Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

DESA MANDIRI ENERGI BERBASIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


MIKROHIDRO TERPADU UNTUK PELOSOK DESA DI INDONESIA
GUNA MENUNJANG KETAHANAN ENERGI NASIONAL
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT

Diusulkan oleh:
Ahmad Jukliv Pandu Y.

(101910101068 / Angkatan 2010)

Arif Darmawan Pribadi

(111910301056 / Angkatan 2011)

Dwi Abdi Gusti Ginanjar

(121910101004 / Angkatan 2012)

UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2013

HALAMAN PENGESAHAN
USUL PKM-GT
1. Judul Kegiatan

: Desa Mandiri Energi Berbasis Pembangkit Listrik


Tenaga Mikrohidro Terpadu untuk Pelosok Desa di
Indonesia Guna Menunjang Ketahanan Energi Nasional.

2. Bidang Kegiatan

( ) PKM-AI

( ) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Nama Lengkap
NIM
Jurusan
Universitas
Alamat Rumah dan No Tel./HP
Alamat email

4. Anggota Penulis

: Ahmad Jukliv Pandu Yoedhawan


: 101910101068
: Teknik Mesin
: Universitas Jember
: Jl. Slamet Riyadi No. 10 /085646855466
: petroleum.qualified@gmail.com
: 2 orang

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Mahros Darsin, S.T.,M.Sc.
b. NIP
: 19700322 199501 1 001
c. Alamat Rumah dan No Telp. : Tegal Besar Permai 2 Jember/085259760235

Jember, 13 Maret 2013

Menyetujui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin

Ketua Pelaksana

Andi Sanata,S.T.,M.T.
NIP. 19750502200112 1 001

Ahmad Jukliv Pandu Y.


NIM. 1011910101068
Dosen Pendamping

Mahros Darsin, S.T.,M.Sc.


NIDN. 0022037002

ii

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah subhanahu wataala, penulis panjatkan
atas segala rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini. Dalam karya tulis ini, penulis membahas tentang pembangkit listrik
tenaga mikrohidro dan desa mandiri energi untuk menunjang ketahanan energi
nasional.
Karya tulis ini disusun guna memberikan sebuah gagasan atas permasalahan yang timbul akibat listrik menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.
Bayangkan, jika listrik padam saat malam, pemukiman penduduk seakan-akan
menjadi kota hantu (dengan catatan, bila belum satu orang pun yang menyalakan
lilin, lampu teplok, lampu senter, atau lampu emergensi). Pernahkah Anda
membayangkan bahwa sebenarnya kita bisa menghasilkan listrik sendiri? Tentu
saja ada syarat yang dibutuhkan yaitu air yang mengalir kontinyu dan air yang
mengalir dengan deras atau setidaknya aliran air memiliki perbedaan ketinggian.
Sehingga pembangunan desa mandiri energi berbasis pembangkit listrik tenaga
mikrohidro dapat dilaksanakan.
Dalam proses penyelesaian karya tulis ini, walaupun banyak kesulitan yang
penulis hadapi, namun berkat bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang dalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah
memberikan kesempatan untuk berkompetisi sehingga memacu dan
memotivasi penulis.
2. Bagian Kemahasiswaan Universitas Jember yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk mengikuti kompetisi ini.
3. Bapak Mahros Darsin, S.T.,M.Sc. sebagai dosen pendamping yang
merelakan waktu dalam kesibukannya untuk membimbing penulis untuk
menyelesaikan karya tulis ini.
4. Teman-teman yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, serta
masukan.
5. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moril maupun
materil kepada penulis.
Akhir kata, semoga karya tulis ini bermafaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.

Jember, 13 Maret 2013

Penulis

iii

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
RINGKASAN ................................................................................................. v
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................ 2
Manfaat ...................................................................................................... 2
GAGASAN .................................................................................................... 3
Krisis Energi Listrik Indonesia.................................................................... 3
Analisis Situasi PLTMH di Desa Mojang Kab. Jember Jatim..................... 4
Kehandalan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro........... 4
Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Mikrohidro.............................. 6
Pembangunan Pembangkit Listrik Mikrohidro.................... 8
Peranan Pemerintah, Generasi Muda, Perguruan Tinggi dan Lemlit.......... 10
Peranan Pemerintah 10
Peranan Generasi Muda . 10
Peranan Perguruan Tinggi..................................................................... 11
Peranan Lembaga Penetian..................................................................... 11
KESIMPULAN .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... 12

