Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN

DAN PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN SAMPING


PADA PROYEK PELEBARAN JALAN PANJI
BATAS KABUPATEN DAIRI-DOLOK SANGGUL
LAPORAN

Ditulis untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI
Pendidikan Program Diploma III

oleh:

AGUSTINA SILABAN
NIM. 1105022062

GABERIA SIMBOLON
NIM. 1105022094

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kesehatan, dan
kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini

tepat

pada

waktunya.

Tugas

Akhir

yang

berjudul

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN

ANALISIS

PERHITUNGAN

DIMENSI SALURAN SAMPING PADA PROYEK PELEBARAN JALAN


PANJI BATAS KABUPATEN DAIRI-DOLOK SANGGUL, ini disusun
sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma
III Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.
Sesuai dengan judulnya, dalam Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai
perhitungan tebal lapis tambah pada proyek pelebaran Jalan Panji Batas
Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materi, moral dan spiritual.
Selayaknya Penulis mengucapkan terimakasi kepada :
1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan;
2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, S.T., M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan;
3. Bapak Ir. Sudarto, M.T., Kepala Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan;
4. Bapak Ir.M. Koster Silaen,M.T., Dosen Pembimbing Penulisan Laporan
Tugas Akhir Politeknik Negeri Medan;
5. Bapak Syiril. ST. M.T., Wali Kelas 6E Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;
6. Seluruh dosen dan staff pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan;
7. Kedua orangtua kami tercinta serta keluarga yang telah banyak membantu
baik berupa moral, dukungan, doa, maupun materi;
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2011 Politeknik Negeri
Medan, khususnya mahasiswa Teknik Sipil kelas 6E yang telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan ini.

iii

Tulisan ini adalah asli tulisan Penulis sendiri tanpa ada unsur plagiat.
Dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari mungkin masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan dan penulisan
laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian laporan ini ditulis, semoga dapat bermanfaat bagi Penulis
maupun bagi semua pihak yang membaca laporan ini, terutama yang
berkecimpung dibidang Teknik Sipil.

Medan, 14 Agustus 2013

Hormat Penulis,

Penulis I

Penulis II

AGUSTINA SILABAN
NIM.1105022062

GABERIA SIMBOLON
NIM.1105022094

iv

ABSTRAK
ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DAN
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN SAMPING PADA PROYEK
PELEBARAN JALAN PANJI BATAS KABUPATEN DAIRI-DOLOK
SANGGUL
Oleh: Agustina Silaban (1105022062) dan Gaberia Simbolon (1105022094)
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan
yang sangat penting dalam sektor perhubungan dan menunjang laju pertumbuhan
ekonomi rakyat. Pada perencanaan konstruksi jalan raya, tebal perkerasan harus
ditentukan sebaik mungkin sehingga jalan yang direncanakan dapat memberikan
pelayanan semaksimal mungkin kepada lalu lintas sesuai dengan fungsi dan umur
rencananya.
Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul yang sekarang berada di
Kabupaten Humbahas sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas jumlah
kendaraan saat ini. Sehingga pemerintah telah mengeluarkan keputusannya untuk
melaksanakan Proyek Pelebaran Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok
Sanggul di kabupaten Humbahas. Pelebaran Jalan Panji Batas Kabupaten DairiDolok Sanggul berguna untuk mendukung pengoperasian lalu lintas darat, dengan
panjang pengerjaan pelebaran jalan mencapai 12,063 km dan lebar yang semula 5
m menjadi 7 m. Sejalan dengan hal diatas, dilaksanakan Pelebaran Jalan Panji
Batas Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul yang nantinya akan berfungsi untuk
memperlancar arus lalu lintas di jalan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul Tugas Akhir yaitu
ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DAN
PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN SAMPING PADA PROYEK
PELEBARAN JALAN PANJI BATAS KABUPATEN DAIRI-DOLOK
SANGGUL.
Evaluasi perhitungan tebal lapis perkerasan ini menggunakan Metode
Analisa Komponen dan Metode Lendutan. Data-data yang digunakan dalam
perhitungan ini umumnya sama dengan yang digunakan oleh pihak perencana.
Pengambilan data dari Bagian Perencanaan dan Pengawasan Jalan Metropolitan
Sumatera Utara, dan PT. Karya Murni Perkasa antara lain: Rekapitulasi Data Lalu
Lintas, Susunan lapis perkerasan, Data CBR, Typical Cross Section dan Long
Section, dan data pendukung lainnya dengan mencari bahan-bahan masukan dari
buku-buku yang berkaitan.
Kata kunci: Tebal Lapis Perkerasan, Pelebaran, Metode Analisa Komponen,
Metode Lendutan, Dimensi Saluran.

DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... I-1
B. Perumusan Masalah ............................................................ I-2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................ I-2
D. Manfaat Pembahasan .......................................................... I-3
E. Metedologi Perencanaan ..................................................... I-4
F. Pembatasan Masalah ........................................................... I-5
G. Bagan Alir Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan Lentur .... I-6
H. Bagan Alir Perhitungan Tebal Lapis Tambah ..................... I-7
I. Bagan Alir Perhitungan Dimensi Saluran Samping ............ I-8
J. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Laporan ..... I-9

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK


A. Latar Belakang Proyek ....................................................... II-1
B. Data Proyek ........................................................................ II-2

BAB III

TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Umum ................................................................................ III-1
B. Sejarah Perkerasan Lentur .................................................. III-2

vi

C. Klasifikasi Jalan ................................................................. III-4


D. Jenis Konstruksi Perkerasan ............................................... III-7
E. Kriteria Konstruksi Perkerasan ........................................ III-10
F. Lapisan Perkerasan pada Perkerasan Lentur .................... III-12
G. Dasar Perencanaan ........................................................... III-20
H. Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan Lentur .................... III-21
I. Metode Analisa Komponen .............................................. III-27
J. Metode Lendutan ............................................................. III-39
K. Perencanaan Drainase Samping ....................................... III-53
L. Metode Perhitungan ......................................................... III-53

BAB IV

PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN


A. Analisa Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan Lentur ......... IV-1
B. Analisa Perhitungan Tebal Lapis Tambah ....................... IV-15
1. Data Lendutan pada Segmen 1 ................................... IV-20
2. Data Lendutan pada Segmen 2 ................................... IV-25
3. Data Lendutan pada Segmen 3 ................................... IV-29

BAB V

PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN SAMPING


A. Data Perencanaan ............................................................... V-1
B. Data Curah Hujan ............................................................... V-2
C. Menghitung Intensitas Curah Hujan .................................. V-3
D. Perhitungan Waktu Konsentrasi ......................................... V-4
E. Perhitungan Dimensi Saluran ............................................. V-5
F. Perhitungan kemiringan ..................................................... V-8

BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ VI-1
B. Saran ................................................................................... VI-2

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

: Data-data Pendukung dalam Penyusunan Tugas Akhir

Tabel 3.1

: Klasifikasi Menurut Kelas Jalan

Tabel 3.2

: Perbedaan antara Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku

Tabel 3.3

: Persyaratan Gradasi Agregat Base

Tabel 3.4

: Persyaratan Gradasi Agregat Sub Base Kelas A

Tabel 3.5

: Persyaratan Gradasi Agregat Sub Base Kelas B

Tabel 3.6

: Persyaratan Gradasi Agregat Sub Base Kelas C

Tabel 3.7

: Jumlah Jalur Rencana Berdasarkan Lebar Perkerasan

Tabel 3.8

: Koefisien Distribusi Kendaraan (C)

Tabel 3.10

: Nilai Faktor Regional

Tabel 3.11

: Indeks Pemukaan Akhir Umur Rencana (IP)

Tabel 3.12

: Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IPo)

Tabel 3.13

: Koefisien Kekuatan Relatif

Tabel 3.14

: Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan

Tabel 3.15

: Batas Minimum Tebal Pondasi Atas

Tabel 3.16

: Jumlah Jalur Rencana Berdasarkan Lebar Perkerasan

Tabel 3.17

: Koefisien Distribusi Kendaraan (C)

Tabel 3.18

: Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan

Tabel 3.19

: Faktor Hubungan antara Umur Rencana dengan


Perkembangan Lalu Lintas (N)

Tabel 3.20

: Faktor Koreksi Lendutan Terhadap Temperatur Standar (Ft)

Tabel 3.21

: Temperatur Tengah (Tt) dan Bawah (Tb) Lapis Beraspal


berdasarkan Data Temperatur Udara (Tu) dan Temperatur
Permukaan (Tp)

Tabel 3.22

: Temperatur Perkerasan Rata-Rata Tahunan (TPRT)

Tabel 3.23

: Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian (FKTBL)

Tabel 3.24

: Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan

Tabel 3.25

: Hubungan Jari-jari Lengkung dengan Superelevasi

Tabel 3.26

: Harga Koefisien Pengaliran (C) dan Harga Faktor


Limpasan (fk)

viii

Tabel 3.27

: Koefisien Hambatan (nd) Berdasarkan Kondisi


Permukaan

Tabel 3.28

: Reduced Mean (Yn)

Tabel 3.29

: Reduced Standard (Sn)

Tabel 3.30

: Reduced Variat

Tabel 3.31

: Kecepatan Aliran Air yang diizinkan berdasarkan Jenis


Material

Tabel 3.32

: Kemiringan Saluran Memanjang (is) berdasarkan Jenis


Material

Tabel 3.33

: Hubungan Kemiringan Saluran (is) dan Jarak


Pematahan Arus (Ip)

Tabel 3.34

: Kemiringan Talud berdasarkan Debit

Tabel 3.35

: Angka Kekasaran Manning (n)

Tabel 4.1

: Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

Tabel 4.2

: Data CBR

Tabel 4.3

: Perhitungan Ekivalen Kendaraan

Tabel.4.4

: Perhitungan LHR Awal Umur Rencana

Tabel 4.5

: Perhitungan LHR Akhir Umur Rencana

Tabel 4.6

: Perhitungan Ekivalen Permulaan (LEP)

Tabel 4.7

: Perhitungan Ekivalen Akhir (LEA)

Tabel 4.8

: Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

Tabel 4. 9

: Perhitungan Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan (E)

Tabel 4.10

: Perhitungan Ekivalen Beban Sumbu Standar (CESA)

Tabel 4.11

: Data Lendutan Segmen 1

Tabel 4.12

: Data Lendutan Segmen 2

Tabel 4.13

: Data Lendutan Segmen 3

Tabel 5.1

: Data Curah Hujan

Tabel 5.2

: Perhitungan Intensitas Curah Hujan

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1

: Flow Chart Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan dengan


Metode Analisa Komponen

Gambar 1.2

: Flow Chart Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan dengan


Metode Lendutan

Gambar 1.3

: Flow Chart Perhitungan Dimensi Saluran Samping

Gambar 3.1

: Penyebaran Roda melalui Lapis Perkerasan Jalan

Gambar 3.2

: Perkerasan Macadam

Gambar 3.3

: Perkerasan Telford

Gambar 3.4

: Susunan Perkerasan Lentur

Gambar 3.5

: Komponen Perkerasan Kaku

Gambar 3.6

: Komponen Perkerasan Komposit

Gambar 3.7

: Susunan Lapisan Perkersan Lentur

Gambar 3.8

: Distribusi Pembebanan Pada Masing-Masing Roda


Kendaraan

Gambar 3.9

: Korelasi DDT dan CBR

Gambar 3.10 : Nomogram untuk menentukan ITP


Gambar 3.11 : Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian (FKTBL)
Gambar 3.12 : Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian (FKTBL)
Gambar 3.13 : Hubungan antara Lendutan Rencana dan Lalu Lintas
Gambar 3.14 : Kemiringan Lahan Bagian Jalan
Gambar 4.1

: Perkembangan Lalu Lintas

Gambar 4.2

: Susunan Lapisan Perkerasan Lentur

Gambar 4.3

: Grafik Lendutan Segmen 1

Gambar 4.4

: Susunan Lapis Tambah (Overlay) Segmen 1 (STA. 0+000 s.d


STA. 4+400)

Gambar 4.5

: Grafik Lendutan Segmen 2

Gambar 4.6

: Susunan Lapis Tambah (Overlay) Segmen 1 (STA. 4+500 s.d


STA. 8+700)

Gambar 4.7

: Grafik Lendutan Segmen 3

Gambar 4.8

: Susunan Lapis Tambah (Overlay) Segmen 1 (STA. 8+800 s.d


STA. 9+800.
x

DAFTAR ISTILAH

1.

Jalur Rencana
adalah salah satu jalur lalu lintas dari suatu sistem jalan raya, yang
menampung lalu lintas terbesar. Umumnya jalur rencana adalah salah satu
jalur dari jalan raya dua jalur tepi luar dari jalan raya berjalur banyak.

