Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.

S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAPASAN: TUBERKULOSIS PARU DI PERAWATAN
INTERNA RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR
PADA TANGGAL 23-25 JUNI 2010

BAB 1
PENDAHULUAN

Salah satu misi pembangunan kesehatan dalam


paradigma sehat menuju sehat 2010 adalah
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
adil, dan merata yang dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Adapun salah satu strateginya
adalah profesionalisme pelayanan kesehatan yang
bermutu yang perlu didukung dengan penerapan
berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Asuhan keperawatan dengan menggunakan langkahlangkah proses keperawatan merupakan salah satu
bentuk profesionalisme dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada individu, kelompok, masyarakat,
baik sehat maupun sakit.1

Penyakit dengan gangguan sistem pernapasan: tuberkulosis paru


merupakan penyakit infeksi yang masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat, sesuai dengan data yang penulis
peroleh dari Data Rekam RS Faisal Makassar pada tahun 2009 dari
bulan Januari sampai dengan bulan Desember, penderita penyakit
dengan gangguan sistem pernapasan: tuberkulosis paru dengan
BTA positif (+) berjumlah 111 jiwa yang terdiri dari laki-laki 80 jiwa
(72,1%) dan perempuan 31 jiwa (27,9%), sedangkan pada
penderita penyakit dengan gangguan sistem pernapasan:
tuberkulosis paru klinis berjumlah 416 jiwa, yang terdiri dari lakilaki sebanyak 222 jiwa (53,4%) dan perempuan sebanyak 194 jiwa
(46,6%). Sedangkan pada tahun 2010 dari bulan Januari sampai
dengan bulan April penderita penyakit dengan gangguan sistem
pernapasan: tuberkulosis paru dengan BTA positif berjumlah 137
jiwa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 90 jiwa (65,7%) dan
perempuan sebanyak 47 jiwa (34,3%). 2

Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran singkat tentang isi karya tulis ilmiah ini maka penulis
akan menguraikan dalam 5 bab sebagai berikut :

BAB I

: Pendahuluan
Bab ini berisi :

BAB II

Latar belakang masalah


Tujuan penulisan
Manfaatn penulisan
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan

: Tinjauan teoritis
Dalam bab ini dibahas tentang konsep medis yang
menguraikan tentang:

Pengertian

Anatomi fisiologi sistem pernapasan

Etiologi

Insiden

Patofisiologi

Manifestasi klinik

Test diagnostik

Penatalaksanaan medis

Proses keperawatan meliputi; pengkajian, analisa data, diagnosa


keperawatan, dikemukakan pula rencana keperawatan dan
rasional

BAB III
: Tinjauan kasus
Pada bab ini menguraikan laporan hasil study kasus
meliputi:
Pengkajian
Analisa

data
Rencana tindakan
Implementasi
Evaluasi

BAB IV
: Pembahasan
Pada bab ini dibahas mengenai kesenjangan yang
terjadi antara teori dan kasus pada tiap-tiap praktek
keperawatan.
BAB V
tentang:

: Penutup
Merupakan bab terakhir dimana dikemukakan
Kesimpulan
Saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Konsep Dasar Medis

Pengertian
Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan
gejala yang sangat bervariasi, (Mansjoer Arif,dkk,).9

Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh micro


organisme mycobacterium tuberculosis,
yang biasanya ditularkan melalui inkubasi
percikan ludah (droplet), dari orang ke
orang dan mengklonisasi bronchiolus dan
alveolus kuman juga dapat masuk ke
dalam tubuh melalui saluran cerna,
melalui ingesti susu tercemar yang tidak
pasteurisasi atau kadang-kadang melalui
lesi kulit.(Corwin. Elizabeth J,2001 )

Manifestasi klinik
Manifestasi klinik

Gejala utama TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan


atau tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah,
nyeri dada, dan batuk darah. Pasien TB paru menampakkan
gejala klinis, yaitu:
Tahap asimtomatis.
Gejala TB paru yang khas, kemudian stagnasi dan regresi.
Eksaserbasi yang memburuk.
Gejala berulang dan menjadi kronik.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda:
Tanda-tanda infiltrat (redup, bronkial, ronchi basah, dan lain-lain)
Tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum.
Sekret di saluran napas dan ronchi.
Suara napas amforik karena adanya kavitas yang berhubungan
langsung dengan bronkus.
(Mansjoer Arif, dkk, )

Penatalaksanaan
Medik

Obat anti TB (OAT)

