Anda di halaman 1dari 9

PENJADWALAN PROGRAM OPERASI DI IBS

Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Penjadwalaan program operasi di IBS baik elektif maupun


cito
1. Untuk kelancaran tindakan pembedahan
2. Untuk meningkatkan pelayanan pembedahan
3. Untuk kepuasan pelanggan
Setiap pasien yang akan dilakukan harus dijadwal terlebih
dahulu untuk menyiapkan SDM maupun logistic yang
diperlukan untuk operasi
PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF
1. Pasien masuk ke bangsal bedah sebelum tindakan
pembedahan dengan disertai pemeriksaan persiapan pre
operatif lengkap.
2. Pasien sudah dinyatakan layak operasi oleh dokter yang
merawat (operator dan dokter anestesi).
3. Petugas ruangan harus sudah mendaftarkan program
operasi sehari sebelum tindakan pembedahan
menggunakan lembar jadwal operasi sebanyak 2 (dua)
lembar:
a. Hari Senin s.d Kamis: jam 07.00 s.d 13.00 WIB
b. Hari Jumat:Jam 07.00 s.d 11.00 WIB
c. Hari Sabtu: Jam 07.00 s.d 13.00 WIB
4. Program operasi disusun oleh petugas IBS (Koordinator
perawat bedah atau petugas lain yang ditunjuk)
5. Program yang diajukan dari ruangan tidak semuanya
dapat diterima, tetapi disesuaikan dengan kemampuan
IBS.
6. Program operasi elektif dilaksanakan setiap hari, kecuali
hari Jumat.
PENJADWALAN OPERASI EMERGENCI / CITO
1. Pada kasus operasi emergenci penjadwalan dan
pelaksanaan dapat dilakukan sewaktu-waktu.
2. Petugas ruang atau petugas IGD memberitahukan kepada
Karu IGD atau koordinator bedah IGD tentang rencana
operasi emergenci tesebut.
3. Selanjutnya Kepala ruang atau koordinator perawat
bedah IGD menghubungi operator, anestesi dan tim
operasi cito.
4. Pelaksanaan operasi emergenci dilakukan di OK IGD oleh
tim operasi cito
5. Kasus operasi yang memerlukan penanganan di IBS maka
operasi di lakukan di IBS oleh tim operasi cito.

Unit Kerja Terkait


Dibuat Oleh

PENUNDAAN JADWAL PASIEN OPERASI ELEKTIF


Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Penundaan jadwal operasi elektif yang sudah didaftarkan di


IBS
1. Untuk meningkatkan pelayanan
2. Untuk meningkatkan kepuasan pasien
3. Menurunkan komplain pasien
Pasien operasi elektif yang akan ditunda karena berbagai
alasan harus dikomunikasikan sebaik mungkin pada pasien
atau keluarganya.
1. Alasan penundaan jadwal operasi
a. Kondisi pasien yang belum optimal untuk dilakukan
operasi
b. Ada operasi emergenci yang lebih memerlukan
penanganan secara cepat
c. Ada kerusakan alat-alat di IBS sehingga tidak
memungkinkan berlangsungnya operasi
d. Program operasi yang terlalu banyak
2. Pemantauan jadwal operasi dan kondisi pasien dilakukan
pagi hari sesudah morning meeting oleh koordinator
perawat bedah.
3. Bila kondisi pasien tidak memungkinkan dilakukan
operasi pada hari itu, segera dilakukan klarifikasi dengan
operator dan dokter anestesi.
4. Bila keputusan operasi pasien ditunda, maka segera
lakukan pemberitahuan kepada ruang rawat yang
bersangkutan.
5. Bila mendadak ada program cito yang jumlahnya banyak
dan dimungkinkan akan memakan waktu yang lama,
maka segera lakukan klarifikasi dengan operator dan
dokter anestesi, dan komunikasikan dengan ruangan
terkait bila diputuskan bahwa pasien elektif ada yang
ditunda.
6. Pemberitahuan penundaan kepada pasien atau keluarga
dilakukan oleh petugas ruang rawat, atau bila diperlukan
oleh petugas IBS.

7. Pelaksanaan operasi pasien yang ditunda dilakukan bila


kondisi pasien sudah membaik.
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh
PEMERIKSAAN IDENTITAS PASIEN SEWAKTU DATANG DI IBS
Standar Prosedur
Operasional
Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Penerimaan dan pemeriksaan identitas pasien pre operasi di


Instalasi Bedah Sentral adalah menerima dan mencocokan
pasien sebelum dilakukan tindakan pembedahan terhadap
tehnik serta lokasi dan inform consent.
1. Memastikan tentang tehnik serta lokasi operasi
2. Melihat persiapan pasien prabedah termasuk
kelengkapan dokumen dan ijin operasi
3. Menerangkan langkah-langkah penerapan dan
penerimaan pasien sebelum pembedahan (pre-operatif)
Semua pasien yang akan dilakukan operasi diterima dan
dipantau oleh petugas pemantau chek list operasi
1. Mengidentifikasi pasien:
a. Mencocokan identitas pasien (nama, umur, status dan
rekam medis pasien)
b. Mencocokan pembedahan yang akan dilakukan (jenis
operasi, lokasi dan diagnosa medis)
2. Memberikan motivasi dan penjelasan prosedur
pembedahan kepada pasien
3.Meneliti dan melengkapi status pasien dengan
menggunakan lembar chek list, antara lain:
a. Surat persetujuan (inform consent)
b. Menanyakan pada pasien apakah dalam keadaan puasa
c. Pemeriksaan RO, EKG dan laboratorium
d. Persediaan obat dan darah
e. Memastikan pasien sudah menggunakan baju operasi
dengan benar.
4. Mengevaluasi keadaan umun dan vital sign
5. Memindahkan pasien kekamar tindakan dan memberikan
penjelasan setiap akan melakukan tindakan
6. Membimbing dan memberikan petunjuk tentang tata cara
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh petugas IBS
sesuai dengan agama dan kpercayaan pasien.

Unit Kerja Terkait


Dibuat Oleh
PERSIAPAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN ANESTESI
SEBELUM PEMBEDAHAN

Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Persiapan pasien sebelum anestesi pembedahan adalah


kunjungan pasien untuk persiapan-persiapan anestesi.
Mempersiapkan mental dan fisik pasien.
Dilaksanakan 1 (satu) hari sebelum pembedahan.
PERSIAPAN JANGKA PANJANG
Yang harus diperhatikan pada anamnese:
1. Identifikasi pasien
Meliputi : nama, umur, alamat, pekerjaan, dll.
2. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang
mungkin dapat menjadi penyulit.
3. Riwayat obat-obat yang sedang diderita yang mungkin
dapat menjadi penyulit
4. Riwayat operasi dan anestesi yang dialami diwaktu yang
lalu, beberapa kali dan selang waktunya.
5. Kebiasaan buruk sehari-hari yang dapat mempengaruhi
jalannya anestesi, seperti: merokok, alcohol dan meminim
obat-obat penenang atau narkotik.
6. Pemeriksaan fisik dan laborat
a. Pemeriksaan fisik rutin meliputi pemeriksaan tinggi,
berat, suhu badan, keadaan umum, kesadaran, tanda
anemia, tekanan darah, frekuensi nadi, pola dan
frekuensi pernafasan.
b. Perhatian yang khusus dan terarah ditujukan kepada:
a) Keadaan psikis
b) Keadaan gizi
c) Tanda-tanda penyakit saluran nafas
d) Tanda-tanda penyakit jantung dan kardiovaskuler
e) Sistem-sistem:
Mulut: gigi palsu, gigi goyah, gigi menonjol,
kebersihan mulut.
Mandibula: sikatrik, faktur, trismus
Hidung: obstruksi jalan nafas oleh polip, tonsil dan
adenoid, perdarahan
Leher: pendek/panjang, struma, sikatrik
f) Kulit: Tanda-tanda infeksi diregion vertebrata
lumbalis dan sacralis
g) Sistem persyaratan : parastesi, hemiparesis,
paralysis, distrosi otot
h) Pemeriksaan laboratorium dan uji lain
i) Pemeriksaan laboratorium rutin
>Darah: HB, Leukosit, hitung jenis, golongan darah,
masa pembekuan dan masa perdarahan.
>Urine: Protein, reduksi, sediment.
>Foto thorax: terutama untuk bedah mayor dan atas
indikasi.

>EKG: terutama pasien berumur diatas 40 tahun dan


atas indikasi.
>Elektrolit
>Fungsi hati
>Fungsi ginjal.
PERSIAPAN JANGKA PENDEK
Persiapan pada hari operasi:
1. Pembersihan dan pengosongan pencernaan.
pada pembedahan elektif, pengosongan lambung
dilakukan dengan puasa.
2. Pada pasien dewasa 6-8 jam, sedangkan pada bayi
atau anak 4 jam. Pada pembedahan darurat,
pengosongan lambung dapat dilakukan dengan
pemasangan pipa naso gastric.
3. Gigi palsu, bulu mata palsu, cincin, gelang, harus
ditanggalkan dan bahan kosmetik seperti lipstik, cat
kuku, harus dibersihkan agar tidak mengganggu
pemeriksaan selama anestesi seperti cianosis.
4. Kandung kemih harus kosong bila perlu dilakukan
kateterisasi.
5. Penderita dimasukan ke kamar bedah dengan
memekai pakaian khusus.
6. Pemeriksaan sekali lagi apakah pasien atau keluarga
sudah memberi ijin anestesi secara tertulis (informed
consent)
7. Pemeriksaan fisik yang penting dapat diulang sekali
dikamar operasi, karena mungkin terjadi perubahan
bermakna yang dapat menyulitkan perjalanan
anestesi
8. Pemberian obat pre medikasi secara intra muscular
dapat diberikan - 1 jam sebelum dilakukan induksi
anestesi atau beberapa menit diberikan secara intra
vena.
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh

PERSIAPAN PRA ANESTESI


Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan

Pelayanan persiapan pra anestesi adalah pelayanan yang


diberikan kepada pasien sebelum dilakukan anestesi.
1. Memenuhi standar kelayakan anestesi
2. Meningkatkan keberhasilan suatu tindakan pembedahan

Kebijakan
Prosedur

3. Memperkecil jumlah kegagalan suatu tindakan


pembedahan
Dilakukan 1 (satu) hari sebelum dilakukan pembedahan.
1. Mempersiapkan mental dan fisik pasien secara optimal.
2. Merencanakan dan memilih teknik serta obat-obat
anestesi yang sesuai dengan keadaan fisik dan kehendak
pasien.
4.Menentukan klasifikasi yang sesuai agar dapat diberikan
prognosis secara umum.
5.Persiapan fisik dan mental pasien
6.Anamnese.
7.Pemeriksaan Fisik
8.Pemeriksaan laboratorium
9.Pemeriksaan Elektro Kardio Grafi (EKG)
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Ultra Sonografi (USG)
B. Menentukan Prognosis
Berdasarkan status fisik pasien pada pra anestesi
diklasifikasikan dalam 5 kelompok:
ASA I:
Pasien dalam keadaan sehat yang memerlukan tindakan
pembedahan.
ASA II:
Pasien dengan kelainan sistemik ringan yang tidak
berkaitan dengan penyakit bedah yang akan dioperasi.
ASA III:
Pasien dengan gangguan atau penyakit sistemik berat
yang diakibatkan karena berbagai penyebab.
ASA IV:
Pasien dengan kelainan sistemik berat yang secara
langsung mengancam kehidupannya.
ASA V:
Pasien dengan prognosis meninggal baik dilakukan
tindakan atau tanpa tindakan operasi dalam waktu 24
jam.
C. Persiapan pada hari operasi
1. Pembersihan dan pengosongan saluran cerna.
Puasa untuk pasien dewasa: 6-8 jam
Puasa untuk pasien bayi/anak: 3-5 jam.
2. Gigi palsu atau protese dan bahan kosmetik harus
ditinggalkan.
3. Kandung kemih harus dikosongkan kalau perlu
dipasang dower kateter.
4. Pasien diminta untuk batuk kuat-kuat untuk
mengeluarkan dahak.
5. Pasien dimasukan ke kamar bedah dengan memekai
pakaian khusus kamar bedah

6. Periksa sekali lagi status pasien apakah pasien dan


keluarganya sudah memberi ijin dilakukannya tindakan
pembedahan.
7. Kontrol tanda-tanda vital pasien (tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan).
8. Pemberian obat-obatan premedikasi dilakukan 15-30
menit secara intra vena sebelum dilakukan tindakan.
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh
PEMBERIAN PREMEDIKASI
Standar Prosedur
Operasional
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Suatu tata cara pemberian premedikasi anestesi yang


dilakukan sebelum pembedahan, baik menggunakan obatobat dan atau menggunakan dukungan psikologis.
1. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien yang
meliputi:
a. Menghilangkan rasa khawatir
b. Memberikan ketenangan
c. Membuat amnesia
d. Memberikan analgesia
e. Mencegah muntah
2. Memudahkan induksi
3. Mengurangi dosis obat anesthesia
4. Menekan refleks yang tidak diinginkan
5. Mengurangi sekresi jalan nafas
Semua penderita yang akan dilakukan operasi dengan
teknik General Anastesia (GA) maupun Regional Anastesia
(RA) harus diberikan pre medikasi
1. Waktu dan tata cara pemberian premedikasi dengan
menggunakan obat
2. Waktu pemberian premedikasi:
Pada malam hari sebelum pembedahan
Pada waktu menjelang pembedahan
3. Cara pemberian premedikasi
Melalui suntikan:
a. Suntikan intra muskuler 40 menit sebelum dilakukan
tindakan anestesi.
b. Suntikan intra vena 10 menit sebelum tindakan
Obat premedikasi yang digunakan:
a. Jenis Narkotika
b. Barbiturate
c. Tranquilizer
d. Anti kolinergik
2. Waktu dan tata cara memberikan premedikasi dengan

dukungan psikologis
a. Waktu:
a) Diberikan pada saat pasien direncanakan akan
dilakukan pembedahan.
b) Pada malam sebelum operasi
c) Pada saat diterima di IBS
b. Cara:
a) Diberikan penjelasan tentang jalannya operasi
b) Berikan pendidikan kesehatan tentang:
Cara mengatasi nyeri
Cara batuk atau muntah
Cara bergerak (ambulasi) Post operasi.
Ajak klien diskusi untuk mengungkapkan perasaan
dan menurunkan kecemasan
Ajarkan pada klien tentang cara berdoa sebelum
operasi sesuai agama/kepercayaan.
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh
PEMBEDAHAN PADA PASIEN INFEKSIUS (HEPATITIS B, C, HIV /
AIDS)
Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh

Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh

Tindakan pembedahan dari penyakit infeksius (missal:


Hepatitis B, C, HIV / AIDS)

Standar Prosedur
Operasional
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Kerja Terkait
Dibuat Oleh

Anda mungkin juga menyukai