Lapsus Prom Desty
Lapsus Prom Desty
Oleh:
Destiarti E.S.N, S.Ked
10700225
Pembimbing:
Dr. Novida Ariani, Sp. OG
LAPORAN KASUS
PREMATURE RUPTURE OF MEMBRAN
Oleh:
Destiarti E.S.N, S.Ked
10700225
Pembimbing:
Dr. Novida Ariani, Sp. OG
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan YME karena atas anugerah yang
diberikan-Nya, saya bisa menyelesaikan laporan kasus yang sangat sederhana ini.
Saya berharap agar tugas ini dapat dipergunakan sebaik baiknya dan dapat
menunjukkan hasil belajar saya untuk memajukan para dokter muda yang sedang
menjalani kepaniteraan klinik stase obsgyn di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan
dalam berpikir dan memecahkan masalah masalah kedokeran yang ada saat ini.
Atas tersusunnya referat ini, saya tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih
yang kepada:
dr. Novida Ariani, Sp. OG., M.Kes selaku pembimbing di bagian Obsgyn
Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan.
semua pihak dan bisa menjadi referensi bagi tugas-tugas yang akan kami susun
selanjutnya. Atas perhatian, saya ucapkan terima kasih dan apabila ada kesalahan
penulisan kata-kata dalam laporan ini kami memohon maaf.
Bangil,
April 2014
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul...................................................................................................................
..........................................................................................................................................
i
Kata Pengantar..................................................................................................................
..........................................................................................................................................
ii
Daftar Isi............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Identitas
Pasien
...............................................................................................................................
1
1.2
Anamnesa
...............................................................................................................................
1
1.3
Pemeriksaan
Fisik
...............................................................................................................................
2
1.4
Pemeriksaan
Penunjang
...............................................................................................................................
3
1.5
Diagnosa
...............................................................................................................................
3
1.6
Planning
...............................................................................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
iv
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
...............................................................................................................
...............................................................................................................
4
Etiologi
...............................................................................................................
...............................................................................................................
4
Patofisiologi
...............................................................................................................
...............................................................................................................
6
Diagnosis
...............................................................................................................
...............................................................................................................
6
Penatalaksanaan
...............................................................................................................
...............................................................................................................
8
Komplikasi
...............................................................................................................
...............................................................................................................
9
Daftar Pustaka...................................................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. A
Umur
: 15 tahun
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
: SMP
Alamat
Nama Suami
: Tn N
Umur Suami
: 23 th
Pendidikan terakhir
: SMK
Pekerjaan
:Swasta
Alamat
2.2 ANAMNESIS
jernih tidak berbau mulai jam 19.00 WIB. Keluar lendir (+) , darah(+) . Pasien
juga mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 21.00. pasien mengeluh pusing.mual
(-), muntah (-). Pasien ANC dibidan sebanyak 9x. Pasien datang ke BPS jam
05.00 kemudian dirujuk ke pukesmas Lumbang dan setelah itu dirujuk lagi ke
RSUD Bangil jam 8.00. Pasien tidak pernah minum jamu jamuan dan tidak
pernah pijet oyok. Tidak ada riwayat coitus. Keputihan selama 2 hari ini berbau
dan tidak pernah diobati.
Riwayat persalinan
1. Hamil ini
: Baik
Kesadaran
: Composmentis, GCS E4 V5 M6
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 100/70 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu axila
: 36,3oC
TB
: 150 cm
BB
: 51 kg
Kepala
: a/i/c/d -/-/-/-
Leher
Thoraks
Abdomen
VT
: Portio : 2 cm
Hasil
12,2
12.300
37,1
382
negatif
NST :
-
Baseline : 130
Variability 5-15 bpm
Akselerasi (+)
Deselerasi (-)
2.5 DIAGNOSIS
G1 P0000 Ab000 gr 36-37 minggu T/H
+KPP
+ TBJ 2700
2.6PLANNING
Tanggal 31-3-2015 jam, 18.00bayi lahir spt Btg augmentasi laki-laki/as: 7-8/ bb
2520 g/ pb 47/ ket jernih, placenta lahir lengkap, uc baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Etiologi
Ketuban pecah dini dikaitkan dengan beberapa komplikasi kehamilan
2.4
Diagnosa
Dalam mendiagnosa ketuban pecah dini diperlukan informasi yang akurat
dan tepat, sehingga dapat ditentukan penatalaksanaan pada keadaan tersebut. Dari
anamnesa dapat kita temukan usia kehamilan, sejak kapan terjadinya ketuban
pecah dini, selain itu juga apakah terdapat penyebab atau hal yang melatar
belakangi terjadinya ketuban pecah dini, seperti trauma, infeksi, hubungan
seksual, dan lain-lain.5
Setelah dilakukan anamnesa pemeriksaaan fisik dapat dilakukan dengan
inspekulo, dengan pemeriksaan ini dapat dilihat cairan yang keluar dari vagina
(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Selain itu, dapat
ditentukan adanya tanda-tanda infeksi dan inpartu. Pada pemeriksaan dalam
ditemukan adanya cairan dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
Untuk konfirmasi diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan kertas
lakmus yang akan menunjukkan reaksi basa (lakmus merah berubah menjadi
biru). Secara mikroskopik terlihat adanya lanugo dan verniks kaseosa.