2.

Umur Rencana (UR)


adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka
sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi
lapis permukaan yang baru.

3.

Indeks Permukaan (IP)


adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan/
kehalusan serta kekokohan permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat
pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.

4.

Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)


adalah jumlah rata-rata lalu-lintas kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih
yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua jurusan.

5.

Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan


adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap
tingkat kerusakan yan ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu
tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).

6.

Lintas Ekivalen Permukan (LEP)


adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat
8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan
umur rencana.

7.

Lintas Ekivalen Akhir (LEA)


adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat
8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur
rencana.

xi

8.

Lintas Ekivalen Tengah (LET)


adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat
8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana pada pertengahan umur rencana.

9.

Lintas Ekivalen Rencana (LER)


adalah suatu besaran yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal
perkerasan untuk menyatakan jumlah lintas ekivalen sumbu tunggal seberat
8,16 ton (18.000 lb) jalur rencana.

10.

Tanah Dasar
adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan
tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk
perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.

11.

Lapis Pondasi Bawah


adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar.

12.

Lapis Pondasi
adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis
pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis
pondasi bawah).

13.

Lapis Permukaan
adalah bagian perkerasan yang paling atas.

14.

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)


adalah suatu skala yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal
perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar.

15.

Faktor Regional (FR)


adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang
dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan
perkerasan.

16.

Indek Tebal Perkerasan (ITP)


adalah suatu angka yang berhubungan dengan penentutan tebal perkerasan.

17.

Lapis Aspal Beton (LASTON)


adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari
agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang dicampur, dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

xii

18.

Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN)


adalah merupakan suatu lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok
dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh
aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi
lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi
laburan aspal dengan batu penutup.

19.

Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)


adalah campuran yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton,
bahan peremaja dan filler (bila diperlukan) yang dicampur, dihampar dan
dipadatkan secara dingin.

20.

Hot Rolled Asphalt (HRA)


adalah lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi
timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

21.

Laburan Aspal (BURAS)


adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran butir maksimum dari
lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.

22.

Laburan Batu Satu Lapis (BURTU)


adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi
dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal maksimum 20 mm.

23.

Laburan Batu Dua Lapis (BURDA)


adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi
agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal maksimum 35 mm.

24.

Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)


adalah merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat
dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam
keadaan panas.

25.

Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)


adalah pada umumnya merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal

xiii

dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan pada temperatur


tertentu.
26.

Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)


adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu
yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.

27.

Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)


adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal
keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada
suhu tertentu.

28.

Aspal Makadam
adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan /
atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur
dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin

29.

Angka ekivalen beban sumbu kendaraan (E)


adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang
ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu kendaraan terhadap tingkat
kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban sumbu standar.

30.

Benkelman Beam (BB)


adalah alat untuk mengukur lendutan balik dan lendutan langsung
perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan.

31.

CESA (Cummulative Equivalent Standard Axle)


Adalah akumulasi ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana.

32.

Falling Weight Deflectometer (FWD)


adalah

alat

untuk

mengukur lendutan

langsung perkerasan

yang

menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan.


33.

Laston
adalah campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang
rapat/menerus dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras tanpa
dimodifikasi (Straight Bitumen).

xiv

34.

Laston modifikasi
adalah campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang
rapat/menerus dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras yang
dimodifikasi (seperti aspal polimer, aspal multigrade dan aspal keras yang
dimodifikasi asbuton).

35.

Lataston
adalah campuran beraspal dengan gradasi agregat gabungan yang senjang
dengan menggunakan bahan pengikat aspal keras tanpa dimodifikasi
(Straight Bitumen).

36.

Lendutan maksimum (maximum deflection)


adalah besar gerakan turun vertikal maksimum suatu permukaan perkerasan
akibat beban.

37.

Lendutan balik (rebound deflection)


adalah besar lendutan balik vertikal suatu permukaan perkerasan akibat
beban dipindahkan.

38.

Lendutan langsung
adalah besar lendutan vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban
langsung.

39.

Lendutan rencana/ijin
adalah besar lendutan rencana atau yang diijinkan sesuai dengan akumulasi
ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana (Cummulative
Equivalent Standard Axle, CESA).

40.

Pusat beban (load center)


adalah letak beban pada permukaan perkerasan yang berada tepat dibawah
garis sumbu gandar belakang dan ditengah-tengah ban ganda sebuah truk.

41.

Perkerasan jalan
adalah konstruksi jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas yang terletak
diatas tanah dasar.

42.

Perkerasan lentur
adalah konstruksi perkerasan jalan yang dibuat dengan menggunakan lapis
pondasi agregat dan lapis permukaan dengan bahan pengikat aspal.

xv

43.

Tebal lapis tambah (overlay)


adalah lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas konstruksi
perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuatan struktur
perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan
selama kurun waktu yang akan datang.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Nomogram 1

Lampiran 2

: Data Curah Hujan

Lampiran 3

: Data Lalu Lintas, CBR, Data Lendutan, LHR

Lampiran 4

: Dokumentasi

Lampiran 5

: Surat Permohonan Tugas Akhir, Kartu Bimbingan Mahasiswa

Lampiran 6

: Peta Lokasi Proyek

Lampiran 7

: Shop Drawing

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan pembangunan daerah yang terus meningkat harus
didukung dengan sarana dan fasilitas yang memadai disegala bidang.
Transportasi darat adalah salah satu diantara beberapa transportasi yang
sangat penting untuk meningkatkan pembangunan suatu daerah. Oleh
karena itu pembangunan jalan sangat penting untuk diperhatikan baik dari
segi perencanaan maupun perawatan jalan tersebut. Perhitungan tebal lapis
perkerasan merupakan suatu unsur penting dalam perencanaan jalan yang
ikut menentukan kemampuan jalan dalam pemanfaatannya untuk
mendukung sistem transportasi darat.
Dalam laporan ini penulis memaparkan proses dari perhitungan
tebal lapis perkerasan dan perhitungan dimensi saluran samping pada
paket Pelebaran Struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok
Sanggul. Pelebaran Struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-DolokSanggul ini dilakukan karena jalan yang sudah ada tidak mampu lagi
menampung kapasitas jumlah penumpang dan lalu lintas saat ini. Sehingga
pemerintah menetapkan ruas jalan tersebut ditingkatkan kembali. Untuk
mendukung pengoperasian lalu lintas dengan panjang penanganan jalan
12,063 km dan lebar 7 meter, dimana awal proyek berada di STA 0 + 000
(Km. 146 + 379) dan akhir proyek STA 9 + 800 (Km 160 + 497) dilokasi
Dolok

Sanggul

perbatasan

Simpang

Tele-Dolok

Sanggul

(Batas

Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul).


Agar fungsi beroperasi dengan baik dan menghindari kemacetan
maka diperlukan sarana peningkatan jalan yang memadai. Adapun sarana
jalan yang direncanakan berupa penghubung Jalan Nasional Dolok
Sanggul. Selain itu untuk mendukung kelancaran lalu lintas, pembangunan
jalan ini juga diharapkan dapat mengembangkan aktifitas direncanakan.
Adapun perhitungan perencanaan lapis perkerasan dengan menggunakan

I-1

metode analisa komponen SNI 03-1732-1989-F, metode lendutan Pd T05-2005-B dan perhitungan rencana dimensi saluran samping dengan
menggunakan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8.

B. Perumusan Masalah
Dengan berpedoman pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas
maka penulis ingin meninjau kembali dari segi perencanaan pada
pelaksanaan pelebaran struktur jalan yang berada di Dolok Sanggul;
1. Berapa hasil perhitungan tebal lapis perkerasan lentur pada Proyek
Pelebaran Struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul
dengan menggunakan metode analisa komponen SNI 03-1732-1989-F;
2. Berapa hasil perhitungan peningkatan tebal lapis tambah (overlay) pada
Proyek Pelebaran struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok
Sanggul dengan menggunakan metode lendutan Pd T-05-2005-B;
3. Berapa hasil perhitungan rencana dimensi saluran samping pada Proyek
Pelebaran Struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul
dengan menggunakan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8.

