.45 wib
Tanggal pengkajian
: 13-06-2011/21.15 wib
A. PENGKAJIAN
1.DATA BIOGRAFI
a.
Identitas klien
Nama
: Tn.A
Umur
: 59 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal masuk icu
Diagnosa medis
No RM
: 070680
: Ny.T
Umur
: 36 Tahun
Alamat
: Anak
1. RIWAYAT PENYAKIT
a.
b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien kiriman dari IGD dengan keluhan sesak nafas sudah sejak 3
bulan yang lalu, kumat-kumatan , sakit kepala, lemes, TD 160/110 mmHg, Nadi 102 x/m, RR 26
x/m dan Suhu 37 C.
c.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak mengalam penyakit CHF (Congestif Heart Failure)
sebelumnya, tetapi pesien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
d.
Riwayat penyakit keluarga : keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan CHF
(Congestif Heart Failure) ataupun penyakit menular.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a.
c.
d. Hidung: Tidak ada sekret, tidak terpasang NGT, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung.
e.
f.
Thoraks :
I : bentuk dada simetris tidak ada luka, ada retraksi dinding dada,
Abdomen:
j.
Ektrimitas: tidak terdapat edema kaki, ektremitas atas sinistra terpasang IVFD RL 12 TPM, tidak
ada jejas, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, kekuatan otot ekstremitas bawah 5/5.
Kulit: akral hangat, turgor kulit cukup, CRT < 2 detik, tidak ada sianosis.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl
No Jenis
Hasil
Ket
Normal
GDS
157 mg/dL
Naik
70-120 mg/dL
Ureum
37,38 mg/dL
Naik
10,0-50,0 mg/dL
Creatinin
1,05 mg/dL
Normal
0,60-1,3 mg/dL
SGOT
12 L
Normal
< 25
SGPT
21 L
Normal
< 25
Pemeriksaan
13/06/2011 1
Tgl
No Jenis
Hasil
Ket
Normal
Pemeriksaan
13/06/11 1
WBC
8,2 x103/L
Normal
1,1-10,9 K/L
RBC
4,98 x 106/L
Normal
4,20-6,30 M/L
HGB
15,8 g/L
Normal
12,0-18,0 g/L
LYM
19,4 %L
Normal
0,6-4,1 22,0-40,0 %L
MID
10,8 %M
Normal
0,0-1,8 0,1-19,0 %M
GRAN
69,8 %G
Normal
2,0-7,8 36,0-66,0 %G
HCT
39,3 %
Normal
37,0-51,0 %
MCV
79,0 FL
Normal
80,0-97,0 FL
MCH
31,7 Pg
Normal
26,0-32,0 Pg
10
MCHC
40,2 g/dL
Normal
31,0-36,0 g/dL
11
RDW-CV
13,3 %
Normal
11,5-14,5 %
12
RDW-SD
39,2 Fl
Normal
35,0-56,0 %
13
PLT
228x103 /L
Normal
150-500 K/ L
Tgl
No Jenis pemeriksaan
13/06/11 1
EKG
Diagnosa
a.
HR 102 x/m
b. Takikardi
4. TERAPI
Tanggal
Nama obat
Dosis
Waktu pemberian
13/06/11
oral :
Carpiaton
1-0-0
Pa
Cravit
0-1-0
Si
Novales
0-0-1
Pa
Q-ten
1-0-1
Pa
Zypras
0-0-1
Ma
Dulcolax
0-0-II
Ma
plazogrel
0-1-0
Si
Monecto
2x1/2
Pa
So
Pa
So
Pa
So
injects :
ceftri
1.2
renatac
2.1
RL + 1Amp Aminop
12tpm
B. ANALISA DATA
DATA FOKUS
PATHWAY
DS:
Fungsi pompa
Pasien mengatakan
sesak.
jantung kiri
RR 26 x/m
Darah menumpuk di
retraksi
jantung kanan
dinding dada.
Penggunan
otot
bantu pernafasan.
Darah menumpuk di
PROBLEM
Hiperventilasi
Ketidakefektifan
pola nafas
DO:
Tampak
ETIOLOGI
PD pulmo
Permeabilitas
Perpindahan cairan
ke ektrasel
DS:
Pasien mengatakan
sesak.
Pasien mengatakan
sakit kepala
Curah jantung :
ventrikular
penurunan
DO:
TD 160/110 mmHg
Kompensasi jantung
RR 26 x/m
Nadi 102 x/m
Suplay darah
kejantung
Kerja jantung
02 ke jantung
CH
Metabolisme
anaerob
SV
CO
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
D. INTERVENSI
NO Diagnosa
DX keperawatan
Dx
I
NOC :
Ketidakefektifan
pola nafas
Intervensi/NIC
1. -Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
NO Diagnosa
keperawatan
DX
Dx
II
Penurunan Curah
jantung : b.d
Kerusakan
ventrikular
Intervensi
DS:
1. -Tekanan systole dan
4. -Pantau intake dan output cairan
Pasien mengatakan diastole dalam rentang
yang diharapkan: systol 90sesak.
5.
-Berikan istirahat total pada
120 diastol 40-60.
pasien di tempat tidur
Pasien mengatakan
2. -Tidak ada tanda-tanda 6. -Berikan lingkungan tenang dan
sakit kepala
DO:
TD
mmHg
sianosis.
nyaman.
160/110
3. -Bunyi jantung S1 dan S2 7. -Batasi pengunjung
8. -Kolaborasi :
RR 26 x/m
9. Berikan oksigen sesuai indikasi.
Nadi 102 x/m
a.
b. -Pantau EKG
E. IMPLEMENTASI
No
DX
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
RESPON
-S:37CTD:150/100mmHg
N:88x/m
13/06/11
1
22.00
1
-RR:24x/m teratur
-Memonitor
pernapasan.
1
frekuensi,
irama
-Sesak berkurang,
-Tx masuk
22.15
1
1
23.00
23.15
-Pasien rileks
23.30
23.35
14/06/11
05.00
-Sesak berkurang
tampak rileks
pasien
Inteke :500+1500=2000 cc
2
05.30
Out put :400+200=600cc
No
DX
TGL/JAM
IMPLEMENTASI
RESPON
S:36,7C TD:130/88mmHg
N:75x/m RR:18x/m teratur
14/06/11
1
05.45
-Memonitor
pernapasan.
05.55
06.05
06.15
frekuensi,
irama
Sesak berkurang,
06.20
07.00
-Tidak sianosis
-Memberikan istirahat total pada
pasien di tempat tidur
-Pasien tenang
-Memberikan lingkungan tenang dan
nyaman.
-Pasien tenang
07.15
-Membatasi penjenguk
08.30
1&
2
09.00
Dulcolax
10.15
No
DX
TGL/JAM
1&2 11.30
IMPLEMENTASI
RESPON
-S:37C
N:85x/m
TD:130/86mmHg
-Memonitor
pernapasan.
frekuensi,
irama
12.00
-Suaran nafas vasikuler
13.00
-Memposisikan pasien semifowler -Tidak sesak,Pasien rileks
dan pertahankan posisi pasien.
1
1
13.30
-Memantau intake dan output cairan
Inteke :500cc
Out put :1000+210=1210cc
14.15
-Kaji kulit terhadap sianosis
-Tidak sianosis
14.30
14.35
-Memberikan lingkungan tenang dan
nyaman.
-Pasien tenang
15.00
-Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
Novales ,Renapar,Carpiaton,Monecto -Pasien tidak sesak dan rileks
2
17.00
DX
TGL/JAM
1&2 18.00
IMPLEMENTASI
RESPON
S:37C
N:91x/m
TD:130/94mmHg
RR:18x/m teratur
1
18.15
-Memonitor
pernapasan
frekuensi,
irama
18.30
20.55
-Kolab:
indikasi
pemberian
21.00
Out put :60+300=360cc
F. EVALUASI
NO
DX
EVALUASI
14/06/2011 jam 06.00
S:Pasien
sesak
mengatakan S:Pasien
tidak sesak
DX I
O:RR:26x/m teratur
O:
O:
RR:20x/m teratur
RR:18x/m teratur
Pertahankan
S: Pasien mengatakan
lemes
O:S:37C
N:102x/m
TD:160/110mmHg ,EKG S: Pasien
Takikardi
lemes
DX II
S: Pasien mengatakan
mengatakan lemes
O:S:37C
Inteke :500+1500=2000 S:37C TD:130/88mmHg TD:130/86mmHg
cc
N:85x/m, RR: 20x/m
N:75x/m
Out put:400+200=600cc
Inteke :300+100=450
cc
A: Penurunan
jantung
P: Lanjut intervensi
1.
Output
60+300=360cc
A: Penurunan Curah
jantung
Curah
P: Lanjut intervensi
Catat bunyi jantung,
sianosis
Pantau intake dan
output cairan,
Berikan istirahat total
pada pasien di tempat
tidur
4.
4.
5. Kolaborasi :
5. Kolaborasi :
a.