Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN,

KELEMBAGAAN DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT


DAERAH BERDASARKAN AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR
23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

oleh :
Dr. NURDIN, S.Sos, M.Si.
Kepala Sub Direktorat Wilayah I
Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah

Disampaikan pada
Rapat Koordinasi Kelembagaan Prov. Jawa Timur

Denpasar, 4 Desember 2015

I. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI

UU 32 /04
mencari keseimbangan
UU 22 / 1999 Dominan Destr
UU 5 / 1974 Dominan Sentrl
UU 18 / 1965 Dominan Desentr
Penetapan Presiden 6 / 1959 Dominan sentrl
UU 1 / 1957 Dominan Desentralisasi
UU 22 / 1948 Dominan Desentralisasi
UU 1 / 1945 Dominan Sentralisasi
DESENTRALISATIE WET 1903 Dominan Sentralisasi

II. MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN


BERBASIS PADA URUSAN

II. MEMBANGUN EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN


BERBASIS PADA URUSAN (LANJUTAN ..)

Melalui Undang-Undang ini dilakukan pengaturan yang bersifat afirmatif


yang dimulai dari pemetaan Urusan Pemerintahan yang akan menjadi
prioritas Daerah dalam pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya.
Melalui pemetaan tersebut akan tercipta sinergi kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian yang Urusan Pemerintahannya di
desentralisasaikan ke Daerah.
Sinergi Urusan Pemerintahan akan melahirkan sinergi kelembagaan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah karena setiap kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian akan tahu siapa pemangku kepentingan
(stakeholder) dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
tersebut di tingkat provinsi dan kabupaten/kota secara nasional.
Sinergi Urusan Pemerintahan dan kelembagaan tersebut akan menciptakan
sinergi dalam perencanaan pembangunan antara kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian dengan Daerah untuk mencapai target nasional.
Manfaat lanjutannya adalah akan tercipta penyaluran bantuan yang terarah
dari kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terhadap DaerahDaerah yang menjadi stakeholder utamanya untuk akselerasi realisasi target
nasional tersebut.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya
dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun standar
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah. Dengan cara tersebut Pemerintah Daerah
akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai dalam aspek jumlah
dan kompetensinya.

III. KONSTRUKSI PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN DAERAH
II/0
Pemerinta
h
PRESIDEN
&
WAPRES

K/L

III

Pembentuk
an Daerah
Otonom

KDH &
DPRD
5

Penyerahan
Urusan

Organisasi
Perangkat
Daerah

PEMBIAYA
AN
7

KINERJA
PEMDA

I/9

PERSON
IL

Urusan
Pem

4
Pengisian
Personil

Jabatan2

berdasarkan perbandingan objektif antara


kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan
yang dibutuhkan oleh jabatan dengan yang
dimiliki oleh pegawai.

RAKYAT (PUBLIC SERVICE DAN CIVIL


SERVICES)

BINWAS
8

PARTISIP
ASI

IV. URUSAN PEMERINTAHAN

1. Urusan Pemerintahan Absolut, sepenuhnya menjadi


kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu:
politik luar negeri;
pertahanan;
keamanan;
yustisi;
moneter dan fiskal nasional; dan
agama.
2. Urusan Pemerintahan Konkuren, dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota.
Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke
Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi
Daerah.
1. Urusan Pemerintahan Umum, adalah Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden

PEMBAGIAN
PEMBAGIAN URUSAN
URUSAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN DAERAH
DAERAH

ABSOLUT

WAJIB

1.PERTAHANA

2.KEAMANAN
3.AGAMA
4.YUSTISI
5.POLITIK
LUAR NEGERI
6.MONETER &
FISKAL

KONKUREN

UMUM

Dibagi prinsip:
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan
Efisiensi, serta
kepentingan strategis
nasional

PELAYANAN
DASAR

SPM

NON PELAYANAYAN
DASAR

PILIHAN

Urusan Pemerintahan Wajib


berkaitan dengan Pelayanan
Dasar
(Wajib diselenggarakan oleh semua daerah)

1.Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Perumahan rakyat dan kawasan
permukiman;
5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan
pelindungan masyarakat; dan
6. Sosial.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan


Dasar
(Wajib diselenggarakan oleh semua daerah)
Tenaga kerja;
Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
Pangan;
Pertanahan;
Lingkungan hidup;
Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
Pemberdayaan masyarakat dan Desa;
Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
Perhubungan;

10.Komunikasi dan informatika;


11. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
12. Penanaman modal;
13. Kepemudaan dan olah raga;
14. Statistik;
15. Persandian;
16. Kebudayaan;
17. Perpustakaan; dan
18. Kearsipan.

Urusan Pemerintahan
Pilihan

(Wajib diselenggarakan oleh Daerah sesuai


potensi)

1. Kelautan dan perikanan;


2. Pariwisata;
3. Pertanian;
4. Kehutanan;
5. Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Perdagangan;
7. Perindustrian; dan
8. Transmigrasi.

URUSAN PEMERINTAHAN (lanjutan .)


1. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang
kehutanan, kelautan, serta energi dan sumber daya
mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
2. bidang kehutanan yang berkaitan dengan
pengelolaan taman hutan raya kabupaten/kota
menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.
3. bidang energi dan sumber daya mineral:
pengelolaan minyak dan gas bumi - Pusat
pemanfaatan langsung panas bumi dalam
Daerah kabupaten/kota- kabupaten/kota.

Daerah kabupaten/kota penghasil dan bukan


penghasil mendapatkan bagi hasil dari

V. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN


1. prinsip akuntabilitas : berdasarkan kedekatannya dengan
luas, besaran, dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh
penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan.
2. prinsip efisiensi : berdasarkan perbandingan tingkat daya
guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh.
3. prinsip eksternalitas : berdasarkan luas, besaran, dan
jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu
Urusan Pemerintahan.
4.

prinsip kepentingan strategis nasional berdasarkan


pertimbangan dalam rangka menjaga keutuhan dan kesatuan
bangsa, menjaga kedaulatan Negara, implementasi hubungan
luar negeri, pencapaian program strategis nasional dan
pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.

VI. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Pusat adalah:
a.Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
b.Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas
Daerah provinsi atau lintas negara;
c.Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
d.Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh
Pemerintah Pusat; dan/atau
e.Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis
bagi kepentingan nasional.

VI. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Provinsi adalah:
a.Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
Kabupaten/kota;
b.Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas
Daerah Kabupaten/kota;
c.Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah Kabupaten/kota;
d.Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
Provinsi.

VI. PRINSIP PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN

Kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi


kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah:
a.Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah
Kabupaten/kota;
b.Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam
Daerah Kabupaten/kota;
c.Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya hanya dalam Daerah Kabupaten/kota;
d.Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber
dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah
Kabupaten/Kota.

VII. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN


DAN KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH (lanjutan)
URUSAN PEMERINTAHAN
WNYD & PILIHAN

Pemetaan Urusan
Pemerintahan (Non Yan
Dasar dan Pilihan)

KINERJA PEMERINTAHAN DAERAH

VIII. KERANGKA INTEGRASI PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN


KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH SERTA PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN

Urusan
Pemerintahan
Program
&
Anggara
n

Kelembagaan
Perangkat
Daerah
Peta Jabatan
dan
Atributnya

IKU
PROGRA
M
ANGGARA
N

Kepala
Administrato
r
Pengawas
JFT
JFU

Sub Urusan
Pemerintahan
Kewenangan
Fungsi Dasar/
Tugas Urusan
Pemerintahan

Indikat
or

Langkah
Kerja

Kriteria Unjuk
Kerja
Pemaketan dan
Penilaian
Kompetensi

Penilaian Kinerja
Individu
Kinerja Organisasi,
Daerah, Program dan
K/L di Daerah

Pegawai ASN pd
Perangkat
Daerah
Kualifikasi
Pegawai ASN
pada Perangkat
Daerah
JPT/Admnistrat
or
Administrator
Pengawas
JFT
JFU

IX. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN


KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
Urusan
Pemerintahan
Kelembagaan
Perangkat
Daerah
TIPELOGI
Perangkat
Daerah
Kepala
Administra
tor
Pengawas
JFT
JFU

Peta Jabatan
Analisis Jabat
an
Evaluasi Jabat
an

Sub Urusan
Pemerintahan
Kewenangan
Jenis
Layanan/Fungsi
Dasar/Tugas
Urusan
Pemerintahan
Jangkauan

Layanan/In
dikator

X. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPEGAWAIAN PADA


PERANGKAT DAERAH
Urusan
Pemerintahan
Program
&
Anggara
n
IKU

Kelembagaan
Perangkat
Daerah
Peta Jabatan
dan
Atributnya

Sub Urusan
Pemerintahan
Kewenangan

Pegawai ASN pd
Perangkat
Daerah

Fungsi Dasar/
Tugas Urusan
Pemerintahan

Kualifikasi
Pegawai ASN
pada Perangkat
Daerah

Langkah
Kerja

Kriteria Unjuk
Kerja
Pemaketan
Kompetensi
Penilaian
Kompetensi dan
Sertifikasi

JPT/
Admnistrato
r
Administrat
or
Pengawas
JFT
JFU

KKNIPD
N:
Ahli
Suvervis
or
Operato
r

XI. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PENETAPAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan


mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara minimal.
(Pasal 1, Angka 17 UU Pemda).
Indikator SPM adalah sejauhmana pemerintah daerah
mampu mencapai target penyediaan jenis dan mutu
pelayanan dasar sesuai dengan Standar. Prsetasi
puncak (Target 100 %) adalah apabila semua warga
masyarakat memperoleh setiap jenis layanan dengan
mutu yang sesuai
Untuk mencapai SPM tersebut, diperlukan kapasitas
daerah (Kebijakan, Kelembagaan, SDM) dan
standarisasi sarana, prasarana yang diperlukan dalam
penyediaan jenis pelayanan dasar dengan mutu yang

XII. PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PENETAPAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Indikator pengukuran kinerja pemerintah daerah dalam


pencapaian SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan
besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam rangka
pencapaian suatu SPM tertentu.
Kondisi
Awal

Kondisi
Akhir

50%

100%

2015

masukan
proses
hasil
manfaat pelayanan

2019

XIII. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN URUSAN, KELEMBAGAAN DAN


KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH
Urusan
Pemerintahan

Sub Urusan
Pemerintahan

Program
&
Anggara
n

Kewenangan

IKU
PROGRA
M
ANGGARA
N

SP
M

Fungsi Dasar/
Tugas Urusan
Pemerintahan

Indikat
or

Langkah
Kerja

Kriteria Unjuk
Kerja
Penilaian Kinerja
Individu
Kinerja Organisasi,
Daerah, Program dan
K/L di Daerah

XIV. PENYUSUNAN PETA JABATAN


URUSAN PEMERINTAHAN

Setiap Jabatan ditetapkan


sesuai Kompetensi yang
dibutuhkan (Ps 16 ASN)

PETA JABATAN PERANGKAT DAERAH

23

XV. PENYUSUNAN KUALIFIKASI PEGAWAI PERANGKAT DAERAH

24

XVI. KUALIFIKASI PEGAWAI PERANGKAT DAERAH


(Lanjutan .)

N Jabatan
o
.

Kompetensi
Kompetensi Teknis
Umu
m

Inti

Piliha
n

Manajer
-ial

Sosio
Kultural

Syarat Jab.
Lain
Pemeri
ntahan

Pangkat

Bakat
(???)

Temp
erame
n

1 Kepala
Perangka
t Daerah
JPT
PRATAMA
2 Administr
a-tor
3 Pengawa
s
25

XVII. JENIS PERANGKAT DAERAH MENURUT UU 23/2014

A.

SUPPORTING STAFF :
1.SETDA
2.SET DPRD

B.

OPERATING CORE :DINAS YANG MELAKSANAKAN


URUSAN PEMERINTAHAN.

C.

TECHNO
STRUCTURE
:
MEMBERIKAN
DUKUNGAN
SELURUH SKPD.

D.

BADAN
YANG
TEKNIS
KEPADA

TECNO STRUCTURE YANG SECARA EKSPLISIT


SUDAH
DISEBUTKAN
NOMENKLATURNYA
INSPEKTORAT DAERAH DAN SATPOL PP.

XVIII. JENIS PERANGKAT DAERAH PROVINSI

SEMUA PERANGKAT YANG MELAKSANAKAN


URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DISEBUT
DINAS

SEMUA PERANGKAT DAERAH YANG MEMBERIKAN


DUKUNGAN
TEKNIS
KEPADA
SELURUH
PRANGKAT DAERAH DISEBUT BADAN, KECUALI
YG DISEBUT KHUSUS.
SELAIN
DINAS
DAN
BADAN
DIBENTUK
SEKRETARIAT
DAERAH,
SET
DPRD
DAN
INSPEKTORAT DAERAH SERTA SAPOL PP

XIX. JENIS PERANGKAT DAERAH KABUPATEN/KOTA

SEMUA
PERANGKAT
YANG
MELAKSANAKAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DISEBUT
DINAS
SEMUA PERANGKAT DAERAH YANG MEMBERIKAN
DUKUNGAN
TEKNIS
KEPADA
SELURUH
PRANGKAT DAERAH DISEBUT BADAN

SELAIN
DINAS
DAN
SEKRETARIAT
DAERAH,
INSPEKTORAT DAERAH.
PERANGKAT
KECAMATAN.

BADAN
DIBENTUK
SET
DPRD
DAN

KEWILAYAHAN

DISEBUT

XX. TIPOLOGI PERANGKAT DAERAH

PADA
PRINSIPNYA
SETIAP
DILAKSANAKAN OLEH 1 DINAS

URUSAN

PEMERINTAHAN

PADA PRINSIPNYA SETIAP FUNGSI PENUNJANG DILAKSANAKAN


OLEH 1 BADAN
UNTUK MELAKSANAKAN PRINSIP TERSEBUT DI ATAS, DINAS
DAN BADAN DIKATEGORIKAN KE DALAM TIPE A, TIPE B DAN
TIPE C.
KECAMATAN DIKATEGORIKAN KE DALAM TIPE A DAN TIPE B
TIDAK LAGI DIKENAL PERUMPUNAN DINAS DAN BADAN,
KECUALI URUSAN YANG SANGAT KECIL SEHINGGA BEBAN
TUGASNYA TIDAK MASUK KATEGORI TIPE C

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP PEDOMAN


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (TINDAK LANJUT UU
23/2014)

Klasifikasi ditentukan berdasarkan kriteria:


Untuk Urusan Pemerintahan Wajib
variabel Umum (jumlah penduduk, luas
wilayah, jumlah APBD)
Variabel Teknis (besaran masing-masing
Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah)
Untuk Urusan Pemerintahan Pilihan
variabel Umum (jumlah penduduk, luas
wilayah, jumlah APBD)
Variabel Teknis (potensi, proyeksi

KONSEP PENGELOMPOKAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG


TIDAK MEMENUHI KRIERIA DINAS TIPE C

1. Bidang pendidikan, kebudayaan, pemuda dan olahraga;


2. Bidang sosial, pemberdayaan masyarakat dan desa,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dan
pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
3. Bidang penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan
menengah, industri, perdagangan dan tenaga kerja
4. Bidang komunikasi dan informatika, statistik dan
persandian;
5. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, energi
dan sumber daya mineral dan pertanahan serta
perhubungan;
6. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan
Transmigrasi
7. Bidang pertanian, pangan, kelautan dan perikanan,
8. Bidang lingkungan hidup dan kehutanan;
9. bidang perpustakaan dan arsip, pariwisata;

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP PEDOMAN


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (TINDAK LANJUT UU
23/2014)
1. Pada dinas) dapat dibentuk UPT dinas untuk melaksanakan
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu yang membutuhkan satu kesatuan
manajemen dalam penyelenggaraannya;
2. untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pendidikan berbentuk satuan pendidikan.
3. UPT untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan berbentuk rumah sakit.
4. Selain UPT untuk Dinas yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dapat membentuk
cabang dinas di Kabupaten/Kota yang wilayah kerjanya
dapat meliputi lebih dari satu kabupaten/kota.
5. Pembentukan UPT dinas \ditetapkan melalui peraturan

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP PEDOMAN


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (TINDAK LANJUT UU
23/2014)

1. Pada perangkat daerah yang melaksanakan urusan


pemerintahan yang hanya diotonomikan kepada
daerah provinsi, dibentuk cabang dinas di
kabupaten/kota yang mempunyai urusan
pemerintahan pada wilayah tersebut.
2. wilayah kerja cabang dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat meliputi lebih dari satu
kabupaten/kota.
3. Pembentukan cabang ditetapkan dengan peraturan
daerah.
4. Dalam rangka percepatan dan efisiensi pelayanan
publik urusan pemerintahan, cabang dinas

KONSEP PENGATURAN DINAS DAERAH DALAM RPP PEDOMAN


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (TINDAK LANJUT UU
23/2014)

1. UPT pada dinas terdiri atas 1 (satu) subbagian tata


usaha dan kelompok jabatan fungsional.
2. Khusus untuk UPT dengan beban tugas yang besar,
dapat terdiri atas 1 (satu) sub bagian tata usaha
dan paling banyak 2 (dua) seksi, berdasarkan
penetapan Menteri setelah mendapat pertimbangan
dari menteri yang membidangi urusan
pemerintahan bidang aparatur negara.
3. Susunan organisasi UPT yang berbentuk rumah
sakit, Puskesmas, dan satuan pendidikan ditetapkan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

LEMBAGA TERTENTU

KETENTUAN PASAL 231 UU 23/2014 :


Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undangan
memerintahkan pembentukan lembaga tertentu di Daerah,
dijadikan bagian dari
lembaga tersebut

Perangkat

Daerah

yang

ada

setelah
dikonsultasikan kepada Menteri dan menteri yang
menyelenggarakan
Urusan
Pemerintahan
bidang
pendayagunaan aparatur negara

No

LEMBAGA

Dasar Hukum
Pasal 7 ayat (3) UU
32/2002 Tentang
Penyiaran

Permendag
ri

1.

Sekretariat KPID
Provinsi

19 Tahun
2008

2.

Pelayanan Terpadu Satu Pasal 128 UU 32/2004 20 Tahun


Pintu (PTSP)
Tentang Pemerintahan 2008
Daerah.
Pasal 47 PP 41/2007
tentang OPD

3.

Sekretariat Badan
Koordinasi Penyuluhan
Pertanian, Kelautan dan
Perikanan Provinsi

Pasal 8 ayat (2) UU No.


16/2006 tentang Sistem
Penyuluhan

Belum ada

4.

Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan

Pasal 8 ayat (2) UU No.


16/2006 tentang Sistem
Penyuluhan

Belum ada

5.

Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD)

Pasal 25 UU 24/2007
tentang
Penanggulangan
Bencana

46 Tahun
2008

6.

Sekretariat Korpri

Pasal 30 ayat (2) UU

17 Tahun

No.

LEMBAGA

Dasar Hukum

Permendag
ri

8.

Badan Pengelola Perbatasan


Daerah

Pasal 18 UU
43/2008. Pasal 24
Perpres 1/2010

2 Tahun
2010

9.

Satpol Pamong Praja

Pasal 148 UU
32/2004
PP 6/2010

40 dan
41/2011

10.

Sekretariat Komisi Informasi

Pasal 29 UU 14/2008 Tidak ada

11.

Unit Layanan Pengadaan (ULP)

Pasal 14 Perpres
54/2010

12.

Badan Kependudukan dan


Keluarga Berencana Daerah
(BKKBD)

Pasal 54 UU 52/2009 Belum ada

13.

Semacam UKP4 di Daerah

Belum ada

Belum ada

Belum ada

PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Pemetaan urusan pemerintahan dilakukan untuk


memperoleh informasi tentang intensitas urusan
pemerintahan urusan wajib dan potensi urusan
pilihan serta beban kerja peneyelnggaraan urusan.
Pemetaan urusan pemerintahan digunakan untuk
menentukan susunan dan tipe perangkat daerah.

TATA CARA PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN


Berdasarkan kriteria variabel sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27, pemerintah daerah dan kementrian/lembaga
pemerintah nonkementrian melaksanakan pemetaan urusan
pemerintahan;
Untuk membantu kelancaran pemetaan urusan pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kementerian
mengembangkan sistem informasi pemetaan urusan
pemerintahan dan penentuan beban kerja perangkat daerah.
Untuk melaksanakan pemetaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pemerintah daerah menyampaikan rencana pemetaan
urusan pemerintahan kepada masing-masing
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan
berkoordinasi dengan Menteri dengan menggunakan sistem
informasi pemetaan urusan pemerintahan dan penentuan
beban kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
Hasil pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh menteri/kepala pembaga pemerintah
nonkementrian setelah mendapat pertimbangan Menteri.

HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN

Hasil pemetaan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 55 ayat (3), digunakan oleh pemerintah
daerah untuk menyusun perda pembentukan
perangkat daerah berdasarkan tipe perangkat
daerah.

TINDAK LANJUT

Untuk pertama kalinya, pemetaan urusan


pemerintahan harus sudah selesai dilaksanakan
paling lambat bulan Maret tahun 2016.
hasil pemetaan urusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus sudah ditetapkan paling lambat bulan
bulan April tahun 2016.
Perda pembentukan perangkat daerah harus sudah
ditetapkan paling lambat akhir Agustus 2016.
Pengisian kepala perangkat daerah dan kepala unit
kerja pada perangkat daerah paling lambat awal
Desember 2016.

TINDAK LANJUT
Pengisian kepala perangkat daerah dan kepala unit kerja
pada perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) untuk pertama kalinya dilakukan dengan mengukuhkan
pejabat yang selama ini melaksanakan tugas-tugas tersebut
sepanjang sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang
dimiliki dengan kualifikasi, kompetensi dan persyaratan
jabatan.
kualifikasi, kompetensi dan persyaratan jabatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditetapkan oleh
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian yang
dikoordinasikan oleh Menteri.
Dalam hal hasil pemetaan urusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) belum ditetapkan, untuk pertama kali, Daerah
dapat menetapkan peraturan daerah tentang pembentukan
perangkat daerah tanpa menunggu hasil penetapan sesuai
jadwal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).

SIMULASI PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN


TIPELOGI KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
BIDANG PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
http://fasilitasi.otda.kemendagri.go.id

nurdindiklat@yahoo.com
0852 1042 0329
0815 9676 440

DI PAPUA
TEMPATNYA
BURUNG
CENDRAWASIH
CUKUP SEKIAN
DAN TERIMA KASIH

45

Anda mungkin juga menyukai