Anda di halaman 1dari 13

Latar Belakang

Bermacam-macam metode telah ditemukan untuk penyambungan bagian-bagian dari


logam. Semuanya ini termasuk metode mekanis misalnya dengan mur dan baut, keling,
pasak, sambungan pres/kempa dan pengkerutan; serta metode metalurgi dengan cara
mendekatkan permukaan sebisa mungkin. Tipe dari metode ini adalah dengan
membuat/memberikan gaya pada penyambungan dalam berbagai cara : penyambungan
mekanis langsung dengan
menggesekkan permukaan, sementara itu penyambungan metalurgi terjadi sebagaimana
dengan pengelasan, gaya tarik terjadi antar atomdari logam tersebut.
Dengan penyambungan mekanis, lubang atau alur pasak harus disiapkan pada bagian
yang disambung dan biasanya keduanya harus bertumpukan. Bagaimanapun juga jika kedua
bagian ini harus dipisah atau dilepas maka semuanya ini akan mudah dilaksanakan. Pada
masalah pengelasan, bagian-bagian yang disambung akan menjadi satu (menyatu) selamanya,
yang mana setelah disambung tidak mudah untuk dipisahkan satu dengan yang lain.
Dengan melihat keunggulan dari perkembangan teknologi pada berbagai industri,
misalnya rel kereta, otomotif, bangunan kerangka baja, bejana tekan, bangunan kapal,
jembatan, industri permesinan, industry kimia, tenaga nuklir sampai untuk kerangka kaca dan
produksi barangbarang hias, teknik pengelasan telah membuat suatu kemajuan yang
pesat. Pengembangan las mempunyai sejarah yang panjang. Jika teknologi pengelasan ini
tidak dikembangkan, industri-industri tersebut di atas tidak bisa menikmati kemajuan
teknologi. Walaupun sebagian besar material yang disambung dengan pengelasan adalah
logam, pada saat ini telah memungkinkan untuk menyambung keramik, plastik, dan materialmaterial lain dengan pengelasan, dan sekarang ini memungkinkan melaksanakan pengelasan
di luar angkasa.
Pada proses pengelasan terjadi beberapa problem yang disebabkan oleh lokalisasi
panas dari material yang disambung, problem tersebut antara lain :
1. Terjadinya perubahan kualitas pada material setempat
2. Terjadi regangan dan tegangan sisa
3. Dapat menimbulkan cacat pada pengoperasiannya
Problem-problem ini dapat menimbulkan cacat atau merusak konstruksi pengelasan.
Bagaimanapun juga, pengelasan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga untuk
menjamin kualitas pengelasan, problem-problem tersebut harus dapat diatasi.

Jenis dan Kalsifikasi Teknologi Las


Las adalah proses penyambungan dua material secara permanen dengan cara
mencairkan kedua material yang akan disambung dan diikuti oleh material pengisi. Berikut
ini klasifikasi dan jenis pengelasan.
a. Klasifikasi pengelasan ditinjau dari sumber panasnya. Pengelasan dapat dibedakan
tiga:
1. Mekanik
2. Listrik

3. Kimia
Sedangkan menurut cara pengelasan, dibedakan menjadi dua bagian besar:
1. Pengelasan tekanan (Pressure Welding)
2. Pengelasan Cair
b. Jenis-jenis Pengelasan
1. Berdasarkan Panas Listrik
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling
banyak dipakai dimanamana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan.
Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk
pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang
dipakai berkisar 80 200 Ampere
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan
busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan,
dipergunakan butiranbutiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam
ukuranukuran fluks tersebut
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW
namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan
proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif).
Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut.
Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup
tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya
mencapai 3500 F atau setara dengan 1925C
SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu
konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau Shear
Connector
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang
besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan
logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan plat
plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat
EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu
pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas
loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas.
Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan
terjadinya oksidasi atau kontaminasi
2. Berdasarkan Panas Listrik dan Gas
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG
(Metal Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal
dari busur nyala listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang dilas dan metal penambah.
Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2.
MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah

mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas
pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau Argon (Ar)
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn
dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari
wolfram, sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan
material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar)
murni
FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses
pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida
CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan
pengelasan biasa disebut dengan super anemo
PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan
GTAW hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon
(Ar),Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas
yang luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi
dapat menampung tempratur diatas 5000 C
3. Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam
atau Oksigen (O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai
ganti acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas
hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
4. Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan
meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut dan
mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja /
wire rope, slenk. Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke
dalam mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan
pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga
menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut
mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan
metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.
Jenis Sambungan Las
Penyambungan dalam pengelasan diperlukan untuk meneruskan beban atau tegangan diantara
bagian-bagian yang disambung. Karena meneruskan beban, maka bagian sambungan juga
akan menerima beban. Oleh karenanya, bagian sambungan paling tidak memiliki kekuatan
yang sama dengan bagian yang disambung. Untuk dapat menyambung dua komponen logam
diperlukan berbagai jenis sambungan. Pada sambungan inilah nantinya logam tambahan
diberikan, sehingga terdapat kesatuan antara komponen-komponen yang disambung.
Berbagai jenis sambungan yang dimaksud adalah :

1. Sambungan Temu (Butt Joint)


2. Sambungan T (Tee joint)
3. Sambungan Sudut (Corner joint)
4. Sambungan Saling Tumpang (Lap Joint)
5. Sambungan Sisi (Edge Joint)

Gambar Jenis-jenis Sambungan Las

Gambar contoh Sambungan Las

Cacat Las dan Pengujian


Macam-macam Cacat Las
Crack (retak) adalah tipe ketidaksempurnaan yang paling berbahaya mempengaruhi
kemulusan dari rakitan las. Cacat ini tidak dapat diterima sehingga harus dilakukan uji
radiogravi ulang.
Incomplete Penetration (kurang penembusan) adalah cacat las yang disebabkan oleh
kurangnya penetrasi sewaktu pengelasan pertama atau posisi elektroda terlalu tinggi. Cacat

ini disebabakan karena terlalu rapatnya celah antara bevel dan arus pengelasa pertama terlalu
rendah. Cacat ini juga harus diadakan uji ulang radiogravi ulang.
Slag Inclution adalah jenis cacat yang biasanya disebabkan oleh 3 hal yaitu :
a. Pembersihan kerak yang kurang sempurna.
b. Arus pengelasan lintas panas atau pengelasan kedua terlalu rendah sehingga tidak dapat
mencairkan secara sempurna permukaan las pertama yang mengakibatkan tertinggalnya sisasisa terak didalam bahan las yang membeku.
c. Arus pengelasaan pertama yang terlalu rendah sehingga bentuk alur las pertama cembung.
Porosity adalah cacat yang disebabkan oleh kelembaban yang terjadi sewaktu pengelasan
dilaksanakan yang berasal dari kampuh yang basah atau lembab, electrode yang lembab,
hembusan angin yang basah sewaktu pengelasaan, adanya lapisan minyak/cat pada kampuh
las dan lain-lain.
Undercutting adalah jenis cacat yang disebabkan oleh :
a. Terlalu tingginya arus pada lajur las terakhir sehingga melebihi batas maksimum yang
diijnkan. Akibatnya suhu terlalu tinggi dan melelehkan bahan dasar disekitar pinggir kampuh
tidak terisi bahan las sepenuhnya.
b. Ayunan electrode tang tidak penuh sehingga sebagian sisi kampuh tidak terisi bahan las
sepenuhnya.
c. Penyetelan yang tinggi rendah yang mengakibatkan sebagian tepi kampuh kurang terisi bahan
las.
Undeercut ini dapat memperlama kekuatan sambungan sehingga harus diisi dengan las
dengan cara stringing (las satu logam dengan electrode tidak diayun).
Burnthrough adalah kennis cacat yang disebabkan karena menetesnya bahan las melewati
akar kampuh pada suatu saat tertentu akibat terlalu dalamnya letak ujung electrode meskipun
hanya sesaat saja. Cacat ini tampak sebagai noda-noda besar di tengah jalur las berwarna
gelap satu-satu pada jarak tertentu.
Pengujian Pengelasan
A. Destruktive Test (DT)
Destructive test adalah pengujian yang dilakukan dengan cara merusak benda uji. Pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari material atau sambungan las telah
memenuhi spesifikasi yang diisyaratkan oleh code dan desain.Dalam kegiatan inspeksi
pengelasan, pengujian dilakukan pada tes coupon sebagai benda uji. Test coupon harus dibuat
sesuai dengan code yang berlaku, dimana pengelasan pasa test coupon dilaksanakan harus
berdasarkan WPS yang digunakan. Data hasil pengujian ini akan dievalusi untuk memastikan
bahwa WPS yang dibuat dan hasil las produksi nantinya dapat memenuhi criteria sifat
mekanis dan selanjutnya direkam dalam dokumen PQR.
Beberapa metode DT yang sering digunakan pada test coupon adalah :uji tarik, uji lengkung,
uji pukul, uji kekerasan.
1. Uji Tarik ( Tensile Test )
Prinsip kerja :
Batang uji dijepit pada kedua ujungnyapada mesin uji tarik, kemudian ditarik secara terus
menerus sampai putus. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat mekanis dari

