dan tegang, dan hal ini memaksanya untuk kembali menelpon. Setelah selesai menelpon,
rasa cemasnya mereda, tapi tudak berlangsung lama.
Kecemasannya memuncak. Pikirannya mengatakan bahwa mungkin saja ayahnya sekarang
sedang dirawat di rumah sakit Baturaja, karena stroke ringan, jadi cukup ditangani oleh
dokter keluarga atas saran dokter RSMH. Dia harus mudik sekarang juga untuk
memastikan kondisi kesehatan ayahnya. Di satu sisi, akal sehatnya mengatakan bahwa
sikap dan tindakan inni tidak logis dan tidak realistis. Bulan mencarter mobil rental,
meluncur ke Baturaja.
Data tambahan
Ayah dan ibu Bulan adalah tipe orang yang perfeksionis. Dalam mengasuh anak-anaknya,
selalu menekankan ketelitian, kerapian, serta disiplin yang kaku dengan harapan agar anakanaknya menjadi orang yang sukses.
Dalam kehidupan sehari-hari Bulan memang menjadi anak yang selalu teliti, rapi dan
disiplin. Setiap selesai melakukan pekerjaan, dia selalu melakukan cek dan recek sesuai
dengan harapan orang tuanya.
Klarifikasi Istilah
1. Stroke ringan : cerebrovascular disease akibat sumbatan atau perdarahan yang
bisa sembuh sempurna tanpa gejala sisa.
2. Kecemasan : rasa tidak aman, kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
3. Tegang : Rasa kaku terhadap suatu kekhawatiran
4. Pikiran negatif : pemikiran tentang hal-hal yang buruk
5. Realistis : sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Identifikasi Masalah
1.
2.
Setelah sebulan dia menelpon 2-3 x seminggu dengan pertanyaan yang sama kepada
Ayah dan Ibunya.
3.
Makin hari Bulan semakin sering menelpon Ayah dan Ibunya (setiap hari)
4.
Bulan mencoba mempercayai Ayah dan Ibunya namun ketika dia mulai percaya,
timbul keraguan bahwa Ayah dan Ibunya berbohong.
5.
Setiap kali dia berusaha keras membuang pikiran negatif, ia merasa cemas dan tegang
dan memaksanya untuk menelpon kembali
6.
7.
8.
Kecemasan dan ketegangan dimulai karena sekitar 2 bulan yang lalu Ayahnya
mengalami stroke ringan dan dirawat di RSMH yang sekarang sudah sembuh
sempurna.
9.
Data tambahan :
Ayah dan ibu Bulan adalah tipe orang yang perfeksionis. Dalam mengasuh anakanaknya, selalu menekankan ketelitian, kerapian, serta disiplin yang kaku dengan
harapan agar anak-anaknya menjadi orang yang sukses.
Dalam kehidupan sehari-hari Bulan memang menjadi anak yang selalu teliti, rapi
dan disiplin. Setiap selesai melakukan pekerjaan, dia selalu melakukan cek dan
recek sesuai dengan harapan orang tuanya.
Analisis Masalah
1. Bagaimana interpretasi dari keadaan Bulan yang semakin sering menelpon untuk
mengetahui keadaan Ayahnya?
Hal ini menandakan adanya kecemasan dan keraguan Bulan terhadap pernyataan
ayahnya (obsesif) sehingga ia menelpon untuk memastikan pernyataan tersebut
(kompulsif ).
Keraguan yang tampak dalam diri orang-orang yang obsesif kompulsif disebabkan
oleh kebutuhan akan jaminan kebenaran sebelum diambil suatu tindakan
(Salzman,1980). Jadi, pada penderita dengan gangguan obsesif kompulsif, lebih
sulit untuk membuat mereka percaya atau yakin akan sesuatu, karena
kecenderungan mereka untuk selalu mengecek ulang.
b.
Ketegangan motorik
Hiperaktivitas otonomik
dirasakan
mengganggu
dan
penderita
sering
kali
mencoba
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
Diagnosis Multiaksial
-
AKSIS I
Terdiri dari gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi focus perhatian
klinis. Pada kasus termasuk campuran pikiran dan tindakan obsesif (F42.2).
AKSIS II
Terdiri dari gangguan kepribadian dan retardasi mental. Pada kasus
termasuk gangguan kepribadian anankastik (F60.5)
AKSIS III
Mencatat adanya gangguan fisik dan kondisi medic umum lain yang muncul
selain gangguan mental. Pada kasus normal
AKSIS IV
Digunakan untuk mengkode masalah psikososial dan lingkungan yang
secara signifikan berperan dalam timbulnya atau eksaserbasi gangguan saat
ini. Pada kasus stressor berupa ayahnya yang sakit .
AKSIS V
Berupa skala pengkajian fungsi secara umum (GAF) : 60-51
18. KDU?
3A (mampu mendiagnosis beri terapi awal rujuk )
10
Kerangka Konsep
Orang tua
perfeksionis
Gangguan Neurotik
Obsesif kompulsif
Menelpon berulang-ulang
dan mudik (kompulsif)
11
Sintesis
OBSESIF KOMPULSIF
Gangguan obsesif kompulsif adalah suatu contoh dari efek positif dimana penelitian
modern telah menemukan gangguan di dalam waktu singkat. Suatu obsesi adalah pikiran,
perasaan, idea tau sensasi yang mengganggu (intrusive). Suatu kompulsif adalah pikiran
atau perilaku yang disadari, dibakukan, dan rekuren, seperti menghitung, memeriksa atau
menghindari. Obsesi meningkatkan kecemasan seseorang, sedangkan melakukan kompulsi
menurunkan kecemasan seseorang. Tetapi jika seseorang memaksa melakukan suatu
kompulsi, kecemasan adalah meningkat. Seorang dengan gangguan obsesif kompulsif
biasanya menyadari irasionalitas dari obsesi dan merasakan bahwa obsesi dan kompulsi
sebagai ego-distonik. Gangguan obsesif kompulsif dapat merupakan gangguan yang
menyebabkan ketidakberdayaan, karena obsesi dapat menghabiskan waktu dan dapat
mengganggu secara bermakna pada rutinitas normal seseorang, fungsi pekerjaan, aktivitas
social yang biasanya, atau hubungan dengan teman dan anggota keluarga.
Epidemiologi
Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum
diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen. Beberapa peneliti telah memperkirakan bahwa
gangguan obsesif kompulsif ditemukan pada sebanyak 10 persen pasien rawat jalan di
klinik psikiatri. Angka tersebut menyebabkan gangguan obsesif kompulsif sebagai
diagnosis psikiatri tersering yang keempat setelah fobia, gangguan berhubungan zat, dan
gangguan depresi berat.
Untuk orang dewasa laki-laki dan wanita sama mungkin terkena, tetapi untuk remaja
laki-laki lebih sering terkena gangguan obsesif kompulsif dibandingkan perempuan. Usia
12
onset rata-rata adalah umur 20 tahun, walaupun laki-laki memiliki onset usia yang lebih
awal (sekitar 19 tahun) dibandingkan wanita (rata-rata 22 tahun). Secara keseluruhan kirakira dua per tiga dari pasien memiliki onset gejala sebelum usia 25 tahun, dan kurang dari
15 persen pasien memiliki onset gejala setelah 35 tahun. Gangguan obsesif kompulsif
dapat memiliki onset pada masa remaja atau masa kanak-kanak, pada beberapa kasus dapat
pada usia 2 tahun. Orang yang hidup sendirian lebih banyak terkena gangguan obsesif
kompulsif dibandingkan orang yang menikah, walaupun temuan tersebut kemungkinan
mencerminkan kesulitan yang dimiliki pasien dengan gangguan obsesif kompulsif dalam
mempertahankan suatu hubungan. Gangguan obsesif kompulsif ditemukan lebih jarang
diantara golongan kulit hitam dibandingkan kulit putih.
Etiologi
1. Faktor biologis
Neurotransmiter. Banyak uji coba klinis yang telah dilakukan terhadap berbagai
obat mendukung hipotesis bahwa suatu disregulasi serotonin terlibat di dalam
pembentukan gejala obsesi dan kompulsi dari gangguan. Obat serotonergik lebih efektif
dibandingkan obat yang mempengaruhi sistem neurotransmitter lain. Serotonin terlibat di
dalam penyebab gangguan obsesif kompulsif adalah tidak jelas. Penelitian klinis telah
mengukur konsentrasi metabolit serotonin (5-hydroxyindoleacetic acid/ 5-HIAA) di dalam
cairan serebrospinalis, dan afinitas sertai jumlah tempat ikatan trombosit pada pemberian
imipramine (yang berikatan dengan tempat ambilan kembali serotonin) dan telah
melaporkan berbagai temuan pengukuran tersebut pada pasien dengan gangguan obsesif
kmpulsif. Beberapa peneliti mengatakan bahwa system neurotransmitter konergik dan
dopaminergik pada pasien dengan gangguan obsesif kompulsif adalah dua bidang
penelitian riset untuk masa depan.
13
2. Faktor perilaku
14
Menurut ahli teori belajar, obsesi adalah stimuli yang dibiasakan. Stimulus yang
relative netral menjadi disertai dengan ketakutan atau kecemasan melalui proses
pembiasaan responden dengan memasangkannya dengan peristiwa yang secara alami
adalah berbahaya dan menghasilkan kecemasan. Objek dan pikiran yang sebelumnya netral
menjadi stimuli yang terbiasakan yang mampu menimbulkan kecemasan atau gangguan.
Kompulsi dicapai dalam cara yang berbeda. Seseorang menemukan bahwa tindakan
tertentu menurunkan kecemasan yang berkaitan dengan pikiran obsesional. Jadi strategi
menghindar yang aktif dalam bentuk perilaku kompulsi atau ritualistic dikembangkan
untuk mengendalikan kecemasan. Karena manfaat perilaku tersebut dalam menurunkan
dorongan sekunder yang menyakitkan (kecemasan), stretegi menghindar menjadi terfiksasi
sebagai pola perilaku kompulsi yang dipelajari. Teori belajar memberikan konsep yang
berguna untuk menjelaskan aspek tertentu dari fenomena obsesif-kompulsif (sebagai
contoh kemampuan gagasan untuk menimbulkan kecemasan adalah tidak selalu
menakutkan bagi dirinya sendiri dan menegakkan pola perilaku kompulsif.
3. Faktor psikososial
15
Isolasi. Isolasi adalah mekanisme pertahanan yang melindungi seseorang dari afek
dan impuls yang mencetuskan kecemasan. Kondisi pada seseorang yang mangalami secara
sadar afek dan khayalan dari suatu gagasan yang mengandung emosi, terlepas apakah ini
berupa fantasi atau ingatan terhadap suatu peristiwa. Jika terjadi isolasi, afek dan impuls
yang didapatkan darinya adalah dipisahkan dari komponen ideasional dan dikeluarkan dari
kesadaran. Jika isolasi berhasil sepenuhnya, impuls dan afek yang terkait seluruhnya
terepresi, dan pasien secara sadar hanya menyadari gagasan yang tidak memiliki afek yang
berhubungan dengannya.
Meruntuhkan (undoing). Karena adanya ancaman terus-menerus bahwa impuls
mungkin dapat lolos dari mekanisme primer isolasi dan menjdi bebas, operasi pertahanan
sekunder adalah diperlukan untuk melawan impuls dan menenangkan kecemasan yang
mengancan keluar ke kesadaran. Tindakan kompulsif menyumbangkan manifestasi
permukaan operasi defensif yang ditujukan untuk menurunkan kecemasan dan
mengendalikan impuls dasar yang belum diatasi secara memadai oleh isolasi. Operasi
pertahanan sekunder yang cukup penting adalah mekanisme meruntuhkan (undoing).
Seperti yang dinyatakan oleh Freud,meruntuhkan adalah suatu tindakan kompulsif yang
dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau meruntuhkan akibat yang secara irasional
akan dialami pasien akibat pikiran atau impuls obsesional yang menakutkan.
Pembentukan reaksi (reaction formation). Baik isolasi maupun meruntuhkan adalah
tindakan pertahanan yang terlibat erat dalam menghasilkan gejala klinis. Pembentukan
gejala menyebabkan pembentukan sifat karakter, bukannya gejala. Pembentukan reaksi
melibatkan pola perilaku yang bermanifestasi dan sikap yang secara sadar dialami yang
jelas berlawanan dengan impuls dasar.
Faktor psikodinamika lainnya. Pada teori psikoanalitik klasik, gangguan obsesif
kompulsif dinamakan neurosis obsesif kompulsif dan merupakan suatu regresi dari fase
16
perkembangan oedipal ke fase psikoseksual anal. Jika pasien dengan gangguan obsesif
kompulsif merasa terancam oleh kecemasan tentang pembalasan dendam atau kehilangan
objek cinta yang penting, mereka mundur dari posisi oedipal dan beregresi ke stadium
emosional yang sangat ambivalen yang berhubungan dengan fase anal. Ambivalensi adalah
dihubungkan dengan menyelesaikan fusi yang halus antara dorongan seksual dan agresif
yang karakteristik dari fase oedipal. Adanya benci dan cinta secara bersama-sama kepada
orang yang sama menyebabkan pasien dilumpuhkan oleh keragu-raguan dan kebimbangan.
Suatu cirri yang melekat pada pasien dengan gangguan obsesif kompulsif adalah
derajat dimana mereka terpaku dengan agresi atau kebersihan, baik secara jelas dalam isi
gejala mereka atau dalam hubungan yang terletak dibelakangnya.dengan demikian,
psikogenesis gangguan obsesif kompulsif mungkin terletak pada gangguan dan
perkembangan pertumbuhan normal yang berhubungan dengan fase perkembangan
analsadistik. Ambivalensi. Ambivalensi adalah akibat langsung dari perubahan dalam
karakteristikkehidupan impuls. Hal ini adalah ciri yang penting pada anak normal selama
fase perkembangan anal-sadistik; yaitu anak merasakan cinta dan kebencian kepada suatu
objek. Konflik emosi yang berlawanan tersebut mungkin ditemukan pada pola perilaku
melakukantidak melakukan pada seorang pasien dan keragu-raguan yang melumpuhkan
dalam berhadapan dengan pilihan. Pikiran magis. Pikiran magis adalah regresi yang
mengungkapkan cara pikiran awal, ketimbang impuls; yaitu fungsi ego dan juga fungsi id,
dipengaruhi oleh regresi. Yang melekat pada pikiran magis adalah pikiran kemahakuasaan.
Orang merasa bahwa mereka dapat menyebabkan peristiwa di dunia luar terjadi tanpa
tindakan fisik yang menyebabkannya, semata-mata hanya dengan berpikir tentang
peristiwa tersebut. Perasaan tersebut menyebabkan memiliki suatu pikiran agresif akan
manakutkan bagi pasien gangguan obsesif kompulsif.
17
Diagnosis
Walaupun kriteria diagnosis untuk gangguan obsesif kompulsif di dalam diagnostic
and statistic manual of mental disorder edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-R) banyak
yang dipertahankan di dalam edisi keempatnya (DSM-IV), telah dibuat modifikasi penting
di dalam definisi DSM-IV tentang obsesi dan kompulsi. DSM-IV memperkenalkan
pengamatan klinis bahwa pikiran (yaitu tindakan mental) dapat merupakan obsesi atau
kompulsi, tergantung pada apakah ia menyebabkan peningkatan kecemasan (obsesi) atau
menurunkan kecemasan (kompulsi). DSM-IV juga memperbaharui definisi obsesi untuk
menghindari istilah ego-distonik di dalam edisi ketiganya dan kata tanpa perasaan
(senseless) di dalam edisi ketiga yang direvisi, keduanya memiliki arti yang kurang jelas
dan sulit untuk operasinalisasi.
suatu saat selama gangguan, sebagai intrusive dan tidak sesuai, dan menyebabkan
kecemasan dan penderitaan yang jelas.
2. Pikiran, impuls atau bayangan-bayangan tidak semata-mata kekhawatiran yang
berlebihan tentang masalah kehidupan yang nyata.
3. Orang berusaha atau mengabaikan atau menekan pikiran, impuls atau bayanganbayangan tersebut untuk menetralkannya dengan pikiran atau tindakan lain.
4. Orang menyadari bahwa pikiran, impuls atau bayangan-bayangan obsesional adalah
keluar dari pikirannya sendiri (tidak disebabkan dari luar seperti penyisipan pikiran).
18
B. Pada suatu waktu selama perjalanan gangguan, orang telah menyadari bahwa obsesi
atau kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan. Catatan: ini tidak berlaku pada anakanak.
C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan penderitaan yang jelas; menghabiskan waktu; atau
secara bermakna mengganggu rutinitas normal orang, fungsi pekerjaan, atau aktivitas atau
hubungan social yang biasanya.
D. Jika terdapat gangguan aksis I lainnya, isi obsesi atau kompulsi tidak terbatas padanya
(misalnya preokupasi dengan makanan jika terdapat gangguan makan; menarik rambut jika
teradapat trikotilomania; permasalahan pada penampilan jika terdapat gangguan dismorfik
tubuh; preokupasi dengan obat jika terdapat suatu gangguan penggunaan zat; preokupasi
dengan menderita suatu penyakit serius jika terdapat hipokondriasis; preokupasi dengan
dorongan atau fantasi seksual jika tedapat parafilia; atau perenungan bersalah jika terdapat
gangguan depresif berat).
E. Tidak disebabkan oleh efek langsung suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan,
medikasi) atau kondisi medis umum. Sebutkan jika: dengan tilikan buruk: jika selama
sebagian besar waktu selama episode terakhir, orang tidak menyadari bahwa obsesi dan
kompulsi adalah berlebihan atau tidak beralasan.
Patofisiologis
Dari faktor psikososial, faktor kepribadian, Bulan memiliki gangguan kepribadian
yaitu gangguan kepribadian anankastik dengan ciri utama perfeksionisme dan keteraturan
(ketertiban, kerapian)Dari buku ilmu kedokteran jiwa edisi 2, Willy F. Maramis,
airlangga university press surabaya 2009. Gangguan ini sangat dipengaruhi oleh pola
19
asuh atau pola didik orang tua Bulan yang sangat menekankan ketelitian, kerapian, serta
disiplin yang kaku. Sehingga dengan gangguan kepribadian anankastik Bulan memiliki
faktor risiko terjadinya gangguan obsesif-kompulsif. Dalam perkembangannya, Bulan yang
memiliki gangguan obsesif-kompulsif mampu mengatasi masalah/stres dengan mekanisme
pertahanan isolasi, meruntuhkan (undoing), dan pembentukan reaksidari buku sinopnis
psikiatri kapplan.
pertahanan isolasi dan undoing, maka mekanisme selanjutnya pembentukan reaksi. Pada
pembentukan reaksi akan terbentuk sifat karakter Bulan dalam menghadapi masalah. Sifat
karakter yang terbentuk adalah pikiran obsesif yang membuat Bulan menjadi cemas dan
mendorong untuk terus menelpon orang tuanya sebagai tindakan kompulsif. Akan tetapi
tindakan kompulsifnya tidak bisa sepenuhnya menghilangkan kecemasannya. Karena
pikiran obsesif tetap timbul secara berulang-ulang. Menurut hipotesis, kecemasan pada
gangguan obsesif-kompulsif terjadi akibat adanya disregulasi serotonin. Secara fisiologi,
orang normal yang sedang stres akan mengalami kecemasan. Kecemasan adalah sinyal
yang menyadarkan; memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan
seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Kecemasan mempengaruhi
sistem saraf simpatik yang menimbulkan gejala otonomik : hipertensi, palpitasi,
ketegangan, takikardi, hiperrefleksi. Gejala ini pada dasarnya mempersiapkan tubuh
melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman. Mekanisme inilah yang mempengaruhi
tindakan Bulan mencarter mobil rental untuk langsung mudik dan memastikan keadaan
ayahnya.
20
Gambaran klinis
Gejala mungkin bertumpang tindih dan berubah sesuai dengan berjalannya
waktu. Gangguan ini memiliki 4 pola gejala utama, yaitu obsesi terhadap kontaminasi,
obsesi keragu-raguan diikuti pengecekan yang kompulsi, pikiran obsesional yang
mengganggu dan kebutuhan terhadap simetrisitas atau ketepatan.
KOMPULSI
Ritual mandi, mencuci dan membersihkan
kuman, kontaminasi)
Perhatian terhadap ketepatan
Perhatian terhadap peralatan rumah tangga
yang berlebihan
Ritual mengatur posisi berulang ulang
Memeriksa berulang ulang dan membuat
21
(piring, sendok)
Perhatian terhadap sekresi tubuh (ludah,
inventaris peralatan
Ritual menghindari kontak dengan sekret
feces, urine)
Obsesi religius
sepanjang hari)
Ritual berhubungan seksual yang kaku
kematian)
Onsesi ketakutan (menyakiti diri sendiri
Tatalaksana
Penatalaksanaan meliputi farmakoterapi dan psikoterapi. Psikoterapi meliputi terapi
perilakudengan desentisisasi dan terapi keluarga bila terdapat faktor disharmoni keluarga
yang mempengaruhi timbulnya gangguan tersebut.
A. Farmakoterapi
a. SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors).
contoh obat : fluoxetine (Prozac), sitalopram (celexa), esatolopran (lexapro), paroksetin
(paxil),sertrolin (zoloft)
efek samping : gangguan tidur,mual,diare,sakit kepala,ansietas sesaat,kegelisahan (efek
samping bersifat sementara)
b. Clomipramine
22
c. Obat lain
-bila SSRI dan clomipramine tidak berhasil dapat digunakan valproat, litium,
karbamazepin
-pilihan obat lain yang dapat dicoba bila tidak didapatkan SSRI dan clomipramine seperti
venlafaksin, pindolol, MAOI. MAOIs: phenelzine diikuti pantangan makanan yang
berkeju, anggur merah, pil KB, obat penghilang sakit (advil), obat alergi, jenis suplemen,
karena hal ini dapat meningkatkan tekanan darah
-bila pasien tidak responsive terhadap obat maka dapat diberikan buspiron, hidroitriptamin,
L-triptofan,klonazepam
B. Terapi perilaku
Pendekatan perilaku yang penting dalam obsesif-kompulsif adalah pajanan, dan
pencegahan respon. Desensitisasi,penghentian pikiran, pembanjiran,terapi implosi dan
aversive conditioning. Point penting adalah pasien harus benar-benar berkomitmen terhadp
perbaikan.
23
C. Psikoterapi
Keluarga harus memberi perhatian melalui dukungan emosional, penenangan, penjelasan,
dan saran untuk mengatur dn berespons kepada pasien.
D. Terapi lain
fungsi
jenis
:
:
terapi
terpai
lain
digunakan
elektrokonvulif
untuk
dan
pasien
yang
psycosurgery
resisten
terhafap
(contohnya
terapi
eingulotomi)
Prognosis
Prognosis buruk bila pasien mengarah pada kompulsi, berawal pada masa
anakanak, kompulsi yang aneh, perlu perawatan dirumah sakit, gangguan depresi berat
yang menyertai, kepercayaan waham, adanya gagasan yang terlalu dipegang, dan adanya
gangguan kepribadian.
Prognosis baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik, adanya
peristiwa pencetus, dan sifat gejala episodik.
Pada kasus : Dubia
Komplikasi
-
Gangguan makan
Depresi
24
Bunuh diri
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto, Huriawati, dkk.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Maramis WF. Retardasi Mental dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga
University Press, Surabaya, 1994.
25
Sadock BJ, Sadock VA. Mental Retardation in Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry,
Lippincott & William, London.
http://blog.kenz.or.id/2005/09/23/analisa-film-as-good-as-its-get.html
http://www.scribd.com/doc/27950597/Gangguan-Obsesif-Kompulsif
www.scribd.com/doc/43265550/Tugas-Psikiatri-Gangguan-Neurotik
http://bayuaslilow.multiply.com/journal/item/3?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal
%2Fitem
http://www.psychologymania.com/2011/09/gangguan-obsesif-kompulsif-obsessive.html
26