OAT harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya 2 obat yang bersifat bakterisid dengan atau
tanpa obat ke-3. Tujuan pemberian OAT, antara lain:
Membuat konversi sputum BTA positif menjadi negatif secepat mungkin melalui kegiatan
bakterisid.
Mencegah kekambuhan dalam tahun pertama setelah pengobatan dengan sterilasasi.
Menghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologis.
Maka pengobatan TB dilakukan melalui 2 fase, yaitu:
Fase awal intensif, dengan kegiatan bakterisid untuk memusnahkan populasi kuman yang
membelah dengan cepat.
Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada pengobatan jangka pendek atau kegiatan
bakteriostatik pada pengobatan konvensional.
OAT yang biasa digunakan antara lain: isoniazid (INH), rifampisin (R), pirazinamid (Z), dan
streptomisin (S) yang bersifat bakterisid dan etambutol (E) yang bersifat bakteriostatik. Penilaian
keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi, radiology, dan klinis.
Kesembuhan TB paru yang baik akan memperlihatkan sputum BTA negatif, adanya perbaikan
radiologi, dan menghilangnya gejala.
(Mansjoer Arif, dkk,).

Diagnosa Keperawatan

Infeksi, risiko tinggi, (penyebaran / aktivasi ulang) berhubungan


dengan pertahanan primer tidak adekuat, penurunan kerja
silia/stasis sekret, kerusakan jaringan / tambahan infeksi, penurunan
pertahanan / penekanan proses inflamasi, malnutrisi, terpajan
lingkungan, dan kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan
patogen.
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret
kental, atau sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema
tracheal/faringeal.
Risiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan permukaan efektif paru, atelektasis, kerusakan membran
alveolar-kapiler, sekret kental, edema bronchial
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan, sering batuk/produksi sputum, dispnea, anoreksia,
ketidakcukupan sumber keuangan.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan, tindakan, dan
pencegahan berhubungan dengan kurang terpajan pada atau salah
interpretasi informasi, keterbatasan kognitif, informasi yang ada
tidak akurat atau tidak lengkap.30

BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Biodata
Identitas Klien

44

Nama
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Jenis Kelamin
Pendidikan
Status Pernikahan
Alamat
Tanggal Masuk Rumah Sakit
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medik

: Ny S
: 40 Tahun
: Islam
: Makassar / Indonesia
: Perempuan
: SD
: Kawin
: Macini Raya Makassar
: 21 Juni 2010
: 23 Juni 2010
: TBC

Keluhan utama : Batuk berdarah

Riwayat keluhan utama : Klien masuk rumah


sakit dengan keluhan batuk di sertai darah
dialami sejak 2 hari yang lalu pada tanggal 2106-2010, batuk yang dirasakan hilang timbul
disertai sesak dan nyeri dirasakan pada saat
batuk.

45

Analisa Data

DATA SUBJEKTIF
1.Klien mengeluh sesak napas.
2.Klien mengatakan sesaknya bertambah berat bila
beraktivitas.
3.Klien mengeluh batuk berlendir.
4.Klien mengatakan badannya terasa panas.
5.Klien mengatakan dadanya terasa nyeri pada saat batuk.
6.Klien mengatakan pernah batuk berlendir bercampur
darah kurang lebih 2 tahun yang lalu.
7.Klien mengatakan aktivitasnya masih dibantu oleh
keluarganya
8.Klien mengatakan tidak pernah mandi selama di rumah
sakit.
9.Klien mengatakan tidak pernah keramas selama di
rumah sakit.
10.Klien mengatakan tidak pernah sikat gigi selama di
rumah sakit.
11.Klien mengatakan tidak pernah potong kuku selama di
rumah sakit.
12.Klien selalu bertanya-tanya masalah penyakitnya

DATA OBJEKTIF
1.Keadaan umum lemah.
2.Klien tampak sesak.
3.Klien tampak batuk berlendir.
4.Gerakan dada terdapat retraksi.
5.Tampak sekret pada lubang hidung.
6.Auskultasi bunyi paru terdengar. ronchi.
7.Badan teraba panas dan berkeringat.
8.Kuku tangan tampak panjang dan. kotor.
9.Keadaan kulit tampak kurang bersih.
10.Keadaan rambut tampak kurang bersih.
11.Tanda-tanda vital (TTV):
TD
: 110/60 mmHg
S : 38 0CN
: 90 x/menit P
: 34 x/menit
12.Klien nampak selalu menanya-kan masalah
penyakitnya
13. Klien berharap cepat sembuh
14. Klien nampak pucat
15. konjungtiva pucat
16. klien nampak pucat

Klasifikasi Data
1. DS :Klien mengeluh sesak napas.Klien mengeluh batuk
berlendir.
DO : *Keadaan umumLemah.
*Klien tampak batuk berlendir.
*Tampak sekret pada lubang hidung.
*Klien tampak sesak.Auskultasi bunyi paru terdengar
ronchi.
TTV :
TD : 110/60 mmHg
S : 38,2 0C
N : 90 x/menit
P : 34 x/menit
Masalah : Bersihan jalan napas tidak efektif
61

