Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
I.

LATAR BELAKANG
Puskesmas Mangkang adalah unit organisasi fungsional yang
melaksanakan tugas teknis Dinas Kesehatan, yang berada dikecamatan
Tugu dengan wilayah kerja kelurahan Mangkang Kulon, Mangkang
Wetan

dan

kelurahan

Mangunharjo

kota

Semarang.

Sebagai

penyelenggara pembangunan kesehatan, puskesmas bertanggungjawab


menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan Nasional merupakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Kegiatan

yang

dilaksanakan

mahasiswa

Universitas

Muhammadiyah Semarang di Puskesmas Mangkang meliputi kegiatan


praktik manajemen puskesmas. Topik yang dipelajari mahasiswa
dalam Praktik Pembelajaran Lapangan pada blok 21 ini adalah 6
Upaya Kesehatan Wajib yaitu Upaya Promosi Kesehatan, Upaya
Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular, dan Upaya Pengobatan, sertas
beberapa Upaya Kesehatan Pengembangan dan Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).Selain itu, dalam kegiatannya
di Puskesmas Mangkang, mahasiswa diharapkan dapat memahami
struktur organisasi dan manajemen serta kegiatan yang meliputi
pengenalan wilayah, analisis masalah, menganilisis penyebab, dan
mencari alternatif pemecahan masalah. Untuk mendapatkan prioritas
masalah akan diolah menggunakan Hanlon Kuantitatif.
Dengan adanya pengalaman belajar di lahan praktik ini,
diharapkan

mahasiswa

Fakultas

Kedoktteran

Universitas

Muhammadiyah Semarang akan mendapatkan bekal yang cukup untuk


terjun ke masyarakat, serta dapat mengenal dan menghayati aspek

kesehatan dalam kontak kehidupan masyarakat, serta belajar


memecahkan masalah baik di bidang kesehatan maupun non
kesehatan.
II.

TUJUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN


A. Tujuan Umum
Pada

akhir

kegiatan

diharaapkan

mahasiswa

dapat

menjelaskan pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas serta


menganalisis dan melaporkan kesesuaiannya dengan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
B. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan proram puskesmas serta membantu pelaksanaan
pemeriksaan medik terhadap pasien di puskesmas.
2. Memahami Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas.
3. Melakukan analisis kesesuaian antara kegiatan Pelayanan
Kesehatan di puskesmas dengan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yang ditetapkan.
4. Membuat laporan kegiatan secara berkelompok.
III.

MANFAAT PBL
A. Manfaat bagi Puskesmas
1. Mengetahui masalah atau upaya Puskesmas yang belum
memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM).
2. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari
upaya puskesmas yang belum memenuhi target Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
3. Membantu Puskesmas dalam
penyelesaian

terhadap

upaya

memberikan
Puskesmas

yang

alternatif
belum

memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM).


B. Manfaat bagi Mahasiswa
1. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
2. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang ada di
puskesmas.
3. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah
yang ditemukan dalam program puskesmas.
IV.

METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan


mengambil data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
melalui

wawancara

langsung

dengan

petugas

Puskesmas

Mangkang dan data sekunder diperoleh dari data tertulis yang ada
di Puskesmas Mangkang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

KONSEP DASAR PUSKESMAS


A. Pengertian Puskesmas

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu


organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI
(2004) puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas
kesehatan

kabupaten/kota

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja


(Effendi, 2009). Sebagai penyelenggara pembangunan
kesehatan

puskesmas

bertanggung

jawab

dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan dan upaya


kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem Kesehatan
Nasional yang merupakan pelayanan tingkat pertama. Dinas
Kesehatan Kota merupakan suatu kerja perangkat daerah
yang memiliki tanggung jawab menjalankan kebijakan
pemerintah kota dalam bidang kesehatan. Dinas Kesehatan
Kota Semarang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan
bidang kesehatan di dalam wilayah Kota Semarang dan
sekitar.
B. Visi Dinas Kesehatan Kota Semarang
Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Kota Semarang di
masa depan maka Dinas Kesehatan Kota memiliki Visi
Terwujudnya Masyarakat Kota Semarang yang Mandiri
untuk Hidup Sehat
C. Misi Dinas Kesehatan Kota Semarang
Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh
jajaran organisasi kesehatan di seluruh wilayah Kota
Semarang, yang bertanggung jawab secara teknis terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan Kota
Semarang. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi
yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di
masing-masing jenjang administrasi pemerintahan yaitu :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas


2. Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan
dan kemampuan hidup sehat
D. Tujuan Pelaksanaan
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan
perorangan yang efektif dan efisien
2. Meningkatkan kesiapan dan ketersedian sumberdaya
kesehatan dalam mendukung proses pelayanan kesehatan
3. Mengembangkan kebijakan dan manajemen yang efektif
dan efisien dalam pengelolaan pelayanan dan sumber
daya kesehatan
4. Meningkatkan pelayanan kefarmasian serta penyedian
obat perbekalan kesehatan yang memenuhi persyaratan
mutu
5. Meningkatkan perilaku dan peran aktif individu, keluarga
dan masyarakat untuk memelihara dan melindungi
kesehatan dan lingkungannya sendiri.
II.

ORGANISASI
A. Struktur Organisasi
Puskesmas dikepalai oleh seorang kepala Puskesmas yang
dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh kelompok jabatan
fungsional dan sub bagian tata usaha. Kelompok jabatan
fungsional terdiri dari dokter umum, dokter gigi, bidan,
sanitarian, perawat gigi, perawat, asisten apotek, pelaksana
laboratorium, petugas epidemiologi dan penyuluh kesehatan
serta pelaksana gizi. Sedangkan sub bagian tata usaha terdiri
dari kepala bagian tata usaha, umum, kepegawaian serta
keuangan.
B. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi di
Puskesmas disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk Kepala
Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarakat.
C. Eselon Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan


kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggung
jawab tersebut dan besarnya peran Kepala Puskesmas dalam
penyelenggaran

pembangunan

kesehatan

di

tingkat

kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan


enselon IV.
III.

UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS


Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui
Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju
Indonesia

Sehat,

Puskesmas

bertanggung

jawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya


kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem
kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua
yakni :
A. Upaya Ksehatan Wajib
1. Upaya Promosi Kesehatan
Menurut WHO promosi kesehatan merupakan proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara

dan

meningkatkan

kesehatan.

Tujuan

Promosi kesehatan terdiri atas 3 tingkatan yaitu :


a. Tujuan Program
Tujuan program merupakan pernyataan tentang apa
yang akan dicapai dalam periode tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan
b. Tujuan pendidikan
Tujuan Pendidikan merupakan pendidikan atau
pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai
perilaku yang diinginkan.
c. Tujuan Perilaku
Tujuan perilaku merupakan gambaran perilaku yang
akan

dicapai

dalam

mengatasi

permasalahan

kesehatan yang berhubungan dengan pengetahuan,


sikap dan tindakan.

