DISUSUN OLEH
ZUHASNA (152110157)
D3 GIZI
DOSEN PEMBIMBING
MULYADNI RIZAL
Dodol Pisang
Dodol pisang dapat diolah dari buah pisang yang kurang baik mutu segarnya,
sehingga nilai tambahnya dapat ditingkatkan setelah diolah menjadi dodol. Buah pisang
matang dikupas (4 kg), diris tipis, direndam dalam larutan Na metabisulfit atau kapur sirih 1 g
per 1 lt air selama 5-10 menit. Kemudian ditiriskan, dihancurkan, tambahkan tepung terigu
400 g. Campuran tersebut masukkan dalam wajan, dimasak sambil diaduk, tambah gula pasir
1 kg, benzoat 1 sdm. Setelah mencapai kekentalan tertentu masukkan dalam loyang,
dikeringkan, dipotong dan dibungkus plastik.
c. Tepung Ubi Nagara
Proses pembuatan tepung ubi nagara lebih sederhana dibandingkan dengan pembuatan
pati. Pati diproses melalui pengendapan, sedangkan pembuatan tepung melalui penggilingan
bahan kering. Tepung ubijalar mengandung 3% basis kering (bk) protein, 0,6 % bk lemak,
94% bk karbohidrat dan 2% bk abu (Antarlina, 1994). Tepung ubi nagara dapat digunakan
sebagai bahan substitusi tepung terigu, karena dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan produk roti (bakery) dan mie. Secara garis besar pembuatan tepung adalah
pengupasan, pengirisan atau penyawutan mengguakan alat atau manual, pencucian,
penjemuran atau pengeringan 40 jam hingga kandunganmenggunakan oven pada suhu 500C
selama air sekitar 7%, kemudian penggilingan atau penepungan dan pengayakan 80 mesh.
Prosedur
Udang yang diterima harus dalam keadaan segar, tidak
Baku
Pencucian I
(random sampling).
Pencucian dilakukan menggunakan air yang megandung
klorin dengan konsentrasi 100 ppm.
Pemotongan Kepala
dingin.
Suhu maksimal 5oC untuk menjaga kesegaran udang.
Pencucian II
Penimbangan.
Memisahkan udang berdasarkan ukurannya (size) dan
grading.
Sortasi Final
Penimbangan
Pencucian Final
Penyusunan &
Pemberian Air
Pembekuan
Pelapisan (Glazing)
suhu 27 28oC.
Pengemasan
Penyimpanan
Gula yang ditambahkan akan difermentasi oleh bakteri dan menghasilkan flavor
yang tajam.
Garam berfungsi sebagai bahan flavor, memperbaiki tekstur, daya awet (juga
karena penurunan pH akibat fermentasi).
Fermentasi asam laktat terjadi pada saat pengasapan (28 32C, 12 16 jam).
Adonan roti terdiri atas campuran tepung terigu, air, garam, khamir, gula, telur
dan lain-lain.
Selanjutnya glukosa tersebut oleh maltase dari khamir dipecah menjadi etanol,
CO2, komponen volatil, dan produk-produk lainnya. CO2 ditahan oleh gluten.
Gluten merupakan protein tepung terigu yang tidak larut dalam air. Gluten
bersifat elastis dan dapat memanjang.
Adanya gluten dan CO2 yang dihasilkan oleh khamir menyebabkan gluten
mengembang selama fermentasi.
Pengaruh suhu: pada suhu rendah maka pembentukan gas terhambat; jika suhu
terlalu tinggi maka gas yang dihasilkan terlalu banyak, volume adonan terlalu
besar.
Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan fermentasi berjalan terlalu cepat, adonan
memberikan rasa dan aroma lebih asam. Untuk menghindari kenaikan suhu terlalu
cepat, maka ditambahkan air dingin (air es) untuk membuat adonan.
Gula ditambahkan dalam adonan untuk memberikan rasa manis, sebagai sumber
energi bagi khamir, memberikan warna kuning kecoklatan pada permukaan roti.
Garam ditambahkan dalam jumlah kecil. Garam dapat memantapkan rasa manis.
Tujuan utama penambahan garam untuk mengendalikan proses fermentasi. Dalam
membuat adonan roti perlu dihindari terjadinya kontak antara garam dengan
khamir atau ragi roti secara langsung. Untuk menghindari kontak tersebut, maka
khamir dicampur lebih dahulu dengan tepung terigu, kemudian dimasukkan
bahan-bahan lain selain garam, terakhir baru ditambahkan garam. Umumnya
dalam resep-resep pembuatan roti sudah dituliskan cara pembuatan roti yang
dimaksud.
Flavor roti asam (souerdough) tidak hanya mengandalkan kerja khamir, tetapi
juga oleh bakteri asam laktat (Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus,
Streptococcus) (Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus brevis, roti regge dan
roti pumpernickel adalah roti asam (Lactobacillus mesenteroides).
Suhu pemanggangan roti berkisar antara 160-200C, tergantung dari besarkecilnya ukuran adonan bakal roti yang dibentuk.
c. Nata de Coco
Terbentuknya nata karena adanya bakteri Acetobacter xylinum yang sengaja
ditumbuhkan pada media seperti air kelapa. Acetobacter xylinum dapat hidup dan
berkembang biak dalam larutan tertentu dengan suhu 28C, pH 3 5,5, tersedia sumber
karbon dan nitrogen. Jadi, medium yang digunakan untuk pembuatan nata de coco harus kaya
akan zat gizi sehingga memungkinkan bakteri Acetobacter xylinum penghasil nata melakukan
metabolisme yang hasilnya berupa lapisan selulosa. Hasil metabolisme tersebut membentuk
lapisan putih yang liat. Makin lama fermentasi maka lapisan sebagai hasil metabolisme
bakteri Acetobacterxy linum makin tebal.
Menyaring air kelapa kemudian direbus hingga mendidih. Apabila terbentuk buih
pada permukaan air kelapa yang direbus maka buih tersebut diambil menggunakan
saringan santan.
Dalam kondisi panas, larutan media air kelapa yang sudah dipanaskan dimasukkan
dalam wadah plastic yang bersih, kemudian langsung ditutup dengan kertas koran dan
diikat rapat, kemudian didinginkan.
Setelah dingin, diinokulasi (ditambahkan) dengan starter nata de coco secara aseptis.
Ciri-ciri nata de coco yang baik: tidak terkontaminasi (tidak ditumbuhi kapang), tidak
berlubang, warna putih, tekstur liat, tebal sesuai dengan yang diinginkan.
pelumuran tepung roti, pengukusan dan pembekuan.Pada saat digiling sebaiknya dicampur
dengan garam untuk mengekstrak aktomiosin sehingga akan terbentuk produk dengan
stabilitas emulsi yang baik. Air yang ditambahkan kedalam adonan nugget pada waktu
penggilingan daging adalah dalam bentuk serpihan es. Penambahan air bertujuan untuk
melarutkan garam dan mendistribusikannya secara merata ke seluruh bagian massa daging,
memudahkan ekstraksi serabut otot, membantu pembentukan emulsi dan mempertahankan
suhu daging agar tetap rendah selama penggilingan.
Penggorengan merupakan proses termal yang umum dilakukan orang dengan
menggunakan minyak atau lemak pangan. Bahan pangan yang digoreng mempunyai
permukaan luar berwarna coklat keemasan. Warna yang muncul disebabkan karena reaksi
pencoklatan (Maillard) Reaksi Maillard terjadi antara protein, asam amino, dan amin dengan
gula, aldehida dan keton, yang merupakan penyebab terjadinya pencoklatan selama
pemanasan atau penyimpanan dalam waktu yang lama pada bahan pangan berprotein.
Mekanisme reaksi pencoklatan ini diawali dengan adanya reaksi antara gugus karbonil dari
gula pereduksi dengan gugus amino bebas dari protein atau asam amino dengan adanya
pemanasan akan menghasilkanpigrnen-pigmen melanoidin yang berwarna coklat.
Berdasarkan bahan baku utama yang digunakan, yaitu daging ayam tanpa kulit,
kandungan utama nugget ayam sudah dapat dipastikan berupa protein. Kandungan lain yang
cukup berarti dari nugget adalah lemak. Walaupun komposisi gizi nugget yang ada di pasaran
sangat beragam, total energi yang diperoleh dari satu ukuran saji nugget ayam dengan berat
140 gram adalah 307 kkal. Sumbangan energi terbesar berasal dari protein, yaitu mencapai 60
persen, disusul lemak sebanyak 38 persen dan karbohidrat sebanyak 2%.
5. Pengolahan pangan dengan pengeringan
a. Ikan yang dikeringkan (ikan asin)
Proses ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar dan di
dalam daging. Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan menghentikan
proses
autolisis
dan
menghambat
pertumbuhan
bakteri
dalam
daging
ikan.
Setelah penambahan garam, ikan lalu dimasukan kedalam cold storage dengan suhu -40oC
selama 3 hari.
Kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dipengaruhi oleh beberapa hal.
di antaranya:
Konsentrasi garam, semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, semakin cepat proses
masuknya garam ke dalam daging ikan. Akan lebih baik apabila digunakan garam
kristal untuk mengasinkan.
Jenis garam, garam dapur murni (NaCl 95%) lebih mudah diserap dan menghasilkan ikan
asin dengan kualitas yang lebih baik. Garam rakyat mengandung unsur-unsur lain (Mg, Ca,
senyawa sulfat), kotoran, bakteri dan lain-lain yang dapat menghambat penetrasi garam dan
merusak rasa ikan.