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam laporan tugas akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil perhitungan tebal lapis perkerasan lentur pada
Proyek Pelebaran Struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok
Sanggul dengan menggunakan metode analisa komponen SNI 03-17321989-F;
2. Untuk mengetahui berapa hasil perhitungan tebal lapisan tambah
(overlay) pada Proyek Pelebaran struktur Jalan Panji Batas Kabupaten
Dairi-Dolok Sanggul dengan menggunakan metode lendutan Pd T-052005-B;
3. Untuk

mengetahui

bagaimana

menghitung

dan

merencanakan

perhitungan dimensi saluran drainase samping pada Proyek Pelebaran


struktur Jalan Panji Batas Kabupaten Dairi-Dolok Sanggul dengan
menggunakan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8.

I-2

D. Manfaat Pembahasan
Manfaat pembahasan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat merencanakan dan menghitung tebal lapis perkerasan lentur;
b. Untuk menambah wawasan, pengalaman dan dapat melaksanakan
kegiatan yang sama ketika kita bekerja secara langsung di
lapangan;
c. Mahasiswa yang ingin mengetahui urutan perhitungan tebal lapis
perkerasan lentur dengan menggunakan metode analisa komponen
SNI 03-1732-1989-F, dan metode lendutan Pd T-05-2005-B;
d. Dapat merencanakan dan menghitung dimensi saluran samping
jalan dengan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8;
e. Mahasiswa yang ingin mengetahui urutan perhitungan dimensi
saluran samping jalan dengan menggunakan Pedoman Teknis Pd
T-02-2006-8.

2. Manfaat Praktis
a. Memacu mahasiswa untuk terus aktif dalam bidang teknik sipil
terutama di bidang transportasi;
b. Dengan mampu merencanakan tebal lapis perkerasan akan berguna
pada pelaksanaan dilapangan dengan hasil yang memuaskan;
c. Terlibat secara langsung dengan kegiatan proyek (kontraktor,
konsultan, atau lembaga penelitian) yang berkaitan dengan ilmu
rekayasa sipil;
d. Memberikan pengalaman langsung baik secara visual maupun
aktifitas tentang sesuatu kegiatan pembangunan fisik beserta segala
aspeknya

yang

administratif,

meliputi

serta

kerekayasaan,

pelaksanaannya

di

kontraktual
lapangan

dan

sehingga

mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman atas masalah


tersebut.

I-3

E. Metedologi Perencanaan
Metedologi perencanaan adalah cara dan urutan kerja suatu
perhitungan untuk mendapatkan hasil tebal perkerasan pelebaran jalan
dengan menggunakan metode analisa komponen SNI 03-1732-1989- F dan
metode lendutan Pd T-05-2005-B, dan hasil perhitungan dimensi saluran
samping dengan menggunakan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8 .
Metedologi yang digunakan untuk menyelesaikan proyek akhir ini adalah
sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:
-

Mencari informasi sekaligus mengumpulkan data-data dari instasi


yang terkait antara lain Kementrian Pekerjaan Umum Bina Marga
P2JN (Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional) Provinsi
Sumatera Utara dan PT. Karya Murni Perkasa;

Mencari, mengumpulkan dan mempelajari segala bentuk kegiatan


yang dapat mendukung dalam penyusunan laporan Tugas Akhir;

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan data dari Perencanaan dan


Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Sumatera Utara dan
PT. Karya Murni Perkasa Sumut dan Pejabat Pembuat Komitmen
dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Data yeng diperoleh antara lain:

I-4

Tabel 1.1 Data-data pendukung dalam penyusunan Tugas Akhir


No
1

Data

Sumber

Peta steet map lokasi proyek

Kementrian

Pekerjaan

Umum

Binamarga Provinsi Sumatera Utara


2

Volume kendaraan

LHR (Lintas Harian

Kementrian

Pekerjaan

Umum

Rata-rata)

Binamarga Provinsi Sumatera Utara

Data Benkelman Beam (BB)

Kementrian

Pekerjaan

Umum

Binamarga Provinsi Sumatera Utara


4

Gambar Cross Section

Kementrian

Pekerjaan

Umum

Binamarga Provinsi Sumatera Utara


5

Gambar Long Section

Kementrian

Pekerjaan

Umum

Binamarga Provinsi Sumatera Utara


6

Harga satuan pekerjaan

Kementrian

Pekerjaan

Umum

Binamarga Provinsi Sumatera Utara


7

Curah Hujan Maksimum

Badan Meteorologi, Klimatologi,


dan Geofisika (BMKG)

Melakukan tinjauan ke lokasi proyek (lapangan) untuk melihat


pekerjaan yang sudah siap dilaksanakan dan survei LHR sendiri;

Melakukan studi kepustakaan sebagai bahan referensi dalam


pengolahan data;

Pengolahan

data

menggunakan

perkerasan

lentur

dengan

menggunakan metode analisa komponen SNI 03-1732-1989-F,


perhitungan lapisan tambah dengan menggunakan metode lendutan
Pd T 05-2005-B dan perhitungan dimensi saluran dengan
menggunakan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8.