Sasaran promosi kesehatan terdiri dari sasaran langsung


(primer) dan sasaran tidak langsung (sekunder dan tersier).
Selain itu sasaran promosi kesehatan adalah individu
kelompok, atau keduanya.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan merupakan upaya yang
dilakukan Puskesmas untuk menciptakan keseimbangan
antara manusia manusia dan lingkungan sehingga
terbentuk keseimbangan diantara keduanya.
5 upaya kesehatan lingkungan :
a. Penyehatan sumber air bersih SB
b. Penyehatan lingkungan pemukiman
c. Penyehatan tempat-tempat umum
d. Penyehatan tempat kelola lapangan
e. Klinik sanitasi dan pemeriksaan jentik nyamuk
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Merupakan upaya dalam bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu menyusui bayi dan anak balita serta anak pra
sekolah.
Tujuan dari program KIA dan KB adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang yang optimal.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi memiliki

tujuan

untuk

meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya


meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu
hamil, bayi dan anak balita.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif meliputi :
a. Meningkatkan pendidikan gizi
b. Penanggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY,
kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lain
c. Penanggulangan gizi lebih
d. Peningkatan surveilans gizi
e. Pemberdayaan
masyarakat
untuk
mencapai
KADARZI

5. Upaya

Pencegahan

Menular
Pencegahan

dan

dan

Pemberantasaan

pemberantasan

penyakit

Penyakit
menular

memiliki tugas dalam merencanakan, melaksanakan


pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan
pengendalian kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit. Tujuan program ini adalah untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Kegiatan pokok dan
kegiatan indikatif meliputi :
a. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
b. Peningkatan imunisasi
c. Penemuan dan tatalaksana penderita
d. Peningkatan
surveilans
epidemilogi

dan

penanggulangan wabah
e. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi,
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
6. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan merupakan segala bentuk pelayanan
pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk
menghilangkan penyakit atau gejala yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi khusus
sesuai kebutuhan.
Tujuannya untuk

meningkatkan

derajat

kesehatan

perorangan dan masyarakat di Indonesia.


B. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang di sesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok Puskesmas yang telah ada yaitu :
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olahraga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
8

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
IV. SISTEM RUJUKAN
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal
balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara
vertikal dalam arti unit yang terkecil atau berkemampuan kurang
kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas terdapat 2 macam rujukan yaitu :
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan upaya kesehatan perorangan adalah
penyakit. Apabila Puskesmas tidak dapat menanggulangi satu
kasus penyakit maka Puskesmas tersebut wajib merujuk ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat. Rujukan kesehatan masyarakat juga
dilakukan

apabila

suatu

puskesmas

tidak

mampu

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan


pengembangan padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut
telah

menjadi

kebutuhan

masyarakat.

Apabila

suatu

puskesmas tidak dapat menanggulangi kesehatan dan atau


tidak

mampu

menyelenggarakan

upaya

kesehatan

masyarakat, maka puskesmas wajib merujuk ke dinas


kesehatan Kabupaten atau Kota.
V.

PROSES MANAJEMEN PUSKESMAS


Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan
upayanya,

Puskesmas

dilengkapi

dengan

instrumen

manajemen yang terdiri dari :


a. Rencana Tingkat Puskesmas / RTP (P1)
b. Lokakarya Mini Puskesmas atau pelaksanaan (P2)
c. Penilaian Kinerja Puskesmas atau evaluasi kinerja
(P3)

Termasuk manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan dan


tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan
disebut sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) dan upaya
peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality
assurance).
1. RTP (Rencana Tingkat Puskesmas)
Perencanaan tingkat puskesmas

memberikan

pandangan

menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan


dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan
Puskesmas secara efisien dan efektif. Semua aktivitas personalia
dan organisasi puskesmas diawasi, dipantau, dan di bimbing agar
aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja Puskesmas
(fungsi pengawasan dan pengendalian).
Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Mempersiapkan data yang akan dianalisis, sehingga untuk
selanjutnya dapat mempermudah perencanaan yang akan
dibuat.
2. Analisis Situasi Penyusunan
Analisis situasi Puskesmas

adalah

proses

berikut

kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi


masalah tersebut, serta potensi sumber daya puskesmas yang
dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah ini
dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau
fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas.
Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini
berupa peta wilayah dan sumber daya (ketenagaan, obat dan bahan
habis pakai, peralatan, sumber pembiayaan, sarana prasarana, data
peran serta masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data
sekolah, data kesling.
3. Rencana Usulan Kegiatan
Terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan
(RUK), yaitu :

10

i
ii
iii
iv

a. Analisis masalah, meliputi :


Identifikasi masalah
Prioritas masalah
Merumuskan masalah
Penyebab masalah
b.
Penyusunan RUK
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
2. Lokakarya Mini
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar
petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait
(lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim. Memantau
cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta
masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi
puskesmas. Lokakarya Mini Puskesmas merupakan penerapan
pergerakan, pelaksanaan (P2). Adapun tujuan dilakukannya
Lokakarya Mini adalah untuk meningkatkan fungsi Puskesmas
melalui penggerakan pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam
tim dan membina kerjasama lintas program serta lintas sektoral.
Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun
pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan
Lokakarya Mini Puskesmas. Pada dasarnya ruang lingkup
kegiatan Lokakarya Mini itu, mencakup dua hal pokok,
yaitu meliputi :
a.Lokakarya Mini Lintas Program
b.
Lokakarya Mini Lintas Sektor
Berdasarkan waktunya, Lokakarya Mini
dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya
Mini

Bulanan

diselenggarakan dalam dua tahap,


yaitu :
1. Lokakarya Mini Bulanan yang
Pertama
2. Lokakarya Mini Bulanan Rutin
b. Lokakarya Mini Tribulan

11

Lokakarya

Mini

dilakukan

Tribulan

sebagai

pelaksanaan

kerjasama

ini

pemantau
lintas

sektoral. Lokakarya Tribulan lintas


sektor dilaksanakan dalam dua tahap
:
Lokakarya

Mini

Tribulan

Pertama
Lokakarya

Mini

Tribulan

Rutin
3. Evaluasi Kinerja Puskesmas
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas.
Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian
pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan,
manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan.
Bahan yang dipakai dalam penilaian kinerja Puskesmas
adalah

hasil

pelaksanaan

pelayanan

kesehatan

manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan, sedangkan


dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan
penyusunan laporan berpedoman pada buku pedoman
penilaian kinerja Puskesmas dari Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I thn
2006.
VI. PEMECAHAN

MASALAH

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN
Pemecahan Masalah Pengambilan Keputusan adalah suatu
proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan
dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan
berbagai metode.
Skema PM-PK :
Skema hubungan antar komponen pendekatan sistem
12

Skema pemecahan masalahan dan pengambilan


keputusan di puskesmas.

Langkah-langkah PM-PK di puskesmas :


A. Identifikasi masalah
1. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas
(SP3)
SP3 adalah pencatatan dan pelaporan yang harus
dibuat oleh Puskesmas dan direkapitulasi disetiap
tingkatan adiministrasi dengan waktu tertentu.
Pencatatan dan pelaporan Puskesmas disini sudah
mencakup pelayanan kesehatan dipuskesmas,
Puskesmas

Pembantu,

Puskesmas

Keliling,

Puskesmas dengan Perawatan, Bidan Desa,


Perawat Desa, Balai Pengobatan, Dokter/Bidan
Praktek swasta dan unit-unit pelayanan kesehatan
lainnya baik pemerintah maupun swasta.
2. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Suatu standar dengan batas-batas tertentu, untuk
mengukur kinerja penyelenggaran kewenangan
wajib di daerah (Kab/Kota), yang berkaitan
dengan pelayanan dasar kepada masyarkat,
mencakup jenis pelayanan indikator dan nilai :
a. Jenis pelayanan
Pelayanan publik yang mutlak dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak
dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik
b. Prinsip Standar Pelayanan Minimal (SPM)
1. Diterapkan pada kewenangan wajib
2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota.
3. Menjamin askes masyarakat mendapat
pelayanan

kesehatan

dasar

tanpa

mengorbankan mutu, mempunyai dampak


luas pada masyarakat.

13

4. Merupakan

indikator

kinerja,

standar teknis.
5. Dinamis.
6. Dalam
kerangka
pelayanan dasar.
c. Indikator dan target

bukan

penyelenggaran
Standar

Minimal (terlampir).
B. Prioritas Masalah
Untuk mempropritas masalah

di

Pelayanan

masyarakat

menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Metode ini


bertujuan antara lain:
1. Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikut
sertakan dalam proses penentuan masalah
2. Mengkelompokan faktor-faktor yang ada dan
memberikan bobot terhadap kelompok faktor
tersebut
3. Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor
dan nilai sesuai dengan kebutuhan
Metode Hanlon kuantitatif menggunakan 4 kriteria,
yaitu :
1. Kriteria A = Besarnya masalah
Menetapkan faktor yang digunakan
menetukan

besar

masalah

dan

data

untuk
yang

digunakan bersifat kuantitatif. Besar masalah


didapatkan berdasarkan hasil cakupan terhadap
pencapaian yang diperoleh dari populasi Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar
masalah maka hal yang perlu diperhatikan adalah
penetepan range untuk menentukan nilai besarnya
masalah.
2. Kriteria B = Kegawatan masalah
Dalam penilaian kriteria ini lebih bersifat
subjektif. Tentukan 3 faktor tingkat kegawatan,
yang meliputi :
a. Tingkat mendesak (Urgency)
b. Tingkat keganasan (Seriousness)

14

c. Biaya
3. Kriteria C = Kemudahan penanggulangan
Menilai masalah tersebut dalam penanggulangan
tentang keberadaan sumber daya (tenaga, alat,
obat, biaya, fasilitas, kesehatan) dan teknologi
yang

digunakan

tersedia,

kemampuan

dan

kemudahan menyelesaikan masalah dengan bobot


penilaian antara 1-5
4. PEARL faktor
Terdiri dari beberapa

faktor

yang

saling

menentukan dapat atau tidaknya suatu program


dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah :
a. P : Propriate (Kesesuaian dengan program
nasional/kesepakatan dunia/program daerah)
b. E : Economic (Secara ekonomi murah,
kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)
c. A : Acceptability (Dapat diterima oleh
masyarakat, Pemda, dll)
d. R : resource (Tersedianya sumber daya yang
mendukung kegiatan)
e. L : Legality (Ada landasan hukum/etika
kedokteran, dll) bobot nilai yang diberikan
bila dijawab ya bernilai 1 dan bila dijawab
tidak bernilai 0
Hasil maksimal dari perhitungan rumus
Hanlon tersebut adalah 100, semakin tinggi
nilai

angka

tersebut

perhitungan

akan

maka

masalah

diprioritaskan

untuk

ditanggulangi.
C. Analisis penyebab masalah
Penyebab masalah di puskesmas dapat di analisis
menggunakan pendekatan sistem. Analisis penyebab
masalah

adalah

suatu

pendekatan

atau

cara

penelaahan terhadap suatu masalah komplek untuk


mempermudah

dan

meningkatkan

kualitas

pengambilan keputusan dalam perencanaan dan

15

manajemen yang bersifat komprehensif. Komponen


pendekatan sistem antara lain :
1. Input (masukan)
Puskesmas memiliki input man (sumber daya
manusia), money (biaya), material (saranaprasarana), method (metode), market (sasaran).
2. Proses (tahapan kegiatan)
Puskesmas melakukan rangkaian kegiatan
meliputi

perencanaan

tingkat

puskesmas,

pengorganisasian tenaga yang ada, lokakarya mini


puskesmas,

pemantauan

wilayah

setempat,

penyedian peralatan dan bahan-bahan tepat


waktu, bimbingan teknis petugas pelaksanaan
sesuai

protap,

penyuluhan

kesehatan

masyarakat dan evaluasi kinerja.


3. Output (hasil antara)
Merupakan hasil cakupan Puskesmas

pada

dari

kegiatan pokok tertentu


4. Outcome (hasil akhir)
Merupakan hasil akhir output seperti tingkat
kepercayaan

masyarakat

terhadap

pelayanan

kesehatan
5. Impact (dampak)
Dampak dari outcome yang terjadi misalnya di
Puskesmas yaitu data kelahiran, data kesakitan
dan data kematian
6. Environtment (lingkungan)
Lingkungan dikelompokkan menjadi dua yaitu
lingkungan fisik (jarak, cuaca, dan lain-lain) dan
lingkungan non-fisik (kebijakan pemerintahan,
peraturan daerah, dan lain-lain).
D. Alternatif kegiatan dan pengambilan keputusan
Alternatif kegiatan dan pengambilan keputusan di
puskesmas menggunakan lokakarya mini (LOKMIN)
yang

bertujuan

meningkatkan

kemampuan

manajemen puskesmas dalam mengelola kegiatannya


dalam upaya meningkatkan fungsi puskesmas sebagai

16

pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan


upaya kesehatan diwilayahnya.
E. Penyusunan rencana kegiatan
POA puskesmas adalah kumpulan dari beberapa
kegiatan yang sudah jelas tujuan, sasaran dan target
yang ingin dicapai, penggunaan biaya, waktu
pelaksanaan kegiatan dan petugas yang melaksanakan
kegiatannya, dapat disusun pertahun, perenam bulan,
per tiga bulan ataupun perbulannya. POA yang baik
terlihat dari tujuan, sasram dan target yang dibuat.
Pembuatan POA dapat menggunakan tabel 4W+1H
(what, when, where, who, dan how). Tahap rencana
pelaksanaan kegiatan (RPK) yang disebut pula Plan
Of Action (POA). ROK disusun setelah diterimanya
alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah daerah
ke Puskesmas.
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan dan sasarannya adalah petugas di
puskesmas dilaksanakan dalam lokakarya mini
(LOKMIN).
G. Penilaian atau evaluasi
Penilaian atau evaluasi dalam pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan di nilai dari input, proses
dan output.

BAB III
GAMBARAN UMUM
KONDISI PUSKESMAS MANGKANG
I. KONDISI LINGKUNGAN
17

A. Data Wilayah Kerja


Puskesmas Mangkang adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan

Kota

Semarang

yang

bertanggung

jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja


dengan luas wilayah 1226,88 ha dan memiliki 1 Puskesmas
Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu mangunharjo.
Puskesmas Mangkang terletak di jalan Jend. Urip Sumoharjo
KM 16 KecamatanTugu yang memiliki wilayah kelurahan
binaanyaitu :
a. Kelurahan Mangkan Kulon yang terdiridari 21 RT dalam 6
RW
b. Kelurahan Mangkang Wetan yang terdiridari 37 RT dalam 7
RW
c. Kelurahan Mangunharjo yang terdiridari 28 RT dalam 5 RW
Program Wajib Puskesmas Mangkang :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Upaya Promosi Kesehatan


Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan anak serta keluarga berencana
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya Pencegahandan Pemberantasan Penyakit Menular
Upaya Pengobatan

Program

pengembangan

yang

dilaksanakan

puskesmas

Mangkang :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Upaya perawatan masyarakat


Upaya kesehatan jiwa
Upaya kesehatan usialanjut
Upaya kesehatan sekolah
Upay akesehatan olah raga
Upaya kesehatan kerja
Upaya kesehatan gigi dan mulut

Disamping itu Puskesmas Mangkang masih menjalankan


program program tambahan seperti : Laboratorium, Klinik IMS
Sarana transportasi untuk menunjang kegiatan operasional di
Puskesmas Mangkang :
-

Kendaraan roda empat : 1buah


Kendaraan roda dua : 5 buah

Ada pun jumlah posyandu sebanyak 28 dengan perincian :


-

Posyandu Pratama : 0

18

Posyandu Madya : 0
Posyandu Purnama : 19
Posyandu Mandiri : 9
Posyandu Lansia : 3

B. Geografi
Kondisi geografis di wilayahkerja Puskesmas Mangkang
yang merupakan daerah pantai serta pemukiman yang padat
merupakan

ancaman

dalam

penyelenggaraan

pelayanan

kesehatan. Akses jalan pemukiman penduduk yang rawan banjir,


berlumpur, sebagian sempit sehingga sulit dijangkau oleh
transportasi roda empat.Disisi lain perilaku hidup bersih sehat
sangat dipengaruhi tingkat pendidikan penduduk yang masih
rendah sehingga tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang
pentingnya kesehatan juga masih rendah. Selain itu di wilayah
ini terdapat banyak pondok pesantren dan tempat lokalisasi
Rowosari Atas, dimana tempat tersebut berisiko mempercepat
terjadinya penularan pada penyaki tmenular,
Batas wilayahkerja :
- Sebelah Utara : Keluharan Laut Jawa
- Sebelah Selatan : Kecamatan Ngaliyan
- SebelahTimur : Kelurahan Randugarut
- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
C. KeadaanPenduduk
Data Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja
Puskesmas Mangkang Tahun 2013
Kelurahan
MangkangKulon
MangunHarjo
MangkangWetan
Jumlah
Sebagian

besar

JumlahPenduduk
L
P
1845
1850
2792
2814
3288
3112
7925
7776
penduduk

beragama

Jumlah KK

Jumlah
3695
5606
6400
15701
islam,

1576
1595
1750
4921

mata

pencahariannya sebagian besar adalah buruh pabrik dan petani


ikan / nelayan, kelompok usia terbanyak adalah usia produktif
dan latar belakang pendidikan penduduk sebagian besar hanya
tingkat SD.

19

Sarana pendidikan di wilayah Kerja Puskesmas Mangkang


adalah :
a. Jumlah TK : 7
b. Jumlah SD : 12
c. Jumlah SMP : 6
d. Jumlah SMU : 3
II. INPUT
A. Visi Misi
Visi Puskesmas
Puskesmas Mangkang menjadi puskesmas unggulan
yang professional dan mewujudkan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Mangkang sehat secara mandiri.
Misi Puskesmas
1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
2. Memelihara dan meningkatkan

kesehatan

individu,

keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.


3. Meningkatkan forum kesehatan desa untuk mendorong
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
untuk mewujudkan masyarakat sehat secara mandiri
4. Meningkatkan
status
gizi
masyarakat
dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi posyandu
Motto Puskesmas : Kepuasan dan Kesehatan adalah yang
utama
B. Ketenagaan dan Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Puskesmas Mangkang : Terlampir
2. Sumber Daya Manusia :
Sumber daya manusia di Puskesmas Mangkang
berjumlah 46 karyawan dengan rincian sebagai berikut :
1 kepala puskesmas, 1 Ka. Sub. Bag Tata Usaha, 2 dokter
umum, 1 drg, 6 bidan, 7perawat, 1 perawat gigi, 1
petugas gizi, 1 Sanitarian, 1 ass. Apoteker, 2 Analis, 3
administrasi, 1 petugasloket, 1 penjaga malam, 1
pengemudi, 2 petugas kebersihan.
3. UraianTugasdari SDM Puskesmas :

20

a. Kepala Puskesmas : melaksanakan koordinasi semua


kegiatan puskesmas, koordinasi lintas sektoral dan
pembinaan masyarakat.
b. Kepala Sub. Bag. Tata Usaha : Melaksanakan tugas
ketatausahaan

yang

meliputi

kepegawaian,

kerumahtanggaan dan administrasi


c. Dokter umum :
i.
Melaksanakan tugas medis puskesmas baik dalam
gedung maupun luar gedung
ii.
Pembinaan kader
iii.
Membina wilayah kerja
iv.
Penyelidikan Epidemiologi
v.
Puskesling
d. Doktergigi
1. Melayani pengobatan gigi
3. Membina wilayah kerja
4. Membantu PE dan pemantauan PSN
5. Melaksanakan dan bertanggung jawab

atas

kegiatan UKS dan UKGMD


e. Perawat
i. Membantu dalam pelayanan medis / pengobatan
minimum
ii. Membina wilayah kerja
iii.
Melaksanakan
kegiatan
pemberantasan

penyakit

pencegahan
menular

dan

dan
tidak

menular di dalam gedung dan di luar gedung


Puskesmas
iv.
Puskesling dan Posyandu
v.
Membantu PE dan pemantauan PSN
f. Bidan
1 Melaksanakan pelayanan KIA-KB
2 Penanggung jawab danpelaksana kegiatan
3
4
5
6

kesehatan ibu, anak, dan remaja


Puskesling dan Posyandu
Membina wilayah kerja
Membantu PE dan pemantauan PSN
Melaksanakan dan bertanggung

jawab

kegiatan imunisasi
g. Perawat gigi
1 Membantu dalam pelayanan pengobatan
2

gigi
Melaksanakan kegiatan UKS dan UKGMD
21

3 Puskesling dan Posyandu


4 Membina wilayah kerja
5 Membantu PE dan pemantauan PSN
6 Merangkap bendahara barang
h. Asisten apoteker
i. Melayani resep dan Mengerjakan pencatatan dan
pelaporan obat
ii. Sebagai penanggung jawab ruang obat
iii. Puskesling dan Posyandu
iv. Membina wilayah kerja
v. Membantu PE dan pemantauan PSN
vi. Merangkap sebagai bendahara jamkesmas
vii. Merangkap kegiatan P2B2
i. Petugas sanitarian
i.
Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
ii.

kesehatan lingkungan
Mengerjakan pencatatan

dan

pelaporan

kesehatan lingkungan
iii.
Membina wilayah kerja
iv. Membantu kegiatan loket
v. Membantu kegiatan puskesling dan posyandu
j. Petugas gizi
i.
Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan gizi
ii. Membina wilayah kerja
iii.
Puskesling dan Posyandu
iv. Membantu PE dan pemantauan PSN
v. Koordinator SIMPUS dan SP3
k. Analis kesehatan
i.
Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
laboratorium
Membina wilayah kerja
Membantu PE dan pemantauan PSN
Merangkap
sebagai
bendahara

ii.
iii.
iv.

pembantu

pengeluaran
l. Staf administrasi
i.
Penanggung jawab dan pelaksana loket
ii. Membina wilayah kerja
iii.
Membantu PE dan pemantauan PSN
iv. Membantu kegiatan Puskesling dan Posyandu
v. Sebagai bendahara penerimaan
C. Sumber Dana
1 APBD
2

Kota

Semarang

untuk

Kegiatan

Operasional
BOK

22

D. Sarana Prasarana
Terlampir
E. Proses Manajemen
a. Metode Kerja
Pelaksanaan pelayanan

kesehatan

wajib

maupun

pengembangan baik di dalam maupun di luar puskesmas


semua memiliki metode kerja atau SOP dan tingkat
kepatuhan provider terhadap SOP pelayanan cukup tinggi
dan pelaksanaan SOP pelayanan juga disesuaikan dengan
keadaan lapangan.

a.
b.

Upaya kesehatan wajib di dalam gedung antara lain:


1. Upaya pengobatan
Poli umum
Kamar obat
2. Upaya kesehatan ibu, anak, lansia dan keluarga
berencana
3. Upaya perbaikan gizi

Upaya kesehatan wajib di luar gedung antara lain :


1. Upaya promosi kesehatan
2. Upaya kesehatan lingkungan
3. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Upaya kesehatan pengembangan di dalam gedung antara
lain:
1.
2.
3.
4.

Rawat inap bersalin


Perkesmas
Laboratorium
Klinik TB

Upaya kesehatan pengembangan di luar gedung antara lain :


1.
2.
3.
4.
5.

Posyandu Balita
Posyandu lansia
Puskesling
Klinik IMS di Resos Rowosari atas
UKS

b. Penilaian / evaluasi kinerja


Evaluasi hasil pelaksanaan atau penilaian kinerja dengan
melakukan pengumpulan data dasar, data cakupan dan hasil

23

pelayanan, kemudian melakukan analisis data sesuai program


data dasar, data cakupan, dan hasil pelayanan untuk
mendapatkan hasil realisasi dari masing-masing program.
Pada akhirnya akan didokumentasikan dalam hasil penilaian
kinerja tiap tahunnya. Pada hal ini hasil penilaian kerja
Puskesmas Mangkang tahun 2013 (terlampir)
III. OUTPUT
A. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Mangkang
Puskesmas Mangkang mempunyai cakupan masyarakat
sebanyak
pelayanan

15.701
kepada

pelayanan

puskesmas

pengunjung

umum,

ini

meliputi

ASKES/HI,

jamkesmas/jamkeskot, dan lain-lain.


B. Upaya Kesehatan Puskesmas Mangkang
Berdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas Mangkang
tahun 2013 hampir seluruh target tercapai namun ada
beberapa target yang belum tercapai, antara lain:
1. KIA dan KB
a. Cakupan rawat inap
Pada jumlah cakupan rawat inap terdapat perbedaan
antara target dan realisasi. Pada jumlah cakupa rawat
inap ditargetkan mencapai 100% namun realisasi
hanya mencapai 10,77%
b. Cakupan K4
Pada jumlah cakupan K4 terdapat perbedaan antara
target dan realisasi. Pada jumlah K4 ditargetkan
mencapai 96% namun realisasi hanya mencapai
83,4%
c. Cakupan pelayanan persalinan
Pada jumlah cakupan pelayanan persalinan terdapat
perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah
cakupan pelayanan persalinan ditargetkan 95%
namun realisasinya hanya 90,9%
d. Imunisasi HB0
Pada jumlah cakupan imunisasi HB0 terdapat
perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah

24

cakupan imunisasi HB0 ditargetkan 90% namun


realisasinya hanya 87%
e. Imunisasi lengkap pada bumil
Pada jumlah cakupan imunisasi lengkap pada bumil
terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada
jumlah cakupan imunisasi lengkap pada bumil
ditargetkan 80% namun realisasinya hanya 69,5%
2. Cakupan kesehatan balita dan anak pre sekolah
a. Pelayanan tumbuh kembang
Pada pelayanan tumbuh kembang balita terdapat
perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah
cakupa rawat inap ditargetkan mencapai 100% namun
realisasi hanya mencapai 73,8%
b. Pelayanan tumbuh kembang prasekolah
Pada pelayanan tumbuh kembang pra sekolah
terdapat perbedaan antara target dan realisasi. Pada
jumlah pelayanan tumbuh kembang pra sekolah
ditargetkan mencapai 100% namun realisasi hanya
mencapai 91,53%
3. Pemberian Fe 90 pada bumil
Pada jumlah pemberian Fe 90 pada bumil terdapat
perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah
pemberian Fe 90 pada bumil ditargetkan 84,9% namun
realisasinya hanya 90%
4. Penemuan pengobatan kasus PMS
Pada jumlah penemuan pengobatan kasus PMS terdapat
perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah
penemuan pengobatan kasus PMS ditargetkan 100%
namun realisasinya hanya 26,76%
5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
a. Gigi tetap yang di cabut
Pada jumlah cakupan gigi tetap yang di cabut terdapat
perbedaan antara target dan realisasi. Pada jumlah
cakupan gigi tetap yang di cabut ditargetkan 100%
namun realisasinya hanya 13,7%
b. Gigi tetap yang ditambal permanen

25

Pada jumlah cakupan gigi tetap yang ditambal


permanen terdapat perbedaan antara target dan
realisasi. Pada jumlah cakupan gigi tetap yang
ditambal

permanen

ditargetkan

100%

namun

realisasinya hanya 40,3%


IV.

