Anda di halaman 1dari 16

TUGAS METODE PENELITIAN

PENGARUH PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP


SIFAT MEKANIK LOGAM

Oleh :
NAMA : BENI PRAYOGA
NPM

: 11120022

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2014

I. PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya perkembangan hidup manusia maka jamanpun ikut

berkembang dengan pesat. Karena perkembangan manusia bertambah maju maka bidang
teknologipun ikut berkembang sangat pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia
dapat terpenuhi dengan baik.
Jika diperhatikan, segala kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam. Kerena hampir
semua alat yang digunakan manusia terbuat dari unsur logam. Sehingga logam
mempunyai peranan aktif dalam kehidupan manusia dan menunjang teknologi dijaman
sekarang. Oleh karena itu timbul usaha-usaha manusia untuk memperbaiki sifat sifat
dari logam tersebut. Yaitu dengan merubah sifat mekanis dan sifat fisiknya.
Adapun sifat mekanis dari logam antara lain : kekerasan, kekuatan, keuletan, kelelahan
dan lain lain. Sedangkan dari sifat fisiknya yaitu dimensi, konduktivitas listrik, struktur
mikro, densitas, dan lain lain.
Karena banyaknya permintaan yang bermacam macam maka diadakan pemilihan bahan.
Pemilihan bahan tersebut dapat dipersempit sesuai dengan kegunaannya. Seperti misalnya
pada baja karbon. Baja karbon mendapat prioritas yang utama untuk dipertimbangkan.
Karena baja karbon mudah diperoleh, mudah dibentuk atau sifat permesinannya baik dan
harganya relatif murah. Karena baja karbon mendapat prioritas utama maka dituntut

untuk

memodifikasi

atau

memperbaiki

sifatnya

seperti

kekerasan,

kekerasan

pada

permukaan, tahan aus akibat gesekan. Karena hal tesebut maka perlu diadakan proses
perlakuan panas guna menambah kekerasan dari bahan tersebut.

Perlakuan panas adalah suatu perlakuan (treatment) yang diterapkan pada logam agar
diperoleh sifat sifat yang diiginkan. Dengan cara pemanasan dan pendinginan dengan
kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam dalam keadaan fase padat sebagai
upaya untuk memperoleh sifat sifat tertentu dari logam. skripsi teknik mesin
Salah satu cara adalah dengan menggunakan proses karburasi yaitu dengan mengeraskan
permukaannya

saja.

Karburasi

adalah

salah

satu

proses

perlakuan

panas

untuk

mendapatkan kulit yang lebih keras dari sebelumnya.


Dan berdasarkan hal hal tersebut diatas maka penulis mencoba untuk mengadakan suatu
penelitian dengan judul :
MENGUBAH STRUKTUR MIKRO PADA LOGAM KOMPONEN DENGAN
PERLAKUAN PANAS
1.2.

IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun permasalahan di bidang ini disesuaikan dengan kebutuhan pada bidang

industri yang semakin modern, dalam hal ini adalah pengembangan sifat sifat dari
logam. Yang mana mempunyai kekerasan yang baik tapi juga ulet. Dimana aplikasinya
digunakan pada alat alat potong, alat alat pahat, roda gigi atau kontruksi mesin yang
sering mengalami kontak antara bahan satu dengan bahan lainnya, dengan :
- Memperkuat bagian roda gigi atau mata pahat agar tidak cepat aus.
- Permukaan mata pahat yg dikeraskan dengan penambahan struktur logam.

- Perlakuan panas & pendinginan terhadap logam.


- dan Pengerasan permukaan.
Dengan proses perlakuan panas dengan metode karburasi diharapkan dapat
memperpanjang umur pemakainanya tetapi masih memiliki sifat keuletan pada bagian

dalamnya.
1.3.

BATASAN MASALAH

Karena luasnya masalah ilmu perlakuan panas khususnya masalah karburasi, maka
masalah yang akan dibahas adalah mencakup pengerasan permukaan dan waktu tahan
carburasi pada material baja karbon rendah. Hal hal yang berhubungan dengan proses
kimia dan perpindahan panas pada waktu pendinginan tidak dibahas.
Dan batasan yang diberikan agar peneliti lebih spesifik adalah sebagai berikut :

Bahan spesimen uji adalah Baja Karbon Rendah.

