Anda di halaman 1dari 44

Pengantar Rangkaian

Transistor

Defenisi & Fungsi


Transistor

adalah komponen
elektronika yang dapat berfungsi
sebagai penguat baik arus
maupun tegangan dan juga
berfungsi sebagai Saklar
(maksimum cut-off dan minimum
Saturasi)
Fungsi Utama sebagai Amplifier
mempunyai faktor Penguat
Arus (Current gain) yang disebut
dengan h

Konsep Transistor
PNP

NPN

Bias Transistor
Masalah

pemberian bias
berkaitan dengan:
penentuan arus dc pada collector
yang harus dapat dihitung, diprediksi
dan tidak sensitif terhadap
perubahan suhu dan variasi harga
yang cukup besar.
Penentuan lokasi titik kerja dc pada
bidang iC vCE yang memungkinkan
simpangan sinyal tetap linier.

Pemberian bias pada rangkaian


BJT
Masalah pemberian bias
berkaitan dengan:
penentuan arus dc pada
collector yang harus dapat
dihitung, diprediksi dan tidak
sensitif terhadap perubahan
suhu dan variasi harga yang
cukup besar.

Contoh pemberian bias yang tidak baik

Gambar 19. Pemberian bias pada BJT


(a) Menetapkan harga VBE yang tetap
(b) Menetapkan harga IB yang tetap
2

Cara klasik pengaturan bias untuk rangkaian diskrit

Gambar 20(a). Cara klasik pemberian bias untuk


BJT menggunakan sebuah catu daya.
Gambar 20(b) menunjukkan rangkaian yang sama
dengan menggunakan rangkaian ekivalen
2
Thvenin-nya.

VBB

R2

VCC
R1 R2

RB
IE

R1R2
R1 R2

VBB VBE

RE RB 1

Untuk membuat IE tidak sensitif


terhadap suhu dan variasi ,
rangkaian harus memenuhi dua
syarat berikut:
V V
BB

BE

RB
RE
1

Untuk memenuhi persyaratan di atas.


Sebagai rule of thumb, VBB VCC, VCB
(atau VCE) VCC dan ICRC VCC
Pilih R1 dan R2 sehingga arus yang
melaluinya berkisar antara 0,1IE IE.
Pada rangkaian pada gambar 20, RE
memberikan umpan balik negatif sehingga
dapat men-stabil-kan arus dc emitter.
Jika IE VRE dan VE . Jika tegangan
pada base hanya ditentukan oleh pembagi
tegangan R1, R2, yaitu bila RB kecil, maka

Contoh soal 5:
Rancanglah rangkaian pada gambar 20 sehingga
IE = 1 mA dengan catu daya VCC = +12V.
Transistor mempunyai harga nominal = 100.
Jawab:
Ikuti rule of thumb:
tegangan catu daya dialokasikan untuk
tegangan pada R2, lainnya untuk tegangan
pada RC dan sisanya untuk simpangan sinyal
pada collector.
RE

VE 3,3

3,3 k
IE
1

VB = +4 V
Pilih arusVpada
pembagi tegangan = 0,1IE = 0,1 x 1
E = 4 VBE 3,3 V
= 0,1 mA
2

Abaikan arus base, jadi

12
R1 R2
120 k
0,1
R2
VCC 4 V
R1 R2

Jadi R2 = 40 k dan R1 = 80 k
Pada tahap ini, dapat dihitung IE yang lebih akurat
dengan memperhatikan arus base yang tidak nol.
IE

4 0,7
0,93 mA

80 // 40 k
3,3(k)
101

Ternyata lebih kecil dari harga yang diinginkan.


Untuk mengembalikan IE ke harga yang
diinginkan kurangi harga RE dari 3,3 k dengan
suku kedua dari penyebut (0,267 k). Jadi harga
RE yang lebih tepat adalah RE = 3 k yang akan

Disain 2:
jika diinginkan untuk menarik arus yang
lebih tinggi dari catu daya dan resistansi
masukan penguat yang lebih kecil, kita
dapat menggunakan arus pada pembagi
tegangan sama dengan IE (yaitu 1 mA),
maka R1 = 8 k
4 dan
0,7 R2 = 4 k
IE

3,3 0,027

0,99 1 mA

Pada disain ini harga RE tidak perlu diganti


RC

12 VC
IC

IC IE 0,99 1 0,99 mA 1 mA
RC

12 8
4 k
1

p.155 - Contoh
Diketahui

R1=6k8, R2=1k,
Rc=3k dan
Re=750,
gambarkanlah
garis beban dc
dan tunjukkan
titik Q-nya

Cara kerja dan model sinyal kecil

Gambar 24 (a) Rangkaian konseptual untuk


menunjukkan cara kerja transistor sebagai
penguat
(b) Rangkaian (a) tanpa sinyal vbe untuk

EBJ diberi forward bias oleh sebuah batere VBE. CBJ diberi
reverse bias oleh catu daya DC VCC melalui resistor RC. Sinyal
yang akan diperkuat, vbe, ditumpangkan pada VBE.
Langkah pertama keadaan bias DC dengan men-set vbe sama
dengan nol. (Lihat gambar 24(b))
Hubungan antara arus dan tegangan DC:

IC IS eVBE

VT

IE IC
IB IC
VC VCE VCC IC RC

Untuk bekerja pada mode aktif, VC harus lebih


besar dari (VB 0,4) dengan harga yang
memungkinkan simpangan sinyal pada
collector.