Dampak
A. Data Kelahiran
Data kelahiran di wilayah kerja Puskesmas Mangkang tahun 2013
sebanyak 226 jiwa
B. Data Kesakitan
10 besar penyakit di Puskesmas Mangkang tahun 2013
1. Faringitis akut
: 4016 kasus
2. Infeksi saluran nafas atas akut
: 2555 kasus
3. Pemeriksaan umum terhadap tanpa keluhan : 2068 kasus
4. Hipertensi esensial (primer)
: 1244 kasus
5. Gangguan-gangguan otot yang lain
: 1220 kasus
6. Pengawasan kehamilan normal
: 928 kasus
7. Kebutuhan vaksinasi terhadap penyakit bakteri: 893 kasus
8. Gastritis dan duodenitis
: 611 kasus
9. Penyakit pulpa dan periapikal
: 716 kasus
10. Kebutuhan vaksinasi terhadap penyakit virus tertentu:
697
kasus

BAB IV
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
I.
II.

Identifikasi Masalah (data sekunder)


Data penilaian Hasil Kinerja Tahun 2013 (terlampir)
Prioritas Masalah
Dari sekian masalah yang terdapat di Puskesmas Mangkang
ditentukan prioritas masalah berdasarkan Metode Hanlon
Kuantitatif, merupakan metode yang mudah dipakai untuk
menentukan prioritas masalah dengan kriteria :
1. Kriteria A : Besar Masalah
2. Kriteria B : Kegawatan Masalah
3. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan

26

4. Kriteria D : PEARL Faktor (Propiety,


Accesibility, Resource availability and Legality)

Economic,

A. Kriteria A : Besar Masalah


Besar masalah didapatkan berdasarkan hasil cakupan
terhadap pencapaian yang diperoleh dari populasi Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Dalam menilai besar masalah
maka hal yang perlu diperhatikan adalah penetapan range
untuk menentukan nilai besarnya masalah.
Tabel 4.1 Data Pencapaian Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib yang Termasuk dalam
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Mangkang Tahun 2013 dengan
Pencapaian di bawah Target
Cakupan (%)
No

Program

Sasaran (%)

Hasil
Sasaran

Selisih (%)

100%
1.
2.
3.

Cakupan K4
Cakupan Pelayanan persalinan
Cakupan Kunjungan nifas
Kesehatan balita dan anak

4.

pre sekolah
Pelayanan tumbuh kembang

5.

balita
Pelayanan tumbuh kembang
Prasekolah

KIA dan KB
96
95
93

83,4
90,9
100

12,6
4,1
7

100

73,8

26,2

100

91,53

8,47

90
80

87
69,5

3
10,5

100

26,76

73,27

90
GIGI

84,9

5,1

100
100

13,7
40,3

86,3
59,7

P2M
6.
7.

Pelayanan imunisasi
Imunisasi HB0
Imunisasi lengkap pada bumil
Pencegahan dan
penanggulangan PMS dan

8.

HIV aids
Penemuan pengobatan kasus
PMS

GIZI
9.

Perbaikan gizi
Pemberian Fe 90 pada bumil
Pencegahan dan
penanggulangan penyakit

10.
11.

gigi
Gigi tetap yang dicabut
Gigi tetap yang ditambal
permanen

27

Interval = nilai tertinggi nilai terendah


Kelas
86,33
=
5
= 16,66
Tabel 4.2 Nilai Interval
NILAI
INTERVAL
2
3 19,66
4
19,67 36,33
6
36,34 53,00
8
53,01 69,67
10
69,68 86,34

KRITERIA
Sangat Kecil
Kecil
Cukup Besar
Besar
Sangat Besar

Kemudian besar masalah dapat diklasifikasikan kedalam skala


skala yang telah kita tentukan sebelumnya. Sehingga kita dapat
mendapatkan nilai untuk tiap tiap masalah.
Tabel 4.3 Kriteria A (Besarnya Masalah)
BESAR MASALAH TERHADAP PENCAPAIAN

No

MASALAH

3
19,66
2

1.
2.

Cakupan K4
Cakupan

PROGRAM
Interval
19,67
36,34 53,01
36,33
4
KIA dan KB

53,00
Nilai
6

69,67
8

NILAI
69,68
86,34
10

X
X

2
2

Pelayanan
3.

persalinan
Cakupan
Kunjungan nifas
Kesehatan
balita dan anak

4.

pre sekolah
Pelayanan

tumbuh kembang
5.

balita
Pelayanan

tumbuh kembang
Prasekolah
P2M
Pelayanan
imunisasi

28

6.
7.

Imunisasi HB0
Imunisasi

X
X

2
2

lengkap pada
bumil
Pencegahan
dan
penanggulanga
n PMS dan HIV
8.

aids
Penemuan

10

pengobatan
kasus PMS
GIZI
9.

Perbaikan gizi
Pemberian Fe 90

pada bumil
GIGI
Pencegahan
dan
penanggulanga
10.

n penyakit gigi
Gigi tetap yang

10

11.

dicabut
Gigi tetap yang

10

ditambal
permanen

B. Kriteria B : Kegawatan Masalah


Dalam penilaian kriteria ini lebih bersifat subjektif. Tentukan
3 faktor tingkat kegawatan, yang meliputi :
1. Tingkat mendesak
2. Tingkat keganasan yang menyebabkan kematian,
kecacatan, dan lain lain.
3. Kecenderungan penyebaran.
Tentukan bobot nilai (1-5) pada masing masing faktor.
Keterangan :
1. Tingkat mendesak dalam interval skor 1 5, yaitu :
a. Tingkat mendesak : 1
b. Kurang mendesak : 2
c. Cukup mendesak : 3
d. Mendesak
:4
e. Sangat mendesak : 5
29

2. Tingkat kegawatan dalam interval skor 1 5, yaitu :


a. Tidak gawat : 1
b. Kurang gawat : 2
c. Cukup gawat : 3
d. Gawat
:4
e. Sangat gawat : 5
3. Tingkat kecenderungan penyebaran dalam interval
skor 1 5 ,yaitu :
a. Sangat kurang besar : 1
b. Kurang besar
:2
c. Cukup besar
:3
d. Besar
:4
e. Sangat besar
:5
Tabel 4.4 Kriteria B (Kegawatan Masalah)
No

Kegawatan Masalah

Keganasan

Tingkat

1.
2.

