Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.

A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL
MAKASSAR TGL 23-25 JUNI 2010

Oleh :
I R D AM
NIM : 07.202
YAYASAN PENDIRI DAN PEMBINA PENDIDIKAN
AKADEMI KEPERAWATAN
2010

BAB I
PENDAHULUAN

LatarBelakang

Pneumonia
pada
balita
di
Indonesia
diperkirakan antara 10-20% per tahun, secara
teoritis dari 10% penderita pneumonia akan
meninggal jika tidak diberi pengobatan.
Sedangkan di Rumah Sakit Umum Labuang Baji
Makassar dilaporkan pada tahun 2008, jumlah
kasus Bronkopneumonia pada anak adalah

kasus inap kemudian di RS Islam Faisal Makassar


dilaporkan pada tahun 2008 angka kejadian
Bronkopneumonia
pada anak berada pada
peringkat ke tiga dari 10 penyakit terbesar di
rumah sakit tersebut. Berdasarkan data tersebut
di atas penulis tertarik untuk mempelajari lebih
dalam tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien
An. A Dengan Bronkopneumonia Di Ruang
Perawatan Anak Lantai II Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar.

Batasan Masalah

Mengingat luasnya bahasan tentang kasus infeksi


saluran pernafasan akut, maka penulis membatasi
masalah pada Asuhan Keperawatan Pada Klien
An. A Dengan Bronkopneumonia di Ruaang
Perawatan Anak Lantai II Rumah Sakit Isalam
Faisal Makassar tanggal 23 25 Juni 2010.

Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk menambah khasanah pengetahuan dan
keterampilan dalam menerapkan asuhan
keperawatan pada kasus Bronkopneumonia anak.

Tujuan Khusus
Dapat melaksanakan pengkajian, menegakkan
diagnosa, menerapkan implementasi, mengevaluasi
dan mendokumnetasikan keperawatan pada anak
A dengan kasus Bronkopneumonia

Manfaat Penulisan
Untuk Mahasiswa
Untuk Institusi
Untuk Rumah Sakit
Untuk Klien

MetodePenulisan
Studi Kepustakaan
Studi Kasus

Untuk menghimpun data yang diperlukan


menggunakan cara sebagai berikut :
Wawancara
Observasi

Studi Dokumentasi
Diskusi

Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan.
BAB II :Tinjauan Pustaka
BAB III: Tinjauan kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup

BAB II
Tinjauan Teori
Anatomi
Pernapasan adalah proses pertukaran gas O2
dan CO2 di dalam paru (pernapasan eksterna)
dan proses pertukaran gas O2 dan CO2 yang
terjadi dalam jaringan (pernapasan interna).

Hidung

Faring
Laring
Trakhea
Cabang utama bronkus
Paru-Paru

Fisiologi

Pada pernapasan eksterna udara dipungut melalui hidung,


sewaktu udara masuk melalui hidung udara disaring oleh bulubulu yang terdapat di vestibulum, dan karena kontak dengan
permukaan lendir yang dilaluinya maka udara menjadi hangat.
Kemudian oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke
alveoli dan hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli
kapiler, yang memisahkan oksigen dari udara. Oksigen
menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa ke dalam arteri
selanjutnya ke seluruh bagian tubuh. Darah meninggalkan paruparu pada tekanan 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 90% jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, CO2
yang merupakan salah satu buangan hasil metabolisme dari
jaringan menembus membran alveolar-kapiler darah ke alveoli
dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinapaskan
keluar melalui hidung dan mulut.

Pengertian Bronkhopneumoni
. Bronkopneumonia adalah radang paru yang berasal dari
cabang-cabang tenggorok yang mengalami infeksi dan
tersumbat oleh getah radang menimbulkan pemadatanpemadatan bergerombol dalam lobulus paru yang
berdekatan (Dr. Med. Ahmad Ramali, 2000).
b. Pneumoni adalah peradangan akut parenkim paruparu yang biasanya berasal dari suatu infeksi (Price,
2005)
c. Pneumoni adalah peradangan yang mengenai parenkim
paru distal dari bronhkiolus terminalis yang mencakup
bronhiolus respiratorius paru dan menimbulkan
gangguan pertukaran gas setempat (Zul, 2004)

Patofisiologi

Adanya inhalasi mikroorganisme yang ada di udara


atau teraspirasinya masuk ke dalam bronkus
menyebabkan adanya efek infeksi dan peradangan.
Reaksi peradangan hebat dan menghasilkan cairan
edema yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan
intestinal. Respon sel epitel dan jaringan mukosa
berupa peningkata produksi mukus untuk
mengepung mikroorganisme. Dengan adanya sekret
dan peradangan pada bronkus dan alveoli
menyebabkan jalan napas tersumbat sehingga
timbul sesak napas. Batuk muncul sebagai
mekanisme alamiah untuk mengeluarkan sekret
yang ada pada jalan napas. (Ishak Yusuf, 1990).

