27 Sep
mana obat harus diletakkan. Obat yang relatif berisiko misalnya warfarin haruslah diletakkan
di tempat yang tidak terlalu mudah diakses.
(5) Penyimpanan obat, stok dan distribusi
Beberapa medication error dapat dicegah dengan membatasi ketersediaan obat dan bahan
kimia berbahaya di bangsal maupun satelit farmasi. Sistem dosis unit (unit dose system) yang
efektif dan komprehensif dapat meminimalkan risiko pemberian obat yang keliru secara
berkelanjutan. Berikut adalah contoh permasalahan yang berkaitan dengan penyimpanan,
stok dan distribusi obat:26 (1) penyimpanan obat-obat berbahaya seperti kalium klorida
konsentrat di tempat obat di bangsal; (2) ketersediaan obat dalam berbagai strength secara
tidak perlu; (3) penghitungan dosis, preparasi dan pencampuran obat di tingkat pelayanan
pasien (bangsal); (4) ketersediaan obat di tingkat bangsal secara berlebihan dan penggunaan
vial multiple-dose; (5) tidak adanya standard waktu pemberian obat dan dosing windows; (6)
memberi akses kepada perawat dan petugas non farmasis ke obat.
(6) Penggunaan dan monitoring alat untuk pemberian obat
Sebelum sampai ke pasien harus dilakukan penilaian keamanan secara tepat terhadap alat
untuk pemberian obat seperti misalnya infusion pump, agar saat digunakan tidak
menimbulkan risiko. Setting alat juga harus dilakukan secara benar, termasuk meyakinkan
bahwa petugas akan mengoperasikan secara tepat. Error dapat terjadi jika kecepatan aliran
tidak dikendalikan dengan seksama, obat diberikan dalam konsentrasi yang tidak tepat, atau
aliran infus sulit dibedakan dengan infus yang lainnya. Kekeliruan memberikan obat secara
intrathecal bukannya intravenosa, atau intravenosa bukannya intramuskuler tidak jarang
terjadi, dan hal ini dapat berakibat fatal.
(7) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti kurangnya penerangan dalam ruang, tidak leluasanya tempat
preparasi obat, kegaduhan, serta tingkat kesibukan pelayanan dan intensitas pekerjaan yang
tinggi berperan untuk terjadinya medication errors.
(8) Pendidikan dan kompetensi staf
Pendidikan staf secara berkelanjutan menjadi salah satu kunci untuk mencegah terjadinya
medication error. Pemahaman terhadap informasi terbaru obat dan cara mempersiapkan serta
memberikan dan feedback terhadap masalah-masalah medication error yang terjadi secara
berkala merupakan strategi pencegahan error yang cukup signifikan. Fokus dari pendidikan
dapat menyangkut hal-hal berikut:27
*obat-obat yang digunakan di rumahsakit yang termasuk dalam formularium maupun di luar
formularium,
*kewaspadaan terhadap obat-obat yang sangat berpotensi menimbulkan kefatalan apabila
terjadi error atau obat-obat yang pertimbangan dosis kritisnya tidak biasa; *protokol,
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat untuk memasukkan
obat; dan
*medication error yang terjadi di luar sistem setempat serta upaya pencegahan yang dapat
dilakukan.
(9) Pendidikan kepada pasien
Pasien merupakan jalur terakhir dari proses pemberian obat. Pasien yang mampu memahami
cara pemberian obat yang tepat merupakan bagian hulu dari upaya pencegahan medication
error. Oleh sebab itu pasien perlu mendapat pendidikan atau penjelasan secara komprehensif
mengenai obat yang diminum atau digunakan, agar tanda-tanda dini dari medication error
dapat segera terdeteksi melalui kewaspadaan dari sisi pasien.
(10) Proses mutu dan manajemen risiko
Pendekatan tradisional yang berfokus pada individu praktisi, baik melalui pelatihan atau
pengajaran mungkin tidak lagi signifikan. Strategi harus diutamakan pada pendekatan sistem.
Reason27 memperkenalkan istilah latent error yaitu error yang efeknya tertunda atau
lambat. Latent error ini termasuk bom waktu karena munculnya kemudian. Reason
menyebutkan bahwa sekitar 50-60% situasi dapat berlangsung secara keliru tanpa dapat
terdeteksi oleh sistem yang ada. Hal ini disebut kegagalan laten (latent failure) yang
menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem yang berlangsung. Penyederhanaan cara
pemberian obat dapat mengurangi risiko medication error secara bermakna. Sistem yang
sederhana yang memungkinkan dilakukannya double-checks akan secara efektif mendorong
terdeteksinya error dan koreksi dapat segera dilakukan sebelum obat mencapai pasien.