Anda di halaman 1dari 35

Oleh: Ingga Aprilia, S.Kep.

, Ns

Otot (muscle)
jaringan tubuh yg berfungsi mengubah
energi kimia menjadi kerja mekanik
sebagai respons tubuh terhadap
perubahan lingkungan
Rangka (skeletal)
bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan
tulang rawan (kartilago) sbg tempat
menempelnya otot dan memungkinkan
tubuh untuk mempertahankan sikap dan
posisi
2

1.

2.
3.
4.
5.

Penyangga: berdirinya tubuh, tempat


melekatnya ligamen-ligamen, otot,
jaringan lunak & organ
Penyimpanan mineral (kalsium &
fosfat) dan lipid (yellow marrow)
Produksi sel darah (red marrow)
Pelindung; membentuk rongga
melindungi organ yang halus & lunak
Penggerak; dpt mengubah arah &
kekuatan otot rangka saat bergerak;
adanya persendian
3

1.

2.

3.

4.
5.

Ossa longa (tulang panjang): tulang yg


ukuran panjangnya terbesar, cth: os
femur
Ossa brevia (tulang pendek): tulang yg
ketiga ukurannya kira-kira sama besar,
cth: ossa carpi
Ossa plana (tulang gepeng/pipih):
tulang yg ukuran lebarnya terbesar,
cth: os parietale
Ossa irregular (tulang tak beraturan),
cth: os sphenoidale
Ossa pneumatica (tulang berongga
udara), cth: os maxilla

6. Sendi peluru/ ball & socket joint (art.


Globoidea): lekuk sendi mencakup kurang
dari setengah kepala sendi. Cth:
art.humeri
7. Sendi buahpala (enarthrosis spheroidea):
lekuk sendi mencakup lebih dari setengah
kepala sendi. Cth: art coxae

anat_muskuloskeletal/ikun/2007

Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3nya mrpkn protein tubuh & -nya tempat
terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh
istirahat
Proses vital di dlm tubuh (spt. Kontraksi
jantung, kontriksi pembuluh darah,
bernapas, peristaltik usus) terjadi krn
adanya aktivitas otot

anat_muskuloskeletal/ikun/2007

1.
2.

3.
4.
5.

Menghasilkan gerakan rangka.


Mendukung tubuh dalam
mempertahankan sikap & posisi
tubuh.
Menyokong jaringan lunak.
Menunjukkan pintu masuk & keluar
saluran dlm sistem tubuh.
Mempertahankan suhu tubuh;
kontraksi otot:energi panas
10

11

anat_muskuloskeletal/ikun/2007

12

Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang


yang terjadi ketika tulang tidak mampu lagi
menahan tekanan yang diberikan kepadanya
(Donna L. Wong, 2004)
ETIOLOGI
1.Trauma
a.Langsung (kecelakaan lalu lintas)
b.Tidak langsung (jatuh dari ketinggian
dengan posisi berdiri/duduk sehingga terjadi
fraktur tulang belakang )
2.Patologis : Metastase dari tulang
3.Degenerasi
4.Spontan : Terjadi tarikan otot yg sangat
kuat.

a. Menurut jumlah garis fraktur :


Simple fraktur (terdapat satu garis fraktur)
Multiple fraktur (terdapat lebih dari satu garis
fraktur)
Comminutive fraktur (banyak garis
fraktur/fragmen kecil yang lepas)

b.Menurut luas garis fraktur :


Fraktur inkomplit (tulang tidak terpotong
secara langsung)
Fraktur komplit (tulang terpotong secara
total)
Hair line fraktur (garis fraktur hampir tidak
tampak sehingga tidak ada perubahan
bentuk tulang)

c.Menurut bentuk fragmen :


Fraktur transversal (bentuk fragmen
melintang)
Fraktur obligue (bentuk fragmen miring)
Fraktur spiral (bentuk fragmen
melingkar)

d.Menurut hubungan antara fragmen dg dunia luar :


Fraktur terbuka (fragmen tulang menembus kulit),
terbagi 3 :
I.Pecahan tulang menembus kulit, kerusakan
jaringan sedikit, kontaminasi ringan, luka <1 cm.
II.Kerusakan jaringan sedang, resiko infeksi lebih
besar, luka >1 cm.
III.Luka besar sampai 8 cm, kehancuran otot,
kerusakan neurovaskuler, kontaminasi besar.
Fraktur tertutup (fragmen tulang tidak
berhubungan dengan dunia luar)

Patofisiologi (WOC)

Deformitas
Bengkak (edema)
Ekimosis (memar)
Spasme otot
Nyeri
Hilang sensasi (mati rasa)
Krepitasi
Pergerakan abnormal

1.Stadium I- Pembentukan Hematoma


yakni proses inflamasi dan pembengkakan.
Pembuluh darah robek & terbentuk hematoma disekitar
daerah fraktur. Sel2 darah membentuk fibrin guna
melindungi tulang yg rusak & sbg tempat tumbuhnya
kapiler baru & fibroblast. Stadium ini berlangsung 24
48 jam & perdarahan berhenti sama sekali.
2.Stadium II- Proliferasi Seluler
Pada stadium ini terjadi proliferasi dan
differensiasi sel mjd fibro kartilago yg berasal dr
periosteum,endosteum& bone marrow yg telah
mengalami trauma. Sel2 yg mengalami proliferasi ini trs
msk ke dlm lapisan yg lbh dlm & disanalah osteoblast
beregenerasi&terjadi proses osteogenesis. Dlm
beberapa hari trbentuklah tulang br yg menggabungkan
kedua fragmen tulang yg patah. Fase ini berlangsung
selama 6-10 hari stlh fraktur tergantung frakturnya.

3.Stadium III-Pembentukan Kallus


Proses pembentukan anyaman
tulang. Lamanya hingga 4 minggu.
4.Stadium IV-Konsolidasi
(ostifikasi)
yakni proses pembentukan
tulang baru. Bila aktivitas osteoclast
dan osteoblast berlanjut, anyaman
tulang berubah menjadi lamellar. Ini
adalah proses yang lambat dan
mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang kuat untuk membawa beban
yang normal. Lamanya 4-7 minggu.

5.Stadium V- Remodelling
adalah proses penguatan tulang
hingga kembali pd fungsi normalnya. Fraktur
telah dijembatani oleh suatu manset tulang
yg padat. Selama beberapa bulan atau tahun,
pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh
proses resorbsi & pembentukan tulang yg
terus-menerus. Lamellar yg lbh tebal
diletakkan pd tempat yg tekanannya lbh
tinggi, dinding yg tdk dikehendaki dibuang,
rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya
dibentuk struktur yg mirip dengan normalnya.
(Black, J.M,et al,1993 & Apley, A.Graham,1993)

1.
2.
3.
4.
5.

Usia
Keadaan umum
Lokasi
Infeksi
Jenis

1. X-Ray
2.Bone-Scan
3. DL
4. Elektrolit

Komplikasi awal
1. Kerusakan arteri
2. Kompartemen syndrome
3. Emboli lemak
4. Infeksi
5. Avaskuler nekrosis
6. shyok
Komplikasi jangka lama
1. Delayed union
2. Nonunion
3. Malunion

Pola-Pola Fungsi Kesehatan


(1)Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
ketakutan, kebiasaan penggunaan obat steroid yg dpt
mengganggu metabolisme kalsium, pengkonsumsian
alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan
apakah klien melakukan olahraga atau tidak.
(Ignatavicius, Donna D,1995).
(2)Pola Nutrisi dan Metabolisme
kekurangan nutrisi, obesitas (menghambat degenerasi
dan mobilitas klien)
(3)
Pola Eliminasi
Utkkasus fraktur pd umumnya tdk ada gangguan pd
pola eliminasi.
(4)Pola Tidur dan Istirahat
Semuapx fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan
gerak, shga hal ini dpt mengganggu pola & kebutuhan
tidur klien.

(5)Pola Aktivitas
Krn timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka
semua bentuk kegiatan px mjd berkurang dan
kebutuhan px perlu byk dibantu oleh orang lain.
(6)Pola Hubungan dan Peran
Klienakan kehilangan peran dalam keluarga dan
dalam masyarakat.Karena klien harus menjalani
rawat inap
(7)Pola Persepsi dan Konsep Diri
Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu
timbul ketidakutan akan kecacatan akibat
frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan
untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya yang salah
(gangguan body image).
(8)Pola Sensori dan Kognitif
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang
terutama pada bagian distal fraktur, sedang pada
indera yang lain tidak timbul gangguan.begitu
juga pada kognitifnya tidak mengalami gangguan.
Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur

(9)Pola Reproduksi Seksual


Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak
bisa melakukan hubungan seksual karena
harus menjalani rawat inap dan keterbatasan
gerak serta rasa nyeri yang dialami klien.
(10)Pola Penanggulangan Stress
Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang
keadaan dirinya, yaitu ketidakutan timbul
kecacatan pada diri dan fungsi
tubuhnya.Mekanisme koping yang ditempuh
klien bisa tidak efektif
(11)Pola Tata Nilai dan Keyakinan
Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan
kebutuhan beribadah dengan baik terutama
frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa
disebabkan karena nyeri dan keterbatasan
gerak klien.

Edema pada area sekitar fraktur


Nyeri
Kemerahan
Rasa hangat pd kulit area sekitar fraktur
Pendarahan (jika ada)
Kebiruan
Penonjolan tulang yang abnormal
Krepitasi
Pergerakan terbatasi

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d discontinuitas


jaringan.
Gangguan mobilitas fisik b/d deformitas dan nyeri
saat mobilisasi
Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
Gangguan bodi image b/d deformitas dan perubahan
bentuk tubuh.
Risiko cedera b/d gangguan integritas tulang
Kerusakan integritas kulit b/d faktor mekanis akibat
fraktur terbuka
Resiko infeksi b/d kerusakan jaringan

Fraktur terbuka
fraktur terbuka merupakan kasus
emergency krn dpt terjadi konteminasi
oleh bekteri dan pendarahan hebat
dlm waktu 6-8 jam (golden periode).
Sehingga perlu segara dilakukan:
1. Pembersihan luka
2. eksisi
3. heating
4. Pemberian antibiotik
5. Operasi cito bila perlu

Fraktur pada umumnya


1. Anamnesa riwayat kejadian
2. Rekognisi (mencari lokasi fraktur)
3. Reduksi/reposisi (mengembalikan posisi
awal)
4. Fraktur tertutup (reposisi tertutup: gips,
bidai)
5. Fraktur terbuka (bidai, tutup luka,
hentikan perdarahan dengan balut tekan)
6. Retensi (memilih tindakan): pen, implan
logam, gips atau traksi
7. Rehabilitasi upaya utk mghindari atrofi
dan kontraktur dg cara fisioterapi dan
latihan isometri.

TERIMA KASI H
ANY QUESTION??

1.
2.
3.
4.

5.

Sebutkan fungsi otot dan rangka


(masing-masing 2)!
Jelaskan pengertian fraktur!
Sebutkan manifestasi klinis dari
fraktur (minimal 4)!
Sebutkan dan jelaskan secara
singkat fase penyembuhan
fraktur!
Apa saja diagnosa keperawatan
yang muncul dari kasus fraktur
(sebutkan minimal 4)?

Anda mungkin juga menyukai