Anda di halaman 1dari 10

SPATIAL ORGANIZE INTEGRATED WITH CIRCULATION

SYSTEM IN MEDICAL REHABILITATION CENTER FOR


SPORTS INJURY IN JAKARTA

SINOPSIS
TUGAS AKHIR

Muhammad Ichsan Haeckel


1501204565

Environmentally
sustainable, healthy and
livable human settlements
Latar
Belakang

Visi Kemenpora dan UU no.3 Tahun 2005 tentang

Pendahuluan
Rumusan
Masalah

Sebagian Besar cedera olahraga terjadi

sistem keolahragaan yang mengisyaratkan untuk

pada ekstemitas bawah, sehingga untuk

meningkatkan prestasi para atlet, antara lain

meminimalisir resiko cedera yang

dengan meningkatkan kesehatan dan kebugaran


atlet. dan Fasilitas pemulihan cedera olahraga saat
ini masih sangat minim.
Belum adanya detail perencanaan rehabilitasi
cedera olahraga yang lengkap karena belum ada
fasilitas serupa yang representatif.

semakin parah akibat pergerakan


berlebih, diperlukan penataan layout dan
sistem sirkulasi yang berkesinambungan.

Studi Pustaka

Menurut Undang-Undang Republik


Indonesia No.44 Tahun.2009 Pasal.1
Tentang Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit Umum


Memberikan pelayanan kesehatan pada semua

Berdasarkan

fasilitas

bidang dan jenis penyakit.

pelayanan,

Rumah

dan

kemampuan

Sakit

diklasifikasikan menjadi :

Rumah Sakit Khusus

a.

Rumah Sakit Khusus Kelas A

Memberikan pelayanan utama pada satu bidang

b.

Rumah Sakit Khusus Kelas B

atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan

c.

Rumah Sakit Khusus Kelas C

disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis


penyakit, atau kekhususan lainnya

Khusus

1.

Ketenagaan Rumah Sakit Rehabilitasi


Medik

2.

Sarana dan Prasarana Rumah Sakit


Rehabilitasi Medik

Menurut

Pedoman

Penyusunan

Rencana

Induk (Master Plan) Rumah Sakit, Direktorat

Studi Pustaka

bina pelayanan penunjang medik dan sarana


kesehatan, Kementrian Kesehatan RI.
Fungsi-fungsi layanan tertentu memerlukan akses
cepat dan mudah ditemukan sehingga perlu
dipertimbangkan
Peletakkan pintu dan besarannya.
Tata letak fungsi bangunan, jarak antar massa
bangunan dan luasannya.
Pengaturan sirkulasi, jarak, dan besaran baik
untuk pejalan kaki dankendaraaan.
Jarak pencapaian dari halte kendaraan umum
menuju ke pintu utama lokasi Rumah Sakit
harus dekat dan aman bagi pejalan kaki.

Perencanaan jalur sirkulasi dari dan menuju


bangunan harus memperhatikan hal sebagai berikut:
Mencegah terjadinya sirkulasi silang
Pintu Masuk Utama harus mudah terlihat dan
dicapai.
Tersedia fasilitas parkir yang memadai dan
parkir khusus bagi penyandang cacat.
Pintu Masuk RS minimal 3 pintu, yaitu pintu
utama, pintu khusus ke Instalasi Gawat
Darurat dan pintu ke area servis.

Menurut

Pedoman

Penyusunan

Studi Pustaka

Rencana

Induk (Master Plan) Rumah Sakit, Direktorat


bina pelayanan penunjang medik dan sarana
kesehatan, Kementrian Kesehatan RI.
Komponen-komponen yang membentuk jalur sirkulasi

Akses Vertikal

Tangga
Dirancang dengan mempertimbangkan
ukuran dan kemiringan pijakan dan
tanjakan dengan lebar yang memadai

Ramp
Jalur sirkulasi yang memiliki bidang
dengan kemiringan tertentu, sebagai
alternatif bagi orang yang tidak dapat
menggunakan tangga

Lift (Elevator)
Fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi
petugas RS maupun untuk pasien. Oleh
karena itu harus direncanakan dapat
menampung tempat tidur pasien

dalam dan luar bangunan


Akses horizontal
Koridor/Selasar,

terdiri

dari

koridor/Selasar

yang

beratap dan harus dapat memberikan kenyamanan bagi


penggunanya,

khusus

untuk

lantainya

digunakan

material bangunan yang tidak licin. Koridor/Selasar juga


harus mempertimbangkan aksesibilitas untuk evakuasi,
orang yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang
cacat. Ukuran koridor/selasar yang aksesibilitas minimal
2,4 meter.

Penelitian

Data Sekunder
1. mendatangi masing-masing instansi terkait
sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam
penyusunan tugas akhir
2. melakukan studi literatur yang terkait
dengan penyusunan tugas akhir.

Data Primer
Observasi / Pengamatan

Adapun hasil dari data sekunder dapat berupa:

Data Keadaan Lingkungan Sekitar

Peraturan Teknis yang berlaku setempat

Jalan Pencapaian dan Kondisinya serta Klasifikasi Jalan

Utilitas Bangunan sesuai yang ada di lokasi

Kondisi Topografi wilayah perencanaan.

Rencana

peruntukkan

tanah

di

sekitar

wilayah

perencanaan yang terkait dengan Rencana Tata Ruang


Kota yang ada (RTBL, RUTR, RDTR, RTRW).

Iklim dan Cuaca setempat diwilayah ini.

Pengamatan lansung ke lokasi untuk


mendapatkan data atau informasi secara
visual mengenai kondisi pada wilayah
perencanaan.
Wawancara / Tanya Jawab
Melakukan
tanya
jawab
dengan
masyarakat
ataupun
pihak
yang
berkaitan dengan penyusunan tugas
akhir lerkait layanan kesehatan.

Studi Banding
Fiona Stanley Hospital

Lokasi : Perth, Australia


Luas
: 140.000 m2
Arsitek : HASSELL, Silver Thomas Hanley dan Hames
Sharley

Studi Banding
ASPETAR Qatar Orthopaedic and
Sports Medicine Hospital

Anda mungkin juga menyukai