Bab 1 2 3
Bab 1 2 3
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Osteoartris (OA) merupakan panyakit sendi yang paling sering ditemui.
Penyakit ini menyerang lebih dari 20 juta penduduk di Amerika. Osteoarthritis
merupakan penyebab utama gangguan kronis pada individu dengan umur di atas
70 tahun. Pada usia di atas 55 tahun, prevalensi osteoarthritis lebih tinggi pada
wanita dibandingkan dengan pria. Predileksi sendi terjadinya OA pada wanita
biasanya terjadi di sendi interphalang distal pada jari jari. Wanita juga lebih
cenderung terkena OA yang progresif. Pada pasien dengan umur lebih dari 65
tahun, osteoarthritis umum terjadi pada kalangan individu berkulit putih
dibandingkan dengan berkulit hitam.
Saat ini, OA tidak hanya disebabkan oleh degeneratif, namun juga karena
proses inflamasi. Lutut adalah bagian tersering yang terkena OA dikarenakan lutut
adalah bagian tubuh yang menopang paling banyak dari berat badan kita.
Diagnosis OA ditegakkan berdasarkan pada gambaran klinis dan
radiografis. Penyempitan celah sendi dan osteofit merupakan tanda khas pada OA.
Terapi yang diberikan bertahap. Mulai dari terapi non-farmakologis (edukasi,
terapi fisik, kompres dan pengendalian faktor resiko) yang dapat diiringi dengan
terapi farmakologis. Jika kedua terapi tersebut tidak dapat membantu menguragi
gejala dan keluhan yang ditimbulkan, serta sudah mengganggu aktivitas seharihari, terapi pembedahan sudah patut dipikirkan.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada referat ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
II.1.3 Tujuan
osteoarthritis
8. Mengetahui tata laksana dalam penanganan penyakit osteoarthritis
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Fisiologis Sendi
Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya dan strukturnya.
Klasifikasi sendi berdasarkan fungsinya didasarkan atas luas pergerakan sendi
tersebut, sehingga klasifikasinya dibagi menjadi :
Terdiri atas jaringan fibrosa, sehingga pergerakan sendi ini terbatas karena
strukturnya yang berifat mengikat kuat. Contoh : sutura.2
o Cartilaginous
Terdiri atas kartilago fibrosa atau kartilago hyaline, sehingga sendi ini
memiliki pergerakan yang sangat sedikit namun fungsinya sangat baik
sebagai shock absorber. Contoh : tulang belakang, pelvis.2
o Synovial
Terdiri atas kartilago hyaline dan diantara kedua tulangnya terdapat ruang
diantara sendi yang diisi oleh cairan synovial, sehingga sendi ini dapat
bergerak bebas. Contoh : siku.2
Sendi synovial terdiri atas kartilago artikular, kapsul, ligamen, synovium,
dan cairan synovial. `
a) Kartilago artikular
Berfungsi untuk meningkatkan adaptabilitas dan stabilitas sendi, dengan cara
berubah bentuk sesuai dengan beban yang diterima dan mendistribusikan
beban tersebut ke seluruh permukaan sendi dan tulang subkondral
dibawahnya. Fungsi ini memungkinkan agar permukaan sendi mendapatkan
beban yang sama disetiap titiknya, tanpa ada yang menerima beban yang
berlebihan dibandingkan dengan titik permukaan sendi di tempat lain. 3
Struktur ini terdiri dari :
Proteoglycan, matriks seperti gel yang kenyal dan memiliki afinitas yang
kuat terhadap air. Saat menerima beban, air yang terikat oleh
proteoglycan terdorong keluar ke permukaan kartilago artikular, dimana
di tempat tersebut air - air tersebut membantu untuk melumasi sendi
sehingga mengurangi friksi. Fungsi lainnya sebagai penyokong serat -
Gambar 1.
Struktur
sendi
synovial
lubricin.3
Fluid film lubrication, terbentuk saat adanya pergerakan atau beban yang
diterima oleh cartilago. Saat menerima beban, air yang terikat oleh
proteoglycan di kartilago articular terdorong keluar dan membentuk suatu
lapisan untuk lubrikasi. Setelah beban yang diterima kartilago menghilang,
air terikat kembali oleh proteoglikan kartilago dan fluid film lubrication
pun menghilang.3
II.2 Osteoarthritis
II.2.1 Pendahuluan
Osteoarthritis (OA) adalah gangguan kronis sinovial sendi di mana ada
pelunakan progresif dari tulang rawan artikular disertai dengan pertumbuhan baru
dari tulang rawan dan tulang pada margin sendi (osteofit). Osteoarthritis sering
terlokalisasi hanya satu bagian dari sendi dan sering dikaitkan dengan distribusi
beban yang abnormal dibandingkan dengan gesekan abnormal pada persendian.
Dalam bentuk yang paling umum, osteoarthritis jarang disertai dengan gejala
gejala sistemik, meskipun terdapat tanda tanda peradangan lokal.3
Osteoarthritis tidak murni gangguan degeneratif, melainkan suatu penyakit
dengan patogenesis yang dinamis. Penyakit ini menunjukkan fitur dari dua proses,
yaitu kerusakan dan perbaikan.3
II.2.2 Klasifikasi
Osteoarthritis telah dibagi menjadi bentuk primer dan sekunder.
Osteoarthritis sekunder secara konseptual lebih mudah untuk dipahami, yaitu
mengacu pada penyakit sendi sinovial yang mendasari (misalnya, trauma pada
tulang rawan artikular atau tulang subchondral). Osteoarthritis sekunder dapat
terjadi pada individu yang relatif muda.1
Definisi osteoarthritis primer lebih mengacu pada bentuk osteoarthritis
terkait dengan proses penuaan dan biasanya terjadi pada orang yang lebih tua. Hal
ini dalam arti yang luas masuk ke dalam fenomena idiopatik, terjadi pada sendi
yang sebelumnya utuh dan tidak memiliki faktor mendasar pada sendi yang jelas.1
II.2.3 Epidemiologi
Osteoarthritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling
umum di dunia. Prevalensi osteoarthritis (OA) lutut radiologis di Indonesia cukup
tinggi, yaitu mencapai 15,5% pada laki-laki dan 12,7% pada perempuan.
Diperkirakan 1-2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena OA.
Pada tahun-tahun mendatang tantangan terhadap dampak OA akan lebih besar
karena semakin banyaknya populasi yang berumur tua.
II.2.4 Etiologi
keturunan
telah
bertahun-tahun
memainkan
peran
dalam
Tulang rawan artikular mungkin akan rusak oleh trauma atau gangguan
inflamasi sebelumnya. Enzim yang dikeluarkan oleh sel sinovial beserta leukosit
dapat menyebabkan penghancuran proteoglikan dari matriks, dan sinovial yang
mengeluarkan interleukin-1 (IL-1) dapat menekan sintesis proteoglikan.
Mekanisme ini bisa menjelaskan munculnya OA sekunder pada pasien dengan
penyakit yang mendasari.3
II.2.5 Faktor Resiko
Trauma
Trauma fraktur yang melibatkan permukaan artikular merupakan prekursor
Pekerjaan
Terdapat bukti yang signifikan dalam hubungan antara OA dan pekerjaan
tertentu yang menyebabkan stres yang berulang, misalnya OA di tungkai atas pada
orang yang bekerja dengan berat alat getar dan OA tangan di kalangan pekerja
pabrik kapas.3
Obesitas
Kegemukan merupakan predisposisi OA berdasarkan trauma mekanik dan
faktor endokrinnya.1,3
Usia
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (di atas usia 50 tahun), oleh karena
pada orang lanjut usia pembentukan kondroitin sulfat yang merupakan substansi
dasar tulang rawan berkurang.4
II.2.6 Patogenesis
Pada tahap awal terjadi kelainan di tulang rawan sendi, yaitu ditandai
dengan penurunan konsentrasi proteoglycan sehingga merusak integrasi tulang
rawan sendi. Jika integrasi tersebut rusak, komponen komponen tulang rawan
akan cenderung terurai. Kondrosit akan mulai melepaskan enzim sel dan
komponen matriks lebih lanjut akan rusak. Tulang rawan yang terdisintegrasi
lebih lanjut akan menyebabkan deformasi kartilago artikular yang dapat
menambah stres pada jaringan kolagen, sehingga meningkatkan beban sendi yang
terlokalisasi. Beban sendi yang tidak merata menyebabkan kartilago yang
menopang beban paling berat mengalami kerusakan dan menyebabkan rusaknya
proteoglycan. Hilangnya proteoglycan akhirnya mengawali siklus ulang
patogenesis dari osteoarthritis.3
II.2.7 Patologi
Perubahan penting yang terjadi pada sendi akibat osteoarthritis adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
10
11
Nyeri sendi
Nyeri adalah gejala yang paling umum. Nyeri bisa bersifat lokal atau
mungkin akibat dari lokasi peradangan sendi di tempat, misalnya rasa sakit di
lutut akibat adanya OA panggul. Dapat dirasakan samar samar dan meningkat
perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Nyeri diperburuk
dengan aktivitas yang berlebih dan terasa menghilang apabila diistirahatkan.
Pada OA dengan stadium lanjut, pasien mungkin juga mengalami nyeri saat
istirahat termasuk saat tidur di malam hari. Ada beberapa kemungkinan
penyebab nyeri, yaitu peradangan sinovial ringan, fibrosis kapsul sendi, dan
yang paling penting adalah tekanan tulang karena kongesti vaskular yang
mengakibatkan tekanan intraosseus meningkat. Kartilago tidak mengandung
serabut saraf dan destruksi kartilago pada sendi tidak diikuti dengan timbulnya
nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal
dari luar kartilago.3
Kaku sendi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul saat setelah pasien berdiam diri atau
tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam
waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari. Namun dapat
berkembang menjadi setiap saat.3
Kekakuan
Kekakuan yang timbul dapat bersifat hilang timbul (menunjukkan adanya
efusi) ataupun terus menerus (menunjukkan adanya osteofit besar).3
Deformitas
Deformitas mungkin akibat dari kontraktur kapsul sendi, namun penting
12
o Pembengkakan sendi
Sendi bengkak mungkin hal pertama yang terlihat pada sendi.
Pembengkakan ini mungkin disebabkan oleh efusi pada sendi.3
o Deformitas
Deformitas mudah terlihat di sendi terkena, tapi berbeda untuk deformitas
pada persendian pinggul. Keluhan deformitas pada sendi pinggul dapat
tersembunyi akibat penyesuaian postural dari panggul dan tulang belakang.3
o Nyeri lokal
Nyeri lokal sangat umum ditemui, nyeri lokal dapat disertai dengan
perabaan osteofit.3
o Keterbatasan pergerakan
Gerakan dapat terbatas di beberapa arah, tetapi jarang ditemukan.
Biasanya gerakan terbatas pada gerakan yang ekstrim.3
o Krepitus
Krepitus mungkin dirasakan terutama pada OA lutut.3
II.2.10 Pemeriksaan Penunjang
Osteoarthritis ditegakkan berdasarkan temuan klinis dan temuan radiologi
foto polos. Tidak ada temuan laboratorium yang spesifik untuk osteoarthritis.1
Temuan foto polos yang ditemukan adalah
1.
2.
3.
4.
13
14
a) Anamnesis
-
deformitas
pada
sendi
yang
bersangkutan.
Faktor faktor lain yang mempengaruhi keluhan nyeri dan fungsi sendi
o Nyeri saat malam hari
o Gangguan pada aktivitas sehari-hari.
o Kemampuan berjalan.
o Lain-lain: risiko jatuh, isolasi sosial, depresi.
o Gambaran nyeri dan derajat nyeri (skala nyeri yang dirasakan pasien).5
15
b) Pemeriksaan Fisik
-
Tentukan BMI
Perhatikan gaya berjalan
Adakah kelemahan/atrofi otot
Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi?
Lingkup gerak sendi (ROM)
Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan
Krepitasi
Deformitas/bentuk sendi berubah
Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
Nyeri tekan pada sendi dan periartikular
Penonjolan tulang (Nodul Bouchards dan Heberdens)
Pembengkakan jaringan lunak.5
c) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiografi
Pada
penderita
osteoarthritis
(OA),
dilakukannya
pemeriksaan
radiografi pada sendi yang terkena sudah cukup untuk memberikan suatu
gambaran diagnostik. Gambaran radiografi sendi yang mendukung diagnosis
OA adalah :
a. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada
bagian yang menanggung beban seperti lutut).
b. Peningkatan densitas tulang subkondral (sklerosis).
c. Kista pada tulang.
d. Osteofit pada pinggir sendi.
16
Grade 0
Normal
Grade 1
Meragukan, dengan gambaran sendi normal, terdapat osteofit minim
Grade 2
Minimal, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan sendi
menyempit asimetris.
Grade 3
Moderate, adanya osteofit moderate pada beberapa tempat, permukaan
Gambar 10. Derajat pembagian OA berdasarkan temuan radiologis menurut Kellgren dan
Lawrence
II.2.12 Tatalaksana
Strategi penatalaksanaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan
oleh letak sendi yang mengalami osteoarthritis (OA) dan berat ringannya OA
sesuai dengan karakteristik masing-masing serta kebutuhannya. Oleh karena itu
diperlukan penilaian yang cermat pada sendi dan pasien secara keseluruhan,
agar penatalaksanaannya aman, sederhana, memperhatikan edukasi pasien serta
melakukan pendekatan multidisiplin.
Tujuan:
Mengurangi/mengendalikan nyeri
17
Edukasi
Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien
dapat mengetahui serta memahami tentang penyakit yang dideritanya,
bagaimana agar penyakitnya tidak bertambah semakin parah, dan agar
Olahraga
Olahraga membantu dalam menurunkan skala nyeri pada pasien OA.
Thermotherapy
Kompres air dingin membantu untuk mengurangi gejala OA. Air dingin
membantu untuk menguranga bengkak dan radang, mengurangi rasa nyeri,
dan kekakuan otot. Kompres air dingin bisa dilakukan dalam 20 menit, 5
hari seminggu selama 2 minggu.
18
2. Terapi Farmakologis
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang
timbul, mengkoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi
manifestasi klinis dari ketidakstabilan sendi.5
Analgetik Oral
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada osteoarthritis (OA) lutut,
penggunaan OAINS dan Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada
penggunaan asetaminofen. Namun karena risiko toksisitas OAINS lebih
tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen tetap menjadi obat pilihan
pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk
mengurangi dampak toksisitas dari obat OAINS adalah dengan cara
mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2.
Analgesik Topikal
Analgesik topikal dengan mudah ditemukan dipasaran dan dijual bebas.
Umumnya pasien telah mencoba terapi dengan cara ini sebelum
memakai obat-obatan peroral lainnya. Contoh obat analgetik topikal
adalah kapsaisin yang mengurangi nyeri pada ujung saraf lokal.
Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obatobatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obatobatan
yang termasuk dalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam
hialuronat, kondroitin sulfat, glikosaminoglikan.3
o Tetrasiklin
dan
derivatnya
mempunyai
kemampuan
untuk
dalam
proses
degradasi
tulang
rawan
seperti
19
20
Pasien dengan gejala klinis OA yang berat, gejala nyeri menetap atau
bertambah berat setelah mendapat pengobatan yang standar sesuai
dengan rekomendasi baik secara non-farmakologik dan farmakologik
(gagal terapi konvensional).
patellofemoral
and
rarely
lateral
21
bengkok.
Dalam pembedahan penggantian total sendi lutut, bagian ujungujung tulang diganti dengan bahan logam dan plastik (polyethylene).
Permukaan tulang rawan yang rusak akan dibuang, kemudian
22
Arthroskopi
Arthroskopi adalah tindakan melihat bagian dalam sendi menggunakan
kamera dengan lensa fiber optik melalui sayatan kulit yang sangat kecil.
Tindakan arthroskopi dilakukan untuk :
Melihat dan mengetahui kelainan dalam sendi secara langsung
-
(diagnostik).
Untuk melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengobati suatu
Osteotomy
23
BAB III
KESIMPULAN
Osteoarthritis merupakan penyakit pada sendi yang paling sering
dijumpai pada individu dengan lanjut usia. Penyakit ini dapat dinyatakan
sebagai suatu penyakit degeneratif akibat dari penurunan kadar proteoglycan
dalam kartilago hyaline di sendi sinovial. Namun, penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa osteoarthritis tidak hanya mempengaruhi kartilago tetapi
juga mempengaruhi tulang subkondral dan membran sinovial di sekitarnya.
Gejala penyakit ini dapat berupa nyeri lutut, penurunan luas pergerakan otot,
dan kekakuan setelah istirahat. Osteoarthritis pada tangan dapat berupa nodus
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Osteoarthritis. Medscape. 2015. Diunduh dari :
http://www.rheumatology.org/Practice/Clinical/Patients/Diseases_And_Condi
tions/osteoarthritis0515.pdf, pada tanggal 19 Oktober 2015
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Ed ke 6. New York : Mc-Graw Hil ; 2009.
3. Solomon L, Marwick D, Nayagam S. Apleys System of Orthopaedics and
Fractures. 9th Edition. London : Hodder Arnold ; 2010.
4. Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ed ke 3. Jakarta : PT. YArsif
Watampone ; 2009.
5. Hamijoyo, dr. Laniyati SpPD-KR, MKes. Osteoartritis. Perhimpunan
Reumatologi Indonesia. Diunduh dari : http://reumatologi.or.id/reuarttail?
id=23, pada tanggal 20 Oktober 2015
6. Rekomendasi IRA Diagnosis dan Penatalaksaan Osteoartritis. Perhimpunan
Reumatologi
Indonesia.
Diunduh
dari
25
http://reumatologi.or.id/var/rekomendasi/Rekomendasi_IRA_Osteoarthritis_2
014.pdf, pada tanggal 19 Oktober 2015
26