Ketebalan daging ikan, semakin tebal daging ikan, proses pengasinan akan membutuhkan
waktu yang semakin lama dan garam yang lebih banyak. Sehingga ikan-ikan besar biasanya
dibelah-belah, dikeping atau diiris tipis sebelum diasinkan.
Kadar lemak dalam daging, kadar lemak yang tinggi (di atas 2%) akan memperlambat
penetrasi garam ke dalam daging ikan.
Kesegaran daging ikan, ikan yang kurang segar memiliki daging yang lebih lunak dan cairan
tubuh yang mudah keluar, sehingga proses pengasinan bisa lebih cepat. Namun juga garam
yang masuk dapat terlalu banyak sehingga ikan menjadi terlalu asin dan kaku.
Suhu daging ikan, semakin tinggi suhu daging ikan, semakin cepat garam masuk ke dalam
tubuh ikan.
Setelah 3 hari didalam cold storage kemudian ikan di thawing dan dikeringkan dengan
menggunakan sinar matahari. Perlakuan spesifik dilakukan pada bahan sebelum dikeringkan,
yaitu ikan direndam air dan garam yang terdapat dalam wadah menjadi larut, air rendaman
tersebut dibuang kemudian ditambahkan kembali air bersih dan ikan di thawing dengan cara
dimasukan kedalam pendingin sampai tekstur daging ikan tidak beku.
Perlakuan spesifik ini memberikan hasil yang cukup signifikan pada sifat organoleptik
bahan. Setelah dilakukan penggorengan pada produk hasil pengeringan ikan tersebut, rasa
dari produk menjadi tidak terlalu asin, dan hal ini lebih disukai panelis dibandingkan dengan
ikan yang memiliki rasa yang sangat asin.
Kadar air dalam produk ikan asin ini adalah sebesar 38,43%. Berdasarkan persyaratan
SNI 01-2721-1992 tentang ikan asin kering, kadar air maksimal dalam bahan adalah 40%.
Karena kadar air ikan asin kurisi memiliki kadar air yang lebih rendah dari persyaratan SNI,
maka ikan asin kurisi memenuhi persyaratan tersebut.
6. Pengolahan pangan dengan penggulaaan,penggaraman,dan pengasaman
a. Telur
Telur yang direndam dalam media garam akan mengalami osmosis yaitu proses
perpindahan molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih
tinggi (hipertonik) sehingga telur menjadi asin.Berat telur bertambah sedangkan volume air
berkurang, hal ini dikarenakan molekul air dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena
larutan garam lebih hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik sehingga menyebabkan
hemolysis atau masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga berat telur
bertambah tetapi volume air berkurang.
Tekstur kuning telur pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras karena ketika
molekul air dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam masuk ke putih telur karena
konsentrasi putih telur lebih pekat daripada larutan garam, tetapi perlu kita ingat bahwa masih
ada kuning telur yang konsentrasinya jauh lebih pekat dibanding dengan putih telur dan
larutan garam. Sehingga molekul air dan garam masuk ke kuning telur, tetapi lebih banyak
garam yang masuk dibanding dengan air. Semakin lama, garam yang terdapat di dalam
kuning telur akan semakin menumpuk sehingga kuning telur akan mengeras karena kelebihan
mineral garam. Berat telur akan bertambah akibat dari masuknya suatu molekul ke dalam
telur, dalam hal ini air dan garam yang masuk ke dalam telur.
b. Ikan asin
Penggaraman kering (dry salting)
Penggaraman basah (wet salting)
Penggaraman kering tanpa wadah kedap air (kench salting)
Penggaraman yang diikuti dengan proses perebusan (pindang) atau mencelupkan
dalam larutan garam panas (cue).
c. Acar
Acar bumbu: acar sayur/buah yang diberi bahan pewangi (aroma) tertentu, biasanya
rempah- seperti bawang merah dan bawang putih yang cara fermentasinya berbeda dengan
acar asin. Acar bumbu dibuat dengan cara merendam buah atau sayur pada larutan garam
berkadar rendah ditambah larutan asam asetat. Bahan-bahan pembentuk aroma seperti
rempah-rempah menyebabkan terhambatnya pertumbuhan bakteri pembentuk asam, tetapi
rempah-rempah dapat menghambat pertumbuhan jasad renik yang dapat merusak acar.
Pendapat mengenai hasil olah pangan yang layak dikonsumsi
1. Mengandung cukup zat gizi
Makanan yang sehat adalah makanan ayng secara kimia mengandung zat-zat gizi yang di
butuhkan oleh tubuh.
zat
aditif. Dengan
Memiminalkan
konsumsi
makanan
tersebut
dan
memperhatikan kandungan / komposisi suatu makan merupakan hal sangat baik di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA