Rang Kuman
Rang Kuman
Reseptor hormone steroid (SR) merupakan factor transkripsi yang mergulasi eksresi gen target.
Ikatan hormone steroid pada domain ikatan ligan (LBD) SR spesifik menginduksi modifikasi
konformasi reseptor, diikuti dengan pemisahan reseptor dari protein chaperone sitoplasmik
seperti heat shock protein 90 (Hsp90) dan paparan sekuensi lokalisasi nucleus. Hal ini
memungkinkan translokasi nucleus dan homo/heterodimerisasi reseptor ikatan ligan, dan
ikatannya dengan steroid merespon elemen (misalnya sekuensi nukleotid yang secara spesifik
dikenali oleh SR) pada area promoter gen target, yang kemudian meregulasi ekspresi gen dengan
berinteraksi dengan mesin transkripsi. (1)
ER terutama diekspresikan dalam jaringan reproduksi, ginjal, tulang, jaringan adiposa putih,
dan hati, sedangkan Er diekspresikan dalam ovarium, prostat, paru-paru, saluran pencernaan,
kandung kemih, sel hematopoietik, dan sistem saraf pusat (SSP). (3)
ER memiliki struktur umum yang mirip dengan anggota lain family reseptor nukleus. N-terminal
domain A/B merupakan wilayah variabel terbanyak dengan < 20% identitas asam amino antara
dua ER dan dapat member aksi subtipe spesifik pada gen target. Regio ini menjadi tempat
activation function-1 (AF-1) yang merupakan ligan independen dan menunjukkan aktivitas
promoter dan sel spesifik. C-domain yang terletak di sentral menjadi tempat domain ikatan
DNA, yang terlibat dalam ikatan DNA dan dimerisasi reseptor. Domain ini sangat kekal pada
ER dan Er dengan identitas asam amino95%. D-domain disebut sebagai domain hinge dengan
konservasi rendah pada ER dan Er (30%). Domain ini mengandung sinyal lokalisasi nukleus.
C-terminal E-domain merupakan domain ikatan ligan (LBD) dan kedua subtype dengan
konservasi 59% di region ini. LBD mengandung AF-2 yang hormone dependen dan bertanggung
jawab untuk ikatan ligan dan dimerisasi reseptor. F-domain memiliki < 20% identitas asam
amino pada dua subtipe ER dan fungsi domain belum terdefinisi. (3)
Estrogen fisiologis utama adalah 17-estradiol (E2) yang memiliki afinitas yang sama pada
kedua ER. Selain itu, ER diaktifkan oleh berbagai ligan termasuk modulator ER selektif seperti
raloxifene dan tamoxifen, ER-selektif agonis propil-pyrazole-triol (PPT) dan ER-selektif
agonis diarylpropionitrile, dan banyak senyawa lainnya. Seperti reseptor nucleus lainnya, ikatan
ligan ER bertindak sebagai dimer untuk mengatur aktivasi transkripsi. Aktivitas penuh
transkripsi ER dimediasi melalui aksi sinergis antara dua domain aktivasi, AF-1 dan AF-2. (3)
The sinyal estrogen klasik terjadi melalui ikatan langsung dimer ER ke elemen responsif
estrogen (ER Es) di daerah regulasi gen target estrogen diikuti aktivasi mesin transkripsi pada
daerah awal transkripsi. Estrogen juga memodulasi ekspresi gen dengan mekanisme kedua di
mana ER berinteraksi dengan faktor-faktor transkripsi lain, seperti activating protein-1 dan
stimulating protein-1, melalui proses yang disebut faktor transkripsi cross talk. Estrogen juga
dapat menimbulkan efek melalui mekanisme non-genomik, yang melibatkan aktivasi kaskade
sinyal hilir seperti protein kinase A, protein kinase C, dan mitogen-activated protein (MAP)
kinase melalui membrane lokal ER. (3)
Saat ini, G protein-coupled receptor (GPR) 30 dalam membran sel dilaporkan memediasi
nongenomic dan sinyal estrogen yang cepat. GPR30 secara struktural tidak terkait dengan ER
dan ER dan efek cepat dari stimulasi reseptor ini termasuk pelepasan Ca2+ intraseluler dan
aktivasi berikutnya kalsium-kalmodulin-dependen kinase atau aktivasi MAP kinase dan jalur
phosphoinositide 3-kinase. (3)
Efek ERa, ERb, and aromatase knockout (ArKO) pada metabolism wanita dan pria. Central
nervous system (CNS), white adipose tissue (WAT), ND, no difference; HFD, high-fat diet; TG,
triglycerides. (3)
Kontrol estrogenic pada homeostasis glukosa dengan aksi regulatori pada CNS, sel , otot, hati,
dan adiposit (3)
androgen menjadi estron. Tulang mengkonversi testosterone menjadi estrogen local untuk
membantu mematangkan epifise.
Sintesis Progestin
Progesterone disintesis dari pregnenolon oleh aksi 3-HSD dalam korpus luteum, dan oleh
plasenta pada saat hamil; sama halnya oleh adrenal, sebagai tahap dalam sintesis androgen dan
mineralokortikoid. Aksinya terutama dimediasi oleh reseptor progesterone intraseluler, yang
jumlahnya meningkat dengan adanya estrogen. Produk sintesis hormone bervariasi dengan siklus
mentruasi; estradiol merupakan produk utama selama maturasi folikuler, sedangka progesterone
merupakan produk utama pada fase luteal setelah ovulasi.
terjadi melalui pelepasan progestin, sedangkan umpan balik dari sel granulosa terjadi melalui
pelepasan inhibin dan estradiol; progesteron dan estradiol juga dilepas oleh korpus luteum pada
fase paska ovulasi dari siklus menstruasi. Inhibin selalu menghambat pelepasan FSH dari
hipofisis anterior. Estradiol dan progesteron dapat memiliki aksi stimulator ataupun inhibitor,
tergantung pada tahap siklus menstruasi:
Fase paska ovulasi: Sejumlah besar progesteron dan estrogen dilepaskan oleh korpus
luteum dan menghambat pelepasan LH dan FSH
Fase luteal akhir: kadar FSH dan LH mulai naik merespon regresi korpus luteum dan
penurunan estrogen dan progesteron, yang mengakibatkan perekrutan folikel baru.
Fase pertumbuhan folikuler: folikel yang tumbuh kemudian mulai melepaskan estrogen
dalam jumlah yang meningkat, yang memiliki efek penghambatan ringan pada pelepasan
LH dan FSH
Lonjakan preovulasi: LH dan FSH meningkat secara tiba-tiba untuk persiapan ovulasi;
tidak jelas persis bagaimana hal ini terjadi, tapi diperkirakan bahwa peralihan dari
penghambatan menjadi rangsangan merupakan hasil kenaikan lanjutan produksi estradiol
ataupun konsekuensi dari sekresi progesteron folikel baru.
Metabolisme: testosteron memiliki peran penting dalam metabolisme dan deposisi otot.
Testosteron meningkatkan tingkat metabolisme basal dan massa otot. Pada wanita dengan
hipopituitarisme, suplementasi testosteron meningkatkan massa bebas lemak dan otot.
Eritropoiesis: testosteron mempromosikan pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.
Mengganti testosteron pada laki-laki dengan hipogonadisme meningkatkan massa sel darah
merah. Rendahnya tingkat testosteron pada wanita yang lebih tua dapat meningkatkan risiko
anemia.
Prekursor estrogen: testosteron dan androstenedion dapat diaromatisasi untuk membentuk
estrogen. Pada pria, aromatisasi perifer testosteron memainkan peran penting dalam produksi
estrogen pada tulang dan saluran reproduksi, di mana ia memainkan peran penting dalam
fisiologi normal. Pada wanita pascamenopause, aromatisasi androgen yang bersirkulasi
merupakan sumber penting estrogen dan dapat membantu memperbaiki beberapa konsekuensi
dari menopause.
Progesteron (16) (17)
Progesteron memiliki beberapa peran pada wanita. Progesteron disekresikan oleh sel-sel folikel
ovarium sebelum ovulasi, juga disekresi dalam jumlah besar oleh korpus luteum, yang terbentuk
dari sel granulosa folikel setelah ovulasi. Korpus luteum akan tumbuh selama 10-12 hari dan
kemudian regresi jika tidak terjadi pembuahan, jika pembuahan terjadi, korpus luteum
dipertahankan selama 2-3 bulan pertama kehamilan.
Progesteron memiliki beberapa aksi penting dalam siklus reproduksi wanita normal:
menghambat proliferasi endometrium dimediasi estrogen. Progesteron juga memiliki efek poten
sebagai antagonis reseptor mineralokortikoid, mengurangi retensi natrium jika ada, dan
meningkatkan retensi natrium ketika progesteron ditarik.