F. Pembatasan Masalah
Dalam tugas akhir ini, pembatasan masalah yang diambil oleh
penulis adalah perhitungan tebal perkerasan lentur dengan metode analisa
komponen SNI 03-1732-1989-F, perhitungan lapisan tambah dengan
menggunakan metode lendutan Pd T-05-2005-B dan perhitungan dimensi
saluran dengan menggunakan Pedoman Teknis Pd T-02-2006-8 .

I-5

G. Bagan Alir Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Lentur dengan


Metode Analisa Komponen (SNI 03-1732-1989-F)

Gambar 1.1 Flow Chart Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan dengan Metode
Analisa Komponen

I-6

H. Bagan Alir Perhitungan Tebal Lapisan Tambah dengan Metode


Lendutan Pd T-05-2005Mulai

Pengumpulan Data:
Rekapitulasi data lalu lintas (data LHR), susunan lapisan
perkerasan, long section, cross section (potongan
melintang), data LHR, data Benkelman Beam (BB)

Analisa Perhitungan Tebal Lapis Tambah dengan


Metode Lendutan Pd-05-2005-B

Hitung repetisi beban lalu lintas rencana (CESA)


Hitung lendutan hasil pengujian dengan alat Benkelman
Beam
Tentukan panjang seksi yang memiliki keseragaman (FK)
yang sesuai dengan tingkat keseragaman.
Hitung Lendutan wakil (Dwakil) untuk masing-masing seksi
jalan yang tergantung dari kelas jalan
Hitung lendutan rencana/ijin (Drencana)
Hitung tebal lapis tambah/overlay (Ho)
Hitung tebal lapis tambah/overlay terkoreksi (Ht)

Hasil Perhitungan tebal lapis tambah dengan Metode


Lendutan

Selesai

Gambar 1.2 Flow Chart Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan dengan metode
Lendutan

I-7

I. Bagan Alir Perhitungan Dimensi Saluran Samping dengan Metode Pd


T-02-2006-8
Mulai

Pengumpulan Data:
Rekapitulasi data Curah Hujan dan kemiringan melintang

Perhitungan Dimensi Saluran Samping dengan


Metode Pd T-02-2006-8

Hitung intensitas curah hujan


Tentukan panjang daerah pengaliran
Hitung waktu konsentrasi (Tc)
Tentukan intensitas hujan rencana (I).
Tentukan luas daerah pengaliran.
Tentukan koefisien pengaliran (C)
Hitung koefisien pengaliran (C)
Hitung debit air (Q)
Hitung dimensi saluran
Hitung kemiringan salura

Hasil Perhitungan tebal lapis tambah dengan Metode


Lendutan

Selesai

Gambar 1.3 Flow Chart Perhitungan Rencana Dimensi Saluran Samping


dengan Metode Pd T-02-2006-8

I-8

J. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Laporan


Tugas Akhir
No.

KEGIATAN

BULAN
Mei

Juni

Juli

Agustus

A. Persiapan :
1

Mendapatkan Dobing TA

Bimbingan untuk pelaksanaan TA dari Dobing

B. Pelaksanaan :
3

Bimbingan untuk pengumpulan data

Pengumpulan data

Bimbingan untuk pengolahan data

Pengolahan data

C. Pelaporan :
7

Bimbingan untuk penulisan bab I

Penulisan bab I

Bimbingan untuk penulisan bab II & III

10

Penulisan bab II

11

Penulisan bab III

12

Bimbingan untuk penulisan bab IV

13

Penulisan bab IV

14

Penulisan bab V

15

Penulisan bab VI

17

Penyempurnaan Laporan Tugas Akhir

I-9

Anda mungkin juga menyukai