Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi Keperawatan Komunitas


1. American Nurses Association (1973), keperawatan komunitas merupakan suatu
sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang
diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatab penduduk
2. WHO (1974), keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga
(nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta
memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada
pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain
3. Ruth B. Freeman (1981), keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unikn dari
praktik

keperawatan

dan

kesehatan

masyarakat

yang

ditujukan

pada

pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai


perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus, atau
masyarakat. Pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk
masyarakat.
4. Departemen Kesehatan RI (1986), keperawatan kesehatan masyarakat adalah
suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh perawatn dengan mengikutsertakan
tim kesehatan lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan
individu, keluarga, dan masyarakat yang lebih tinggi
5. Pradley (1985), Logan dan Dawkin (1987), keperawatan komunitas adalah
pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, juga
melibatakan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan.
6. Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat (1990), mendefinisikan
keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran
serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehebilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan pada individu,
keluarga, kelompok,serta masyarakat sebagai kestuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan.

7. Winslow (1920), seorang ahli kesehatan masyarakat, membuat batasan yang


sampai saat ini yang masih relevan, yaitu kesehatan masyarakat (public health)
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, serta
meningkatkan efesiensi hidup melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat
untuk hal-hal berikut ini.
a. kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinir.
b. Perbaikan kesehatan lingkungan
c. Mecegah dan memberantas penyakit menular
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau perseorangan
e. Dilaksanakan dengan mengordinasikan tenaga kesehatan dalam satu
wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan
swadaya masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
secara optimal.
B. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung(direct care) terhadap ndividu, keluarga,
dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat(health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya secara sfesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menangulangi masalah kesehatan yang mereka hadapin
5. Mengevaluasi sejauh ana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri(self care)
C. Sasaran keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit, khususnya mereka yang
beresiko tinggi mengalami masalah kesehatan dalaam masyarakat, yaitu sebagai
berikut.
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah

kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu


hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan
keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Disini peran
perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang dilami, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Apabila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan
berpengaruh terhadap anggota lainnya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari
permasalahan tersebut diatas, maka keluarga merupakan focus pelayanan
kesehatan yang strategis, sebab:
a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan;
b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga;
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan;
d. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision making) dalam
perawatan kesehatan;
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, usia, permasalahan(problem). Kegiatan yang terorganisasi sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada dimasyarakat di intitusi
dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan serta kebutuhan yang mereka
hadapin, diantaranya sebagai berikut,
a. Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhan(growth and development), yaitu:
1) Kelompok ibu hamil dn ibu bersalin(melahirkan). Usia harapan hidup
waktu lahir diharapkan meningkat pada tahun 1967 (45 tahun), tahun 1980
(50 tahun), tahun 1981-1985 adalah 51,9 tahun untuk wanita dan 48,9
tahun untuk laki laki. Keadaan ini menunjukan perbaikan bila
dibandingkan dengan periode tahun 1979-1981 yaitu 49,4 tahun untuk
wanita dan 46,5 tahun untuk laki laki. Usia harapan hidup pada tahun 2000

diharapkan sekurang-kuranganya menjadi 60 tahun. Sedangkan pada tahun


2001 diharapkan menjadi 66,2 tahun.
2) Kelompok ibu nifas
3) Kelompok bayi.
Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badan 2500 gr atau kurang,
dewasa ini berjumlah sekitar 14% akan turun menjadi setinggi-tingginya
7% persen pada tahun 2000. Banyak faktor yang menjadi pencetus bayi
lahir dengan berat badan rendah(BBLR), salah satunya adalah status gizi
ibu yang buruk. Pemerintah telah bekerja sama dengan badan dunia yang
bergerak dalam penanganan gizi seperti WFP( World food program) untuk
membantu status gizi masyarakat melalui program pangan, perbaikan
sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
4) Kelompol balita. Angka kematian balita pada tahun 1980 adalah 100/1000
kelahiran hidup. Hal ini menujukkan penurunan bila dibandingkan dengan
tahun 1976 di mana IMR (Infant Mortality Rate)

adalah 110/1000

kelahiran hidup. Angka ini diharapkan pada tahun 2000 menjadi setinggitingginya 45/1000 kelahiran hidup pada tahun 2001 turun menjadi 35/1000
kelahirn hidup. Keadaan ini berbeda disetiap wilayah Indonesia karena
perbedaan situasi dan kondisi masing-masing daerah.
5) Kelompok anak usia sekolah.
6) Kelompok usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlikan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, yaitu :
1) Penderita penyakit menular antara lain sebagai berikut
a) Kelompok penderita penyakit kusta. Indonesia sampai saat ini (tahun
2007) menduduki urutan keempat untuk jumlah penderita kustadibawah India, Brazil, dan Myanmar. Jawa Timur merupakan provinsi
dengan jumlah penderita kusta terbanyak di Indonesia. Dari 38
kabupaten/kota se-Jawa Timur, Kabupaten Gresik menempati urutan
ke-14. Pada era 90-an jumlah penderita kusta di kabupaten tersebut
mencapai 30 : 10.000 penduduk, tetapi pada tahun 2007 jumlahnya
sudah menjadi 1 : 10.000 penduduk
b) Kelompok penderita penyakit tuberculosis paru. Angka kesakitan yang
disebabkan oleh penyakit tuberculosis paru saat ini mencapai 3/1000
penduduk diharapkan angka ini akan menurun menjadi 2/1000
penduduk pada tahun 2000. Pada tahun 2008, tuberculosis paru
merupakan penyebab kematian akibat penyakit menular nomor satu di