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kondisi Kelistrikan Indonesia (Kementerian Riset dan Teknologi RI)1
Gambar 2. Daerah/Sistem di Indonesia Kekurangan Pasokan Listrik................... 3
Gambar 3. Rasio Elektrifikasi (Kementerian Riset dan Teknologi RI)..................3
Gambar 4. Sampah Ikut Aliran Sungai Masuk ke dalam Bak Pengendap........ 4
Gambar 5. Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)....6
Gambar 6. Settling Basin (Bak Pengendap)...........................................................6
Gambar 7. Headrace (Saluran Pembawa)......................................................... 7
Gambar 8. Headtank (Bak Penenang)............................................................... 7
Gambar 9. Penstock (Pipa Pesat/Penstock)....................................................... 7
Gambar 10. Turbine dan Generator................................................................... 7
Gambar 11. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.........................................8
Gambar 12. Tahapan dan Pembangunan PMLTH............................................. 8

iv

RINGKASAN
Energi listrik merupakan energi yang sangat vital bagi aktivitas manusia.
Akan tetapi belum semua warga negara Indonesia mendapatkan akses jaringan
listrik, terutama daerah-daerah pedalaman dan juga pulau-pulau terpencil. Selama
ini, kebanyakan dari kita yakin dan percaya bahwa listrik hanya bisa disediakan
dari Negara (PLN). Akan tetapi belum semua warga negara Indonesia
mendapatkan akses jaringan listrik, terutama daerah-daerah pedalaman dan juga
pulau-pulau terpencil. Sehingga, penduduk daerah pelosok negeri hanya bisa gigit
jari. Oleh karena itu, solusi bagi warga-warga yang tinggal di daerah terpencil
adalah memanfaatkan energi air yang melimpah untuk membuat pembangkit
listrik mikrohidro. Dengan demikian tercipta desa mandiri energi.
Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit
listrik yang mengunakan energi air. Teknik dari pembangkit listrik ini sangat
sederhana, yaitu menggerakkan turbin dengan memanfaatkan tenaga air. Untuk
bisa menggerakkan turbin ini, harus ada air yang mengalir deras karena perbedaan
ketinggian. Jika di suatu daerah tidak ada air yang mengalir deras, maka dibuat
jalur air buatan misalnya bendungan kecil yang berfungsi sebagai pembelok aliran
air. Lalu, air yang mengalir deras akan sanggup menggerakkan turbin yang
disambungkan ke generator, sehingga dihasilkanlah energi listrik.
Mikrohidro ini bisa dikatakan sebagai teknologi ramah lingkungan karena
tidak menghasilkan limbah atau sisa buangan yang berbahaya. Selain itu, bila
diterapkan pada desa-desa terpencil, mereka akan mengurangi pemakaian bahan
bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak tanah atau pemakaian dari
hasil hutan seperti kayu bakar. Dan juga akan meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap hutan, karena bila ingin air terus mengalir, secara tidak
langsung hutan harus dijaga dari penebangan secara liar.
Pengembangan pembangkit listrik dengan energi nonfosil akan
memberikan kontribusi pada penghematan BBM nasional. Banyak sekali yang
bisa dihemat, dengan mengembangkan PLTMH di desa dan peluang
pengehematan triliunan rupiah ketika output energi PLTMH dikonversi dalam
penghematan BBM dan CER (certified emission reduction). Dengan asumsi
potensi tenaga air skala kecil di pedesaan Indonesia sekira 500 MW, dan hutannya
tidak terdegradasi, didapat angka penghematan Rp 4,270 triliun dan CER senilai
enam juta dolar AS. Belum lagi pemasukan desa yang bisa mencapai Rp 1,992
trilyun per tahun. Asumsi penting dalam pengembangan PLTMH agar memberi
juga kontribusi optimal adalah melalui pemberdayaan warga desa. Dengan pola
yang dikembangkan, desa berpeluang memperoleh apa yang disebut PADes, atau
pendapatan asli desa. Keuntungan lain yang didapat dengan mengembangkan
PLTMH, salah satunya adalah karena teknologi PLTMH andal dan kokoh hingga
mampu beroperasi lebih dari 15 tahun.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Listrik adalah sumber daya yang paling banyak digunakan karena
memiliki banyak fungsi, diantaranya dalam menunjang kehidupan manusia, listrik
digunakan sebagai satu alat-alat elektronik dan alat lainnya yang membutuhkan
listrik. Listrik menopang kelangsungan di berbagai bidang, seperti halnya bidang
industri, bidang pendidikan, dan lain sebagainya. Dengan demikian listrik
menempatkan dirinya pada posisi pertama sebagai kebutuhan primer bangsa.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan terbatasnya bahan bakar yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik, karena pembangkit listrik dengan
bahan bakar fosil masih sangat diandalkan.
Hal ini membuat banyak negara termasuk Indonesia mencari cara dalam
pemanfaatan energi untuk menambah pasokan listrik guna memenuhi kebutuhan
diberbagai bidang dan aspek kehidupan. Pada gambar 1. menunjukkan bahwa
PLN baru mampu melayani 65,1% kebutuhan listrik masyarakat, utamanya untuk
Jawa, Madura, Bali dan Sumatera, sementara 34,9% lainnya belum terlayani
karena jauh dari jaringan dan memerlukan investasi yang tidak sedikit, sehingga
PLN (Pemerintah) sangat mendorong peran swasta untuk ikut mengembangkan
penyediaan listrik guna membantu kekurangan pasok listrik kepada masyarakat.
Keinginan ini telah diujudkan Pemerintah dengan terbitnya UndangUndang
Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan. Disisi lain, issu lingkungan
mengurangi emisi karbon (terutama pada sektor listrik) sangat menjadi
perhatian dunia Internasional, bahkan Presidan SBY pun menjanjikan akan
mengurangi emisi hingga 20%. Akan tetapi belum semua warga negara Indonesia
mendapatkan akses jaringan listrik, terutama daerah-daerah pedalaman dan juga
pulau-pulau terpencil. Sehingga, penduduk daerah pelosok negeri hanya bisa gigit
jari.