Cakupan K4
Cakupan Pelayanan

Urgensi
KIA dan KB
4
4
3
2

3.

persalinan
Cakupan Kunjungan

Biaya yang
Dikeluarkan

Nilai ()

3
2

11
7

nifas
Kesehatan balita dan
4.

anak pre sekolah


Pelayanan tumbuh

5.

kembang balita
Pelayanan tumbuh

4
4

3
3

3
3

10
10

kembang Prasekolah
P2M
6.
7.

Pelayanan imunisasi
Imunisasi HB0
Imunisasi lengkap pada
bumil
Pencegahan dan
penanggulangan PMS

8.

dan HIV aids


Penemuan pengobatan
kasus PMS

GIZI
9.

Perbaikan gizi
Pemberian Fe 90 pada

bumil
GIGI
Pencegahan dan
penanggulangan

30

10.
11.

penyakit gigi
Gigi tetap yang dicabut
Gigi tetap yang

3
3

2
3

4
3

9
9

ditambal permanen

C. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan


Menilai masalah tersebut dalam penanggulangan tentang
keberadaan sumber daya (tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas,
kesehatan) dan teknologi yang digunakan tersedia, kemampuan
dan kemudahan menyelesaikan masalah dengan bobot penilaian
antara 1 5, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Sulit ditanggulangi
Cukup sulit ditanggulangi
Tidak mudah ditanggulangi
Mudah ditanggulangi
Sangat mudah ditanggulangi

:1
:2
:3
:4
:5

Tabel 4.5 Kriteria C (Kemudahan Penanggulanggan)


MASALAH

Nilai

Jumlah

31/7
31/7

4
4

24/7
25/7

3
3

28/7
29/7

4
4

22/7

30/7

32/7
31/7

4
4

KIA dan KB
Cakupan K4
Cakupan Kunjungan nifas
Kesehatan balita dan anak pre
sekolah
Pelayanan tumbuh kembang balita
Pelayanan tumbuh kembang
Prasekolah

P2M
Pelayanan imunisasi
Imunisasi HB0
Imunisasi lengkap pada bumil
Pencegahan dan penanggulangan
PMS dan HIV aids
Penemuan pengobatan kasus PMS

GIZI
Perbaikan gizi
Pemberian Fe 90 pada bumil

GIGI
Pencegahan dan penanggulangan
penyakit gigi
Gigi tetap yang dicabut
Gigi tetap yang ditambal permanen

D. Kriteria D : PEARL Factor

31

Penilain PEARL meliputi propriety, economy, acceptability,


resources, dan legality.
Skor yang digunakan :
1 = setuju
0 = tidak setuju
Penilain disesuaikan dengan 7 orang untuk setiap kriteria
masalah. Nilai yang tercantum terdiri atas rerata penilaian
masing masing anggota kelompok dikalikan dengan bobot
dari masing masing kriteria.
Tabel 4.6 Kriteria D (PEARL Faktor)
MASALAH

P
E
KIA dan KB
1
1
1
1

Hasil Kali

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
GIZI

1
GIGI

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

Cakupan K4
Cakupan Kunjungan nifas
Kesehatan balita dan anak pre
sekolah
Pelayanan tumbuh kembang balita
Pelayanan tumbuh kembang
Prasekolah

P2M
Pelayanan imunisasi
Imunisasi HB0
Imunisasi lengkap pada bumil
Pencegahan dan
penanggulangan PMS dan HIV
aids
Penemuan pengobatan kasus PMS
Perbaikan gizi
Pemberian Fe 90 pada bumil
Pencegahan dan
penanggulangan penyakit gigi
Gigi tetap yang dicabut
Gigi tetap yang ditambal permanen

PENILAIAN PRIORITAS MASALAH


Setelah kriteria A, B, C, D di dapatkan maka, nilai tersebut
dimasukan kedalam formula berikut :
Nilai Prioritas Dasar (NPD) : (A+B)C
Nilai Prioritas Total (NPT) : (A+B)C x D
Tabel 4.7 Penilaian Prioritas Masalah
No
1.

MASALAH
Cakupan K4

NPD
KIA dan KB
52

NILAI
PEARL
1

NPT

PRIORITAS

52

IV

32

2.
3.

Cakupan Pelayanan persalinan


Cakupan Kunjungan nifas
Kesehatan balita dan anak pre

95
36

1
1

4,1
36

XI
IX

39
27

1
1

39
27

VIII
X

48
48

1
1

48
48

V
VI

54
GIZI
44
GIGI

54

III

44

VII

76
76

1
1

76
76

I
II

sekolah
Pelayanan tumbuh kembang balita
Pelayanan tumbuh kembang

4.
5.

Prasekolah
P2M
Pelayanan imunisasi
Imunisasi HB0
Imunisasi lengkap pada bumil
Pencegahan dan penanggulangan

6.
7.

8.

PMS dan HIV aids


Penemuan pengobatan kasus PMS

9.

Pemberian Fe 90 pada bumil


Pencegahan dan penanggulangan

10\.
11.

penyakit gigi
Gigi tetap yang dicabut
Gigi tetap yang ditambal
permanen

Rangking Prioritas masalah :


I. Cakupan Gigi tetap yang dicabut.
II. Cakupan Gigi tetap yang ditambal permanen.
III. Cakupan Penemuan pengobatan kasus PMS.
IV. Cakupan K4.
V. Cakupan Imunisasi HBO.
Berdasarkan hasil perhitungan secara metode Hanlon kuantitatif dan
konfirmasi dari kepala Puskesmas Mangkang, dari 11 masalah diatas
didapatkan prioritas masalah yang utama yaitu Rendahnya Cakupan Gigi
tetap yang dicabut disarana kesehatan dengan cakupan hasil sebesar 13,7%
dari target 100%.
III.
Ran
k
I.

Analisis Penyebab Masalah

Gigi tetap

SDM, dana,

RTP
Dokumen

Proses
Pelaksanaan
Tidak semua pasien

yang

sarana,

perencanaan

yang harus dicabut

pendekatan

dicabut

metode, dan

2013 lengkap,

giginya bersedia

kepada

sasaran baik

tahap persiapan,

untuk dicabut giginya,

pasien

analisis

karena takut, masalah

mengenai

situasipenyusun

ekonomi dan

kesehatan

Masalah

Input

Evaluasi
Melakukan

33

an RUK daN

kurangnya

gigi dan

RPK

pengetahuan tentang

mulut

dilaksanakan

kesehatan gigi

melalui

dengan baik

media
Ada beberapa pasien

promosi

yang harus dicabut

kesehatan.

giginya memiliki
keadaan klinis yang
tidak mendukung
(hipertensi, Diabetes
Melitus)
Kurangnya
pengetahuan
mengenai pentingnya
kesehatan gigi dan
mulut.

IV.

ALTERNATIF KEGIATAN

Berdasarkan prioritas masalah dan analisis penyebab ditemukan


lima permasalahan, yaitu :
1. Cakupan Gigi tetap yang dicabut tidak memenuhi target.
2. Pelaksanaan dilapangan memiliki kendala yaitu kurangnya kesadran
masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut
3. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat.
4. Ada beberapa pasien yang harus dicabut giginya memiliki keadaan
klinis yang tidak mendukung (hipertensi, Diabetes Melitus)
5. Tidak semua pasien yang harus dicabut giginya bersdia untuk
dicabut giginya, karena takut dan masalah ekonomi
Sehingga kami merencanakan beberapa alternatif kegiatan yaitu :
1. Melakukan evaluasi metode promosi kesehatan tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut.
2. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut
kepada pasien atau pengunjung puskesmas Mangkang.

34

3. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut


kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas mangkang melalui
kader kesehatan.
4. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut
pada anak sekolah di wilayah kerja puskesmas Mangkang.
5. Menggiatkan program UKGMD di posyandu.
V.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Berdasarkan alternatif kegiatan yang telah kami usulkan, maka
untuk memilih alternatif kegiatan dilakukan perhitungan dengan
kriteria Mutlak dan kriteria keinginan.
Kriteria Mutlak

Kegiatan
I
II
III
IV
V

Main
1
1
1
1
1

Input
Material
1
1
1
1
1

Money
1
1
1
1
1

Methode
1
1
1
1
1

Marketing
1
1
1
1
1

Output

Ket

1
1
1
1
1

L
L
L
L
L

Kriteria Keinginan
Mudah (60)
I
II
III
IV
V

7 x 60 = 420
7 x 60 = 420
7 x 60 = 420
7 x 60 = 420
7 x 60 = 420

Berkembang (40)
5 x 40 = 200
7 x 40 = 280
4 x 40 = 160
3 x 40 = 120
2 x 40 = 80

Berkelanjutan
(20)
7 x 20 = 140
6 x 20 = 120
3 x 20 = 60
1 x 20 = 20
2 x 20 = 40

760
820
640
560
540

Berdasarkan hasil perhitungan kriteria mutlak dan kriteria keinginan


didapatkan rencana kegiatan berupa Melakukan sosialisasi mengenai
pentingnya kesehatan gigi dan mulut kepada pasien atau pengunjung
puskesmas Mangkang (820).
VI. PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN

Untuk mewujudkan kegiatan tentang metode pemecahan masalah dan


pengambilan keputusan diperlukan penyusunan rencana kegiatan seperti
yang tercantum dibawah ini :

Uraian

Pelaksana

Waktu

Tempat

Biaya

35

Kegiatan
Persiapan

dan sasaran

(When)

(Where)

(How Much)

(What)
Pencarian

(Who)
Mahasiswa

Sabtu, 01

Puskesmas

Penyuluhan

dan

dibantu oleh

Februari

Mangkang

dengan

pengumpulan

Petugas

2014

materi

puskesmas

alat

peraga

(pelaksana)
Pasien dan

gigi

yang

dan

media
promosi

menggunakan

tersedia

pengunjung

kesehatan

di

puskesmas,

puskesmas

sehingga

(sasaran)

tidak
membutuhka
n biaya.

Pelaksanaan

Penilaian

Pembelajaran

Mahasiswa

Sabtu, 01

Puskesmas

materi

dibantu oleh

Februari

Mangkang

media

Petugas

2014

promosi

Puskesmas

kesehatan
Penilaian

Kepala

Sabtu, 01

Puskesmas

Puskesmas

Februari

Mangkang

materi
metode

dan

dan

2014

promosi
kesehatan

36

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
A. Masalah utama Puskesmas Mangkang terletak pada Cakupan
Gigi tetap yang dicabut.
B. Kendala yang menyebabkan belum tercapainya target cakupan
gigi tetap yang dicabut antara lain, Tidak semua pasien yang harus
dicabut giginya bersdia untuk dicabut giginya, karena takut, masalah
ekonomi dan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan ada
beberapa pasien yang harus dicabut giginya memiliki keadaan klinis
yang tidak mendukung (hipertensi, Diabetes Melitus).
C. Dengan disusunya Plan Of Action (POA) ini diharapkan dapat

meningkatkan cakupan gigi tetap yang dicabut.


2. Saran
A. Evaluasi metode promosi kesehatan tentang gigi dan mulut pada
masyarakat
B. Memaksimalkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat
diwilayah kerja puskesmas baik didalam

maupun diluar

puskesmas sehingga masyarakat mengetahui tentang pentingnya


kesehatan gigi dan mulut
C. Memaksimalkan pelayanan kesehatan didalam puskesmas
sehingga meningkatkan kepuasan pasien atas jasa medis yang
diberikan
D. Mempertahankan program kinerja kerjasama dan pelayanan yang
sudah dicapai dengan baik agar visi dan misi puskesmas selalu
tercapai

37

E. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan institusi


pemerintahan lain sehingga kinerja puskesmas dapat lebih
maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. 2005. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomer
128/ Menkes/ SK/ II/ 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat. Dinkes Propinsi Jawa Tengah.
2. Depkes RI. 2002. ARRIME Pedoman Manajemen Puskesmas.
Jakarta:
Proyek Kesehatan Keluarga dan Gizi Departemen Kesehatan.
3. Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan: Teori dan
Praktik di Puskesmas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
4. Suparyanto.2010.KonsepPuskesmas.http://drsuparyanto.blogspot.co
m/201
0/03/konsep-puskesmas.html(diakses pada tanggal 22 Januari
2012)
5. Trihono.2005.Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma
Sehat.
Jakarta: CV. Sagung Seto.
6. Balai Pelatihan Kesehatan. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan
Kerja di
Puskesmas. Magelang: Podorejo Offset.
7. Departemen Kesehatan RI. 1991. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid
III. Jakarta :
Depkes RI.
8. Elmart,Ziegma. 2010. Upaya-upaya Kesehatan
Wajib.http://zietraelmart.multiply.com/journal/item/77 (diakses pada
tanggal 23 januari 2012)

38

Anda mungkin juga menyukai