30

Arus collector dan transkonduktansi.


Jika sinyal vbe dipasangkan seperti pada
gambar 24(a) total tegangan base
emitter vBE menjadi
vBE =VBE + vbe
Dan arus collector
menjadi:
VBE vbe VT
VBE VT

IC I S e
ISe

VBE

iC I C e

ISe

VT

vbe

VT

vbe VT

Jika vbe << VT maka:

v be
iC IC 1
VT

Persamaan (pendekatan) di atas hanya berlaku


untuk vbe lebih kecil dari 10 mV, dan ini dikenal
I Carus
dengan pendekatan sinyal kecil.
Maka
iC I C
vbe
VT
collector total:
ic

IC
vbe
VT

ic g m vbe
gm

gm disebut transkonduktansi

ic
vbe

Penguatan tegangan
Untuk mendapatkan tegangan sinyal keluaran,
maka kita alirkan arus collector melalui sebuah
resistor. Total tegangan collector:
vC = VCC iCRC
= VCC (IC + ic)RC
= (VCC ICRC) icRC
= VC i c R C
VC adalah tegangan bias dc pada collector, dan
tegangan sinyal adalah:
vc = icRC = gmvbeRC
= (gmRC)vbe

Jadi penguatan tegangan dari


penguat, Av adalah

vc
AV
g mRC
v be

gm sebanding dengan arus bias collector, jad

IC RC
Av
VT

Analisa Sinyal dan Analisa DC


Arus dan tegangan pada rangkaian penguat terdiri dari dua
komponen: komponen dc dan komponen sinyal.
Komponen DC ditentukan dari rangkaian dc pada gambar
24(b), sedangkan cara kerja sinyal BJT dapat diperoleh
dengan menghilangkan sumber DC, seperti pada gambar
26.

Gambar 26 Rangkaian penguat pada gambar 24b dengan


sumber DC dihilangkan (di hubung singkat)
3

Model Hybrid -

Gambar 27 (a) BJT sebagai VCCS (penguat transkonduktansi)

Gambar 27 (b) BJT sebagai CCCS (penguat arus)

36

Pada gambar 27(a), BJT digambarkan sebagai


VCCS yang mempunyai resistansi masukan
(melihat ke arah base) r, dengan sinyal kendali
g mv be
vbe. Hubungani carus
dan tegangan pada rangkaian
v
ini:
i be
b

ie

v be
v
g mv be be 1 g m r
r
r
v be
1 v be
r

v be re

Pada gambar 27(b) BJT digambarkan sebagai


CCCS, dengan sinyal kendali ib. Hubungan arus
sebagai berikut:
g mv be g m i b r

g m r i b

Aplikasi rangkaian ekivalen sinyal kecil.


Proses yang sistimatis dalam menganalisa penguat
transistor:
1. Tentukan titik kerja dc BJT, terutama arus collector dc IC.
2. Hitung harga-harga parameter model sinyal kecil: gm =
IC/VT, r = /gm dan re = VT/IE = /gm.
3. Hilangkan semua sumber dc dengan mengganti sumber
tegangan dc dengan hubung singkat, dan sumber arus
dc dengan hubung terbuka.
4. Ganti BJT dengan salah satu model rangkaian ekivalen.
5. Analisa rangkaian yang didapat untuk menentukan
penguatan tegangan, resistansi masukan dan lain-lain.

Contoh soal 6:
Analisa penguat transistor pada gambar 28(a) dan tentukan
penguatan tegangannya. Asumsikan = 100

Gambar 28 (a)
rangkaian
39

Gambar 28 (b) analisa dc


sinyal kecil

(c) model
40

Tentukan titik kerja. Asumsikan vi = 0.


VBB VBE
IB
RBB
3 0,7

0,023 mA
100
IC IB 100 0,023 2,3 mA
VC VCC IC RC
10 2,3 3 3,1 V

Karena VB (+0,7 V) < VC transistor


bekerja pada mode aktif.
4

Tentukan parameter model sinyal kecil:

VT
25 mV
re

10,8
2,3 0,99 mA
IE
IC 2,3 mA
gm

92 mA/V
VT
25 mV

100
r

1,09 k
gm
92

42

Model rangkaian ekivalen terlihat pada gambar 28(c).


Perhatikan tidak ada sumber tegangan dc. Terminal rangkaian
yang terhubung ke sebuah sumber tegangan dc yang konstan
selalu dapat dianggap sebagai sinyal ground.

v be v i
vi

r
r RBB
1,09
0,011v i
101,09

v o g mv beRC
92 0,011v i 3 3,04v i
Av

vo
3,04 V/V
vi

Tanda negatif menunjukkan pembalikan fasa.

43

Anda mungkin juga menyukai