Anda di halaman 1dari 33

ASPHALT

CHANDRA TRI PERMANA


111121009 / 1KSA
www.himaspolban.com
Company

LOGO

ASPAL -

DEFINISI
JENIS-JENIS
KOMPOSISI
SIFAT-SIFAT
PENGUJIAN

Contents

ASPAL
I. DEFINI
SI

Material berwarna hitam atau coklat tua


Pada temperatur ruang, berbentuk padat sampai
agak padat
jika dianaskan sampai temperatur tertentu,
dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat
membungkus partikel agregat pada waktu
pembuatan campuran aspal beton
Jika temperatur mulai turun, aspal akan
mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya
(sifat Termoplastis)

ASPAL
Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal
yang umumnya disebut bitumen. Sehingga aspal
sering juga disebut bitumen,
Aspal merupakan salah satu material konstruksi
perkerasan lentur . Aspal merupakan komponen kecil.
Umumnya 4 10 % dari berat campuran. Tetapi
merupakan komponen yang relatif mahal,
Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi
minyak bumi (Aspal Minyak) dan bahan alami (aspal
Alam),
Aspal minyak (Aspal cemen) bersifat mengikat
agregat pada campuran aspal beton dan memberikan
lapisan kedap air. Serta tahan terhadap pengaruh
asam, Basa dan garam,
Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur,
aspal akan menjadi kaku dan rapuh dan akhirnya
daya adhesinya terhadap partikal agregat akan
berkurang.

Proses
Penyulingan
minyak bumi
untuk
menghasilkan
aspal

ASPAL
II. JENIS
ASPAL
Aspal Alam :
-Aspal Gunung
(Rock Asphalt)
ex : Aspal P.
Buton
-Aspal Danau
(Lake Asphalt)
ex : Aspal
Bermudez,
Trinidad

Berdasarkan cara
mendapatkannya
Aspal Buatan :
-Aspal Minyah
Merupakan hasil
destilasio minyak
bumi
-Tar
Merupakan hasil
penyulingan batu
bara dan kayu
(tidak umum
dugunakan, peka
terhadap
perubahan
temperatur dan
beracun)

ASPAL

Berdasarkan jenis bahan


dasarnya

Aspal Minyak

Berdasarkan bentuknya

Asphaltic base crude oil, Bahan dasar


dominan aspaltic
Parafin base crude oil, Bahan dasar
dominan parafin
Mixed base crude oil, Bahan dasar
campuran asphaltic dan parafin
Aspal keras/panas (Asphalt cemen),
aspal yang digunakan dalam keadaan
panas dan cair, pada suhu ruang
berbentuk padat
Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt),
aspal yang digunakan dalam keadaan
dingin dan cair, pada suhu ruang
berbentuk cair
Aspal emulsi (emulsion asphalt), aspal
yang disediakan dalam bentuk emulsi
dandigunakan dalam kondisi dingin dan
cair

ASPAL
Aspal Keras (asphalt
cemen, AC)

Aspal keras pada suhu ruang (250 300 C) berbentuk


padat
Aspal keras dibedakan berdasarkan nil;ai penetrasi
(tingkat kekerasannya)
Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara
40 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara
60 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi
antara 80 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi
antara 200-300
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah
bercuaca panas, volume lalu lintas tinggi.
Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah

ASPAL
Aspal cair (Cut Back
Asphalt)

Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan


bahan pengencair dari hasil penyulingan minyak
bumi
Pada suhu ruang berbentuk cair
Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan
penguapan bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan
atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan
bensin (premium), RC merupakan curback asphal
yang paling cepat
menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai :
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan

ASPAL
Aspal cair (Cut Back
Asphalt)

3. SC (Slow Curing cut back)


Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan
solar,
SC merupakan cut back asphal yang paling lama
menguap.
SC Cut back asphalt digunakan sebagai :
- Prime coat
- Dust laying (lapis pengikat debu)

E
m
u
l
s
i
f
e
r
A
g
n
t
A
irA
A
s
p
a
l
r(u
e
s
ip
fa
tn
s
p
a
lE
m
u
s
iB
lb
k
o
d
)
ASPAL

Aspal
Emulsi

Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan


air dan bahan pengemulsi

ASPAL
Emulsifer agent merupakan ion bermuatan listrik
(Elektrolit), (+) Cation ; (-) Annion
Emulsifer agent berfungsi sebagai stabilisator
Partikel aspal melayang-layang dalam air karena
partikel aspal diberi muatan listrik.

