Anda di halaman 1dari 8

MODUL I

HUKUM OHM
Kamis, 19 November 2015
Pukul 08.30 11.30 WIB
Asisten : Sarjani/110150016

I.

TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memperagakan pengukuran tegangan listrik.
2. Memperagakan pengukuran arus listrik.
3. Menginterprestasikan grafik tegangan dan arus.
4. Menentukan besar hambatan suatu pengantar.

II.

ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan sebagai berikut :
1. Catu daya
2. Voltmeter / multimeter
3. Amperemeter / multimeter
4. Ohmmeter / multimeter
5. Resistor 220
6. Potensiometer 10k
7. Lampu / LED
8. Kabel penghubung
9. Panel hambatan (PCB)

III.

DASAR TEORI
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm, seorang fisikawan
dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper
yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada
tahun 1827.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan

beda potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar


dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak
bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan
kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua
jenis penghantar, namun istilah "hukum" tetap digunakan dengan
alasan sejarah.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
V=I.R
Dimana :
I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam
satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung
penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.
Volt (V) adalah satuan turunan di dalam Standar Internasional (SI)
untuk mengukur perbedaan tegangan listrik. 1 Volt berarti beda
tegangan yang diperlukan untuk membuat arus tepat sebesar 1 ampere
di dalam suatu rangkaian dengan resistensi 1 ohm.
Ohm () adalah satuan SI dari impedansi listrik, atau dalam kasus
arus searah, hambatan listrik. Nama satuan ini berasal dari ilmuwan
Georg Ohm.
Satu ohm (yang diukur oleh alat ohm-meter) adalah hambatan listrik
pembawa arus yang menghasilkan perbedaan tegangan satu volt ketika
arus satu ampere melewatinya.
Ampere (A) adalah satuan SI untuk arus listrik yang sering
dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus listrik yang
mengalir dari kutup positif ke kutup negatif, sedemikian sehingga di
antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan

penampang yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan


jarak satu meter dalam vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 10-7
newton per meter.
Satuan ini diambil dari nama Andr-Marie Ampre, salah satu penemu
elektromagnetisme.

IV.

DATA DAN PENGOLAHAN


1. KUAT ARUS TETAP
TABEL DATA BERDASARKAN ALAT UKUR
I1 = 1 mA

NO

I2 = 2 mA

I3 = 3 mA

2k

3V

0,9k

1,6V

0,9K

3V

3k

4V

0,9k

1,8V

1,3k

4V

4,6k

4,5V

1k

2V

1,6k

5V

6k

6V

1,3k

3V

2k

6V

10k

9V

2k

4V

2,3k

7V

TABEL DATA BERDASARKAN PERHITUNGAN

NO

R1

V1

I1

R2

V2

I2

R3

V3

2 k

3V

0,9 k

1,6V

1,7mA

0,9 k

3V

3 k

0,9 k

1,8V

2mA

1,3 k

4V

4,6 k

4V
4,5
V

1,5mA
1,33m
A
0,98m
A

1 k

2V

2mA

1,6 k

5V

I3
3,33m
A
3,08m
A
3,13m
A

6 k

6V

1A

1,3 k

3V

2,31m
A

2 k

6V

10 k

9V

0,9mA

2 k

4V

2mA

2,3 k

7V

3mA
3,04m
A

2. HAMBATAN TETAP
TABEL DATA BERDASARKAN ALAT UKUR
R = 1 k

NO

R = 2 k

R = 3k

1mA

1V

0,5mA

1V

0,3mA

1V

2,02mA

2V

0,9mA

2V

0,7mA

2V

2,6mA

3V

1,4mA

3V

0,95mA

3V

4mA

4V

1,9mA

4V

1,3mA

4V

5mA

5V

2,2mA

5V

1,6mA

5V

TABEL DATA BERDASARKAN PERHITUNGAN

NO
1
2
3
4
5

I1
1mA
2,02mA
2,6mA
4mA
5mA

V1
1V
2V
3V
4V
5V

R1
1 k
0,99 k
1,15 k
1 k
1 k

I2
0,5mA
0,9mA
1,4mA
1,9mA
2,2mA

V2
1V
2V
3V
4V
5V

R2
2 k
2,22 k
2,14 k
2,10 k
2,27 k

I3
0,3mA
0,7mA
0,95mA
1,3mA
1,6mA

V3
1V
2V
3V
4V
5V

R3
3,33 k
2,85 k
3,16 k
3,08 k
3,13 k

V.

ANALISA
Dari data diatas dapat kita amati pergerakan grafik kuat
arus berbanding terbalik dengan hambatan dan berbanding lurus
dengan tegangan. Terbukti sesuai dengan rumus yang telah
ditetapkan dimana :
I=

V
R

GRAFIK BERDASARKAN ALAT UKUR


KUAT ARUS TETAP

3
R(k)

I(mA)

Terlihat pada grafik. apabila nilai tegangan yang diberikan


senilai dengan nilai hambatan maka I = 1mA. itu karna arus
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan
hambatan sehingga dihasilkan bentuk grafik diatas.
Namun dari data praktikan yang telah kami lakukan terdapat
kemiringan data, dimana penggunaan alat ukur tidak selamanya

menunjukan nilai efektif 100% dan terlihat berbeda dengan data


setelah dilakukan perhitungan manual. Sebagai contoh pada grafik
kuat arus (I1) tetap dengan menggunakan alat ukur dan dengan
perhitungan manual.
GRAFIK BERDASARKAN PERHITUNGAN
KUAT ARUS TETAP

3
R(k)

I(mA)

terlihat terjadi penurunan arus saat dilakukan perhitungan manual


pada data hasil praktikan. Terlihat jelas bahwa perlu ketelitian yang
tinggi untuk menggunakan alat ukur. Dikarenakan pada alat ukur
analog yang mengharuskan menggunanya melihat jarum alat ukur
dari tengah dan tidak boleh ada kemiringan yang dapat
menimbulkan
pengukuran.

bayangan

sehingga

terjadi

ketidak

tepatan

GRAFIK BERDASARKAN ALAT UKUR


HAMBATAN TETAP
6
5
4
3
2
1
0

3
I(mA)

R(k)

Dipercobaan kedua yaitu hambatan tetap terlihat jelas disini bentuk


grafik yang hampir menyerupai grafik kuat arus tetap. Sehingga
terbukti bahwa nilai kuat arus dan hambatan berbanding terbalik.
GRAFIK BERDASARKAN ALAT UKUR
HAMBATAN TETAP
6
5
4
3
2
1
0

3
I(mA)

R(k)

Namun masih tetap terjadi hal yang sama yaitu ketidaktepatan


pembacaan alat ukur sehingga terjadi kemiringan grafik dari yang
diharapkan. Yang mana seharusnya nilai yang didapatkan pada
percobaan hambatan tetap yaitu 1k.
VI.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah saya laksanakan, dapat disimpulkan :


1. Nilai dari tegangan dan hambatan sangat mempengaruhi nilai kuat arus.
Apabila nilai tegangan dinaikan dengan hambatan tetap maka nilai kuat
arus akan semakin naik. Sedangkan apabila nilai tegangan tetap dan
sebaliknya nilai hambatan yang dinaikan maka nilai kuat arus akan
menurun.
2. Diperlukannya telitian dalam menggunakan alat ukur, dimana pembacaan
alat ukur harus pada posisi tepat dan tegak lurus antara pembaca dan alat
ukur agar tidak terjadi kesalahan pembacaan alat ukur yang biasanya
terjadi karna kemiringan yag dapat menimbulkan bayangan pada jarum
alat ukur dan membuat ketidaktepatan pembacaan.
VII.

SARAN
Adapun saran dari praktikum hukum ohm ini yaitu:
1. Diharapkan agar alat dan bahan yang ada sudah dipastikan tidak ada yang
rusak sebelum memulai praktikum.
VIII.

LAMPIRAN
Adapun yang perlu dilampirkan, yaitu:
1. Lembaran Asistensi
2. Daftar Hadir Praktikum
3. Data percobaan hukum ohm

Anda mungkin juga menyukai