Pemeriksaan penunjang ultrasonografi dilakukan untuk mengetahui jumlah cairan
ketuban dan kesejahteraan janin dengan skor biofisik janin dan atau non stress
test.5
Bila dengan cara di atas ternyata ditemukan bahwa ketuban sudah pecah,
maka diambil ketentuan sebagai berikut:
1. Saat ketuban pecah ditentukan berdasarkan anamnesis pasti tentang
kapan ketuban pecah.
2. Kalau anamnesis tidak pasti, maka saat ketuban pecah adalah saat
penderita masuk kamar bersalin.
3. Kalau berdsarakan anamnesis pasti bahwa ketuban sudah pecah lebih
dari 24 jam, maka di evaluasi lagi setelah 2 jam. Bila setelah 2 jam
tidak ada tanda-tanda inpartu maka harus diputuskan untuk terminasi
persalinan.
selalu ada
Keluar cairan ketuban
kadang ada
Ketuban pecah tiba-tiba
Cairan tampak di introitus
Tidak ada his dalam 1 jam
Cairan vagina berbau
Riwayat keluarnya cairan
Demam/menggigil
Uterus nyeri
Nyeri perut
DJJ cepat
Perdarahan pervaginam sedikit
Cairan vagina berbau
Gatal
Tidak ada riwayat Keputihan
Nyeri perut
ketuban pecah
Disuria
Cairan
vagina Nyeri perut
Gerak janin berkurang
berdarah
Perdarahan banyak
Cairan berupa darah Pembukaan dan pendataran
lendir
2.5
Kemungkinan
diagnosis
Ketuban pecah dini
Amnionitis
Vaginitis/servisitis
Perdarahan antepartum
serviks
Ada his
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ketuban pecah dini adalah konservatif dan operatif.
Hal ini tergantung pada usia kehamilan, bila pada kehamilan dibawah < 34
minggu perawatan yang dianjurkan adalah konservatif. Berikut adalah
penatalaksanaan ketuban pecah dini berdasarkan usia kehamilan:6
2.5.1 Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm
Tentukan pelvic score (PS) dan kemungkinan kelainan letak
Tunggu timbulnya persalinan spontan sampai 12 jam
Lakukan pemeriksaan Fetal Well Being (FWB)
Lakukan pemeriksaan jumlah leukosit
Induksi persalinan dilakukan jika:
- 12 jam belum inpartu
- Fetal Well Being (FWB) baik
- Terdapat tanda infeksi intra uterine
- Tidak ada kontra indikasi untuk dilakukan induksi persalinan
2.5.2 Ketuban pecah dini pada kehamilan 34-37 minggu (TBJ >2000 gr)
Berikan antibiotik Gentamycin 2x80 mg IV
Induksi maturasi paru dengan Betamethasone 24 mg IV atau
Komplikasi
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting yang berkaitan dengan
komplikasi, meliputi kelahiran kurang bulan, sindrom gawat napas, kompresi tali
pusat, khorioamnionitis, abruptio plasenta, sampai kematian janin yang
meningkatkan mortalitas dan morbiditas perinatal. Pasien yang mengalami
ketuban pecah dini 50%-75% akan mengalami persalinan secara spontan dalam
waktu 48 jam, 33% akan mengalami sindrom gawat napas, 32%-76% mengalami
kompresi tali pusat, 13%-60% mengalami khorioamnionitis, 4%-12% mengalami
abruption plasenta, dan 1%-2% kemungkinan mengalami kematian janin.
Semakin lama KPD, semakin besar kemungkinan komplikasi yang terjadi,
sehingga meningkatkan risiko asfiksia.1
BAB III
PEMBAHASAN
terdahulu
presentasi
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri Ginekologi
12