dunia-Indonesia menduduki urutan ke-3 untuk Negara dengan


insidensi tuberculosis paru terbanyak. Pemerintah telah berupaya
semaksimal mungkin untuk menurunkan insiden penyakit ini melalui
perbaikan status gizi masyarakat, perbaikan sarana dan prasarana yang
diduga dapat meningkatkan insidensi penyakit ini (seperti : rumah
dengan ventilasi yang kurang adekuat, rumah yang lembab karena
sinar matahari langsung tidak dapat masuk dan LP-Lembaga
Pemasyarakatan

yang

berpenghuni

padat)

serta

meningkatkan

partisipasi masyarakat dengan mengadakan seminar kesehatan


mengenai tuberculosis paru.
c) Kelompok penderita penyakit kelamin (Gonorhea, Sifilis)
d) Kelompok penderita HIV/AIDS
2) Penderita penyakit tidak menular, misalnya kelompok

penderita

hipertemsi,diabetes militus, penyakit jantung, kangker, stroke dan


sebagainya. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit tidak menular
seperti penyakit kangkerdan kardio vaskuler cendrung meningkat. Hal
yang

sama

juga

terjadi

pada

angka

kejadian

gangguan

jiwa,

penyalahgunaan narkotika, sikotropika dan zat adiktif lainnya.kecelakaan


kerja dan lalulintas juga akan terus meningkat sehingga angka ketunaan,
baik fisik maupun mental akan meningkat pula.
3) Kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi, antara lain sebagai berikut.
a) Kelompok cacat fisik, misalnya kebutaan. Tingkat kebutaan di
Indonesia sudah sangat mengkhawartikan dimana saat ini rasio orang
buta sudah mencapai 1,5% dari total populasi-indonesia merupakan
Negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di Asia. Penyebab kebutaan
yang paling sering ditemukan adalah katarak, glaucoma, kelainan
reflaksi, gangguan retina dan kelainan kornea. Hal ini dapat
diakibatkan karena gizi buruk, pola hidup/kebiasaan yang salah, serta
minimnya pelayanan kesehatan.
Negara dengan tingkat Kebutaan tinggi

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Negara
Indonesia
Bangladesh
Myanmar
Bhutan
Maladewa
Nepal

Tingkat kebutaan (persen Populasi)


1,5
1
0,9
0,8
0,8

7. India
8. Srilanka
9. Korea
10. thailand

0,8
0,7
0,5
0,4
0,31

4) Kelompok cacat mental di harapkan angka kesakitan kelainan jiwa


(psikosis) dapat dipertahankan pada rasio 1-3/1000 penduduk. Sementara
jumlah penderita gangguan jiwa yang relative lebih ringan seperti neurosis
dan gangguan perilaku dapat di pertahankan pada rasio 20-60/1000
penduduk.
5) Kelompok cacat sosial
c. kelompok yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit, yaitu:
1) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika
2) Kelompok wanita tuna susila (WTS) dan pekerja seks komersial (psk)
3) Kelompok pekerja tertentu

Perbedaan yang mencolok terjadi, baik pada angka kesakitan maupun kematian
diberbagai wilayah di Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan persebaran pelayanan kesehatan
yang kurang merata. Di pulau jawa misalnya, pelayanan kesehatan bisa dijangkau dengan
baik, bahkan sampai daerah pedesaan, sehingga status kesehatan penduduk cukup baik.
Sementara di luar pulau jawa, pelayanan kesehatan terkadang belum bisa menjangkau daerah
pedesaan, sehingga status kesehatan penduduknya masih kurang baik.
Namun, pada kenyataannya, gambaran epidemiologis Indonesia tidak mengalami
perubahan yang mencolok selama dasawarsa terakhir ini. Penyebab paling umum dari
kejadian kesakitan dan kematian orang dewasa yang paling sering ditemukan meliputi:
penyakit-penyakit alat pernafasan dan pencernaan, infeksi pada kulit dan mata, parasit pada
usus, serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh fektor, terutama malaria. Sementara itu,
hampir sebagian dari kejadian kematian pada anak usia 5 tahun penyebab utamanya adalah
diare, infeksi alat pernafasan, dan tetanus neonatorum. Selain itu, data survei yang tersedia
menunjukan bahwa sekitar tujuh juta anak usia 1-5 tahun- atau sekitar 30% dari semua anak
prasekolah menderita protein calori malnutrition . Diperkirakan sekitar 80% kematian bayi
dapat dicegah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak (Termasuk imunisasi,
keluarga berencana yang sesuai, dan perbaikan gizi).

Daftar Pustaka
Mubarak, Wahit I. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Edisi 1. Jakarta: Salemba
Medika
Cahyatin, Nurul. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Edisi 1. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai