Porto Varicela Ayu
Porto Varicela Ayu
Bahan Bahasan
Tinjauan
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas
Pustaka
Diskusi
Presentasi dan
Pos
diskusi
Data Pasien
Nama : By.M
Nomor Registrasi : 1503006301
Nama Klinik
Poli Umum Puskesmas Kecamatan Jatinegara
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan beruntus-beruntus berisi
cairan berwarna jernih sampai putih di seluruh badan yang terasa gatal sejak 7 hari SMRS.
Kelainan kulit berupa bercak kemerahan disertai bruntus-bruntus yang gatal di daerah
dada, yang kemudian lama kelamaan bertambah banyak dan menyebar ke seluruh tubuh.
Selain itu, kelainan kulitnya berubah menjadi bruntus-bruntus yang berisi cairan berwarna
jernih sampai putih. Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien. Pasien juga
memiliki keluarga yang mempunyai keluhan serupa.
Awalnya keluhan didahului dengan adanya demam yang tidak terlalu tinggi sekitar 2
hari sebelum keluhan bruntus dan gatal muncul.
Pasien diketahui tidak memiliki kelainan kulit yang pertama kali timbul di telapak
tangan dan kaki. Pasien diketahui tidak memiliki kelainan kulit berupa lepuhan kulit yang
berisi nanah dan berkeropeng. Pasien juga diketahui mandi 2x sehari dan mengganti
bajunya setiap kali selesai mandi. Pasien diketahui tidak memiliki riwayat timbulnya
bruntus-bruntus setelah mengoleskan bahan kosmetik atau memakai bahan logam. Pasien
diketahui tidak memiliki riwayat mengkonsumsi jamu atau antibiotik sebelum timbulnya
keluhan. Pasien diketahui tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum timbulnya
keluhan.
Pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan yang dialaminya. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.
2. Riwayat Penyakit Dahulu:
Os mengakui Asma sejak Os masih SD. Riwayat Maag , Riwayat darah tinggi, kencing
manis, penyakit ginjal, stroke, batuk lama disangkal.
3. Riwayat Keluarga : Terdapat riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
4. Riwayat Pekerjaan : Os bekerja sebagai pelajar
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: kompos mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah
Respirasi
Nadi
Suhu
Kepala
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik, conjunctival
injection (-)
KGB
dextra dengan diameter 1cm, konsistensi kenyal, mobile, dan nyeri tekan (-).
Thorax
: tidak dilakukan
Abdomen
: tidak dilakukan
Eksteremitas
Kulit
Status Dermatologikus
Distribusi
: Generalisata
Lokasi : Seluruh tubuh
Karakteistik Lesi :
Multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval seperti tetesan embun (tear drops),
berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan 0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan 0,1 x 0,2 cm
sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas tegas, sebagian menimbul dari kulit
disekitarnya dan sebagian tidak, lesi berisi cairan jernih sampai kuning berada diatas
2
Efloresensi
Daftar Pustaka:
1.
2.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak - FK UNPAD, Pedoman Dianosis dan Terapi Ilmu
kesehatan Anak , Edisi kedua, Halaman 211-212, Bandung, 2000
3.
Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.
4.
5.
Cook G, Zumla A. Mansons Tropical Disease. Edisi ke-21. London: Saunders. 2003.
Hasil Pembelajaran
1. Mengetahui Etiologi Varicella
2. Mengetahui Manifestasi Klinis Varicella
3. Mengetahui Patofisiologi Varicella
4. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Varicella
5. Mengetahui Pencegahan dan Penatalaksanaan Varicella
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
1. Subjektif : Os datang dengan keluhan sesak berbunyi 'ngik' sejak 1 hari SMRS dan
dirasakan lebih berat 2 jam SMRS. Os merasa sesak pertama kali sejak masih SD, dan
terus berulang sampai saat ini. Sesak dirasa memberat dan terus berulang terus satu
tahun terakhir ini. Os mengatakan terakhir kambuh kira-kira 3 bulan SMRS. Sesak
timbul 3 kali seminggu dan tidak lebih dari 1 kali sehari. OS merasa sesak malam hari 3
kali dalam sebulan. Os tidak minum obat rutin dan os tidak kontrol rutin. Os merasa
sesak ketika ada debu, udara dingin, dan jika os sedang kecapean. Os mengatakan
sebelum muncul keluhan ini os membersikan rumah tanpa menggunakan masker.
Demam (-), Pilek (-), Batuk (-), Os menyangkal adanya nyeri dada. Os tidur
menggunakan satu bantal. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Riwayat hipertensi, DM,
batuk lama dan merokok disangkal. Ibu Os juga memiliki riwayat Asma. Os memiliki
hewan peliharaan burung.
1. Objektif: Kompos mentis, tekanan darah 120/90 mmHg, Nadi 94 kali/ menit, RR 28
kali /menit, kedua lapang paru terdapat wheezing.
3
2. ASSESMENT:
Varisela (chicken pox) dengan infeksi sekunder
Anamnesis:
-
sesuai dengan teori yang ada, yaitu pasien mengeluhkan adanya bruntus berisi cairan dengan
dasar kemerahan yang terasa gatal. Sesuai dengan karakteristik pasien dengn varicella,
bruntus ini muncul diawali dari daerah dada yang lama kelamaan menyebar hingga ke wajah,
perut, punggung dan kedua ekstremitas. Sebelum keluhan ini muncul, pasien pun mengalami
beberapa gejala prodromal sesuai dengan teori yang ada, yaitu adanya demam,
myalgia,arthalgia, dan malaise
Pemeriksaan fisik:
Pada seluruh tubuh tampak vesikel dikelilingi halo macula eritem, pustul, umbilikasi dan
menjadi krusta.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada seluruh bagian tubuh pasien,
ditemukan vesikel dengan penyebaran generalisata (hampir mengenai seluruh bagian tubuh
namun masih terdapat kulit yang sehat). Beberapa vesikel masih tampak utuh, namun
beberapa lagi tampak terkelupas, cairan keluar dan basah. Beberapa bagian tampak cairan
vesikel yang kerluar dan telah mengering membentuk crusta
3. PROGNOSIS
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
Quo ad Sanationam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: ad bonam
4. PLAN
Umum :
Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan kontak dengan
bruntus nya langsung sehingga pasien sebaiknya dijauhkan daro orang-orang
sekitarnya hingga sembuh.
Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus beruntus yang masih utuh agar
4
Khusus :
Topikal
- Bedak salicyl 2% untuk menghindari pecahnya vesikel
- Gentamycin cream
Sistemik
- Acyclovir : 4x200 mg selama 5 hari
- Amoxycillin: 3x250 mg selama 5 hari
Jakarta,
Peserta
Januari 2016
Pendamping
VARICELLA
Morphology
Semua jenis hampir sama.
Bentuk spherical, dengan diameter 150-200 nm.
Mempunyai envelope (selubung) dari lipd dan glycoprotein (gB, gC, gE, gH, gI,
gK, gL) di dalamnya terdapat capsid icosahedral.
Di dalam capsid terdapat DNA bentuk : single, linear doublestranded
(dsDNA), panjang 125.000 nt.
Icosahedral merupakan nucleocapsid dari 162 capsomer yang tersusun.
Protein yang mengelilingi capsid berperan dalam mengawali reproduksi virus
pada sel yang terinfeksi.
Letak protein : pada exterior viirion.
Virus ini susceptible terhadap disinfektan terutama sodium hypoclorite.
Infeksi akut primer disebabkan oleh virus varisela-zoster. Menyerang kulit dan
mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh, dengan karakteristiknya cutaneous vesicular rash.
Epidemiologi
Varisela merupakan penyakit yang berdistribusi luas di seluruh dunia. Di Eropa dan
Amerika Utara kasus terjadi 90% pada anak dengan usia < 10 tahun dan sebesar 5% pada
individu >15 tahun dan untuk daerah tropis lebih sering menyerang remaja. Varisela sangat
menular dan memiliki attact rate 87% pada orang yang serumah dengan penderita. Transmisi
penyakit ini secara aerogen ( kontak langsung dengan lesi dan dengan rute pernafasan atau
cairan vesicular) dengan replikasi virus terjadi di nasofaring dan konjungtiva.
Masa penularannya 7hari dihitung dari timbulnya gejala kulit (biasanya 1-2 hari
sebelum muncul rash sampai 6 hari berikutnya), dapat memanjang pada keadaan
imunodefisiensi.
Etiologi
Virus ini mampu mengkode thymidine kinase, yang rentan terhadap obat antiviral
VZV ini dapat menginfeksi sel epidermal, sel neuron, sel T, dan fibroblas.
Selanjutnya akan bereplikasi pada sel-sel di RES (reticulo endothelial system) seperti liver
dan spleen
Demam
Kulit
Membran Mukosa
Neuron
Manifestasi Klinis
Gejala prodromal :
anak-anak (jarang)
dewasa : demam, sakit kepala, mialgia
varisela ringan sebab antibodi ibu yang sempat dihantarkan transplasental dalam
bentuk IGg spesifik masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang
mengakibatkan kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada
4-5 hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan gejala
verisela kongenital pada umur 5-19 hari. Disini perjalanan varisela sering berat
dan menyebabkan kematian pada 25-30 % karena mereka mendapatkan virus
dalam jumlah yang banyak tanpa sempat mendapatkan antibodi yang dikirimkan
transplasental. Wanita hamil dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia
dan gagal nafas yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus. Seorang anak
yang ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang terkena
varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk menderita herpes zoster dibawah 2 tahun.
Perjalanan Penyakit
-
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 12-24 hari dengan rata-rata 15-18 hari.
Gejala prodromal (jarang pada anak-anak) biasanya pada dewasa: demam yang
sekunder dapat sembuh dengan karakteristik bulat dan scar yang melekuk.
Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata
(konjungtiva), mulut (bucal mucosa), mukosa intestinal, paru-paru dan saluran
regional.
Biasa disertai dengan rasa gatal.
Terdapat fase viremia antara hari ke 4 dan 6 yang menuju hati, spleen, paru dan
organ lain.
Secondary viremia terjadi pada hari ke 11-20, menyebabkan infeksi pada
epidermis dan munculnya lesi kulit.
10
Lebih parah pada bayi <2 minggu, dewasa dan pada pasien immunosuppressed.
Pada pasien immunosuppressed (post-transplantation, terapi kostikosteroid,
HIV/AIDS), varisela dapat menyebabkan penyakit klinis yang serius dengan
Patologi
Lesi papular : epitel akan naik, akibat adanya sel-sel epitel yang membengkak, edema
dan adanya kongesti vaskular
Pada dermis superfisial akan terlihat pembengkakan pada sel endotel kapiler dan pada
nuclei nya terdapat inklusi intranuklei.
Selanjutnya papule akan menjadi vesikel, dimana terdapat degenerasi epitel yang
lebih banyak dengan adanya adanya influks cairan edema, sehingga lapisan korneum
naik.
Cairan di vesikel mengandung fibrin, sel epitel yang degenerasi atau yang mengalami
ballooning, dan sel-sel lain.
Lalu vesikel akan menjadi pustule ketika PMN dan makrofag invasi ke bagian dermis
sehingga cairan di vesikel menjadi keruh.
Pemeriksaan penunjang:
11
1.
Tzanck smear
Tzanck test disebut juga tzanck smear atau chickenpox skin test atau hepers skin test.
Tzacnk smear ini adalah suatu test dengan cara men scraping dasar dari ulcer untuk
melihat tzanck cell (multinucleated cell) atau pemeriksaaan sitologi pada bula yang
intact untuk melihat acantholytic cells. Tzanck cell ini biasanya pada:
Herpes Zoster
Herpes simplex
Varicella
Pemhigus vulgaris
Cytomegalovirus
Tzanck smear ini mengambil bahan dari kerokan dasar vesikel dan akan didapatkan sel datia
berinti banyak. Tzanck smear ini mahal, membutuhkan waktu yang lama, dan merupakan
suatu prosedur yang invasive. Indikasi diakukannya tzanck smear ini adalah untuk
mendeteksi proses inflamasi/proses infeksi kulit, khususnya infeksi hepes.
Preparat diambl dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk krusta
Variola
Lebih berat, memberi gambaran monomorf dan penyebarannya dimulai dari bagian
akral tubuh (telapak tangan dan telapak kaki)
Penatalaksanaan
Umum: untuk mencegah penularan kepada teman atau rekan kerja sebaiknya penderita tidak
Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari 96 jam setelah
terpapar, yaitu pada :
13
o
o
o
Asiklovir
Asiklovir [9-(2-hidroksietoksimetilguanin)] merupakan obat sintetik jenis analog
nukleosida purin. Sifat antivirus asiklovir terbatas pada kelompok virus herpes.
Pencegahan
1. Imunisasi Aktif
-
Vaksinasi dengan virus varicella dengan kekebalan yang didapat dapat bertahan
hingga 10 tahun
Efektif diatas 1 tahun dan direkomendasikan diberikan pada usia 12 hingga 8 tahun
2. Imunisasi Pasif
-
Menggunakan VZIG
Dosis 125 U / 10 kg BB, dosis minimum 125 U dan dosis maksimal 625 U
Diberikan IM tidak IV
14