Memahami Dan Menjelaskan Demam: 1.1. Definisi
Memahami Dan Menjelaskan Demam: 1.1. Definisi
B. POLA
(1) demam intermiten adalah demam dengan peningkatan suhu ritme circadian
(normal 0.5-1 derajat) dengan periode suhu kembali ke normal.
(2) Demam kontinyu adalah demam yang menetap dengan variasi suhu tidak lebih
dari 0.5 derajat/hari.
(3) Demam remiten adalah demam menetap dengan variasi suhu lebih dari 0.5
derajat/hari.
(4) Demam relaps adalah periode demam yang dipisahkan oleh interval suhu
normalseperti pada demam malaria.
(5) Demam biphasic adalah demam pada satu penyakit dengan dua periode demam
yang berbeda/terpisah.
(6) Demam septik: yaitu demam (bisa intermiten atau remiten) dengan variasi
perubahan suhu >2 derajat Celcius per hari.
1.3. Mekanisme
Partikel virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi,
selanjutnya perangkat sistem imun tubuh, seperti fagosit, leukosit, makrofag jaringan,
dan limfosit pembunuh granular besar, akan aktif untuk merespon adanya bentuk
infeksi tersebut.
Terjadi peningkatan panas akibat produksi sitokin pirogen yang meningkat pula
karena ada aktivitas rangsangan endogen seperti eksotoksin dan endotoksin yang
dikeluarkan virus yang menyebabkan infeksi.
Pirogen endogen ini bekerja di sistem saraf pusat tingkat OVLT (Organum
Vasculosum Laminae Terminalis). Selanjutnya, OVLT ini akan mensintesis
prostaglandin sehingga menimbulkan peningkatan suhu tubuh (demam).
2.3. Sifat
Salmonella enteriditis baru menyebabkan gejala bila sudah berkembang biak menjadi
100000. Dalam jumlah ini keracunan yang terjadi bisa saja menyebabkan kematian
penderita. Salmonellatyphimurium dengan jumlah 11.000 sudah dapat menimbulkan
gejala. Jenis Salmonella lain ada yangmenyebabkan gejala hanya dengan jumlah 100
sampai 1000, bahkan dengan jumlah 50 sudah dapatmenyebabkan gejala.
Perkembangan Salmonella pada tubuh manusia dapat dihambat oleh asam lambung
yang ada pada tubuh kita. Disamping itu dapat dihambat pula oleh bakteri lain.
3.2. Etiologi
Demam typhoid disebabkan oleh danya infeksi oleh bakteri Salmonella typhosa yang
masuk melalui makanan atau udara.
3.3. Penularan
Salmonella typhi masuk bersama makanan yang telah terkontaminasi, sebagian
berhasil dihancurkan oleh asam lambung namun sebagian ada yag lolos dan masuk
melalui usus. Sistem imun pertama yang melawan S. Typhi adalah IgA yang terletak
pada mukosa usus, bila pada IgA sudah tidak bisa melawan barulah bakteri akan
masuk ke usus dan dilanjutkan ke lamina propia untuk di cerna oleh makrofag,
setelah itu bakteri dibawa ke plak Peyeri Ileum distal dan dibawa kekelenjar getah
bening mesentrika lalu masuk ke sirkulasi darah melalui atorasikus kuman dan masuk
ke hati dan limfa. Didalam hati, kuman masuk ke kandung empedu berkembang biak
lalu dapat dikeluarkan melalui fesesdan sebagian lagi dapat masuk ke sistem
peredaran darah lagi mambuat makrofag teraktifasi menimbulkan gejala inflamasi
saat fagositosis kedua dengan pengeluaran zat pirogen
2. URINALIS
Tes Diazo Positif : Urine + Reagens Diazo + beberapa tetes ammonia 30% (dalam
tabung reaksi)dikocokbuih berwarna merah atau merah muda (Djoko, 2009)
Protein: bervariasi dari negatif sampai positif (akibat demam).Leukosit dan eritrosit
normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit. Biakan kuman (paling tinggi
pada minggu II/III diagnosis pasti atau sakit carrier ( Sumarmo et al, 2010))
3. TINJA
Ditemukian banyak eritrosit dalam tinja (Pra-Soup Stool), kadang-kadang darah
(bloody stool).Biakan kuman (diagnosis pasti atau carrier posttyphi) pada minggu II
atau III sakit. (Sumarmo etal, 2010)
4. KIMIA KLINIK
Enzim hati (SGOT, SGPT) sering meningkat dengan gambaran peradangan sampai
hepatitis akut.
5. WIDAL
Yang diperiksa pada tes ini adalah apakah pada darah mengandung antibodi terhadap
bakteri Salmonella typhi. Jika hasil menunjukkan > 1/160 berarti Anda menderita
tifus. Pemeriksaan lain dapat dilakukan dengan memeriksa tinja penderita karena pada
3.8. Mekanisme
Salmonella typhi masuk bersama makanan yang telah terkontaminasi, sebagian
berhasil dihancurkan oleh asam lambung namun sebagian ada yag lolos dan masuk
melalui usus. Sistem imun pertama yang melawan S. Typhi adalah IgA yang terletak
pada mukosa usus, bila pada IgA sudah tidak bisa melawan barulah bakteri akan
masuk ke usus dan dilanjutkan ke lamina propia untuk di cerna oleh makrofag,
setelah itu bakteri dibawa ke plak Peyeri Ileum distal dan dibawa kekelenjar getah
bening mesentrika lalu masuk ke sirkulasi darah melalui atorasikus kuman dan masuk
ke hati dan limfa. Didalam hati, kuman masuk ke kandung empedu berkembang biak
lalu dapat dikeluarkan melalui fesesdan sebagian lagi dapat masuk ke sistem
peredaran darah lagi mambuat makrofag teraktifasi menimbulkan gejala inflamasi
saat fagositosis kedua dengan pengeluaran zat pirogen. Terjadi demam 10-14 hari
yang meliputi:
1. Minggu pertama
Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi, perut
tidak enak, batuk, epistaksis,
2.Minggu kedua
Demam, bradikardia, lidah berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteroismus,
somnolen, stupor, koma, delirium, psikosis.
3.9. Komplikasi
Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
Komplikasi ekstraintetstinal
Komplikasi kardiovaskular: kegagalan sirkulasi perifer (renjatan/sepsis),
miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
Komplikasi darah: anemia hemolitik, trombositopenia dan atau koagulasi
intravaskular diseminata dan sindrom uremia hemoltilik.
Komplikasi paru: penuomonia, empiema dan peluritis.
Komplikasi hepar dan kandung kemih: hepatitis dan kolelitiasis.
Komplikasi ginjal: glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.
Komplikasi tulang: osteomielitis, periostitis, spondilitis dan artritis.
Komplikasi neuropsikiatrik: delirium, mengingismus, meningitis, polineuritis
perifer, sindrim Guillain-Barre, psikosis dan sindrom katatonia.
Pada anak-anaka dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi.
Komplikasi lebih sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan kelemahan
umum, bila perawatan pasien kurang sempurna.