Gambar 1. Kondisi Kelistrikan Indonesia (Kementerian Riset dan Teknologi RI)


Salah satu sumber energi terbarukan yang sangat berpotensi di Indonesia
adalah perairan sungai, pemanfaatan tersebut secara meluas di seluruh wilayah
Indonesia maka peluang keluar dari krisis listrik akan semakin besar mengingat

bahwa terdapat banyak sungai yang berpotensi untuk dimanfaatkan dan semuanya
menyebar di seluruh pulau-pulau besar yang ada di Indonesia. Oleh karena itu,
solusi bagi warga-warga yang tinggal di daerah terpencil adalah memanfaatkan
energi air yang melimpah untuk membuat pembangkit listrik mikrohidro.
Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa
dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik
seperti ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah
lingkungan karena tidak menghasilkan limbah atau sisa buangan yang berbahaya.
Selain itu, bila diterapkan pada desa-desa terpencil, mereka akan mengurangi
pemakaian bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak tanah
atau pemakaian dari hasil hutan seperti kayu bakar. Dan juga akan meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap hutan, karena bila ingin air terus mengalir, secara
tidak langsung hutan harus dijaga dari penebangan secara liar.
Bayangkan, jika listrik padam saat malam, pemukiman penduduk seakanakan menjadi kota hantu (dengan catatan, bila belum satu orang pun yang
menyalakan lilin, lampu teplok, lampu senter, atau lampu emergensi). Pernahkah
Anda membayangkan bahwa sebenarnya kita bisa menghasilkan listrik sendiri?
Tentu saja, ada syarat yang dibutuhkan yaitu air yang mengalir kontinyu dan air
yang mengalir dengan deras atau setidaknya aliran air memiliki perbedaan
ketinggian. Dengan demikian tercipta desa mandiri energi.
Tujuan
Meninjau latar belakang pada karya tulis ini, maka tujuan gagasan yang
ingin dicapai adalah:
1. Menciptakan sumber energi baru dan terbarukan bagi masyarakat
pedesaan di Indonesia.
2. Memberikan wawasan khususnya kepada generasi muda tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
3. Terciptanya pembangkit listrik yang tidak menimbulkan pencemaran.
4. Terciptanya pembangit listrik yang dapat dipadukan dengan program
lainnya seperti irigasi dan perikanan.
5. Memberikan solusi masalah daerah kekurangan pasokan listrik.
6. Mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga
ketersediaan air terjamin.
Manfaat
Secara umum manfaat yang ingin dicapai dari gagasan ini adalah:
1. Mendorong perekonomian masyarakat pedesaan di Indonesia.
2. Menekan ketergantungan terhadap energi fosil.
3. Membuat pembangkit listrik jenis yang lain yaitu PLTMH yang murah
karena menggunakan energi alam.
4. Memberikan solusi pembuatan pembangkit listrik yang sederhana dan
dapat dioperasikan di daerah terpencil dengan tenaga terampil
penduduk daerah setempat dengan sedikit latihan.
5. Tercipta desa mandiri energi melalui pemberdayaan warga desa,
sehingga memperoleh pendapatan asli desa dan terwujudnya ketahanan
energi nasional.