2.

B.

bahan logam, yaitu : Kuat Tarik (Tensile Strengh), Batas ulur, Regang, Reduksi/ kontraksi
dan modulus elastisitas.
salah satu contoh mesin tarik
Uji Lengkung (Bend Test)
Prinsip kerja :
Batang uji di lengkung di tengahnya dengan duri pelengkung, dengan ditumpu jarak
lengkung tertentu oleh dua rol penumpu yang dapat berputar, sampai mencapai sudut
lengkung tertentu . Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui elastisitas dari bahan logam
terhadap lengkungan.
Non Destruktive Test
NDT (Non Destruktive Test) menggunakan Penetran test pada hasil pengelasan, dengan
tahapan pengerjaannya sebagai berikut :
Area yang akan diuji terlebih dahulu dibersihkan dan tidak basah. Area tersebut dibersihkan
mengunakan gurinda, palu atau alat lainnya dari sisa/ serbuk hasil pengelasan.
Setelah dibersihkan, area tersebut dilap menggunakan Cleaner agar serbuk kotoran juga
terangkat
Lalu sekitar 5 menit setelah diberi cleaner, area tersebut disemprotkan Penetran (merah)
secara merata pada bagian yang diduga terjadi cacat las
Setelah itu ditunggu hingga 10 menit, lalu dibersihkan lagi mengguanakan cleaner dan
disemprotkan lagi Developer (putih) pada area tersebut secara merata
Hasilnya, daerah yang diduga terdapat cacat las akan lebih kemerahan. Dengan kata lain
cairan Penetran akan terlihat meskipun sudah tertutup oleh cairan Developer

Alat dan Perlengkapan Las


Peralatan pengelasan antara lain :
1. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)
Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau
motor bensin. Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai
kapasitas 200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya
operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat
transformator ini antara 38 sampai 70 volt.
2. Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik
motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh
motor listrik.Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik
yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator)
3. Pesawat Las AC-DC.
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah.
Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar
dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las jenis ini misalnya transformatorrectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

Gambar Pesawat Las

4. Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang
disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

kabel elektroda

kabel massa

kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel
massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya
terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.

Gambar Kabael Las


Dalam tabel 1 ditunjukkan ukuran luas penampang kabel las (kabel elektroda atau kabel
massa) untuk panjang tertentu pada kapasitas arus pesawat las.
5. Pegangan Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang
elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada
waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

Gambar Pengangan Elektroda

6. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan
memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias
dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.
7. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
membersihkan benda kerja yang akan dilas
membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

8. Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya
klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus
listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang
dapat menjepit benda kerja dengan baik .

Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.

Perlengkapan Pengelasan antara lain :


1. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las
(sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar Ias yang
sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm
las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra
merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

2. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang
elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

3. Balu Las/Apron

Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi
badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus memakai baju las
yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.

4. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las,
sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

5. Kamar Las
Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada disekitarnya
tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi
dangan sistim ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari
bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran
oleh percikan terak las dan bunga api.

6. Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah
masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

Anda mungkin juga menyukai