2. DS : *Klien mengatakan dadanya terasa nyeri pada saat batuk


DO : *Ekspresi wajah klien tampak meringis bila batuk.
*Klien tampak batuk.
*Klien nampak berkeringat dingin.
*Skala nyeri sedang (nilai 3).
*TTV :
TD : 110/60 mmHg.
S : 38,20 C.
N : 90x/menit.
P : 34x/menit
Masalah : Nyeri

62

3. DS:
*Klien mengeluh badannya terasa panas.

*Klien mengeluh berkeringat banyak


DO:
*Badan teraba panas
*Konjungtiva tampak pucat.
*Bibir tampak kering.
*TTV :
TD : 110/60 mmHg
S : 38,2 0C
N : 90 x/menit
P : 34 x/menit
Masalah : Hipertermi

63

4. DS :
*Klien mengatakan tidak pernah mandi
*dan cuci rambut selama di rumah sakit.
*Klien mengatakan tidak pernah sikat gigi dan
potong kuku
selama di rumah sakit.
DO :
*Keadaan umum lemah
*Kulit tampak kotor
*Kuku panjang
Masalah : Perwatan Diri Kurang

5. DS :
*Klien selalu menanyakan masalah
penyakitnya
*Klien berharap cepat sembuh
DO
*Klien nampah selalu bertanya-tanya masalah
penyakitnya
*Klien nampak cemas
Masalah : Cemas

DIAGNOSA YANG MUNCUL.

1.Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan akumulasi sekret


pada jalan napas
2.Nyeri berhubungan dengan batuk.
3.Hipertermi berhubungan dengan reaksi radang pada paru.
4.Perawatan diri kurang berhubungan dengan sesak.
5.Kecemasan berhubungan denganKurangnya pengetahuan

67

BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnosa Keperawatan yang tidak terdapat di kasus sehingga ada
kesenjangan:

Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan penurunan kerja silia,


kurangnya pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Alasannya: karena didalam pengkajian tidak ada data yang menunjang,
karena pada saat batuk atau bersin klien menutup mulutnya dengan handuk
kecil dan dahak di tampung didalam kaleng berisi pasir sehingga risiko
penyebaran infeksi pada orang lain berkurang.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar


kapiler, sekret kental, edema bronchial.
Alasannya: karena dari hasil pengkajian didapatkan klien masih bisa
bernapas tanpa bantuan pernapasan O2 dan belum ada tanda-tanda sianosis.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, sering batuk / produksi sputum.
Alasannya: karena dari hasil pengkajian tidak didapatkan data yang
menunjang karena porsi makan yang disediakan dihabiskan, klien tidak
mengalami anoreksia.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, pencegahan,


berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tak lengkapnya informasi.
Alasannya: Hal ini tidak muncul dalam kasus karena klien mengetahui
keadaan penyakitnya, bahwa penyakitnya dapat menular kepada orang lain .
101
101

BAB V
KESIMPULAN

Pada pengkajian penyakit dengan gangguan sistem pernapasan: tuberkulosis


paru data yang ditemukan pada kasus tidak semua terdapat dalam teori
begitupun sebaliknya. Ini menunjukkan respon individu terhadap penyakit
berbeda-beda dan manusia itu terdiri dari bio, psiko, sosial, dan spiritual.

Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada respon yang ditampilkan


oleh klien dengan data-data yang menunjang, yaitu: bersihan jalan napas
tidak efektif, nyeri, hipertermi, self care defisit ; sedangkan menurut teori
diagnosa keperawatan pada penyakit dengan gangguan sistem pernapasan:
Tuberkulosis paru adalah risiko penyebaran infeksi, bersihan jalan napas tidak
efektif, risiko kerusakan pertukaran gas, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan.

Dalam perencanaan keperawatan mengacu pada masalah keperawatan yang


muncul dengan berpedoman pada teori dan memperhatikan kondisi /
kebutuhan klien, fasilitas yang ada dan kebijakan yang ada di rumah sakit.

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan didasarkan dari hal-hal yang telah


direncanakan sebelumnya dan disesuaikan dengan masalah klien, kondisi /
kebutuhan klien, dan fasilitas rumah sakit yang ada.

Pada evaluasi keperawatan, masalah yang teratasi ada 4, yaitu: nyeri,


hipertermi, self care deficit dan kecemasan ; sedangkan masalah yang belum
teratasi adalah bersihan jalan napas tidak efektif.

THANKS TOO
MUHAMMAD

IRWAN,S.Kep,Ns

ANWARHADI,S.Kep,Ns
ST.ZAKIYAH

PUTRI,S.ST

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai