BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Undang-Undang
Nomor
tahun
2004
tentang
Hubungan Industrial dibatasi waktu paling lama 50 hari kerja dan pada
Mahkamah Agung 30 hari kerja. Selain itu adanya pembatasan bahwa
hanya perselisihan hak dan perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) sama dapat diajukan kasasi pada Mahkamah
Agung tanpa
manusia.1Dengan
demikian
pembangunan
di
bidang
tekanan
biaya
kemampuan
hidup
kepada
perusahaan
masyarakat,
untuk
tetap
juga
bertahan
upah
pekerja
formal
di
industri
besar
tanpa
hubungan
kerja
(PHK)
oleh
pengusaha
terhadap
sementara
pengusaha
menginginkan
profit
dan
melakukan
pemutusan
hubungan
kerja
terhadap
buruh atau pekerja atau dengan serikat buruh atau serikat pekerja (jika
ada). Namun, jika pihak perusahaan tidak menginginkan pemutusan
hubungan
kerja
perusahaan
tidak
dapat
sewenang-wenang
itu dalam
konteks yang berbeda-beda. Oleh karena itu, baik dari komponenkomponen tumpuan itu nyatalah bahwa lembaga-lembaga kenegaraan,
baik yang menetapkan kaidah hukum, yang melaksanakannya, maupun
yang menindak pelanggaran terhadapnya, dan lebih lagi para pejabat
yang menyandang jabatan lembaga-lembaga tersebut memainkan
peranan yang besar. Ini menunjukkan bahwa penegakan tata hukum di
Indoensia sebagai payung tindakan rasional tergantung pada proses
politik.
10
11
12
sengketa
hubungan
13
14
b.
15
atas
keberhasilan
perusahaan,
dan
juga
mempunyai
tersebut.
tanah,
keluarga
mungkin
menyewakan
memasok
bahan
baku,
barang-barang
modal
atau
16
mendorong
pertumbuhan
potensi
b.
c.
d.
17
18
perusahaan, maupun pekerja sendiri. Oleh karena itu perlu diketahui dan
dipahami kewenangan yang melekat pada pemerintah dalam hal ini
Dinas Tenaga KerjaKabupaten Gianyar berkaitan dengan penyelesaian
pemutusan hubungan kerja tersebut. Hal ini sejalan dengan teori konflik
bahwa dalam penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh pihak ketiga,
yakni yang tidak memiliki kepentingan langsung atas konflik yang
sedang berlangsung.9
Kewenangan dalam menangani perselisihan hubungan industrial
khususnya pemutusan hubungan kerja oleh Dinas Tenaga Kerja
kabupaten Gianyar. Untuk mengatasi terjadinya perselisihan diantara
pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja yang mengakibatkan
terjadinya pemutusan hubungan kerja khususnya di Kabupaten Gianyar,
maka pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Dinas tenaga Kerja
mempunyai
hubungan
kewenangan
kerja
dalam
dengan
menangani
memberikan
masalah
pelayanan,
pemutusan
melaksanakan
ketenagakerjaan,
khususnya
berwenang
mengenai
untuk
19
20
arbiter ini dapat dipilih poleh para pihak yang berselisih dari
daftar ditetapkan oleh menteri.10
Berdasarkan uraian di atas perselisihan hubungan industrial
khususnya mengenai pemutusan hubungan kerja, jika tidak
menemukan kesepakatan setelah melalui beberapa proses pada
lembaga yang berwenang, maka permasalahan ini dapat diajukan
kepada pengadilan hubungan industrial, adapun yang dimaksud
dengan pengadilan industrial adalah lembaga peradilan yang
berwenang memeriksa danmemutuskan semua jenis perselisihan.
Hakim yang memerikasa dan memutuskan perselisihan tersebut di
atas terdiri dari hakim dari lembaga peradilan dan hakim ad-hoc.
Pada pengadilan ini, serikat pekerja dan organisasi pengusaha dapat
bertindak sebagai kuasa hukum mewakili anggotanya.11
1.7. Hipotesis
Dari permasalah tersebut diatas dapatlah dibuat jawaban
sementara atau hipotesis dalam skripsi ini sebagai berikut :
a.
Pengaturan penyelesaian hubungan kerja yang dilakukan oleh Dinas
Tenaga Kerja Kebapaten Gianyar, diawali dengan pemangggilan
kedua belah pihak pengusaha dan tenaga kerja untuk diadakan
pendekatan penyelesaian musyarawah mufakat/ Win-Win Solusion,
jika tidak berhasil dilanjutkan dengan mediasi, fasilitator sampai
b.
nomor
tahun
2004
tentang
Penyelesaian
21
Kepala
Bidang
Ketenagakerjaan
dan
Staf
yang
membidangi.
Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum
primer diantaranya adalah :
a. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
22
Industrial.
Bahan Hukum Sekunder yaitu datadata yang berhubungan erat
dengan bahan hukum primer, yang dapat memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer untuk membantu menganalisis permasalahan dalam
penelitian, seperti:
1. Bukubuku ilmiah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan,
hubungan industrial.
2. Hasilhasil Penelitian yang berkaitan dengan Penelitian.
3. Berbagai makalah, majalah, jurnal dan media informasi lainnya
yang berhubungan dengan penelitian.
Data yang merupakan bahan hukum yang memberikan informasi
dan dapat membantu untuk menjelaskan tentang bahan hukum primer dan
sekunder, misalnya Kamus Hukum dan Ensiklopedia, Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
23
berdasarkan
atas
USULAN PENELITIAN
PERAN DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN GIANYAR
DALAM PENYELESAIAN SENGKETA HUBUNGAN
INDUSTRIAL
24
OLEH
I NYOMAN SUARTA
NIM : 013.501.0.165
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DWIJENDRA
DENPASAR
2015
DAFTAR FUSTAKA
Aruan, Direktorat Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Departemen
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia, Informasi Hukum
Vol. 2 Tahun VI, 2004.
John Rawls, Teori Keadilan: Dasar-DasarFilsafat Politik Untuk Mewujudkan
Kesejahteraan Sosial Dalam Negara, Pustaka Pelajar, Jogjakarta, 2006.
Kusumohamidjojo, Budiono. Kebhinekaan Masyarakat di Indonesia: suatu
Problematik Filsafat Kebudayan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta, 2000.
Joni Emirzon, 2001, Alternatif Penyelesaian Sengketa Diluar Pengadilan,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suhanadji Dan Wasposo Ts, Modernisasi Dan Globalisasi, Insan Cendekia,
Malang, 2004.
25