Anda di halaman 1dari 2

STEP 5

: SASARAN BELAJAR

1. Anatomi dan fisiologi Hidung


2. Rinitis Alergi
a. Etiologi
b. Gejala Klinis
c. Patofisiologi
d. Komplikasi
e. Penatalaksanaan

B. Gejala klinis

Gejala utama rinitis alergi adalah bersin,rinorea,hidung gatal,dan hidung tersumbat


akan tetapi tidak semua penderita mempunyai keseluruhan gejala ini. Dapat disertai rasa gatal
dimata, telinga, tenggorokan dan keluar air mata. Beberapa penderita menggambarkannya
sebagai flu yang berulang atau gangguan pada sinusnya.Gejala rinitis alergi yang khas adalah
serangan bersin berulang lebih dari lima kali dalam satu serangan. Obstruksi hidung yang
kronik dapat menyebabkan penderita bernafas dengan mulut yang akhirnya membuat
tenggorokan terasa kering dan perih,mendengkur,bicara sengau sampai gangguan penciuman.
Edema kronik yang terjadi juga menyebabkan gangguan pada tuba eustachius paranasal.
Penderita mengeluhkan nyeri kepala frontal, gangguan mendengar, telinga terasa penuh atau
tersumbat, dan pada keadaan berat menyebabkan disfungsi tuba.Pada anak-anak mungkin
terjadi otitis media serosa berulang,juga epistaksis karena fragilitas mukosa hidungnya.
Pemeriksaan fisik pada penderita rinitis alergi menahun sangat membantu diagnosis
terutama pada anak yang sering mengusap-usap atau menggaruk hidung dan matanya(allergic
salute). Penderita mempunyai karakteristik wajah tertentu (allergic facies) yang berhubungan
dengan penyakit alergik kronik tertentu.Karena sering menggaruk, terdapat garis-garis
melintang di dorsum nasi sepertiga bawah (nasal crease), juga bayangan gelap di daerah
bawah mata (allergic shiner) akibat statis vena sekunder karena obstruksi hidung.

Dapus:
1. Soepardi EA, Iskandar N. 2001. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung-

Tenggorokan Kepala, Edisi5. Jakarta : FK UI

Anda mungkin juga menyukai