ASPAL
Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi dapat dibedakan
atas ;
1. Kationik,
disebut juga aspal emulsi asam, merupakan aspal emulsi
yang bermuatan arus listrik posirif
2. Anionik,
disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi
yang bermuatan negatif
3. Nonionik,
merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi,
berarti
tidak mengantarkan listrik.
Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah
aspal emulsi anionik dan kationik.
Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan
atas
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan
pengemulsi sehingga pengikatan cepat terjadi. Digunakan
untuk
Tack Coat

ASPAL
Aspal
Buton
Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal
ddari pulau buton, Indonesia.
Aspal ini merupakan campuran antara bitumen
dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk
bantuan.
Karena aspal buton merupakan bahan alam maka
kadar bitumennya bervariasi dari rendah sampai
tinggi.
Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton
dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30
(Aspal Buotn B10 adalah aspal buton dengan kadar
bitumen rata-rata 10%)

ASPAL
III.
KOMPOSISI

Aspal merupakan unsur hydrocarbon yang sangat

komplek,sangat sukar memisahkan molekul-molekul


yang memberntuk aspal tersebut
Secara umum komposisi dari aspal terdiri dari
asphaltenes dan maltenes
Asphaltenes merupakan material berwarna hitam atau
coklat tua yang larut dalam heptane.
Maltenes merupakan cairan kental yang terdiri dari
resin dan oils, dan larut dalam heptanes
Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua
yang memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan
bagian yang mudah hilang atau berkurang selama
masa pelayanan jalan. Oils adalah media dari

ASPAL
III.
KOMPOSISI
Proporsi dari asphaltenes, resin, oils berbeda tergantung

dari banyak faktor seperti kemungkinan beroksidasi, proses


pembuatan dan ketebalan aspal dalam campuran.
Aspal secara kimia terdiri dari : - Aromat
- Parafin
- Alefine
Parafine merupakan rangkaian hidrocarbon yang jenuh
bercabang
CH3 CH2 CH CH2 CH2 - .
I
CH3
Alefine merupakan rangkaian hidrocarbon yang tak jenuh
CH3 CH = CH2 = CH2 = ..

ASPAL
IV. SIFAT SIFAT
Sifat aspal adalah coloidal antara asphaltens dengan

maltene
Daya tahan (durabilitas)
daya tahan aspal adalah kemampuan aspal
mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca
selama masa pelayanan jalan
Sifat adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat
agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara
agregat dengan aspal.
Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap
mempertahankan agregat tetap pada tempatnya
setelah terjadi pengikatan.

ASPAL
IV. SIFAT SIFAT

Kepekaan terhadap temperatur


Aspal merupakan bahan yang termoplastis, artinya
akan menjadi keras dan kental jika temperatur rendah
dan menjadi cair (lunak) jika temperatur tinggi. Akibat
perubahan temperatur ini viscositas aspal akan
berubah seiring dengan perubahan elastisitas aspal
tersebut. oleh sebab itu aspal juga disebut bahan
yang bersifat visko elastis.
Kepekaan terhadap suhu perlu diketahui untuk
dapat ditentukan suhu yang baik campuran aspal di
campur dan dipadatkan.

ASPAL
IV. SIFAT SIFAT
Kekerasan aspal
Kekerasan aspal tergantung dari viscositasnya
(kekentalannya). Aspal pada proses pencampuran
dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga
agregat dilapisi aspal. Pada proses pelaksanaan terjadi
oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas
(Viskositas bertambah tinggi). Peristiwa tersebut
berlansung setelah masa pelaksaan selesai. Pada masa
pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yan
besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat.
Semakin tipis lapisan aspal yang menyelimuti agregat,
semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.

ASPAL

U
ji

Pe
n

et

ra

si

V.
PENGUJIAN

Uj i

lita
i
t
k
Da

Uji

Pemeriksaan
Aspal

ek
b
m
Le
k
i
t
i
T

la
a
y
N
k
i
Uji Tit

Uji Viskositas

PENGUJIAN ASPAL
Uji
Penetrasi

PENGUJIAN ASPAL
Langkah Kerja Pengujian Penetrasi
1. Tuang bahan uji ke kap penetrasi, diamkan 1 - 2 jam pada suhu
ruang
2. Rendam dalam bak air 25 oC, selama 1 - 2 jam
3. Bersihkan jarum penetrasi dan pasang pada alat uji
4. Letakkan pemberat 50 gr pada pemegang jarum
5. Pindahkan contoh ke dalam bak air kecil 25oC.
6. Atur jarum hingga bertemu dengan permukaan benda uji (aspal).
7. Lepaskan jarum selama 5 + 0,1 detik.
8. Tekan penunjuk penetrometer dan baca angka penetrasinya.
9.Angkat jarum perlahan-lahan, lakukan pengujian 3 kali, tiap titik
pemeriksaan dan bagian tepi kap + 1 cm.

50 g
50 g

PENGUJIAN ASPAL
Uji
Daktilitas

PENGUJIAN ASPAL
Langkah kerja Pengujian Daktilitas
1. Lapisi cetakan dengan campuran talk. pasanglah cetakan dakilitas di atas plat
dasar
2. Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh berlebih.
3. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 - 40 menit.
4. Rendam di dalam bak perendam bersuhu 25oC selama 30 menit, ratakan
contoh dengan spatula
5. Diamkan benda uji pada suhu 25oC dalam bak perendam selama 85 90
menit.
6. Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi -sisi cetakan. Pasang benda uji
pada mesin uji dan tarik benda uji sampai putus
7. Bacalah jarak antara pemegang benda uji pada saat benda uji putus (cm)

PENGUJIAN ASPAL
Langkah kerja Pengujian Daktilitas

Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga


penuh berlebih.

PENGUJIAN ASPAL
Langkah kerja Pengujian
Daktilitas

Lepaskan benda uji


dari plat dasar dan
sisi -sisi cetakan.
Pasang benda uji
pada mesin uji dan
tarik benda uji
sampai putus.
Kemudian bacalah
jarak antara
pemegang benda
uji pada saat benda
uji putus (cm)

PENGUJIAN ASPAL
Uji Titik
Lembek

PENGUJIAN ASPAL
Langkah Kerja Pengujian Titik Lembek
1. Panaskan aspal + 25 gr hingga cair
2. Letakkan 2 buah cincin di atas pelat
kuningan yang telah diolesi talk-gliserol
3. Tuang contoh ke dalam ring cetakan,
diamkan pada suhu ruang selama 30 menit.
4. Ratakan permukaan contoh dengan pisau.
5. Pasang kedua benda uji ,
6. Masukkan pada bejana gelas berisi air suling
bersuhu 5 + 1oC
7. Rendam di dalam air pada suhu 5 oC selama
15 menit
8. Pasang termometer khusus untuk penentuan
titik lembek
9. Letakkan bola baja di atas benda uji
10. Panaskan bejana dengan kenaikan suhu air
5 oC/menit,
11. Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit
pertama 5 oC + 0,5 per menit
12.Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola
baja jatuh

PENGUJIAN ASPAL
Uji Titik Nyala dan Titik
Bakar

PENGUJIAN ASPAL
Langkah Kerja Pengujian Titik Nyala (Flash Point)

1. Panaskan contoh aspal + 100 gr pada 140oC sampai cukup cair.


2. Isilah cawan Cleaveland sampai garis batas dan hilangkan gelembung
udara. Letakkan cawan di atas plat pemanas, atur letak sumber panas
3. Letakkan nyala penguji, Gantungkan termometer diatas dasar cawan.
Atur posisi termometer
4. Tempatkan penahan angin, nyalakan sumber
pemanas, atur hingga Kenaikan suhu
15 + 1 oC/menit sampai mencapai suhu 56 oC
di bawah titik nyala perkiraan
5. Atur kecepatan pemanasan 5 - 6 oC/menit pada suhu
antara 56 oC dan 28oC di bawah titik nyala perkiraan.
Nyalakan nyala penguji dan atur diameter nyala
penguji
6. Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan
(dari tepi ke tepi cawan) dalam waktu 1 detik, Ulangi
setiap kenaikan 2oC sampai terlihat nyala singkat,
baca suhu pada termometer dan catat

PENGUJIAN ASPAL
Uji
Viskositas

ASPAL
Persyaratan Aspal Keras Pen
60/70
Jenis Pemeriksaan
Penetrasi (250 C, 100 gr, 5 det)
Titik Lembek (ring ball)
Titik Nyala, Cleaveland
Daktilitas (250 C, 5 cm/menit)
Solubilitas/ Kelarutan dlm CCl4
Kehilangan berat, 1630 C, 5 jam
Penetrasi setelah kehilangan berat
Berat Jenis (25 0 C)

Penetrasi
60/70
Satuan
Min Max
60
79 0,1 mm
0
48
58
C
0
C
200 225
cm
100 100
14
14
%
0,8
%
54
%
semula
1
gr/cc

Sumber : Bina Marga (1989), SNI No. 1737 1989 F

Thank You !
SEMOGA BERMANFAAT

Company

LOGO

Anda mungkin juga menyukai