Anda di halaman 1dari 5

1.

Memahami dan Menjelaskan Demam


1.1. Definisi
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.5 derajat celsius. Infeksi
ringan hingga parah bisa menyebabkan demam. Demam merupakan bagian dari
proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri atau
parasit. Selain itu, demam juga bisa terjadi ketika seseorang terlalu lama berada di
bawah sinar matahari atau karena penyakit seperti hipertiroidisme dan artritis.

1.2. Jenis dan Pola


A. JENIS
1. Demam viral
Sebuah demam yang terjadi karena infeksi virus. Jenis demam ini biasanya terjadi
selama 9 hari. Jenis demam ini demam juga disertai dengan infeksi tenggorokan.
2. DBD
Jenis demam ini bisa mematikan. Demam ini terjadi karena gigitan nyamuk yang
disertai dengan nyeri pada sekujur tubuh. Penderita akan mengalami demam yang
sangat tinggi dan menggigil. Dalam kondisi parah, demam berdarah dapat
menyebabkan pendarahan internal.
3. Malaria
Malaria adalah jenis demam yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Beberapa orang
di daerah tropis telah meninggal karena demam ini. Demam tinggi dengan menggigil
merupakan gejala khas dari malaria. Hal ini dapat mengancam jiwa setelah menjadi
ganas atau mempengaruhi otak.
4. Chicken guinea
Demam ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan ayam. Ini juga merupakan
infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk. Demam ini kurang mematikan jika
dibandingkan dengan malaria dan demam berdarah tetapi memiliki gejala yang
hampir sama.
5. Tifus
Tifus adalah demam yang terjadi karena infeksi perut. Jika Anda makan makanan
atau air yang telah terinfeksi oleh bakteri tipus, Anda akan mengalami demam tinggi
yang disertai sakit kepala dan diare parah.
6. Meningitis
Meningitis adalah jenis radang otak yang mempengaruhi jaringan lunak dari sistem
otak dan saraf. Demam ini bisa menyebabkan kerusakan otak dan sering disertai
dengan kejang dan sakit kepala.
7. HIV
Salah satu tanda awal dari infeksi HIV adalah demam ringan tetapi terus-menerus.
Kondisi ini bisa diatasi dengan mengonsumsi obat meskipun nantinya datang kembali.
Jika Anda memiliki demam ringan selama seminggu lebih, Anda bisa mengecek
apakah Anda terkena HIV, terutama bagi Anda yang pernah terjerumus dalam narkoba
dan seks bebas.
8. Infeksi saluran kemih
Kadang-kadang, infeksi pada saluran kemih dapat membuat Anda mengalami
demam. Bukan demam tinggi, tetapi akan disertai dengan nyeri di perut bagian bawah
dan rasa terbakar saat buang air kecil.

B. POLA
(1) demam intermiten adalah demam dengan peningkatan suhu ritme circadian
(normal 0.5-1 derajat) dengan periode suhu kembali ke normal.
(2) Demam kontinyu adalah demam yang menetap dengan variasi suhu tidak lebih
dari 0.5 derajat/hari.
(3) Demam remiten adalah demam menetap dengan variasi suhu lebih dari 0.5
derajat/hari.
(4) Demam relaps adalah periode demam yang dipisahkan oleh interval suhu
normalseperti pada demam malaria.
(5) Demam biphasic adalah demam pada satu penyakit dengan dua periode demam
yang berbeda/terpisah.
(6) Demam septik: yaitu demam (bisa intermiten atau remiten) dengan variasi
perubahan suhu >2 derajat Celcius per hari.

1.3. Mekanisme
Partikel virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi,
selanjutnya perangkat sistem imun tubuh, seperti fagosit, leukosit, makrofag jaringan,
dan limfosit pembunuh granular besar, akan aktif untuk merespon adanya bentuk
infeksi tersebut.
Terjadi peningkatan panas akibat produksi sitokin pirogen yang meningkat pula
karena ada aktivitas rangsangan endogen seperti eksotoksin dan endotoksin yang
dikeluarkan virus yang menyebabkan infeksi.
Pirogen endogen ini bekerja di sistem saraf pusat tingkat OVLT (Organum
Vasculosum Laminae Terminalis). Selanjutnya, OVLT ini akan mensintesis
prostaglandin sehingga menimbulkan peningkatan suhu tubuh (demam).

2. Memahami dan Menjelaskan Salmonella Enterica


2.1. Morfologi/struktur
Berbentuk batang, gram negatif, tidak berspora.
- Ukuran bervariasi 1-3,5m x 0,5-0,8m.
- Besar koloni rata-rata 2-4mm.
- Optimal pada suhu 3.5oC dan pH pertumbuhan 6-8.
- Mudah tumbuh pada medium sederhana, misalnya garam empedu.
- Tidak dapat tumbuh dalam larutan KCN.
- Membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa
- Menghasilkan H2S
- Antigen O: bagian terluar dari lipopolisakarida dinding sel dan terdiri dari unit
polisakarida yang berulang. Beberapa polisakarida O-spesifik mengandung gula yang
unik. Antigen O resisten terhadap panas dan alkohol dan biasanya terdeteksi oleh
aglutinasi bakteri.Antibodi terhadap antigen O terutama adalah IgM.
- Antigen Vi atau K: terletak di luar antigen O, merupakan polisakarida dan yang
lainnyamerupakan protein. Antigen K dapat mengganggu aglutinasi dengan antiserum
O, dan dapat berhubungan dengan virulensi. Dapat diidentifikasi dengan uji
pembengkakan kapsul denganantiserum spesifik.
- Antigen H: terdapat di flagel dan didenaturasi atau dirusak oleh panas dan
alkohol.Antigen dipertahankan dengan memberikan formalin pada beberapa bakteri
yang motil. AntigenH beraglutinasi dengan anti-H dan IgG. Penentu dalam antigen H
adalah fungsi sekuens asamamino pada protein flagel (flagelin). Antigen H pada

permukaan bakteri dapat menggangguaglutinasi dengan antibodi antigen O.


- Organisme dapat kehilangan antigen H dan menjdai tidak motil.
- Kehilangan antigen O dapat menimbulkan perubahan bentuk koloni yang halus
menjadi kasar.
- Antigen Vi atau sebagian besar isolat motil dengan flagel peritrik.
- Tumbuh padasuasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41oC.
- K dapat hilang sebagian atau seluruhnya dengan proses transduksi.

2.2. Siklus Hidup


Salmonella typhi masuk bersama makanan yang telah terkontaminasi, sebagian
berhasil dihancurkan oleh asam lambung namun sebagian ada yag lolos dan masuk
melalui usus. Sistem imun pertama yang melawan S. Typhi adalah IgA yang terletak
pada mukosa usus, bila pada IgA sudah tidak bisa melawan barulah bakteri
akannmasuk ke usus lalu masuk ke sirkulasi darah dan masuk ke hati dan limfa.
Didalam hati, kuman masuk ke kandung empedu berkembang biak lalu dapat
dikeluarkan melalui fesesdan sebagian lagi dapat masuk ke sistem peredaran darah
lagi.

2.3. Sifat
Salmonella enteriditis baru menyebabkan gejala bila sudah berkembang biak menjadi
100000. Dalam jumlah ini keracunan yang terjadi bisa saja menyebabkan kematian
penderita. Salmonellatyphimurium dengan jumlah 11.000 sudah dapat menimbulkan
gejala. Jenis Salmonella lain ada yangmenyebabkan gejala hanya dengan jumlah 100
sampai 1000, bahkan dengan jumlah 50 sudah dapatmenyebabkan gejala.
Perkembangan Salmonella pada tubuh manusia dapat dihambat oleh asam lambung
yang ada pada tubuh kita. Disamping itu dapat dihambat pula oleh bakteri lain.

3. Memahami dan Menjelaskan Demam Tifoid


3.1. Definisi
Demam yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhosa yang menyebar ke
seluruh tubuh yang dapat memengaruhi banyak organ.

3.2. Etiologi
Demam typhoid disebabkan oleh danya infeksi oleh bakteri Salmonella typhosa yang
masuk melalui makanan atau udara.

3.3. Penularan
Salmonella typhi masuk bersama makanan yang telah terkontaminasi, sebagian
berhasil dihancurkan oleh asam lambung namun sebagian ada yag lolos dan masuk
melalui usus. Sistem imun pertama yang melawan S. Typhi adalah IgA yang terletak
pada mukosa usus, bila pada IgA sudah tidak bisa melawan barulah bakteri akan
masuk ke usus dan dilanjutkan ke lamina propia untuk di cerna oleh makrofag,
setelah itu bakteri dibawa ke plak Peyeri Ileum distal dan dibawa kekelenjar getah
bening mesentrika lalu masuk ke sirkulasi darah melalui atorasikus kuman dan masuk
ke hati dan limfa. Didalam hati, kuman masuk ke kandung empedu berkembang biak
lalu dapat dikeluarkan melalui fesesdan sebagian lagi dapat masuk ke sistem
peredaran darah lagi mambuat makrofag teraktifasi menimbulkan gejala inflamasi
saat fagositosis kedua dengan pengeluaran zat pirogen

3.4. Gejala dan Tanda


Demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskular, gangguan
mental dan koagulasi.

3.5. Pengobatan dan Pencegahan


- Istirahat dan Perawatan
- Diet dan Terapi Penunjang
- Pemberian Antimikroba
+Kloramfenikol
+Tiamfenikol
+Kotrimoksazol
+Ampisilin dan amoksisilin
+Sefalosporin generasi ketiga
+Golongan Florokuinolon
3.6. Epidemiologi
1990: 9,2/10000
1994: 15,4/10000
Kasus banyak ditemukan pada daerah perkotaan karna masalah sanitasi
lingkungan dan kebersihan air yang belum memadai.
CFR
1996: 1,08%
3.7. Diagnosa
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. HEMATOLOGI
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus
atau perforasi. Pemeriksaan darah dilakukan pada biakan kuman (paling tinggi pada
minggu I sakit),diagnosis pasti Demam Tifoid. (Minggu I : 80-90%, minggu II : 2025%, minggu III : 10-15%).
Hitung leukosit sering rendah (leukopenia), tetapi dapat pula normal atau tinggi.
Hitung jenis leukosit: sering neutropenia dengan limfositosis relatif. LED meningkat
(Djoko, 2009)

2. URINALIS
Tes Diazo Positif : Urine + Reagens Diazo + beberapa tetes ammonia 30% (dalam
tabung reaksi)dikocokbuih berwarna merah atau merah muda (Djoko, 2009)
Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam).Leukosit dan eritrosit
normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit. Biakan kuman (paling tinggi
pada minggu II/III diagnosis pasti atau sakit carrier ( Sumarmo et al, 2010))

3. TINJA
Ditemukian banyak eritrosit dalam tinja (Pra-Soup Stool), kadang-kadang darah
(bloody stool).Biakan kuman (diagnosis pasti atau carrier posttyphi) pada minggu II
atau III sakit. (Sumarmo etal, 2010)

4. KIMIA KLINIK
Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai
hepatitis akut.

5. WIDAL
Yang diperiksa pada tes ini adalah apakah pada darah mengandung antibodi terhadap
bakteri Salmonella typhi. Jika hasil menunjukkan > 1/160 berarti Anda menderita
tifus. Pemeriksaan lain dapat dilakukan dengan memeriksa tinja penderita karena pada

tinja penderita tifus mengandung bakteri Salmonella typhi.

3.8. Mekanisme
Salmonella typhi masuk bersama makanan yang telah terkontaminasi, sebagian
berhasil dihancurkan oleh asam lambung namun sebagian ada yag lolos dan masuk
melalui usus. Sistem imun pertama yang melawan S. Typhi adalah IgA yang terletak
pada mukosa usus, bila pada IgA sudah tidak bisa melawan barulah bakteri akan
masuk ke usus dan dilanjutkan ke lamina propia untuk di cerna oleh makrofag,
setelah itu bakteri dibawa ke plak Peyeri Ileum distal dan dibawa kekelenjar getah
bening mesentrika lalu masuk ke sirkulasi darah melalui atorasikus kuman dan masuk
ke hati dan limfa. Didalam hati, kuman masuk ke kandung empedu berkembang biak
lalu dapat dikeluarkan melalui fesesdan sebagian lagi dapat masuk ke sistem
peredaran darah lagi mambuat makrofag teraktifasi menimbulkan gejala inflamasi
saat fagositosis kedua dengan pengeluaran zat pirogen. Terjadi demam 10-14 hari
yang meliputi:
1. Minggu pertama
Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi, perut
tidak enak, batuk, epistaksis,
2.Minggu kedua
Demam, bradikardia, lidah berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteroismus,
somnolen, stupor, koma, delirium, psikosis.

3.9. Komplikasi
Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
Komplikasi ekstraintetstinal
Komplikasi kardiovaskular: kegagalan sirkulasi perifer (renjatan/sepsis),
miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia dan atau koagulasi
intravaskular diseminata dan sindrom uremia hemoltilik.
Komplikasi paru: penuomonia, empiema dan peluritis.
Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitiasis.
Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.
Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artritis.
Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, mengingismus, meningitis, polineuritis
perifer, sindrim Guillain-Barre, psikosis dan sindrom katatonia.
Pada anak-anaka dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi.
Komplikasi lebih sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan
umum, bila perawatan pasien kurang sempurna.

Anda mungkin juga menyukai