Kondisi pada awal pemanasan adalah sama untuk setiap spesimen.

Bahan untuk proses perlakuan panas pada Pack Carburising adalah Bubuk Carbon
aktif +

Natrium Carbonat sebagai energizer.

Open pemanas yang digunakan adalah milik Balai Latihan Kerja Mahasiswa.

Proses pendinginan yang dilakukan adalah dengan cara pendinginan langsung


(dirrect quenching).

Pengujian kekerasan menggunakan uji kekerasan Vickers.

Temperatur pemanasan 875 C.

Waktu pemanasan adalah 15 menit, 30 menit, dan 50 menit.

Media pendinginan yang digunakan adalah oli.

1.4. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penahanan waktu
pemanasan terhadap difusi karbon dan kekerasannya, media pendinginan terhadap
kekerasan dan sejauhmana kekerasan permukaan dapat dicapai dengan proses karburasi
pada material baja karbon rendah.
Disamping itu sebagai penerapan materi materi yang didapat dibangku kuliah sehingga
diharapkan akan menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan mahasiswa teknik
mesin khususnya.

II. DASAR TEORI

2.1. DEFINISI PACK CARBURIZING


Adalah proses penambahan unsure karbon pada permukaan baja karbon rendah. Pemanasan
carburizing dilakukan pada suhu 900 C 950 C. unsur karbon dapat diperoleh dari arang kayu,
arang tempurung kelapaatau sesuatu yang mengandung unsur karbon. Pengarbunan bertujuan
untuk memberikan kandungan unsur karbon. Pengarbonan bertujuan untuk memberikan
kandungan karbon yang lebih banyak pada bagian permukaandibandingkan dengan bagian dalam
sehingga kekuatan pada permukaan lebih meningkat.
Carburizing dapat dilakukan pada 4 cara, yaitu:

A. Pack carburizing
Proses ini menggunakan zat padat berupa arang dengan ukuran 3,5 10 milimeter barium
karbonat dan soda abu untuk arang digunakan dari batok kelapa. Prosesnya yaitu baja dimasukan
ke dalam kotak yang berisimedium kimia aktif padat. Kemudian kotak yang dipanaskan sampai
suhu 900 C 950 C.
B. Paste carburizing

Medium kimia yang digunakan berbentuk pasta. Pasta yangdigunakan adalah campuran a
lumunium oksida, kaolin, water glass, potassium dan colonied sodium karbonat. Prosesnya yaitu
baja yang akan dikeraskan ditutup dengan pasta dengan ketebalan 3 4mm, kemudian
dikeringkan dan dimasakan ke dalam kotak. Proses ini dilakukan pada suhu 900 C 950 C.
C. Gas carburizing
Di sini logam dipanaskan dalam atmosfir yang mengandung karbon yaitu gas alam
maupun buatan. Contohnya gas-gas yang berasaldari karbon misalnya CH4 Benda kerja yang

dipanaskan dengan suhu 850 C 950 C. Lapisan yang dapat dihasilkan adalah dengan
tebal 1mm dan perlu waktu sekitar 1 4 jam.
D. Liquid carburizing
Karbonisasi ini dilakukan dengan rendaman air garam yang terdiridari natrium karbonat
dan natrium sioda yang dicampur dengan salah satu bahan klorin barium. Proses ini dihasikan
lapisan yang tebalnya sekitar 0,3mm dengan suhu 850 950 Derajat Celsius. Keuntungan
menggunakan karbonisasi zat cair adalah pengurangan yang pesat, merata ke semua arah
mendalam tanpa adanya bagian yang lunak permukaan rata oleh karena itu hanya dibutuhkan
sedikit.
Proses Pack carburizing
Pada proses ini caranya adalah benda uji dimasukan ke dalam suatu kotak baja tertutup dan
dikelilingi dengan bahan karbonasi. Bahan yang digunakan adalah arang kayu, arang batok
kelapa, arang tulang dan arang
kulit yang dicampur dengan kokas dan katalis seperti barium karbonat (BaCO3) atau natrium
karbonat (Na2CO3) sebesar 10 40 %. Namun katalisyang sering dipakai adalah barium
karbonat (BaCO3) karena lebih mudah terurai dari pada natrium karbonat. Mekanisme difusi
yang terjadi pada saat proses pack carburizing ada 2 yaitu difusi vacancy dan difusi interstisi.

Difusi vacancy
Suatu proses difusi dimana atom karbon mengisi tempat dimana terdapat celah / kekosongan.
Tahapan ini bertujuan agar panas pada specimen merata sehingga karbon yang berdifusi semakin
banyak dan merata.
Cooling
Pada tahapan ini material didinginkan dengan cara quenching. Bertujuan untuk membentuk
mikrostruktur martensite yang sifatnya keras pada permukaan material. Perubahan sifat sifat
material yang dapat terjadi akibat proses pack carburizing antara lain:

1.Sifat mekanik
Peningkatan kekerasan permukaan.
Peningkatan ketahanan aus.
Peningkatan kekuatan tarik.
2.Sifat fisik
Perubahan volume dapat terjadi.
Perubahan butir (gram) mungkin terjadi.
3.Sifat kimia
Peningkatan kadar karbon pada permukaan.
2.2. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Holding time
Semakin lama waktu pemanasan maka semakin luas bidang yang dipanaskan sehingga karbon
yang berdifusi semakin banyak dan meratadisetiap bagiannya sehingga meningkatkan
kekerasan Specimen tersebut. Ditambah pola difusi akan semakin dalam sehingga kekerasannya
pun meningkat. Total kedalaman difusi yang dicapai pada temperature tertentu dinyatakan dalam
fungsi akar kuadrat dari waktu yang dinyatakan dalam pernyataan berikut.
1. Dimana: K = Konstanta bahany = Kedalaman difusit = Waktu pemanasan.

2. Temperatur Semakin tinggi temperature maka jarak antara atom semakin besar sehingga
karbon yang berdifusi semakin banyak dan membuat kekerasannya meningkat.
3. Katalis-Katalis yang berpengaruh pada pack carburizing
tetapi tidak menuah hasil melainkan hanya untuk mempercepat proses, contoh katalis yang
digunakan adalah BaCO3 dan Na2CO3 Karburizer Komposisi karburizer akan
mempengaruhi kekerasan yang dihasilkan.
4. Semakin tinggi karbon karburizer maka karbon yang didifusikan makin banyak
sehingga makin tinggi kekerasan permukaan baja.
5. Media pendinginMedia pendingin berpengaruh pada kekerasan permukaan yang dihasilkan.

Beberapa media pendingin antara lain:


a. Air
Sistemnya sederhana serta dapat mendinginkan dengan cepat.
Kekerasannya adalah membentuk selimut uap yang menutupi permukaan material sehingga
menghasilkan pendinginkan yang tidak seragam dipenampang permukaan yang luas.
b. Oli
Kemampuan pendinginannya tidak sebaik air karena pengaruh viscositasnya.
c. Larutan polimer
Kemanapun pendinginannya diantara oli dan air memerlukan closed system karena
konsentrasinya mudah berkurang.
d. Larutan garam
Pendinginannya dapat terjadi pada rentang temperature yang besar ( 150 C 590 C) karena
karakter tersebut lelehan garamnya hanya digunakan untuk delayed quenching.
2.3. KOMPOSISI KIMIA TERHADAP LOGAM
Komposisi kimia berpengaruh terhadap kekerasan specimen :
. Semakin banyak kandungan karbon aktifnya maka semakin baik kekerasannya. Bahan
pengkarbonan arang juga menentukan terhadap proses kekerasan hasil pack carburizing.

. Penggunaan arang batok kelapa akan berbeda dengan menggunakan arang jati yang kadar
karbonnya lebih rendah.
Pada beberapa komponen elemen mesin seperti poros atau roda gigi, kadang diperlukan sifat
yang keras dan tahan aus pada permukaanya, sedangkan pada inti atau bagian dalam tetap dalam
keadaan lunak dan ulet. Hal ini akan berdampak pada ketahanan benda terhadap keausan dan
keuletan yang sesuai dengan kebutuhan.

Karburising adalah proses dimana benda akan dikeraskan pada kulitnya dengan
cara penambahan karbon ke permukaan benda, karburising dilakukan dengan cara memanaskan
benda kerja dalam lingkungan yang banyak mengandung karboin aktif, sehingga karbon
berdifusi masuk ke permukaan baja (Wahid Suherman, 1998: 147).
Pada temperatur karburising, media karbon terurai menjadi CO yang selanjutnya terurai menjadi
karbon aktif yang dapat berdifusi masuk ke dalam baja dan menaikkan kadar karbon pada
permukaan kulit baja.
Pada proses perlakuan panas, termasuk karburising selalu mengacu pada diagram fase yang
berdasarkan pada karbon dari baja. Baja pada dasarnya adalah paduan besi dan karbon (Fe-C),
besi dan karbon selain dapat membentuk larutan padat juga dapat membentuk senyawa karbid
besi (sementit, Fe3C). kita ketahui bahwa carbon memiliki sifat keras tapi getas, sedangkan besi
mempunyai sifat ulet.
Karburising Padat (Pack Carburizing)
Karburising padat adalah proses karburisasi atau penambahan karbon pada permukaan benda
kerja dengan menggunakan karbon yang didapat dari bubuk arang. Bahan karburisasi ini
biasanya adalah arang tempurung kelapa, arang kokas, arang kayu, arang kulit atau arang tulang.

Benda kerja yang akan dikarburising dimasukkan ke dalam kotak karburisasi yang sebelumnya
sudah diisi media karburisasi. Selanjutnya benda kerja ditimbuni dengan bahan karburisasi dan
benda kerja lain diletakkan diatasnya demikian selanjutnya (Wahid Suherman, 1998: 150).
Kandungan karbon dari setiap jenis arang adalah berbeda-beda. Semakin tinggi kandungan
karbon dalam arang, maka penetrasi karbon ke permukaan baja akan semakin baik pula.

pada proses karburisasi ini selain terserapnya karbon, nitrogen juga ikut terserap. Bahwa
karburisasi cair hamper sama dengan cyaniding, yang menyerap nitrogen dan karbon. Bedanya
terletak pada tingkat perbandingan banyaknya karbon dan nitrogen yang terserap. Pada
karburisasi cair penyerapan karbon lebih dominan. Banyaknya karbon dan nitrogen yang terserap
ini tergantung pada kadar cianida dalam salt bath dan temperatur kerjanya. Salt bath untuk
karburisasi cair biasanya mengandung 40 50 % garam cianida. Temperatur yang digunakan
adalah 900 C selama 5 menit, kedalaman penetrasi karbon yang dicapai antara 0,1 0.25 mm
dari permukaan baja.
Kadar karbon yang dikarburisasi akan naik dengan semakin tingginya temperatur dan makin
lamanya waktu karburisasi. Bila kadar karbon dipermukaan terlalu tinggi maka kekerasan tidak
begitu tinggi, karena itu baja yang akan di quenching langsung setelah pemanasan untuk
karburisasi hendaknya dipakai temperatur yang tidak begitu tinggi.
Selama pemakaian konsentrasi cianida dalam salt bath dapat berubah sehingga tentu saja sifat
salt bath dapat berubah, karena itu kondisi salt bath harus secara rutin diperiksa. Apabila terdapat

perubahan yang berarti, harus dilakukan penambahan garam baru unutk menjaga konsentrasi
tetap sebagaimana semula.
Semua cianida adalah senyawa yang sangat beracun, karena itu pemakaiannya harus sangat hatihati. Demikian pula pada saat membuang sisa-sisa cairan yang akan terkena garam cianida
tersebut harus benar-benar mengikuti petunjuk dari pihak berwenang.
Karburising Gas (Gas Carburizing)
Proses pengerasan ini dilakukan dengan cara memanaskan baja dalam dapur dengan atmosfer
yang banyak mengandung gas CO dan gas hidro karbon yang mudah berdifusi pada temperatur
karburisasi 900 C 950 C selama 3 jam.
Gas-gas pada temperatur karburisasi itu akan bereaksi menghasilkan karbon aktif yang nantinya
berdifusi ke dalam permukaan baja.
Pada proses ini lapisan hypereutectoid yang menghalangi pemasukan karbon dapat dihilangkan
dengan memberikan diffusion period, yaitu dengan menghentikan pengaliran gas tetapi tetap
mempertahankan temperatur pemanasan. Dengan demikian karbon akan berdifusi lebih ke dalam
dan kadar karbon pada permukaan akan semakin naik.
Karburising dalam media gas lebih menguntungkan dibanding dengan karburising jenis lain
karena permukaan benda kerja tetap bersih, hasil lebih banyak dan kandungan karbon pada
lapisan permukaan dalam dikontrol lebih teliti. Menurut B.H Amstead (1979: 153) mengatakan
bahwa proses karburisasi media gas digunakan untuk memperoleh lapisan tipis antara 0,1 0,75
mm
Definisi PACK carburizing atau Karburasi padat adalah proses di mana karbon monoksida yang
berasal dari senyawa padat terurai pada permukaan logam menjadi karbon yang baru lahir dan
karbon dioksida. Karbonyang baru lahir diserap ke dalam logam, dan karbondioksida segera
bereaksi dengan bahan karbon hadir dalam senyawa karburasi padat untuk menghasilkan karbon

monoksida segar. Pembentukan karbonmonoksida ditingkatkan oleh energizers ataukatalis,


seperti barium karbonat (BaCO3), kalsiumkarbonat (CaCO3), kalium karbonat (K2CO3),
dannatrium karbonat (Na2CO3), yang hadir di daerah karburasi.
1. ProsesPada metode Pack carburizing atau karburisasi padat, komponen yang akan
dikarburisasi ditempatkan dalam kotak yang berisi media penambah unsur karbon atau media
karburasi, kemudian dipanaskan pada suhu austenisasi (842953 C). Akibat pemanasan ini,
media karburasi akan teroksidasi menghasilkan gas CO2 dan CO .Gas CO akan bereaksi
dengan permukaan baja membentuk atom Karbon yang kemudi- an berdifusi ke dalam baja
mengikuti persamaan: 2CO + Fe Fe (C) +CO2Gas CO2 ini sebagian akan bereaksi
kembali dengan karbondari media karburasi membentuk CO dan sebagian lagi akan
menguap. Ini berarti bahwa oksigen harus tersedia cukup dalam kotak agar proses dapat
berlangsung dengan baik.
2.

Media karburasi yang berbentuk serbuk akan memunculkan rongga-rongga di dalam kotak.
Semakin besar ukuran serbuk maka semakin besar rongganya, namun akan semakin sedikit
kontak antara media karburasi dengan permukaan komponen. Ukuran serbuk yang besar juga
akan mengurangi efektifitas proses karburisasi padat, terutama jika komponen yang
dikarburisasi memiliki bentuk yangrumit. Di sisi lain, semakin kecil ukuran serbuk semakin
kecil rongganya sehingga mengurangi jumlah Oksigen dalam kotak. Bagaimanapun juga,
rongga ini diperlukan untuk menjamin pergerakan gas-gas yangmuncul selama proses di
dalam kotak. Oleh sebab itu, ukuran butir serbuk yang efektif pada proses karburising padat
perlu ditentukan agar proses menjadi optimal.

3.

Proses pengerasan dilakukan dengan memanaskan kembali benda uji pada suhu Austenisasi
sekitar850 C, ditahan selama 5 menit, kemudian seluruh benda uji dicelup secara bersamaan
ke dalam air bersuhu 25 C.

4. Perubahan fasa akibat perlakuan karburisasi dan pengerasan diamati menggunakan


Mikroskop Optik Olympus. Tebal lapisan difusi (case depth) yang diperoleh dari hasil proses
karburisasi ditentukan melalui pengukuran kekerasan dari tepi benda uji menggunakan Micro
VickersHardness Tester dengan beban penekanan disesuaikan dengan komponen yang akan
uji. Sedangkan untuk mengukur case depth dapat menggunakan indicator perubahan
kekerasan permukaan.

III. METODE PENELITIAN


Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan
(holding time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan
menggunakan media padat. Jadi penahanan waktu pemanasan dan media pendinginan
dibuat bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh terhadap kekerasan
dihasilkan.
3.1.

METODOLOGI
Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan

(holding time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan
menggunakan media padat. Jadi penahanan waktu pemanasan dan media pendinginan
dibuat bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh terhadap
kekerasan yang dihasilkan.
Dalam melakukan penelitian dibutuhkan alatalat antara lain :

a. Material benda uji.


Material atau spesimen yang digunakan adalah baja karbon rendah berupa plat strip.
b. Kawat
Berfungsi sebagai pengikat benda uji agar memudahkan dalam pengambilan

dari

kotak sementasi pada waktu proses pendinginan.


c.

Bubuk karbon (arang kayu) dan bubuk barium karbonat.

d.

Kotak sementasi (kotak karbon).

e.

Penjepit
Berfungsi untuk pengambilan kotak karbon dari tungku dan benda uji dari kotak

karbon.

Kotak sementasi harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Harus rapat sehingga tidak memungkinkan adanya kebocoran dari gas yang
terbentuk.

Tahan suhu tinggi untuk waktu yang relatif lama.

Sesuai untuk bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses.

Memiliki sifat mekanik yang memadai sehingga tidak terjadi perubahan bentuk
pada saat mengalami pemanasan pada waktu yang cukup lama.

Relatif ringan.

Biasanya bahan Sementasi terbuat dari :

Baja Cr Ni

Bahan ini harganya relatif mahal, tetapi bahan ini sangat stabil pada suhu yang
tinggi serta relatif ringan.

Baja lunak, murah tetapi masa pakainya singkat.

Besi cor, relatif tebal (rata rata diatas 10 mm) agar masa pakainya menjadi
panjang.

3.2. Alur Penelitian


Dalam melakukan penelitian dibutuhkan alatalat antara lain :
a.

Material Benda uji.

Material atau spesimen yang digunakan adalah baja karbon rendah perupa plat strip.
b.

Kawat

Berfungsi sebagai pengikat benda uji agar memudahkan dalam pengambilan dari kotak
sementasi pada waktu proses pendinginan.
c.

Bubuk karbon (arang kayu) dan bubuk barium karbonat.

d.

Kotak sementasi (kotak karbon)

Kotak sementasi harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

Harus rapat sehingga tidak memungkinkan adanya kebocoran dari gas yang
terbentuk.

Tahan suhu tinggi untuk waktu yang relatif lama.

Sesuai untuk bentuk dan ukuran benda kerja yang akan diproses.

Memiliki sifat mekanik yang memadai sehingga tidak terjadi perubahan bentuk
pada sat mengalami pemanasan pada waktu yang cukup lama.

Relatif ringan.

Biasanya bahan Sementasi terbuat dari :

Baja Cr Ni

Bahan ini harganya relatif mahal, tetapi bahan ini sangat stabil pada suhu yang
tinggi serta relatif ringan.

Baja lunak, murah tetapi masa pakainya singkat.

Besi cor, relatif tebal (rata rata diatas 10 mm) agar masa pakainya menjadi
panjang.

e. Penjepit
Berfungsi untuk pengambilan kotak karbon dari tungku dan benda uji dari kotak karbon.

DAFTAR PUSTAKA

Amstead, BH, 1997, Jakarta Erlangga : Teknologi Mekanik Jilid - 1.


Bradbury. EJ, 1990, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama : Dasar Metalurgi untuk Rekayasawan.
Situs:
Http://www.google.co.id/m?q=perlakuan%20panas

Anda mungkin juga menyukai