GAGASAN
Krisis Energi Listrik Indonesia
Fakta menunjukkan bahwa sebesar 56% atau 1,7 milyar penduduk dunia
tidak mendapatkan akses terhadap listrik (World Energi Assessment,2000). Di
Indonesia pun demikian, distribusi jaringan listrik masih belum merata. Setelah
Indonesia berusia 67 tahun (tahun 2013), PLN baru mampu melistriki rumah
tangga atau rasio elektrifikasi sebesar 65,1 persen (Direktorat Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2010).
Masih banyak daerah-daerah terpencil yang belum mendapatkan fasilitas jaringan
listrik. Daerah-daerah tersebut biasanya adalah daerah-daerah pedalaman yang
tidak padat penduduk ataupun pulau-pulau terpencil. Gambar 2 dan 3 adalah data
dan fakta kondisi krisis energi listrik di Indonesia.

Gambar 2. Daerah/Sistem di Indonesia yang Kekurangan Pasokan Listrik


(Kementerian Riset dan Teknologi RI)

Gambar 3. Rasio Elektrifikasi (Kementerian Riset dan Teknologi RI)

Analisis Situasi PLTMH di Desa Mojang Kabupaten Jember Jawa Timur


Salah satu desa di Kabupaten Jember yang memanfaatkan aliran sungai
sebagai pembangkit listrik yaitu desa mojang. Desa yang letaknya tidak jauh dari
Kota Jember ini, memanfaatkan aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan listrik
kepada sekitar 70 kepala keluarga dalam 1 RT. Karena listrik PLN belum bisa
mengaliri desa tersebut. Oleh karena itu di desa ini dibangunkan pembangkit
listrik tenaga air atau yang lebih dikenal dengan sebutan mikrohidro.
Di desa ini mikrohidro di bangun dengan adanya aliran sungai yang bagus
dimusim kemarau ataupun dimusim penghujan. Mula-mula air mengalir di
bendung dengan menggunakan dam lalu dialirkan ke dalam bak pengendap.
Sebelum di bak pengendap air melewati saringan yang terbuat dari bambu yang
berfungsi untuk menyaring sampah. Setelah di bak pengendap air ditampung dan
disaring lagi agar tidak tercampur dengan kotoran. Lalu air dialirkan ke pipa untuk
selanjutnya menuju ke rumah turbin yang akan dihasilkan energi lisrik yang siap
dialirkan ke 70 KK .
Kendala yang sering dihadapi oleh petugas desa yaitu sampah. Terlihat
pada gambar 4. ketika musim penghujan sampah yang ikut aliran sungai selalu
masuk ke dalam bak pengendap, oleh karena itu petugas sering membersihkan
sampah-sampah tersebut.

Gambar 4. Sampah Ikut Aliran Sungai Masuk ke Dalam Bak Pengendap


Keuntungan pembuatan mikrohidro ini sangat jelas sangat membantu
masyarakat yang berada di desa mojang karena dengan adanya ini pasokan listrik
hanya dihargai dengan Rp 3000,- per 5 watt dalam 1 bulan sangat beda dengan
kita membayar di PLN oleh karena itu petugas desa sering membersihkan
sampah-sampah tersebut.
Kehandalan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
PLTMH merupakan salah satu pembangkit listrik yang cukup unik karena
meskipun dalam skala kecil tetapi memiliki banyak kelebihan, yakni:
1. Energi yang tersedia tidak akan habis selagi siklus dapat kita jaga dengan
baik seperti daerah tangkapan atau catchment area, vegetasi sungai dan
sebagainya.
2. Proses yang dilakukan mudah dan murah, harga turbin, generator, panel
kontrol, hingga pembangunan sipilnya kira-kira Rp 5 juta per KW
(kondisional).
3. Tidak menimbulkan polutan yang berbahaya.
4. Dapat diproduksi di Indonesia, sehingga jika terjadi kerusakan tidak akan
sulit untuk mendapatkan sparepart-nya.
5. Jika menerapkan mikrohidro sebagai pembangkit listrik secara tidak
langsung kita ditutuntut untuk mengelola dan menata lingkungan agar

tetap seimbang, sehingga sudah barang tentu tidak akan menimbulkan


kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor atau erosi. Dan pada
gilirannya ekosistem sungai atau daerah tangkapan akan tetap terjaga,
dengan cara ini pula pemanasan global dapat lebih teredam.
6. Mengurangi tingkat konsumsi energi fosil, langkah ini akan berperan
dalam mengendalikan laju harga minyak di pasar internasional.
Dengan kata lain, jika akan membangun PLTMH dengan daya 100 KW
(100.000 Watt) dibutuhkan biaya Rp 500 juta. Biaya tersebut relatif murah
dibandingkan dengan menggunakan sumber listrik dari berbahan bakar fosil
(BBM). Keuntungan lain yang didapat dengan mengembangkan PLTMH, salah
satunya adalah karena teknologi PLTMH andal dan kokoh hingga mampu
beroperasi lebih dari 15 tahun. Dalam PLTMH sistem runoff yang antara lain
dikembangkan sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa kemudian
dialirkan melalui penstock (pipa pesat) menuju turbin. Selepas dari turbin, air
kembali ke sungai. "Tidak ada materi yang diambil, hanya energinya saja".
PLTMH memang tidak memerlukan bahan bakar apapun. Masukan energi primer
berupa aliran massa air tidak dikurangi, tetapi hanya dimanfaatkan energinya
dalam jarak ketinggian tertentu atau diambil energi potensialnya saja.
Penghematan BBM PLTMH juga akan menghemat dana yang cukup besar bila
dibandingkan dengan pembangkit listrik bertenaga BBM. Tiap 1 megawatt (MW)
listrik yang dihasilkan PLTMH bisa menghemat uang sebesar Rp 10 miliar per
tahun. Pembangkit listrik di Indonesia saat ini masih banyak menggunakan energi
fosil padahal harga BBM sudah sangat tinggi.
Pengembangan pembangkit listrik dengan energi nonfosil akan
memberikan kontribusi pada penghematan BBM nasional. Banyak sekali yang
bisa dihemat, dengan mengembangkan PLTMH ini di desa dan peluang pengehematan triliunan rupiah ketika output energi PLTMH dikonversi dalam
penghematan BBM dan CER (certified emission reduction). Dengan asumsi
potensi tenaga air skala kecil di pedesaan Indonesia sekira 500 MW, dan hutannya
tidak terdegradasi, didapat angka penghematan Rp 4,270 triliun dan CER senilai
enam juta dolar AS . Belum lagi pemasukan desa yang bisa mencapai Rp 1,992
trilyun per tahun. Asumsi penting dalam pengembangan PLTMH agar memberi
juga kontribusi optimal adalah melalui pemberdayaan warga desa. Dengan pola
yang dikembangkan, Desa berpeluang memperoleh apa yang disebut PADes, atau
pendapatan asli desa. Ketika jaringan PLN belum masuk ke desa, pembangunan
listrik dilakukan dengan system offgrid. Masyarakat mengelola sendiri
pembangkit listrik, mulai dari pemeliharaan alat hingga system penagihannya.
Apabila jaringan PLN sudah sampai dan ternyata di desa tersebut terdapat
potensi mikrohidro, pembangkit tersebut dapat dijadikan penghasilan masyarakat
desa. Caranya dengan menjual seluruh energinya ke jaringan PLN. Di sini,
memang sudah ada Kepmen 1122/2002 soal PSK-TR-ET (pembangkit listrik
tersebar teknologi rakyat energi terbarukan). Agar praktik pembangkitan energi
yang selaras dengan pemberdayaan masyarakat, sebaiknya juga menekankan
perlunya model keenergian baru dalam pengembangan PLTMH yang tidak
terpusat dan memanfaatkan potensi desa. Penulis menawarkan konsep
"Pembangkit Listrik Bertumpu pada Masyarakat" sebagai pendekatan untuk
mencapai tujuan pemanfaatan Sumber Energi Setempat (SES), yang sekaligus

pemberdayaan masyarakat. Pembangunan apapun tanpa dukungan masyarakat


tidak akan bertahan lama atau malah mubazir. Dari praktik yang ada,
pengembangan PLTMH tidak sekadar membangun pembangkit listrik, tetapi
berpeluang menjadi salah satu upaya membangun kemandirian desa.
Pengembangan PLTMH yang berbasis masyarakat ditujukan untuk menciptakan
pusat pertumbuhan di desa. Sejumlah desa yang telah dibangun PLTMH mungkin
merasakan hal ini.
Komponen-Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
PLTMH dapat dibangun pada daerah dengan kemiringan yang relatif kecil.
Dari hasil tinjaun dan pengukuran lapangan untuk kemudian dibuat desain sistim
PLTMH yang terdiri dari, intake, saluran pengendap sedimen, saluran pembuang
lubang pipa hisap untuk memutar turbin baling baling dan outlet. Tipe turbin yang
digunakan adalah tipe baling baling dengan penempatan turbin didalam saluran
jatuh air dari bak penampung. Komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro:
Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)
Pada gambar 5. dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui
sebuah pembuka di bagian sisi sungai (Intake pembuka) ke dalam sebuah bak
pengendap (Settling Basin).

Gambar 5. Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)


Settling Basin (Bak Pengendap)
Pada gambar 6. bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikelpartikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk
melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

Gambar 6. Settling Basin (Bak Pengendap)


Headrace (Saluran Pembawa)
Pada gambar 7. saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk
menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

Gambar 7. Headrace (Saluran Pembawa)


Headtank (Bak Penenang)
Pada gambar 8. bak penenang berfungsi untuk mengatur perbedaan
keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir
kotoran dalam air seperti pasir dan kayu-kayuan.

Gambar 8. Headtank (Bak Penenang)


Penstock (Pipa Pesat/Penstock)
Pada gambar 9. penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih
rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.

Gambar 9. Penstock (Pipa Pesat/Penstock)


Turbine dan Generator
Pada gambar 10. perputaran gagang dari roda dapat digunakan untuk
memutar sebuah alat mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras
minyak, mesin bubut kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah
generator listrik. Mesin-mesin atau alat-alat, dimana diberi tenaga oleh skema
hidro, disebut dengan Beban (Load), bebannya adalah sebuah penggergajian
kayu.

Gambar 10. Turbine dan Generator


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Pengentasan kemiskinan dilakukan dengan meningkatkan pembangunan di
segala bidang, salah satunya di bidang infrastruktur khususnya infrastruktur
kelistrikan. Penerapan PLTMH merupakan upaya positif untuk mengurangi laju
perubahan iklim global yang sedang menjadi isu penting dewasa ini. Mikrohidro
dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah

dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada
jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda
ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Suatu
kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat
air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi
perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun)
dapat diubah menjadi energi listrik. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga
komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator seperti terlihat
pada gambar 11.

Gambar 11. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro


Pada gambar 12. air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian
tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin,
instalasi air tersebut akan menumbuk turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan
menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa
berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian
ditransmisikan/dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari
generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus
listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban).
Begitulah secara ringkas proses Mikrohidro, merubah energi aliran dan ketinggian
air menjadi energi listrik.

