Anda di halaman 1dari 6

makalah: gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah gangguan dalam :cara
berfikir, kemauan, dan tindakan. Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa
adalah kumpulan dari keadaan-keadaan jiwa yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan
fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitugangguan jiwa (neurosa), dan sakit jiwa(psikosa). Keabnormalan terlihat berbagai macam
gejala yang terpenting diantaranya adlaah : ketegangan(tension), rasa putus asa dan murung,
gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak
mampu mencapai tujuan, takut, piiran-pikiran buruk dsb. Banyak sekali jenis gangguan dalam
cara berfikir (cognitive). Untuk memudahkan memahaminya para ahli mengelompokan kognisi
menjadi 6 bagian: sensasi, persepsi . Contoh gangguan kemauan ini adalah pasien memiliki
kemauan yang lemah(abulia), susah membuat keputusan dan memulai tingkah laku, susah
bangun pagi, mandi, merawat diri, dll. Banyak sekali gagguan jenis ini, mulai dari sering
mencuri barang yang mempunyai arti simbolis sampai melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan hal-hal yang diperintahkan. Contoh gangguan emosi : pasien merasa senang, gembira
yang berlebihan, pasien merasa menjadi orang penting, merasa menjadi raja, pengusaha, orang
kaya dll. B. Rumusan Masalahh 1. Pengertian Gangguan Jiwa 2. Penyebab Gangguan Jiwa 3.
Penanganan Gangguan Jiwa 4. Teori Mental Sehat BAB II PEMBAHASAN A. . Pengertian
Gangguan jiwa\ Gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologik yang secara klinis
bermakna dan secara khas berkaitan dengn gejala, penderitaan (disstrees) dan hendaya
(impaintment) dalam fungsi psikososial. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam :cara berfikir,
kemauan, dan tindakan. Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah
kumpulan dari keadaan-keadaan jiwa yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik,
maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitugangguan
jiwa (neurosa), dan sakit jiwa(psikosa). Keabnormalan terlihat berbagai macam gejala yang
terpenting diantaranya adlaah : ketegangan(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas,
perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai
tujuan, takut, piiran-pikiran buruk dsb. Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berfikir
(cognitive). Untuk memudahkan memahaminya para ahli mengelompokan kognisi menjadi 6
bagian: sensasi, persepsi . Contoh gangguan kemauan ini adalah pasien memiliki kemauan yang
lemah(abulia), susah membuat keputusan dan memulai tingkah laku, susah bangun pagi, mandi,
merawat diri, dll. Banyak sekali gagguan jenis ini, mulai dari sering mencuri barang yang
mempunyai arti simbolis sampai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hal-hal yang
diperintahkan. Contoh gangguan emosi : pasien merasa senang, gembira yang berlebihan, pasien
merasa menjadi orang penting, merasa menjadi raja, pengusaha, orang kaya dll. Contoh
gangguan psikomotor : hiperaktivitas, pasien sering melakukan pergerakan yang berlebihan,
berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan apa yang tidak disuruh dan menetang apa
yang disuruh, diam lama dan bergerak yang aneh. Berdasarkan gejala-gejala yang muncul
gangguan jiwa kemudian dikelompokan menjadi beberapa jenis. Definisi jiwa yang sehat (mental
health) seseorang dinyatakan sehat jiwanya apabila memiliki kepribadian sedemikian rupa
sehingga mampu mengadakan adaptasi dan re-adaptasi terhadap berbagai stress yang dihadapi.
B. Penyebab Gangguan Jiwa Penyebab gangguan jiwa itu bermaca-macam ada yang bersumber
dari berhubungan dengan orang lain yang tidak memuasakan seperti diperlakukan tidak adil,
diperlakukan semena-mena, cinta tak terbatas, kehilangan seseorang yang dicintai, dll. Selain itu

ada juga gangguan jiwa yang disebabkan faktor organik, kelainan syaraf dan gangguan pada
otak. Umumnya gangguan jiwa itu disebabkan menurut santrock (1999) dibedakan atas : 1.
Sebab-sebab jasmaniah/biologic a. Keturunan Peran yang pasti sebagai penyeb ab belum jelas,
mungkin terbatas dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal
tersebut sangat ditunjang dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat. b. Jasmaniah
Beberapa penyelidik berpendapat bahwa bentuk tubuh seseorang berhubungan dengan gangguan
jiwa tertentu misalnya yang bertubuh gemuk, cenderung menderita psikosa manic depresif,
sedang yang kurus menjadi skizofrenia. c. Temperament Orang yang terlalu peka/ sensitif
biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan
mengalami gangguan jiwa. d. Penyakit dan cedera tubuh Penyakit-penyakit tertentu misalnya
penyakit jantung, paruparu kanker dan sebagainya, mungkin menyebabkan murung dan sedih,
demikian cedera dan cacat tunuh lainnya juga. 2. Sebab Psikologi Bermacam pengalaman
frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya
dikemudian hari. hid padup seorang manusia dibagi menjadi 4 masa dan tertentu dapat
mendukung terjadinya gangguan jiwa. a) Masa bayi Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang
usia 2-3 tahun, dasar perkembangan yang dibentuk pada usia tersebut adalah sosialisasi dan pada
masa ini kasih sayang ibu akan memberi rasa hangat/aman bagi bayi dan dikemudian hari
menyebabkan kepribadian yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya sikap ibu yang
dingin dan acuh tak acuh bahkan menolak, dikemudian hari akan berkembang kepribadian yang
bersifat menolak dan menentang trhadap lngkungan. b) Masa anak sekolah Masa ini dimulai
dengan pertumbuhan jasmaniah dan intelktual yang pesat. Pada masak ini anak mulai
memmperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari batas-batas keluarga. Kekurangan
jasmaniah dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri. Dalam hal imi lingkunagn sangat
berpengaruh, anak mungkin dapat menjadi rendah diri atau sebaliknya melakukan kompensasi
yang positif dan negatif. Sekolah adlah lingkungan yang baik untuk seorang anak
menegmbangkan kemampuan bergaul dan memperluas sosilaisasi, menguji kemempuan, dituntut
prestasi, memaksakan kehendaknya meskipun tidak disukai oleh sii anak. c) Masa Remaja
Secara jasmaniah pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang penting yaitu timbulnya
tanda-tanda sekunder. Sedang secara kejiwaan, pada masa ini terjadi terjadi pergolakanpergolakan yang hebat. Pada masa ini, seorang remaja mulai dewasa dengan mencoba
kemempuannya, disuatu pihak ia merasa dewasa, sedang dilain pihak ia belum sanggup dan
belum ingin menerima tanggungjawab atas semua perbuatannya. d) Masa Tua Ada dua hal yang
harus diperhatikan pada masa ini berkurangnya daya tanggap, daya belajar, daya ingat dll.
Kemmapuan jasmaniah dan kemampuan sosial ekonomi menimbulkan rasa cemas dan tidak
aman serta sering mengakibatn kesalahpahaman oragng tua terhadap orang disekitarnya. C.
Penanganan Gangguan Jiwa 1) Terapi Psikomarfaka garuh terhadap Psikomarfaka atau obat
psikotropik adalah obat yang ebkerja secara selektif pada sistem syaraf pusat. Dan mempunyai
efek utama tehadap aktvitas mental dan perilaku, digunakan untuk terapi psikiatrik yang berpe
garuh terhadap Taraf kualitas hidup klie. Obat ini dibagi menjadi beberapa golongan, diantarana :
antipsikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-insomnia, anti panik,dan anti obsesif-kompulsiv.
Pembagian lainnya dari obat ini adalah transquilizer, neuroleptic, antideppressan, dan
psikomemitika. 2) Terapi Somatic Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan
akibat gangguan jiwa, sehingga diharapkan tidak dapat menggangu sistem tubuh lain. Salah satu
bentuk terapi ini adalah elektro convulsive terapy. Terapi elektroconvulsive merpakan suatu jenis
pengobatan somatik dimana arus listrik digunakan pad aaotak melaului elektroda yang
ditempatkan pada pelipis. Arus tersebut cukup menimbulkan kejang grand mall, yang darinya

diharapkan efek yang terapeutik dapat tercapai. Mekanisme kerja ECT sebenarnya tidak
diketahui, tetapi diperirakan bahwa ECT menhasilkan `perubahan-perubahan pada biokimia
didalam otak. 3) Terapi Modalitas Terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien
pada gangguan yang bervariasai yang bertujuan mengubah perilaku klien gangguan jiwa dengan
perilaku maladatifnya menjadi perilkau yang adaptif. Ada beberapa jenis terapi ini, antara lain :
Terapi Individual Terapi individual adalah penanganan klien pada gangguan jiwa dengan
pendekatan hubungan individual antar seorang terapis dan klien. Hubungan yang dijalin adalah
hubungan yang disengaja yang bertujuan untuk terapi, yang dilakukan dengan terapi sistematis
sehingga melalui hubungan ini terjadi hubungan tingkahlaku klien sesuaia dengan tujuan yang
ditetapkan diawal hubungan. Hubungan terstruktur dalam terapi individual bertujuan agar klien
mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu juga diharapkan mampu meredakan
penderitaan emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya. Terapi lingkungan Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkunagan
agar terjadi perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptive.
Perawatan mnggunakan semua lingkungan rumahsakit dalam arti tarapeutik. Bentuknya adalah
memberi kesemptan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan memfokuskan pada anilai
parateutik dalam aktivitas dan interaksi. Terapi kognitif Adalah strategi memodifikasi
keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku klien. Proses yang diterapkan
adalah membantu mempertimbangkan stessor dan kemudian dilanjutkan dengan
mengidentifikasi pola berfikir dan keyakinan yang tidak akurat tentang stessor tersebut.
Gangguan perilaku terjadi akibat klien mengalami pola keyakinan dan berfikir yang tidak akurat.
Untuk itu salah satu perilaku adalah dengan mengubah pola berfikir dan keyakinan tersebut.
Fokus asuhan adalah memebantu klien untuk revaluasi ide, nilai, yang diyakininya, harapanharapan, dan kemudian dilanjutkadann dengan menyusun perubahan kognituf. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diberikan oleh seluruh anggota keluarga sebagai unit
penanganan. Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya.
Untuk itu sasaran utama untuk terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi, tidak
melakukan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotannya. Dalam terapi keluarga semua masalah
keluaragayang dirasakan diidenftifikasi dan kontribusi masing-masing anggota keluarga terhadap
masalah tersebut digali. Dengan demikian terlebih dahulu masing-msing anggota keluarga harus
mawas diri, apa masalah yang terjadi dikeluarga, apa kontribusi masing-masing keutuhan
keluarga dan meningkatkan atau mengembalikan fungsi keluarga seperti yang seharusnya.
Terapi Kelompok Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien dengan dibentuk dalam
kelompok. Suatu pendekatan perilaku melalui media kelompok. Dalam terapi kelompok,
perawatan berinteraksi dengan kelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah meningkatkan
hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku maladaptive. Terapi perilaku anggapan dasar
dari terapi ini adlaah kenyataan bahwa perilaku timbul akibat pembelajaran perilaku sehat. Oleh
karenanya dapat dipelajaridan disubtansikan dari perilaku yang tidak sehat. Teknik dasar yang
digunakan dalam terapi jenis ini adalah : Role Mode, kondisioningn operan, desentisisasi
sistematis, pengendalian diri dan terapi aversi atau rileks kondisi. Terapi Bermain Terapi
bermain diterapkan karena ada anggapan dasar bahwa anak-anak akan dapat berkomunikasi
dengan baik melaului permainan dari pada dengan ekspresi verbaal. Dengan bermain perawat
dapat mengkaji tingkat perkembangan status emosional anak, hipotesa diagnostiknya, serta
melakukan intervensi untuk mengatasi masalah anak tersebut. Penyebab gangguan jiwa ini
bermacam-macam, ada yang bersumber dari berhubungan dengan orang lain yang tidak
memuaskan seperti diperlakukan dengan tidak adil, diperlakukakn semena-mena, cinta tidak

terbatas, kehilangan seseorang yang dicintai,kehilangan pekerjaan dll. D. Teori-teori mental yang
sehat Dikalangan para ahli kesehatan mental, istilah yang digunakan untuk mennyebut kesehatan
mental berbeda-beda, kriteria yang dibuatpun tidak sama secara tekstual, meskkipun memiliki
maksud yang sama,. Seperti Maslow menyebut kondisi optimum itu dengan Self-actualization.
Sedangkan Rogers menyebutnya dengan fully functioning. Allport memberi nama dengan mature
personality. Dan banyak yang menyebutnya dengan mental health. Maslow dan mittlemenn
menguraikan pandangan menenai prinsip-prinsip kesehatan mental, yang menyebutnya dengan
manifestasion of psychological health. Dalam tulisan-tulisannya yang terakhir, maslow
mwnyebut kondisi yang sehat secara psikologi itu dengan istilah self-actualization seklaligus
sebagai puncak kebutuhan dari teori hierarki kebutuhan yang disusunnya. Manifestasi mental
yang sehat menurut maslow dan mittlemenn adalah sebagai berikut: 1. Adequate felling of
security [rasa aman yang memadai] perasaan aman dalam hubungannnya dengan pekerjaan,
sosial dan keluarga. 2. Adequate self-evaluation[kemampuan menilai diri sendiri yang memadai],
yang mencakup: a. Harga diri yang memadai (merasa ada nilai yang sebanding pada diri sendiri
dan prestasinya. b. Memiliki perasaan yang berguna [perasaan yang secara moral masuk akal,
dengan perasaan tidak diganggu oleh perasaan bersalah yang berlebihan, dan mampu mengenal
beberapa hal secara sosial dan personal tidak dapat diterima oleh kehendak umum yang selalu
ada sepanjang kehidupan masyarakat. 3. Adequate spontanity and emotionality [memiliki
spontanitas dan perasaan yang memadai dengan orang lain] hal ini ditandai dengan kemampuan
membentuk ikatan emosional secara kuat dan abadi, sepertii hubungan persahabatan dan cinta.
Kemampuan memberi ekspresi yang cukup pada ketidaksukaan yang terkontrol.kemampuan
berbagi dan memahami perasaan dengan orang lain.kemampuan menyenangi diri sendiri dan
tertawa. Setiap orang adalah tidak senang pada suatu saat. Tetapi dia harus memiliki alasan yang
tepat. 4. Efficient contack with reality mempunyai kontak yang efisien dengan realitas kontak ini
mencakup tiga aspek, yaitu: dunia fisik, sosial, dan diri sendiri atau internal. Makna kesehatan
jiwa dalam perspektif Al-quran dan hadits 1) Kelalaian para ahli ilmu jiwa modern terhadap
spiritualitas manusia dalam erbagai riset dan studi yang menyangkut persoalan pribadi dan
kesehatan jiwa serta faktor yang menjadi batas antara pribadi normal dan abnormal. Menunjukan
suatu kelengahan mereka yang terlalu telanjang dalam memahami manusai. Kelalaian tersebut
juga menunjukan kuragnya pengetahuan yang memadai dalam memberikan pengertian pada
kesehatan jiwa manusia. Padahal kita tidak dapat memahami manusia secaara sempurna, jika
perhatian kita berkutat pada sisi bioligis dan sosial budaya, tanpa pernah berusaha memahami
aspek spiritualnya. a) Keseimbangan kepribadian Manusia mudah terjebak dalam konflik
kejiwaan yang dilatar belakangi oleh pertentangan antara tuntunan jasmani dan spiritual. Namun,
kami juga menyebutkan bahwamanusia mampu menciptakan kepribadian yang seimbang yang
memenuhi masing-masing tuntutan jasmani dan spiritualnya tanpa berlebihan. Hal tersebut
dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa islam suatu keyakinan tidak mengakui kependetaan
[rubbaniyah] yang melarang memenuhi kebutuhan jasmaniahnya. Islam juga tidak mengakui
paham yang serba boleh atau kebebasan yang sebebas-bebasnya, yang membolehkan memenuhi
motivasi jasmani secara bebas tanpa kontrol dan nilai moral. Islam menganjurkan rekonsiliasi
antara masing-masing kebutuhan jasmani dan spiritual, menepuh jalan tengah yang dapat
merealisasikan keseimbangan antara material dan spiritual. b) Kepribadian yang normal dan
kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa yang dimaksud dala hal ini adalah jiwa yang dalam al-quran
sebagai al-nafs al-muthmainnah [jiwa yang tenang]. Manusia normal adalah seseorang yang
memiliki an-nafs al-muthmainnah tersebut. Jiwa ini menitik beratka pada aspek kesehatan dan
kekuatan badan, memenuhi kebutuhan dasar dengan cara yang halal, memenuhi kebutuhan

spiritual dengan berpegang teguh pada akidah tauhid, mendekatkan diri pada allah SWT dan
menjalankan ibadah dan melakukan amalan sholeh dan menjauhkan diri dari keburukan dan
segala hal yang dapat menyebabkan Allah SWT murka. Manusia normal adlah seseorang yang
selalu menmpuh jaan yang lurus dalam setiap langkahnya, setiap perkataan dan perbuatannya
sesuai dengan di jalan Allah yang sepenuhnya tertuang dalam Al-quran dan dikejawantahkan
oleh Rosulullah. Pribadi normal dapat dilihat pada kepribadian rosulullah SAW yang telah
menyeimbangkan kedua sisi material dan spiritual. Rosulullah adalah manusia biasa. Beliau
memenuhi kebutuhan jasmaniahnya pada batas yang disyariatkan.beliau juga memenuhi
kebutuhan spiritualnya dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
pribadi rosulullah SAW merupaan pribadi manusia sempuna atau prototipe pribadi yang
sempurna. Metode islam dalam merealisasikan kesehatan jiwa /mental 1. Metode penguatan
dimensi Rohani Iman kepada Allah SWT. Tauhid dan penghambaan diri Taqwa Ibadah 2.
Metode pengontrolan dimensi jasmani Mengontrol motivasi Mengontrol emosi 3. Metode
pembelajaran beberapa hal penting untuk kesehatan jiwa Rasa aman Bersandar pada diri
sendiri Percaya diri Rasa tanggung jawab Berani menyampaikan pendapat Qanaah dan
ridha menyampaikan Qadha dan Qadar Sabar Menjalankan aktivitas dengan tekun dan
semangat Memerhatikan kesehatan fisik dan tubuh Indikator kesehatan jiwa dalam perspektif
islam Berdasarkan uraian kami diatas, dapat ditarik beberapa indikator mental yang sehat
perspektif Al-Quran dan Hadits sebagai berikut: Hubungan individu dengan Tuhan.
Hubungan individu dengan diri sendiri Hubungan individu dengan orang lain.secara umum
hubungan individu dengan orang lain sangat baik karena ia mencintai dan menyayangi
mereka.dengan katalain ia dalam berhubungan dengan sesama sangat baik, suka menolong, dll
Hubungan individu dengan alam semesta. Sesesorang hendaknnya mengetahui hakikat
keberadaanya dialam semesta ini sebagai makhluk yang dimuliakan Allah ata makhluk lainnya.
Makna kesehatan jiwa dalam perspektif Al-quran dan hadits 2) Kelalaian para ahli ilmu jiwa
modern terhadap spiritualitas manusia dalam erbagai riset dan studi yang menyangkut persoalan
pribadi dan kesehatan jiwa serta faktor yang menjadi batas antara pribadi normal dan abnormal.
Menunjukan suatu kelengahan mereka yang terlalu telanjang dalam memahami manusai.
Kelalaian tersebut juga menunjukan kuragnya pengetahuan yang memadai dalam memberikan
pengertian pada kesehatan jiwa manusia. Padahal kita tidak dapat memahami manusia secaara
sempurna, jika perhatian kita berkutat pada sisi bioligis dan sosial budaya, tanpa pernah berusaha
memahami aspek spiritualnya. a) Keseimbangan kepribadian Manusia mudah terjebak dalam
konflik kejiwaan yang dilatar belakangi oleh pertentangan antara tuntunan jasmani dan spiritual.
Namun, kami juga menyebutkan bahwamanusia mampu menciptakan kepribadian yang
seimbang yang memenuhi masing-masing tuntutan jasmani dan spiritualnya tanpa berlebihan.
Hal tersebut dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa islam suatu keyakinan tidak mengakui
kependetaan [rubbaniyah] yang melarang memenuhi kebutuhan jasmaniahnya. Islam juga tidak
mengakui paham yang serba boleh atau kebebasan yang sebebas-bebasnya, yang membolehkan
memenuhi motivasi jasmani secara bebas tanpa kontrol dan nilai moral. Islam menganjurkan
rekonsiliasi antara masing-masing kebutuhan jasmani dan spiritual, menepuh jalan tengah yang
dapat merealisasikan keseimbangan antara material dan spiritual. b) Kepribadian yang normal
dan kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa yang dimaksud dala hal ini adalah jiwa yang dalam al-quran
sebagai al-nafs al-muthmainnah [jiwa yang tenang]. Manusia normal adalah seseorang yang
memiliki an-nafs al-muthmainnah tersebut. Jiwa ini menitik beratka pada aspek kesehatan dan
kekuatan badan, memenuhi kebutuhan dasar dengan cara yang halal, memenuhi kebutuhan
spiritual dengan berpegang teguh pada akidah tauhid, mendekatkan diri pada allah SWT dan

menjalankan ibadah dan melakukan amalan sholeh dan menjauhkan diri dari keburukan dan
segala hal yang dapat menyebabkan Allah SWT murka. Manusia normal adlah seseorang yang
selalu menmpuh jaan yang lurus dalam setiap langkahnya, setiap perkataan dan perbuatannya
sesuai dengan di jalan Allah yang sepenuhnya tertuang dalam Al-quran dan dikejawantahkan
oleh Rosulullah. Pribadi normal dapat dilihat pada kepribadian rosulullah SAW yang telah
menyeimbangkan kedua sisi material dan spiritual. Rosulullah adalah manusia biasa. Beliau
memenuhi kebutuhan jasmaniahnya pada batas yang disyariatkan.beliau juga memenuhi
kebutuhan spiritualnya dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
pribadi rosulullah SAW merupaan pribadi manusia sempuna atau prototipe pribadi yang
sempurna. Metode islam dalam merealisasikan kesehatan jiwa /mental 4. Metode penguatan
dimensi Rohani Iman kepada Allah SWT. Tauhid dan penghambaan diri Taqwa Ibadah 5.
Metode pengontrolan dimensi jasmani Mengontrol motivasi Mengontrol emosi 6. Metode
pembelajaran beberapa hal penting untuk kesehatan jiwa Rasa aman Bersandar pada diri
sendiri Percaya diri Rasa tanggung jawab Berani menyampaikan pendapat Qanaah dan
ridha menyampaikan Qadha dan Qadar Sabar Menjalankan aktivitas dengan tekun dan
semangat Memerhatikan kesehatan fisik dan tubuh Indikator kesehatan jiwa dalam perspektif
islam Berdasarkan uraian kami diatas, dapat ditarik beberapa indikator mental yang sehat
perspektif Al-Quran dan Hadits sebagai berikut: Hubungan individu dengan Tuhan.
Hubungan individu dengan diri sendiri Hubungan individu dengan orang lain.secara umum
hubungan individu dengan orang lain sangat baik karena ia mencintai dan menyayangi
mereka.dengan katalain ia dalam berhubungan dengan sesama sangat baik, suka menolong, dll
Hubungan individu dengan alam semesta. Sesesorang hendaknnya mengetahui hakikat
keberadaanya dialam semesta ini sebagai makhluk yang dimuliakan Allah ata makhluk lainnya.
BAB III PENUTUP SIMPULAN Gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologik yang
secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengn gejala, penderitaan (disstrees) dan
hendaya (impaintment) dalam fungsi psikososial. Ada banyak sekali terapi yang harus dilakukan
untuk menangani masalah gangguan jiwa, anatara lain : Terapi Psikomarfaka garuh terhadap
Terapi Somatic Terapi Modalitas

Anda mungkin juga menyukai