Anda di halaman 1dari 32

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

[1]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Kata Pengantar
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu alaykum warohmatullohi wabarokatuh
Alhamdulillah, e-book ini tuntas juga dalam waktu kurang lebih 7 jam. Semua
ini atas pertolongan-Nya.
Tak lupa saya juga berterima kasih kepada rekan-rekan, yang senantiasa
memberikan motivasi, inspirasi, dan dorongan untuk terus berkarya.
E-book Syubhat-Syubhat Cinta asalnya hanyalah sebuah kumpulan soal-soal
yang sering dilontarkan oleh anak muda terkait dunia percintaan, saya
dapatkan soal ini dari seroang ustadz di statusnya. Lalu, dari hal itulah, singkat
cerita akhirnya saya putuskan untuk dilanjutkan ke e-book saja.
E-book ini saya persembahkan buat,
Ibunda tercinta, istri terkasih, anak yang tersayang, dan kepada kaum
muslimin dan muslimah.
Semoga e-book ini memberikan faedah, berkah, dan kebaikan bagi kita semua.

Makassar, Januari 2015


Penulis
Kusnandar Putra
[2]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Daftar Isi
Syubhat-Syubhat Cinta
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Apa salah seseorang jatuh cinta kepada lawan
jenis?
2. Bukankah cinta adalah sunnatullah yang diberikan
Allah kepada manusia. Nah kalau cinta itu adalah
ni'mat, lantas mengapa islam melarang kita jatuh
cinta?
3. Yang manakah cinta suci sebenarnya yang di
ridhoi Allah?
4. Apakah pacaran dilarang dalam islam?
5. Kalaulah pacaran dilarang dalam islam, coba
sebutkan satu ayat dalam Qur'an atau hadist Rasul
yang melarang pacaran.
6. Bukankah Islam menyuruh kita untuk menikahi
wanita karena kecantikannya, keturunannya,
hartanya dan agamanya. Nah bagaimana cara kami
mengetahui semua itu kalau tidak lewat pacaran?
7. Bukankah kita dilarang membeli kucing dalam
karung? Maksudnya, bagaimana hub suami istri
akan langgeng nantinya jikalau kami tidak
mengenal pasangan hidup kami.
8. Sekarang khan bukan lagi zaman sitti nurbaya,
[3]

Halaman
-2-3-5-

-7-8-9-10-

-14-

-24-

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

dimana orang tualah yang memutuskan jodoh.


Maka pacaran itu hal yang wajar untuk mendapat
jodoh.
9. Dengan pacaran, justru kami mendapat banyak
keuntungan, diantaranya adalah sebagai sarana
untuk saling memotivasi, saling membantu dan
salling mengingatkan.
10. Bagaimanakah sebenarnya konsep ta'aruf dalam
islam, menurut kami ta'aruf itu beda-beda tipis
dengan pacaran.
11. Pacaran itu hal yang lumrah untuk melampiaskan
rasa sayang kepada sang pacar dan itu normal aja,
justru yang nggak pacaran itulah yang tidak
normal.
12. Memang jodoh itu ditangan Tuhan, namun jika
tidak dicari maka juga tidak akan pernah dapat.
13. Kami selalu mencari yang terbaik sebagai
pasangan hidup dan menjadi ibu dari anak-anak
kami. Maka kalau tidak lewat pacaran, harus lewat
jalan apa lagi untuk mendapat yang terbaik?
Penutup

[4]

-26-

-27-28-

-28-29-

-30-32-

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

1. Apa salah seseorang jatuh cinta kepada lawan jenis?


Jawab:
Sebelumnya, jatuh cinta itu apa sih? Dalam KBBI, jatuh cinta
adalah menaruh cinta kepada. Nah, dari sini kita memahami
bahwa jatuh cinta itu harus selektif. Jangan salah taruh! Ibarat
sebuah perhiasan, kalau diletakkn sembarang tempat, bisa saja
dicuri bahkan pelakunya bisa menjadi korban.
Jatuh cinta ini jelas banyak objeknya, bisa kepada alam
semesta, Alloh azza wa jalla, Rosululloh shollallohu alayhi wa sallam,
sahabat nabi, atau pun kepada lawan jenis. Yang menjadi soal, adalah
cinta itu ada 2. Ada cinta yang terpuji dan ada cinta yang tercela.
Nah, dimanakah kita mau menjatuhkan cinta?
Berkata Ibnu Qoyyim rohimahulloh tentang pembagian cinta
ini,
Cinta terpuji adalah jenis cinta yang bermanfaat yang
akan mendangkan sesuatu yang bermanfaat di dunia dan
akhirat bagi pemiliknya. Cinta seperti ini merupakan alamat
kebahagiaan. Sebaliknya, cinta tercela adalah cinta yang
mendatangkan kerugian bagi pemiliknya, baik di dunia maupun
di akhirat. Yang kedua ini merupakan tanda kesengsaraan
seseorang.
[5]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Jika hal ini bisa dipahami, maka setiap yang mengikuti


fungsi masing-masing jenis cinta di atas memiliki hukum yang
sama dengan yang diikuti. Cinta yang bermanfaat dan terpuji
yang merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba-, seluruh
yang mengikutinya atau yang berpangkal padanya adalah
bermanfaat juga. Jika ia menangis, maka tangisannya itu pun
bermanfaat. Jika ia bersedih, maka kesedihannya juga
bermanfaat. Demikian juga jika ia merasa senang atau
bergembira, semuanya bermanfaat baginya.
Sedangkan cinta yang merugikan, yaitu cinta tercela,
maka seluruh yang mengikutinya atau dampak-dampaknya
adalah juga merugikan pemiliknya dan menjauhkannya dari
Robb-nya. Apapun keadaannya, yang terjadi adalah kerugian
dan keterjauhan dari Alloh azza wa jalla.
(Kitab ad-Da wa AdDawa)
Cinta kepada Alloh, jelas cinta yang terpuji, begitupula kepada
nabi-Nya, dst. Sekarang pertanyaannya, bagaimana dengan jatuh
cinta kepada lawan jenis? Ini harus dirinci, jika hal itu menjurus ke
kemaksiatan, seperti pacaran, SMS-an, maksiat, dll, maka ini menjadi
cinta yang tercela. Namun, jika cinta itu dinyatakan dalam bentuk
melamar, kemudian sukses menikah, maka inilah cinta yang benar:
terpuji. Ia membangun cintanya di dalam rumah tangga, melabuhkan
cintanya dalam ikatan yang suci nan halal.
[6]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Anak muda yang bilang jatuh cinta, lalu tidak melamar,


hanya mau maksiat, itu adalah cinta yang salah.

2. Bukankah cinta adalah sunnatullah yang diberikan Allah kepada


manusia. Nah kalau cinta itu adalah ni'mat, lantas mengapa islam
melarang kita jatuh cinta?
Jawab:
Siapa yang larang secara mutlak? Soalnya adalah cinta model
bagaimana dulu kamu lakoni? Yang berbuah pahala atau maksiat?
Ingat, ada cinta yang mesti dilestarikan dan ada cinta yang
wajib dimusnahkan.
Cinta yang dilestarikan itu seperti cinta hamba kepada RobbNya. Sementara, cinta yang dimusnahkan itu, cintanya anak muda
kepada lawan jenisnya yang tidak diikat dengan akad nikah.
Ada yang menarik dari perkataan Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah
dalam kitabnya Ad-Da wa ad-Dawa berkata,
..tidak mungkin bisa menyatukan dalam satu hati antara cinta
kepada Kekasih Yang Maha Tinggi dengan cinta kepada
makhluk. Sebab, keduanya merupakan 2 hal yang saling
berlawanan dan tidak akan pernah saling bertemu.
[7]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Barangsiapa yang kekuatan cintanya hanya untuk Alloh azza wa


jalla seutuhnya (dimana kecintaan kepada selain Alloh adalah
batil dan siksa baginya), maka hal itu akan memalingkannya
untuk tidak mencintai selai Alloh azza wa jalla.

3. Yang manakah cinta suci sebenarnya yang di ridhoi Allah?


Jawab:
Cinta yang suci yaitu cinta yang dibenarkan dalam agama.
Yang mendatangkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Jika ia
menangis, maka tangisannya itu pun bermanfaat. Jika ia bersedih,
maka kesedihannya juga bermanfaat. Demikian juga jika ia merasa
senang atau bergembira, semuanya bermanfaat baginya.
Apa contohnya?
Seorang muslim yang ketika ia menangis lantaran banyak
dosanya, mengingat akhirat, mengingat siksa neraka, sehingga ia
mencintai-Nya, maka ini adalah cinta yang suci.
Seorang muslim yang ia bergembira lantaran telah
melakukan akad nikah bersama istrinya, ini adalah cinta yang suci.
Cintanya halal, aktivitasnya berkah.
Alloh azza wa jalla berfirman tentang Nabi Adam alayhi salam,
[8]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya


(QS. 7:189)
Saya sempat membaca dalam sebuah majalah, sumbernya
dikutib dari Al-Bidayah wan Nihayah, tatkala Nabi Adam tertidur,
maka Alloh azza wa jalla mencabut dari tulang rusuknya yang
bengkok sebelah kanan. Lalu Alloh menciptakan istrinya: Hawa
darinya.
Ketika Adam bangun, ia kaget, bertanya, Siapa kamu
Hawa menjawab, Saya wanita!
Untuk apa kamu diciptakan? lanjut Adam.
Untuk menemanimu! kata Hawa.
Masya Alloh, inilah cinta yang suci. Bagaimana bentuk cinta
suci itu!

4. Apakah pacaran dilarang dalam Islam?


Jawab:
Pacaran adalah sebuah aktivitas, bukan status semata.
Aktivitas hati, mata, telinga, dll. Ada tuh aktivis Islam beralibi saya
tidak pacaran dengan akhwat itu, saya tidak pernah nembak dia!, eh
[9]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

tapi sering ketemuan, SMS-an, ini sama saja pacaran! Hatinya


pacaran!
Ingat, ada sebuah hadits menyinggung penuh tentang
pacaran, Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda,
Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan
diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina,
zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya
dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan
berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki
itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati
berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang
membenarkan itu semua atau mendustakannya.
(H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243)
Islam adalah agama yang menolak keras kemaksiatan
bertopeng pacaran ini. Saya gak tahu yah kalau agama lain!

5. Kalaulah pacaran dilarang dalam islam, coba sebutkan satu ayat


dalam Qur'an atau hadist Rasul yang melarang pacaran.
Jawab:

[10]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Pacaran itu bukan sekedar statusnya yang dilarang, tapi


diharomkan karena aktivitasnya. Entah mau dikatakan itu pacaran
islamiy, pendekatan, tunangan, dll. Intinya aktivitasnya.
1. Pacaran itu sarana ke zina.
Alloh azza wa jalla berfirman:

]23 :} [
{
Artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan
suatu jalan yang buruk". QS. Al Isra: 32.
Coba perhatikan aktivitas pacaran: mulai dari pegangan
tangan, boncengan, ciumah, telpon-telponan, dll.
Makanya Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa larangan
mendekati zina, lebih keras daripada larangan melakukannya,
karena berarti larangannya mencakup seluruh sebab dan sarana
yang menghantarkan kepada zina. Karena siapa yang berdiri di
sekitar batas terlarang dikhawatirkan akan masuk ke dalamnya.
2. Pacaran berarti berdua-duaan.
Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda:



.
[11]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Artinya: "Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma


meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Tidak boleh sekali-kali seorang lelaki berduaan dengan
seorang wanita kecuali bersama dengan mahram". HR. Bukhari.

3. Pacaran itu saling memandang


Alloh azza wa jalla berfirman:



{

]23 23 :} [...

) 23(

Artinya: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menjaga pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat". "Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah
mereka menjaga pandangannya". QS. An Nur: 30-31.
4. Pacaran itu saling memengang.
Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda:
: :
]333 /33 [ .
[12]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Artinya: "Ma'qil bin Yasar radhiyallahu 'anhu meriwayatkan


bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh,
ditusukkan ke dalam kepala seorang lelaki dengan jarum besi
lebih baik baginya, daripada dia menyentuh seorang wanita
yang tidak halal baginya". HR. Ath Thabrani di dalam Al Mu'jam Al
Kabir dan dishahihkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash
Shahihah, no. 226.

5. Pacaran Islamiy itu modus saja.


Saya kan pacaran Islamiy, tidak pernah bertemu, Cuma SMS-an.
Mungkin itu jawaban bagi beberapa kaum muslimin yang ikut
tenggelam dalam arus cinta tercela.
Hey, pacaran itu apapun embel-embelnya, tetap maksiat.
Apa buktinya? Perhatikan perasaan pada saat ditelpon, di-SMS, di
BBM oleh kekasihnya! Ada rasa toh?
Dan satu lagi, gimana kondisi syahwat saat ditelpon olehnya?
Naik atau turun?
Sementara Nabi shollallohu alayhi wasallam bersabda,
Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan
diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina,
[13]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya


dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan
berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki
itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati
berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang
membenarkan itu semua atau mendustakannya. (H.R. Muslim:
2657, alBukhori: 6243)
Intinya pacaran itu harom. Itu bukan penulis yang bilang yah.
Tapi agama!

6. Bukankah Islam menyuruh kita untuk menikahi wanita karena


kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya. Nah
bagaimana cara kami mengetahui semua itu kalau tidak lewat
pacaran?
Jawab:
Saya pernah buat quotes seperti ini,
Modus pacaran: mengenal calon.
Hey, emang yang pacaran 100% menampilkan sosok
aslinya? Itu topeng. Ujung-ujungnya mengingini maksiat
saja.
[14]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Lihat tuh cara Islam membimbing dalam pernikahan.


Hamba dikenalkan calonnya dalam istikhoroh.
Mengapa?
Karena pilihan-Nya-lah terbaik, termulia, dan terpantas.
#CatatanPinggirUkhuwah
Nah. Sudahlah, memang cara terbaik mengenal calon dengan
pacaran yah? Mengenal isi fisiknya yah? Naudzubillah.
Hey, Islam itu gak begitu caranya, tapi ada prosesnya. Ini akan
disampaikan secara langsung bagaimana proses pengenalan
calonnya (taaruf) sampai nikah.
Taaruf yang benar, mulai dari point 3 sampai 4.
1. Memahami siapa yang akan dinikahi. Bukan berarti harus
pacaran dulu atau tunangan. Maksudnya gini, mengetahui siapa
namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya,
agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa
ditempuh dengan mencari informasi dari pihak ketiga, baik dari
kerabat si lelaki atau si wanita ataupun dari orang lain yang
mengenali si lelaki/si wanita. Ingat perantara!
2. Nadzor, yaitu melihat calon pasangan hidup.

[15]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Ketika seorang sahabat ingin menikahi wanita Anshar,


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menasihatinya:





Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang
Anshar ada sesuatu. Yang beliau maksudkan adalah mata
mereka kecil. (HR. Muslim no. 3470 dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu)
3. Khithbah (lamar)
Seorang lelaki yang telah berketetapan hati untuk menikahi
seorang wanita, hendaknya meminang wanita tersebut kepada
walinya.
4. Kemungkaran dalam nadzor dan pelamaran.
Ustadz Hammad Abu Muawiyah memberikan peringatan
terkait kekeliruan dalam nadzor dan pelamaran, Di antara
kemungkaran-kemungkaran tersebut adalah:
1. Seorang lelaki menazhor seorang wanita tanpa seizin dari
wali wanita tersebut.
2. Terjadinya khalwat dalam proses nazhor, dimana sang
wanita berduaan dengan lelaki yang akan melihatnya.

[16]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

3. Terjadinya ikhtilat dalam proses nazhar, dimana lelaki


pelamar ditemani nazhar oleh lelaki lain yang sudah menikah.
Lalu mereka beralasan bahwa mahram dari wanita yang akan
dinazhar adalah istri dari lelaki yang menemaninya itu.
Ini jelas merupakan kebodohan dalam memahami
makna mahram. Karena yang dimaksud dengan mahram di
sini adalah lelaki dewasa yang haram menikah dengan wanita
itu selama-lamanya. Dan lebih aneh lagi dia membiarkan
calon istrinya dilihat oleh lelaki yang menemaninya itu, dan
istri lelaki itu juga merelakan suaminya melihat wanita lain.
Subhanallah,
betapa
bodohnya
mereka
sehingga
dipermainkan oleh setan.
4. Mengadakan ritual saling mengikat antara seorang lelaki
dan wanita sebelum pernikahan, yang ini sering dikenal
dengan ritual tunangan.
5. Mondar-mandirnya seorang lelaki ke rumah wanita yang
sudah dia lamar, berduaan dengannya dan keluar bersamanya.
Telah berlalu dalil akan haramnya seorang lelaki
berkhalwat (berduaan) dengan wanita yang bukan
mahramnya. Karena seorang wanita, walaupun dia telah
dilamar oleh seorang lelaki dan telah disetujui oleh kedua
belah pihak tetap lelaki tersebut bukanlah mahramnya sampai
[17]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

mereka berdua menikah, walaupun lelaki tersebut adalah


keluarga dekatnya, seperti sepupunya.
6. Terjadinya perbincangan antara keduanya tanpa ada hal
yang mengharuskan mereka untuk berbincang, terlebih lagi
jika perbincangannya dilakukan melalui telepon dan yang
semisalnya, karena kebanyakan isi perbincangan mereka
merupakan perkara yang tidak halal mereka perbincangkan
sebelum keduanya menikah. Hal ini diperparah jika sang
wanita melembutkan suara dan cara berbicaranya, karena dari
sinilah awal munculnya berbagai macam bentuk perzinahan.
Allah -Subhanahu wa Taala- berfirman memerintahkan kaum
mu`minah:
Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah
kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik. (QS. Al-Ahzab: 32)
6. Seorang lelaki mengunjungi wanita yang telah dia
lamar/tunangannya dengan alasan mau mengajarinya AlQur`an atau ilmu-ilmu agama lainnya.
Syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- pernah ditanya dengan
nash pertanyaan sebagai berikut, Saya telah melamar seorang
[18]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

wanita, dan saya telah membantunya menghafal 20 juz dari AlQur`an -walhamdulillah- selama fase pertunangan. Saya duduk
bersamanya (mengajarinya) dengan keberadaan mahram di
sisinya, dan dia juga konsisten dengan hijab yang syariy walhamdulillah-. Pembicaraan kami tidak pernah keluar dari
masalah agama atau membaca Al-Qur`an, waktu kunjunganpun
singkat. Maka apakah dalam perbuatan saya ini adalah perkara
yang dilarang secara syariy?.
Maka Syaikh menjawab, Ini tidak boleh (dilakukan), karena
perasaan seorang lelaki ketika dia duduk bersama wanita yang
telah dia lamar/tunangannya biasanya akan menimbulkan
kejolak syahwat, sedangkan (perasaan) bergejolaknya syahwat
kepada selain istri dan budak adalah diharamkan. Dan semua
perkara yang bisa mengantarkan kepada yang haram maka dia
juga haram.
8. Mengundur pernikahan setelah proses pelamaran selesai
dan disetujui oleh kedua belah pihak atau panjangnya waktu
pertunangan. Baik dikarenakan masih ada syarat yang belum
dipenuhi oleh pihak lelaki, atau karena menunggu selesainya
pendidikan salah satunya atau keduanya atau dengan alasan
yang sering dilontarkan oleh kebanyakan orang yakni sampai
keduanya sudah saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Semua ini adalah alasan yang tidak syariy, karena bisa
menimbulkan kerusakan di kemudian hari. Maka yang wajib
[19]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

diperhatikan adalah hendaknya setiap lelaki yang mau


melamar seorang wanita haruslah sudah memiliki persiapan
berkenaan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan
sebelum dan setelah pernikahan, sehingga dia tidak menunggu
lagi setelah disetujuinya pelamaran kecuali langsung
mengadakan pernikahan, wallahul muwaffiq.
Nah, inilah proses taaruf yang benar dalam Islam, tidak ada
yang namanya pacaran, tunangan, dll. Kalau sudah dilamar dan
pihak keluarga si wanita sudah sepakat untuk dilanjutkan,
maka sekarang langkah berikutnya ialah:
5. Akad Nikah
Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua
pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk ijab dan
qabul.
Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul
adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si
perempuan dengan ucapannya, misalnya: Saya nikahkan anak
saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar 2 gr cincin
emas.
Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan
ucapannya, misalnya: Saya terima nikahnya anak Bapak yang
bernama si A dengan mahar 3 gram cincin emas
[20]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

6. Walimatul urs (pesta pernikahan)


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada Abdurrahman
bin Auf radhiyallahu anhu ketika mengabarkan kepada beliau
bahwa dirinya telah menikah:

Selenggarakanlah walimah walaupun dengan hanya
menyembelih seekor kambing. (HR. Al-Bukhari no. 5167 dan
Muslim no. 3475)
7. Setelah akad
Ketika mempelai lelaki telah resmi menjadi suami mempelai
wanita, lalu ia ingin masuk menemui istrinya maka disenangi
baginya untuk melakukan beberapa perkara berikut ini:
Pertama: Bersiwak terlebih dahulu untuk membersihkan
mulutnya karena dikhawatirkan tercium aroma yang tidak sedap
dari mulutnya. Demikian pula si istri, hendaknya melakukan yang
sama. Hal ini lebih mendorong kepada kelanggengan hubungan dan
kedekatan di antara keduanya. Didapatkan dari perbuatan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersiwak bila hendak
masuk rumah menemui istrinya, sebagaimana berita dari Aisyah
radhiyallahu anha (HR. Muslim no. 590).
[21]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Kedua: Disenangi baginya untuk menyerahkan mahar bagi


istrinya sebagaimana akan disebutkan dalam masalah mahar dari
hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma.
Ketiga: Berlaku lemah lembut kepada istrinya, dengan semisal
memberinya segelas minuman ataupun yang semisalnya
berdasarkan hadits Asma` bintu Yazid bin As-Sakan radhiyallahu
anha, ia berkata, Aku mendandani Aisyah radhiyallahu anha untuk
dipertemukan dengan suaminya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam. Setelah selesai aku memanggil Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam untuk melihat Aisyah. Beliau pun datang dan duduk di
samping Aisyah. Lalu didatangkan kepada beliau segelas susu. Beliau
minum darinya kemudian memberikannya kepada Aisyah yang
menunduk malu. Asma` pun menegur Aisyah, Ambillah gelas itu
dari tangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Aisyah pun
mengambilnya dan meminum sedikit dari susu tersebut. (HR.
Ahmad, 6/438, 452, 458 secara panjang dan secara ringkas dengan
dua sanad yang saling menguatkan, lihat Adabuz Zafaf, hal. 20)
Keempat: Meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala
istrinya (ubun-ubunnya) sembari mendoakannya, dengan dalil
sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:



:




[22]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita


atau membeli seorang budak maka hendaklah ia memegang
ubun-ubunnya, menyebut nama Allah Subhanahu wa Taala,
mendoakan keberkahan dan mengatakan: Ya Allah, aku
meminta kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang
Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya dan aku berlindung
kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang Engkau
ciptakan/tabiatkan dia di atasnya. (HR. Abu Dawud no. 2160,
dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan
Abi Dawud)
Kelima: Ahlul ilmi ada yang memandang setelah dia bertemu
dan mendoakan istrinya disenangi baginya untuk shalat dua rakaat
bersamanya. Hal ini dinukilkan dari atsar Abu Said maula Abu Usaid
Malik bin Rabiah Al-Anshari. Ia berkata: Aku menikah dalam
keadaan aku berstatus budak. Aku mengundang sejumlah sahabat
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, di antara mereka ada Ibnu Masud,
Abu Dzar, dan Hudzaifah radhiyallahu anhum. Lalu ditegakkan
shalat, majulah Abu Dzar untuk mengimami. Namun orang-orang
menyuruhku agar aku yang maju. Ketika aku menanyakan mengapa
demikian, mereka menjawab memang seharusnya demikian. Aku
pun maju mengimami mereka dalam keadaan aku berstatus budak.
Mereka mengajariku dan mengatakan, Bila engkau masuk menemui
istrimu, shalatlah dua rakaat. Kemudian mintalah kepada Allah
Subhanahu wa Taala dari kebaikannya dan berlindunglah dari
[23]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

kejelekannya. Seterusnya, urusanmu dengan istrimu. (Diriwayatkan


Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, demikian pula Abdurrazzaq.
Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal.
32, Sanadnya shahih sampai ke Abu Said).
Wallahu taala alam bish-shawab.
Nah, inilah proses taaruf sampai selesai. Kalau sudah
terlaksana hal ini, Alhamdulillah.
Sudah siap?

7. Bukankah kita dilarang membeli kucing dalam karung ?,


maksudnya, bagaimana hub suami istri akan langgeng nantinya
jikalau kami tidak mengenal pasangan hidup kami.
Jawab:
Orang yang sudah pacaran dinikahi lebih parah, membeli
kucing yang sudah tidak perawan, tidak perawan hatinya, tidak
perawan kulitnya, tidak perawan telingatnya, bahkan ada tidak
perawan lagi nadzubillah- kehormatannya.
Nyesek kan!

[24]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Dan siapa bilang yang melalui tahap


diperumpamakan dengan beli kucing dalam karung?

syari

itu

Yang pilihkan mereka itu Alloh azza wa jalla, masbro.


Prosesnya tidak maksiat, awalnya didahului oleh nadzor,
pengelannya diperantarai pihak ketiga, kalau cocok akad, setelah itu
mereka membangun cinta. Masya Alloh. Indah kan!
Ingat sekali lagi, Alloh yang membuat sakinah, langgeng,
bukan maksiat diawal yang membuat sakinah., langgeng.
Alloh azza wa jalla berfirman,
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri,
supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantara kalian rasa kasih dan saying.
Sesungguhnya pada hal demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(QS. Ar-Rum:21)
Yang terjadi malah, yang sudah pacaran lalu nikah, itu yang
banyak kasus perceraiannya. Lihat tuh sebagian artis-artis, sudah
nikah, eh esoknya cerai!
Mengapa?
[25]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Karena dulu pernah pacaran, akhirnya pasca nikah, sudah


bosan. Kan diwaktu pacaran sudah dapat semua. Bosan. Cerailah!
Ganti lagi! Mau ikuti gaya seperti ini?

8. Sekarang khan bukan lagi zaman sitti nurbaya, dimana orang


tualah yang memutuskan jodoh. Maka pacaran itu hal yang wajar
untuk mendapat jodoh.
Jawab:
Siapa juga yang mau nyuruh mengikuti zaman Siti Nurbaya!
Yang kaum muslimin ikuti itu jamannya Rosululloh shollallohu
alayhi wasallam dan para sahabatnya. Lihat bagaimana para salaf
dalam mendapatkan jodoh. Mereka nikah, tidak pacaran loh! Para
sahabat itu sangat takut dengan maksiat, sangat galau jika ada fitnah
lawan jenisnya!
Mengapa? Karena zaman mereka zaman terbaik, mereka
orang terbaik. Nabi shollalohu alayhi wasallam bersabda,
Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian
zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya
(HR. Bukhori Muslim)

[26]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

9. Dengan pacaran, justru kami mendapat banyak keuntungan,


diantaranya adalah sebagai sarana untuk saling memotivasi, saling
membantu dan salling mengingatkan.
Jawab:
Motivasi apa? Motivasi maksiat?
Membantu apa? Membantu maksiat?
Mengingatkan apa? Mengingatkan untuk maksiat?
Sudah, itu syubhat! Ini tipuan syaiton!
Coba saya tanya, lebih banyak mana, manfaat pacaran atau
mudhorot pacaran?
Sudah korban perasaan, waktu habis, prestasi terkikis,
durhaka orangtua, maksiat kepada Alloh azza wa jalla, dll.
Kembali kami ingatin yah, pacaran itu adalah ranjau syaiton.
Iblis berkata: Demi kekuasaan-Mu,
menyesatkan mereka semuanya.
(QS. Shaad: 82).

[27]

aku

akan

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

10. Bagaimanakah sebenarnya konsep ta'aruf dalam islam, menurut


kami ta'aruf itu beda-beda tipis dengan pacaran.
Jawab:
Apa bedanya taaruf dan pacaran?
Pacaran harom, taaruf halal. Titik.
Rosulloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,
Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, yang harom itu
jelas,..
(HR. Muslim)
Tahap-tahapnya sudah ada tuh di atas!

11. Pacaran itu hal yang lumrah untuk melampiaskan rasa sayang
kepada sang pacar dan itu normal aja, justru yang nggak pacaran
itulah yang tidak normal.
Jawab:
Yee Justru yang pacaran itu gak normal karena maksiat,
melanggar aturan, dan menyimpang dari suatu ajaran.

[28]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Coba lihat defenisi nomal di KBBI: Normal adalah menurut


aturan atau menurut pola yang umum, sesuai dan tidak menyimpang
dari suatu norma atau kaedah, tanpa cacat, tidak ada kelainan.
Yang gak pacaran itu justru normal karena itu sesuai aturan
agama, cintanya suci, ia tidak mau salah menjatuhkan cinta. Kecuali
ia hanay simpan untuk yang halal nantinya. Mantap kan!
Dengarkan ini wahai para pemuda yang bergelimang dengan
dosa pacaran, berkata Bilal bin Saad rohimahulloh,
Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tetapi
lihatlah terhadap siapa engkau bermaksiat.
(Az- Zuhud)

12. Memang jodoh itu ditangan Tuhan, namun jika tidak dicari maka
juga tidak akan pernah dapat.
Jawab:
Betul itu, harus ikhtiar (dicari). Pertanyaannya, model
mencarinya gimana dulu? Pacaran, ketemuan, telpon-telponan
dengan lawan jenis? Itu malah mencari kehancuran masa depan.

[29]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Model taaruf syari seperti penjelasan di atas? Nah, itu yang


benar. Karena ada pentunjuk agamanya.
Nasehat saya: jangan ngikutin banyak orang! Teman pacaran,
ikut-ikutan. Masyarkat maksiat, ikut-kutan. Jangan!
Ingat, Alloh azza wa jalla berfirman,
dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang
di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari
jalan Alloh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Alloh).
(QS. al-Anam: 336)

13. Kami selalu mencari yang terbaik sebagai pasangan hidup dan
menjadi ibu dari anak-anak kami. Maka kalau tidak lewat pacaran,
harus lewat jalan apa lagi untuk mendapat yang terbaik?
Jawab:
Boleh juga lewat pacaran, supaya anak-anakmu kelak
meneladanimu sebagai percontohan untuk pacaran dengan lawan
jenisnya nanti.
[30]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Astagfirulloh.
Untuk menjadi ibu dari anak-anak sholeh, seharusnya
menjadilah wanita yang sholehah pula. Apakah engkau mengira
pacaran adalah jalah benar untuk menikah dan menghasilkan anakanak yang sholeh?
Berbicara ibu yang terbaik, siapa lagi kalau bukan Ummahatul
Mukminin, itulah sosok-sosok wanita terbaik sepanjang masa. Itulah
istri-istri Nabi shollallohu alayhi wasallam.
Apakah mereka pernah pacaran? Bermaksiat sebelum
menikah?
Hey, mereka itu calon penduduk surga. Nabi shollalohu alayhi
wasallam bersabda,
Sesungguhnya Alloh tidak menghendaki aku menikah
atau dinikahkan kecuali dengan wanita-wanita penghuni
surga.
Maka dari itu, teladanilah mereka ini, pelajari sirohnya, dan engkau
akan tahu bahwa mereka adalah percontohan terbaik bagi istri dan
sosok ibu terbaik bagi anak-anak. Alhamdulillah.

[31]

K u s n a n d a r P u t r a | Syubhat-Syubhat Cinta

Penutup
Alhamdulillah, jika Anda sudah tuntas membaca e-book
ini, diprint, diamalkan, dan apapun itu, yang penting jangan
diplagiat, yah!
Semoga bermanfaat.
Jakamullohu khoiron.
Wassalamu alaykum warohmatullohi wabarokatuh.
Salam
Kusnandar Putra
www.penulismuslim.com
085 255 496 907

[32]

Anda mungkin juga menyukai