Gambar 12. Tahapan dan Pembangunan PMLTH

Peranan Pemerintah, Generasi Muda, Perguruan Tinggi dan Lembaga


Penelitian
Peranan Pemerintah
Pemerintah memberikan kompensasi kepada desa yang belum teraliri
listrik dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa kita harus menyadari
pentingnya membangun pedesaan mandiri energi dan membangun pembangkit
listrik tenaga mikrohidro. Sebaiknya pemerintah sesegera mungkin memberikan
prioritas pada pengembangan pemanfaatan renewable energy, yang sangat jelas
ramah lingkungan dan memberikan banyak keuntungan. Bahkan di negara-negara
maju yang mempunyai potensi renewable energy seperti German, Swis, Swedia
pun sudah sangat inten mengelola energi yang ramah lingkungan ini.
Peranan Generasi Muda
Kader-kader bangsa, itulah kata-kata yang pantas disematkan kepada
pemuda. Pemuda seharusnya paham bahwa dalam melestarikan lingkungan dan
menghemat energi dengan turut serta membangun pembangkit listrik tenaga
mikrohidro di pedesaan. Merekalah yang diharapkan oleh Negara untuk
membangun bangsa ini kedepan.
Peranan Perguruan Tinggi
Dalam hal ini Perguruan Tinggi menyelenggaran pembelajaran dan
pelatihan pembangkit listrik tenaga mikrohidro kepada civitas akademika sebagai
sumber energi baru dan terbarukan. Selanjutnya civitas akademika diharapkan
mampu membantu masyarakat dalam pembuatan pembangkit listrik tenaga
mikrohidro di pedesaan.
Peranan Lembaga Penelitian
Lembaga Penelitian melakukan studi potensi (pra-studi kelayakan),
menentukan kriteria standar kelayakan potensi PLTMH, pengkajian pencarian
lokasi sistem pembangkit, pengkajian kondisi stabilitas dari struktur tanah
(kondisi geologis) untuk rencana bangunan sipil komponen PLTMH dan
pembuatan layout awal sistem PLTMH.
KESIMPULAN
1. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) merupakan suatu
pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan aliran air sungai
sebagai tenaga (resources) untuk menggerakan turbin, mengubah energi
potensial air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk
menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 5-100 kW, yang sama
sekali tidak menggunakan bahan bakar.
2. Dengan mengembangkan PLTMH ini di desa, maka peluang pengehematan triliunan rupiah ketika output energi PLTMH dikonversi dalam
penghematan BBM dan CER (certified emission reduction).
3. Dari praktik yang ada, pengembangan PLTMH tidak sekadar
membangun pembangkit listrik, tetapi berpeluang menjadi salah satu
upaya membangun kemandirian desa. Pengembangan PLTMH yang
berbasis masyarakat ditujukan untuk menciptakan pusat pertumbuhan di
desa.

10

DAFTAR PUSTAKA
Asnal Effendi dan Arpandi Arif. 2008. Studi Perencanaan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hydro di Desa Rantau Suli Kecamatan Sungai Tenang Kab.
Merangin Jambi. http://www.google.com/PLTMH [tanggal akses 9 Maret
2013].
Anonim. 2008. Manual Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
Jakarta : IBEKA-JICA.
Anonim. 2003. Pedoman Pengelolaan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTMH
Leuwi Kiara, Kabupaten Tasikmalaya. Bandung : Dinas Pertambangan dan
Energi.
Anonim. 2003. Pedoman Pengelolaan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTMH
Leuwi Kiara, Kabupaten Tasikmalaya. Bandung : Dinas Pertambangan dan
Energi.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
NIM
Tempat / Tanggal lahir
Jenis Kelamin
Alamat Kost
Telepon / Hp

: Ahmad Jukliv Pandu Yoedhawan


: 101910101068
: Kediri, 28 Desember 1991
: Laki - laki
: Jln. Slamet Riyadi Gg. 2 No. 10 Patrang, Jember
: 085646855466

2. Nama
: Arif Darmawan Pribadi
NIM
: 111910301056
Tempat / Tanggal Lahir : Lumajang, 11 Januari 1993
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Jln. Mastrip Timur No. 63 Sumber Sari, Jember
Telepon / HP
: 083847684093
3. Nama
: Dwi Abdi Gusti Ginanjar
NIM
: 121910101004
Tempat / Tanggal Lahir : Jember, 16 Mei 1994
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat Rumah
: Jln. Slamet Riyadi Gg. 2 No. 10 Patrang, Jember
Telepon / HP
: 085655763819
Ketua

Ahmad Jukliv P.Y.


NIM. 101910101068

Mengetahui,
Anggota 1

Arif Darmawan Pribadi


NIM. 111910301056

Anggota 2

Dwi Abdi Gusti G.


NIM. 121910101004

Anda mungkin juga menyukai