Manifestasi Klinik

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi


traktus respiratorius bagian atas selama beberapa
hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30-40C
dan mungkin disertai kejang karena demam yang
tinggi. Anak sangat gelisah, menggigil, anoreksia,
malaise, diaforesis, sesak dan sianosis skunder
hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung
merupakan trias gejala. Batuk mula-mula kering
kemudian jadi produktif.

BAB III
Tinajuan Kasus
.Pengkajian
Biodata

Identitas Klien

Nama : An A
Umur/Tanggal lahir:
7 Bulan/3 November 2009
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan: Alamat : Jl. Kesatuan 1 No. 41. Makassar
Suku / Bangsa: Makassar / Indonesia
Tanggal masuk
: 21 Juni 2010
Tanggal pengkajian:23 Juni 2010
No. RM : 052708
Diagnosa medik : Bronchopneumonia

RiwayatKesehatan
Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit : Demam

RiwayatKeluhanUtama:
Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 21 Juni 2010,
dengan keluhan deman, batuk-batuk, sesak nafas,
keluhan di rasakan sejak tanggal 19 Juni 2010. Pada
saat dikaji pada tangal 23 Juni 2010 ibu klien
mengatakan deman nya sudah berkurang,

Riwayatkesehatansekarang
Pada saat dikaji ibu klien mengatakan anaknya
demamnya sudah berkurang, masih sesak dan batukbatuk, ibu mngatakan sudah ada obat yang diberikan
oleh dokter sehingga keluhan anaknya berkurang,
susah tidur karena batuk-batuk.

Klasifikasi data
Ibu klien mengatakan anaknya belum mandi selama di
rumah sakit
Ibu klien berharap anaknya cepat sembuh dan segera
pulang ke rumah
Ibu klien mengatakan anaknya malas menetek
Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan atau
menurun
Nampak bintik-bintik merah di seluruh tubuh klien
Ibu mengatakan sesak napas anaknya sudah berkurang
Ibunya mengatakan masih lemah
Ibu mengatakan suhu badan anaknya hangat
Ibu klien mengatakan anaknya selalu gelisah
Terpasang infus Assering 14 tts/menit

Lanjutan

Kulit Anak nampak kotor


Bibir nampak kering
Perut nampak kembung
Kulit pucat
KU lemah
TTV
- Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 37,5C
- Pernapasan : 36x/menit
Berat Badan
: 6 kg
Panjang Badan
: 67 cm

Data Fokus

DataSubyektif

Ibu mengatakan sesak napas anaknya berkurang


Ibu mengatakan suhu badan anaknya hangat
Ibu mengatakan anaknya kadang-kadang batuk dan tidak
sesak
Ibu mengatakan nafsu makan anaknya berkurang saat
sakit.
Ibu mengatakan anaknya kurang minum ASI (menetek)
Ibu mengatakan anaknya sudah makanan tambahan
(susu formula sejak sesudah lahir)
Ibu mengatakan tidak tahu tentang penyakit dan
perawatan anaknya.
Ibu mengatakan anaknya masih lemah

Data Obyektif
Ku Lemah.
Berat Badan : 6 Kg
Tinggi Badan : 67 Cm
Nadi
: 90 x/Menit
Suhu
: 37,5C
Pernapasan
: 36 x/menit
Klien menyusui sebentar saja
Keadaan perut kembung

lanjutan
Suara napas ronkhi
Gelisah
Bibir nampak kering
Ada serumen di kanal auditorius
Anak kadang tidak mau menyusui
Conjungtiva pucat
Kulit klien teraba hangat
Kulit nampak kotor

Analisa Data

Perubahan status kesehatan anak


KU anak lemah

Suhu badan hangat, kulit kotor, kuku kotor, rambut kotor

Perawatan diri anak (mandi, cuci rambut, potong kuku) tidak terpenuhi

Kurang pengetahuan ibu tentang perawatan diri (PH) anak selama di rumahsakit

Kurang Informasi dari petugas ruangan tentang pentingnya PH

GangguanPersonaHygiene

Lendir atau Sputum tertelan


Masuk ke
Lambung atau duodenum
Merangsang impuls afferen
Disampaikan

Medula

(pusat muntah) diinterpretasi sebagai mual

Keinginan menetek dan minum susu formula berkurang

Gangguanpemenuhannutrisikurangdari
kebutuhan

Kurangnya pengetahuan tentang, penyebab penyakit,


pengobatan dan perawatan anak yang sakit

Keinginan ibu untuk segera sembuh dan mendapat


pengobatan yg baik dari petugas kesehatan

Stressor penyakit

Koping tidak efektif

Cemas

Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan personal hygiene b/d ketidaktahuan
ibu klien tentang perawatan diri anak selama di
rumah sakit
2.

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang


tidak adekuat

3. Kecemasan keluarga b/d kurangnya


pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan
penyakit anaknya.

BAB IV
Pembahasan

Pengkajian
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang
dilakukan pada klien An. A dengan Bronkopneumonia hari
ke III di Ruang Perawtatan Anak lantai II RS Islam Makassar
pada tanggal 23 25 Juni 2010 maka pada bab ini akan
dibahas antara teori dan yang ada pada kenyataan yang
diperoleh sebagai hasil pelaksanaan studi kasus juga
menganalisa faktor pendukung dan penghambat selama
melaksanakan asuhan keperawatan. Beerdasarkan hal
tersebut penulis melakukan pengkajian pada klien An .A
adapun keluhan utama anak sesak napas, suhu badan panas,
batuk berlendir, hal tersebut sesuai teori

Diagnosa Keperawatan
Dari hasil tinjauan kasus yang dilakukan diperoleh 3
diagnosa keperawatan yaitu :
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan keadaan
umum lemah.
Kecemasan keluarga tentang penyakit dan perawatan
berhubungan dengan kurang informasi.
Dengan demikian ada 2 (dua) diagnosa yang sesuai
dengan teori dan 1 (satu) diagnosa lainnya tidak
terdapat pada teori Donna L. Wong (2006) Namun,
tidak menutup kemungkinan diagnosa tersebut terdapat
pada literatur lain.

Perencanaan dan Implementasi


1. Dalam tahap implementasi penulis menyesuaikan
dengan kondisi pasien, situasi, masalah serta
kebutuhan pasien. Pada dasarnya implementasi
difokuskan dengan intervensi yang direncanakan ,
hubungan perawat dengan pasien dengan
menggunakan pendekatan terapeutik, dimana penulis
memperhatikan respon pasien secara empati.
2. Dalam tahap implementasi, perawat dituntut memiliki
berbagai keterampilan teknis, keterampilan
berkomunikasi maupun kemampuan intelektual. Pada
tahap ini juga penulis juga mengadakan pengumnpulan
data untuk melihat perkembangan dan dituliskan
dalam catatan perkembangan (SOAP) pasien.

Evaluasi

Dari bab pembahasan ini, penulis dapat


mengemukakan bahwa dilihat dari tinjauan
teoritis maupun dari tinjauan kasus di lahan
praktek secara garis besar tampak adanya
persamaan dan kesesuaian. Namun, dalam kasus
bronkopneumonia yang dirawat oleh penulis
masih ditemukan beberapa kesenjangan antara
teori dengan kasus pada bab pembahasan ini.

BAB V
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang ditulis penulis telah
laksanakan pada anak A dengan kasus
Bronkhopneumonia pada tanggal 23 26 Juni 2010,
penulis menemukan berbagai macam masalah yang timbul.

Terdapat 3 diagnosa yang didapatkan yaitu 3


masalah aktual semua masalah teratasi .
Mengingat kondisi pasien maka peranan keluarga
(terutama ibu) sangat penting.
Pendidikan kesehatan pada keluarga merupakan hal yang
sangat penting dalam mendukung penyembuhan
penyakit/masalah keperawatan yang sedang dihadapi.
Penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang mengacu pada berbagai teori.

Saran-saran
Untuk mencegah masalah keperawatan yang
berkelanjutan diharapkan perawan perawatan
secara komprehensif terhadap kasus
Bronkopneumonia.
Perlunya ditingkatkan pelayanan yang cepat
untuk menghindari penyebaran infeksi
sehingga tidak terjadi komplikasi.
Untuk mengetahui efektifnya asuhan
keperawatan pasien kasus Bronkopneumonia
hendaknya kegiatan evaluasi dilakukan secara
baik dan terus-menerus.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai