Perilaku Dan Sistem Struktur Pada Perencanaan Gedung Tinggi-01 PDF
Perilaku Dan Sistem Struktur Pada Perencanaan Gedung Tinggi-01 PDF
1. Pendahuluan.
Pembangunan gedung bertingkat sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu kala, tetapi yang
dikategorikan sebagai modern tall building dimulai sejak 1880s. The first modern tall
building mungkin adalah gedung Home Insurance Building yang berupa konstruksi baja di
Chicago pada tahun 1883 yang kemudian diikuti oleh gedung-gedung pencakar langit
lainnya. Gedung-gedung tinggi pada awalnya didominasi oleh struktur baja karena
perkembangan industri baja yang cukup pesat, sedangkan perkembangan struktur beton
relatif lambat dan baru berkembang pesat pada 1950s. Evolusi dari gedung-gedung
pencakar langit secara umum dapat dilihat pada Gambar-1 dan Gambar-2 berikut
steffietumilar@2015
keamanan dalam pemikulan beban garavitasi dan beban lateral termasuk beban angin dan
beban seismik. Kriteria perencanaan (design criteria) meliputi, strength (kekuatan),
servicebility (kondisi layan), stabilitas (stability) dan kenyamanan (human comfort).
Kekuatan harus memenuhi batas limit tegangan, dan kondisi layan dibatasi oleh lendutan,
vibrasi (frekuensi), drift limit pada kisaran H/500 to H/1000, dan lebar retak (crack width),
serta stabilitas yang menyangkut keamanan terhadap tekuk dan pengaruh P-Delta. Faktor
keamanan yang diisediakan berkisar antara 1.70 2.00, dan keyamanan (human comfort)
mempunyai acceleration yang berada pada kisaran 10 - 25 milli-g, dimana g adalah
percepatan gravitasi 981 cm/sec2. Tujuan dari structural engineer adalah menghasilkan
struktur yang dapat mencapai kriteria yang disyaratkan dan optimal. Ratio beton dan ratio
baja tulangan sering dijadikan parameter dalam menilai optimasi struktur yang dicapai.
Pada saat sekarang sudah tersedia berbagai jenis software yang dapat membantu
memperlihatkan perilaku beberapa opsi struktur yang ditinjau. Dalam pemakaian software
Prof. Emkin dari Georgia Institute of Technology mengingatkan, "Computers can be a
significant benefit in helping an experienced engineer find a better solution, but engineers
must first have the skills to solve engineering problems without a computer".
2. Design Philosophy.
2.1. General Concept.
Sejak tahun 1940 dibawah peningkatan tekanan dari kondisi politik dan ekonomi, para civil
engineer dihadapi dengan meningkatnya kebutuhan terhadap safety, durability, dan
ekonomis dalam perancangan dan perencanaan. Berdasarlkan pertimbangan tersebut
maka diperlukan suatu revisi yang radikal pada safety principles dan calculation method.
Pada awalnya design safety criteria dan calculation methods berkembang secara
independent. Kenyataannya, kedua hal tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dan
saling mempengaruhi, dan harus berjalan parallel. Pada saat sekarang semua bidang
dalam engineering menggunakan konsep limit states (or states of undesirable behavior)
sebagai acuannya.
2.2. Limit States pada Reinforced Concrete Structures.
Secara umum limit states dapat dibagi dalam dua kategori.
a. Ultimate limit states, yang berhubungan dengan maximum load dan carrying capacity.
Pencapaian kondisi ultimate limit states, berarti struktur berada diambang keruntuhan
dan harus dihindari. Dengan demikian probability of occurrence tercapainya kondisi
ultimate limit state harus sangat rendah. Ultimate limit states meliputi:
1) Kehilangan keseimbangan sebagian atau keseluruhan struktur yang diperlakukan
sebagai rigid body (overturning, sliding).
2) Keruntuhan critical section dari komponen struktur.
steffietumilar@2015
steffietumilar@2015
steffietumilar@2015
3.4.5.
3.4.6.
3.4.7.
3.4.8.
3.4.9.
Rn U
= faktor reduksi kekuatan
Rn = kuat nominal
U = kuat perlu yang disyaratkan
= faktor pembesaran beban dikalikan beban layan
(beban rencana)
Rn = kuat rancang yang tersedia.
Pemilihan Sistem Struktur
Pemilihan sistem struktur bergantung pada beberapa parameter berikut:
a. Economical consideration, yang meliputi construction cost, nilai kapitalisasi, rentable
space variation dan cost of time variation.(Gambar.6)
dimana :
4.
steffietumilar@2015
b. Construction speed yang dipengaruhi oleh profil bangunan, experience, methods dan
experties, material struktur, tipe konstruksi (cast-in-situ, precast atau kombinasi) serta
local contruction industry.
c. Overall geometry, meliputi panjang, lebar dan tinggi bangunan.
d. Vertical profile- building shape.(Gambar.7)
e. Pembatasan ketinggian (height restriction)
f. Kelangsingan (slenderness), yaitu ratio antara tinggi terhadap lebar bangunan.
g. Plan configuration, yaitu depth-width ratio dan degree of regularity(dapat dilihat pada
peraturan seperti UBC atau NEHRP).
h. Kekuatan, kekakuan dan daktilitas.
i. Kekuatan berhubungan erat dengan material properties, kekakuan meliputi kekauan
lentur, kekakuan geser, kekakuan torsi dan daltilitas meliputi strain ductility, curvature
ductility dan displacement ductility.
j. Jenis/tipe pembebanan, yang meliputi beban gravitasi, beban lateral berupa beban
angin dan seismic serta beban-beban khusus lainnya.
k. Gambar. Perbandingan load distribution akibat beban angin dan beban seismic
terhadap bentuk bangunan.(Gambar.8)
l. Kondisi tanah pendukung bangunan.
steffietumilar@2015
Gambar 8. Perbandingan load distribution akibat beban angin dan beban seismic
terhadap bentuk bangunan.
steffietumilar@2015
5.
steffietumilar@2015
Komponen
struktur
Dua
tumpuan
Satu ujung
menerus
Kedua ujung
menerus
Cantilever
l/20
l/24
l/28
l/10
l/16
l/18.5
l/21
l/8
fy
n 0,8 +
1500
1
36 + 5 m - 0,12 1 +
. . . . . (1)
fy
n 0,8 +
1500
h
36 + 9
steffietumilar@2015
. . . .(2)
10
fy
n 0,8 +
1500
h
36
(3)
Untuk pelat tanpa balok interior yang menggunakan penebalan panel untuk mengurangi
jumlah tulangan momen negatif yang melewati kolom dari suatu pelat datar, maka
ukuran penebalan panel adalah sebagai berikut .
a. Pada setiap arah, penebalan panel harus keluar/menjorok dari garis sumbu
perletakan sejarak tidak kurang dari 1/6 panjang bentang yang diukur dari sumbuke-sumbu perletakan dalam arah tersebut.
b. Proyeksi penebalan panel di bawah pelat paling tidak harus berukuran 1/4 dari
tebal pelat yang berada di luar penebalan panel tersebut.
Untuk pelat tanpa balok interior atau yang menggunakan penebalan pelat yang
mengikuti ketentuan tersebut di atas, tebal minimumnya bila lendutan tidak dihitung
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tebal minimum dari pelat tanpa balok interior
Tegangan
leleh fy
(MPa)
Tanpa penebalan
Panel
exterior
Balok pinggir
Ya
Tidak
Dengan penebalan
Panel
interior
Panel
exterior
Balok pinggir
Ya
Tidak
Panel
interior
300
n
33
n
36
n
36
n
36
n
40
n
40
400
n
30
n
33
n
33
n
33
n
36
n
36
Untuk pelat tanpa balok tetapi dengan penebalan mengikuti ketentuan di atas, maka
ketentuan tebal pelat yang ditetapkan dalam persamaan (1), (2) dan (3) dapat
dikurangi 10%. Pada pinggiran pelat yang tidak menerus harus disediakan suatu balok
pinggir dengan 0,80, atau bila tidak dipenuhi, maka tebal pelat yang ditetapkan
dalam persamaan (1), (2) dan (3) harus ditingkatkan 10%. Ketentuan tebal pelat
dengan tebal pelat kurang dari ketentuan-ketentuan yang dicantumkan pada Tabel 1,
steffietumilar@2015
11
Tabel 2 dan persamaan (1), (2) dan (3) dapat dilakukan bila dapat ditunjukkan dengan
perhitungan bahwa lendutan yang terjadi tidak melampaui batas lendutan yang
ditetapkan dalam Tabel 3.
Tabel 3. Lendutan izin maksimum
Tipe komponen struktur
Lendutan yang
diperhitungkan
Batas
lendutan
180
360
1)
2)
480
3)
240
Catatan :
1) Batasan ini tidak dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan penggenangan air.
Kemungkinan penggenangan harus diperiksa dengan melakukan perhitungan lendutan,
termasuk lendutan tambahan akibat adanya penggenangan air tersebut, dan
mempertimbangkan pengaruh jangka panjang dari beban yang selalu bekerja, lawan
lendut, toleransi konstruksi dan keandalan dari sistim drainase.
steffietumilar@2015
12
2) Batas lendutan boleh dilampaui bila langkah pencegahan kerusakan terhadap komponen
yang ditumpu atau yang menyatu telah cukup dilakukan.
3) Tetapi tidak boleh lebih besar dari toleransi yang disediakan untuk komponen non-struktur.
Batasan ini boleh dilampaui bila ada lawan lendut yang disediakan sedemikian hingga
lendutan total dikurangi lawan lendut tidak melebihi batas lendutan yang ada.
4) Lendutan jangka panjang harus dihitung berdasarkan ketentuan dari peraturan yang
berlaku, tetapi boleh dikurangi dengan nilai lendutan yang didapat dari perhitungan
sebelum penambahan komponen non-struktural tersebut. Besarnya lendutan ini harus
ditentukan berdasarkan data teknis yang dapat diterima berkenaan dengan karakteristik
hubungan waktu dan lendutan dari komponen struktur yang serupa dengan komponen
struktur yang ditinjau.
Perkiraan penentuan berbagai tebal pelat lantai dapat juga dilihat pada Gambar 11 dan
Gambar 12.
13
steffietumilar@2015
14
steffietumilar@2015
15
Lebar retak[mm]
0,41
0,30
2.Udara
lembab,
dengan tanah
berhubungan
0,18
0,15
0,10
steffietumilar@2015
16
Gambar 16. Hubungan antara frekuensi, amplitudo (displacement) dan persepsi manusia
menurut Reiher dan Meister
6.
steffietumilar@2015
17
Berikut pada Tabel 5 dan Tabel 6 disampaikan hasil studi komparatif dari N. F. El-Leithy,
M. M. Hussein dan W. A. Attia, Comparative Study of Structural Systems for Tall
Buildings, Journal of American Science, 2011;7(4) pada sistem struktur gedung tinggi.
Tabel 5. Sistem Struktur Utama pada Gedung Tinggi.
steffietumilar@2015
18
Mir M. Ali dan Kyoung Sun Moon, Structural Developments in Tall Buildings: Current
Trends and Future Prospects, Architectural Science Review Volume 50.3, pp 205-223,
2007 University of Sydney, juga memberikan informasi yang bermanfaat seperti
ditunjukkan pada Tabel 7 dan 8, Gambar 18, 19, dan Johann Eisele, Ellen Kloft, HighRise Manual, Birkhauser, Berlin 2002, pada Gambar 20.
steffietumilar@2015
19
steffietumilar@2015
20
steffietumilar@2015
21
steffietumilar@2015
22
Gambar 20. Matrix dari sistem struktur gedung dan jumlah tingkat.
Ref. High-Rise Manual, Edited by. Johann Elsele and Ellen Kloft, Birkhauser, Berlin, 2002
steffietumilar@2015
23
steffietumilar@2015
24
Gambar 25. Stabilization sistem struktur dan deformasi gedung akibat beban lateral.
steffietumilar@2015
25
steffietumilar@2015
26
steffietumilar@2015
27
steffietumilar@2015
28
29
steffietumilar@2015
30
steffietumilar@2015
31