Anda di halaman 1dari 4

STEP VII:

1 Anatomi Hidung
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang
dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya sehingga
menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Setiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu
dinding medial, lateral, inferior dan superior. Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala
nasi,tepat dibelakang nares anterior, disebut sebagaivestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh
kulit yang memiliki banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut yang disebut dengan vibrise
Septum Nasi
Dinding medial rongga hidung adalah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang
rawan, dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periostium pada bagian
tulang sedangkan diluarnya dilapisi juga oleh mukosa hidung
Bagian tulang terdiri dari:
1. Lamina perpendikularis os etmoid
Lamina perpendikularis os etmoid terletak pada bagian supero-posterior dari septum nasi dan
berlanjut ke atas membentuk lamina kribriformis dan Krista gali.
2. Os Vomer
Os vormer terletak pada bagian postero-inferior. Tepi belakang os vomer merupakan ujung
bebas dari septum nasi.
3. Krista nasiis os maksila
Tepi bawah os vomer melekat pada krista nasiis os maksila dan os palatina.
4. Krista nasiis os palatine

Gambar 1. Anatomi Hidung (Netter F)


Bagian tulang rawan terdiri dari :
1. Kartilago septum (kartilago kuadrangularis)
Kartilago septum melekat dengan erat pada os nasi, lamina perpendikularis os etmoid, os
vomer dan krista nasiis os maksila oleh serat kolagen.
2. Kolumela
Kedua lubang berbentuk elips disebut nares, dipisahkan satu sama lain oleh sekat tulang
rawan dan kulit yang disebut kolumela.
Dinding lateral rongga hidung dibentuk oleh permukaan dalam prosesus
frontsalis os maksila, os lakrimalis, konka inferior dan konka media yang merupakan bagian
dari os etmoid, konka inferior, lamina perpendikularius os palatum, dan lamina pterigoides
medial. Pada dinding lateral terdapat empat buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling
bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil
lagi konka superior, sedangkan yang terkecil ialah konka suprema dan konka suprema
biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os
maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan suprema merupakan
bagian dari labirin etmoid. Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga

sempit yang dinamakan dengan meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga meatus yaitu
meatus inferior, medius dan superior. Dinding inferior merupakan dasar hidung yang
dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus horizontal os palatum.
Dinding superior atau atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior,
os nasi, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sphenoid. Sebagian
besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui filament-filamen N.olfaktorius
yang berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum
nasi dan permukaan kranial konka superior

Gambar 2. Anatomi Hidung (Netter F)


Perdarahan
Bagian postero-inferior septum nasi diperdarahi oleh arteri sfenopalatina
yang merupakan cabang dari arteri maksilaris (dari arteri karotis eksterna). Septum bagian
antero-inferior diperdarahi oleh arteri palatina mayor (juga cabang dari arteri maksilaris)
yang masuk melalui kanalis insisivus. Arteri labialis superior (cabang dari arteri fasialis)
memperdarahi septum bagian anterior mengadakan anastomose membentuk pleksus
Kiesselbach yang terletak lebih superfisial pada bagian anterior septum. Daerah ini disebut
juga Littles area yang merupakan sumber perdarahan pada epistaksis . Arteri karotis interna
memperdarahi septum nasi bagian superior melalui arteri etmoidalis anterior dan superior.

Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang arteri maksilaris
interna, diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar
dari foramen sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di
belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari
cabang-cabang arteri fasialis.
Vena sfenopalatina mengalirkan darah balik dari bagian posteriorseptum ke pleksus
pterigoideus dan dari bagian anterior septum ke vena fasialis. Pada bagian superior vena
etmoidalis mengalirkan darah melalui vena oftalmika yang berhubungan dengan sinus
sagitalis superior.
Persarafan
Bagian antero-superior septum nasi mendapat persarafan sensori dari nervus
etmoidalis anterior yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris yang berasal dari nervus
oftalmikus (N.II). Sebagian kecil septum nasi pada antero-inferior mendapatkan persarafan
sensori dari nervus alveolaris cabang antero-superior. Sebagian besar septum nasi lainnya
mendapatkan persarafan sensori dari cabang maksilaris nervus trigeminus (N.III). Nervus
nasopalatina mempersarafi septum bagian tulang, memasuki rongga hidung melalui foramen
sfenopalatina berjalan berjalan ke septum bagian superior, selanjutnya kebagian anteroinferior dan mencapai palatum durum melalui kanalis insisivus.
Sistem limfatik
Aliran limfatik hidung berjalan secara paralel dengan aliran vena. Aliran limfatik yang
berjalan di sepanjang vena fasialis anterior berakhir pada limfe submaksilaris.

DAPUS
Paulsen F.& J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia: Kepala, leher,Extremitas
Atas. Penerjemah : Brahm U.Penerbit. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai