Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH PRESENTASI KULIAH

ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN


SENIN, 18 JANUARI 2016
ASPEK MENDASAR PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU:
HAKIKAT, TUJUAN, DAN MANFAAT PEMBELAJARAN PSIKOLOGI; PSIKOLOGI
SEBAGAI ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG JIWA DAN PERILAKU
MANUSIA; SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Dosen Pengampu:
Dr. Suryadi dan Dr. Eliana Sari, M.M.

Di susun oleh :
KELOMPOK 1
Amin Ilyas

7616.150.299

Rahayu Heni

7616.150.345

Susanna Maria

7616.150.317

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Orientasi baru psikologi pendidikan merupakan suatu pandangan
yang

mendasari

pengenalan

dan

pikiran,
adaptasi

perhatian,
terhadap

kecenderungan

perilaku

manusia

ataupun
di

dunia

pendidikan yang meliputi studi sistematis tentang proses dan faktorfaktor yang berhubungan dengan pendidikan yang bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang berupa
indoktrinasi terhadap filosofi, aliran-aliran

psikologi dalam ilmu

pendidikan untuk menentukan arah sikap yang tepat dan benar


dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembelajar
tentang ruang lingkup psikologi dalam pendidikan

dan memberikan

informasi tentang kajian-kajian psikologi dalam bidang pendidikan


berupa aliran-aliran serta teori-teori pembelajaran yang digunakan
sehingga tidak timbul kesalahan dalam pengkajiannnyal. Orientasi baru
psikologi pendidikan juga dimaksudkan untuk memberikan arahan
pada pembelajar psikologi kaitannya dengan pendidikan.
Dalam

kaitannya

dengan

orientasi

baru

di

atas,

diperlukan

pemahaman mengenai aspek mendasar psikologi sebagai suatu ilmu.


Psikologi adalah studi terhadap proses-proses mental dan perilaku.
Pada esensinya, orang-orang yang bekerja di bidang psikologi mencoba
untuk memberikan jawaban/makna kepada pertanyaan-pertanyaan
seperti, apa yang membuat anda (merasa) hidup? dan Bagaimana
anda memandang alam sekitar? Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini
menaungi banyak topik yang berbeda-beda serta rumit, seperti emosi,
proses

pemikiran,

memori,

persepsi,

pengobatan.

kepribadian,

penyakit,

dan

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


Meskipun akar-akar psikologi dapat dirunut hingga ke era filsuf-filsuf
Yunani Kuno, namun baru pada tahun 1879 psikologi

betul-betul

berdiri. Pertumbuhan psikologi ini diawali ketika seorang psikolog


berkebangsaan

Jerman

Wilhelm

Wundt

mendirikan

laboratorium

pertama yang sepenuhnya didedikasikan untuk studi di bidang


psikologi.

Sejak

saat

itu,

psikologi

telah

berkembang

secara

eksponensial menjadi suatu ilmu yang unik, walau terdapat tumpang


tindih di sana-sini dengan bidang ilmu lainnya seperti kedokteran,
genetika, sosialogi, antropologi, linguistik, biologi, dan bahkan subyeksubyek seperti olahraga, sejarah dan cinta.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya
dengan lebih tepat. Karena itu, dalam konteks dunia pendidikan,
pengetahuan psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan,
misalnya, adalah hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik;
sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik untuk memiliki
pengetahuan tentang psikologi pendidikan.
Dalam

konteks

manajemen,

dengan

ditemukan

dan

dikembangkannya psikologi, diketahui bahwa unsur sumber daya


manusia ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja
perusahaan manapun. Ilu psikologi yang memang berpusat pada
manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia
seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dan sebagainya dengan
berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM
yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.

B. IDENTIFIKASI, PEMBATASAN, DAN RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan

latar

belakang

masalah

yang

telah

diuraikan

sebelumnya dapat diindetifikasi adanya perkembangan pada psikologi


sebagai suatu cabang ilmu. Berangkat dari identifikasi, makalah ini
dibatasi kepara ruang lingkup psikolgi sebagai suatu ilmu, ruang
3

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


lingkung serta sejarah dan aliran-alirannya. Rumusan masalah yang
diajukan adalah sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana hakikat, tujuan, dan manfaat pembelajaran
psikologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari tentang jiwa dan perilaku manusia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan psikologi itu yang semula
merupakan bagian dari filsafat?
4. Apa sajakah aliran-aliran psikologi itu?
5. Bagaimana psikologi dalam kedudukannya sebagai ilmu yang
mandiri?
C. TUJUAN
Makalah ini secara umum berujuan untuk mengupas dan menelaah
aspek mendasar psikologi sebagai sebagai suatu ilmu. Secara khusus,
makalah ini memiliki tujuan-tujuab sebagai berikut:
1. Mengetahui hakikat, tujuan, dan manfaat pembelajaran psikologi.
2. Memahami yang dimaksud dengan psikologi sebagai ilmu yang
mempelajari tentang jiwa dan perilaku manusia.
3. Mengetahui sejarah perkembangan psikologi itu yang semula
merupakan bagian dari filsafat?
4. Mengetahui aliran-aliran psikologi.
5. Memahami kedudukan psikologi sebagai ilmu yang mandiri.

6.

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu

BAB II
KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat, Tujuan, dan Manfaat Psikologi


1. Hakikat Psikologi
Istilah psikologi

berasal

dari

Bahasa

Inggris

yaitu

psychology. Psychology berasal dari Bahasa Yunani yaitu psyche


yang berarti jiwa, soul, mind, spirit, ruh; dan logos yang berarti
ilmu, nalar, logika. Jadi secara etimologis (menurut arti kata)
psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai
macam-macam gejalanya, proses maupun latar belakangnya, dan
psikologi sering diartikan dengan ilmu jiwa.
Jiwa tidak sama dengan nyawa. Jiwa adalah daya hidup
rohaniah yang bersifat abstrak. Jiwa menjadi penggerak dan
pengatur bagi seluruh perbuatan-perbuatan pribadi dari manusia
maupun hewan. Cara kerja jiwa dapat diamati melalui perilaku yang
nyata.
Perspektif dalam memaknai perilaku (behavior) ada dua.
Pertama, keseluruhan bentuk respon individu terhadap stimulus
(lingkungan), yang terdiri atas perilaku yang dapat dilihat atau
diamati secara langsung (overt behavior), contohnya tertawa,
tersenyum, menangis, dan lain-lain dan perilaku yang tidak dapat
dilihat atau diamati secara langsung (covert behavior), contohnya
persepsi, ingatan, cemas, dan lain-lain. Dan kedua, tindakan nyata
individu yang bersifat teramati saja (observable).
Overt behavior dan covert behavior saling berhubungan dan
saling memengaruhi. Overt behavior merupakan ekspresi atau
perwujudan dari covert behavior. Overt behavior dapat dijadikan
alat atau media untuk memahami covert behavior. Covert behavior
dapat diketahui, dipahami, diukur dengan cara mengamati overt
behavior. Tiga bentuk perilaku terbuka (overt) yang dapat dijadikan
5

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


indikator untuk memahami peristiwa kejiwaan (covert), yaitu verbal
(lisan,

ucapan,

perkataan),

grafis

(tindakan, gerakan, penampakan).


Sedangkan
nyawa
adalah

(tulisan,

lukisan),

daya

jasmaniah

motoris
yang

keberadaannya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan


perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang dihasilkan oleh proses
belajar. Misalnya: insting, nafsu, dan lainnya. Jadi jasmaniah mati
maka mati pula nyawa.
2. Definisi Psikologi
Dalam dunia akademis, ditemukan beragam definisi untuk
membatasi psikologi sebagai sebuah ilmu. Secara umum, John B.
Waston (1878 - 1958), seorang ahli behaviorisme, menyatakan
bahwa psikologi merupakan bagian dari ilmu alam yang menjadikan
perilaku manusia sebagai pokok masalah (John B.Watson, 1919).
Sebagai tambahan, Morgan menekankan sisi tingkah laku hewan
juga sebagai objek studi psikologi (Morgan 1961).
Menurut Kurt Koffka (1925), psikologi adalah studi ilmiah
mengenai perilaku mahluk hidup dalam hubungannya dengan dunia
luar. Menurut Norman Munn (1951), psikologi secara umum
didefinisikan sebagai "ilmu mengenai perilaku". Dalam buku karya
Robert S. Woodworth dan Donald G. Marquis yang berjudul
Psychology, dikatakan:
Thus, I was though to be more appropriate to define Psychology as
the scientific studies

of

individual activities

relation

to the

environment.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas individu sejak
masih

dalam

kandungan

sampai

meninggal

dunia

dalam

hubungannya dengan alam sekitar.


Psikologi juga dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari kondisi mental manusia, sebagaimana ditulis oleh
Miller bahwa psikologi sebagai ilmu yang mencoba menjelaskan,
memprediksi mental kontrol dan perilaku peristiwa (Miller, 1974);
Psychology is a scientific study of behavior and mental processes
(Carter dan Seifert, 2013) atau Psikologi adalah studi ilmiah tentang
proses perilaku dan mental. Hal yang sama disampaikan oleh Carter
6

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


dan Seifert bahwa Psikologi sebagai studi ilmiah tentang perilaku
individu dan proses mental. (Gerrig & Zimbardo, 2005) & (Wortman,
Loftus, Weacer, 1999).
3. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Psikologi
Materi yang dikaji dalam psikologi diantaranya: perilaku
biologi, sensasi dan persepsi, pikiran dan kesadaran, belajar,
memori, proses kognitif, intelijen, pembangunan manusia, motivasi,
emosi, stres, dan kesehatan, kepribadian, gangguan psikologis,
proses sosial masyarakat dan budaya.
Perilaku manusia yang kompleks dapat menjadi hal yang
menarik dan berguna untuk mempelajari alasan yang memotivasi
perilaku

tertentu.

Belajar

psikologi

akan

memberikan

suatu

pemahaman pengetahuan yang lebih baik tentang kehidupan


sehari-hari. Maka tujuan mempelajari psikologi

adalah sebagai

berikut: pertama, untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa dan


kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku
manusia; kedua, untuk mengetahui perilaku manusia sebagai upaya
menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang lain, sehingga
memudahkan memahami; ketiga, untuk mengatasi permasalahan
sosial atau setidaknya mengurangi problem social; keempat, untuk
membiasakan

peka

terhadap

perasaan

orang

lain;

kelima,

menjadikan kehidupan yang lebih baik, bahagia, dan sempurna.

Skema 1. Tujuan mempelajari psikologi

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


Selain tujuan terdapat pula manfaat pembelajaran ilmu
psikologi yaitu pertama, pemahaman diri. Pemahaman terhadap diri
menjadi lebih baik dengan bantuan pengetahuan psikologi. Semua
perilaku termasuk dalam menangani emosi negatif dapat. Kedua,
empati. Sebagian besar masalah yang timbul di antara orang-orang
dikarenakan tidak bisa memahami orang lain. Psikologi membantu
agar

dapat

memahami

orang

lain.

Sebagai

hasilnya

dapat

berempati terhadap orang lain. Ketiga, kemampuan beradaptasi


lebih baik dalam setiap kelompok sosial, baik itu di sekolah, tempat
kerja,

atau

komunikasi.

kelompok.
Belajar

Keempat,

psikologi

meningkatkan

akan

membantu

keterampilan
meningkatkan

ketreampilan komunikasi dan membuatnya lebih persuasif dan


efektif. Dengan memahami komunikasi manusia juga akan terhindari
dari

kesalahan

yang

kesalahpahaman

dalam

masalah,

pengetahuan

menyebabkan
berkomunikasi.
psikologi

akan

miskomunikasi
Kelima,

atau

pemecahan

membantu

dalam

memecahkan masalah sehari-hari secara lebih efektif.


B. Psikologi sebagai Ilmu yang mempelajari tentang Jiwa dan
Perilaku Manusia
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata yaitu
psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu. Secara harafiah,
psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih
sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat
abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri
keberadaannya.

Adapun pengertian psikologi menurut Ensiklopedi

Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), adalah ilmu yang mempelajari


perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat

secara

langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Menurut


Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Sedangkan pengertian menurut
Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik
8

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan
lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat
psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan
lain sebagainya. Sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir,
berkeyakinan, berperasaan, dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah

laku

manusia,

baik

sebagai

individu

maupun

dalam

hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa


tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak.
Lebih lanjut Atan Long (1976) menguraikan psikologi pendidikan
sebagai ilmu yang mengkaji tingkah laku pelajar dalam suasana
pembelajaran dalam lingkungan sekolah. Selanjutnya, Slavin (1991)
menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah kajian tentang murid,
pengajaran, dan pembelajaran yang mengutamakan proses. Proses
pengetahuan, kemahiran, nilai dan sikap, dialihkan dari guru kepada
murid. Sehingga diperlukan adanya hubungan yang harmonis antara
siswa dan guru-guru sebagai pengajarnya. Maka,

perlu adanya

pemahaman dan pengetahuan guru tentang psikologi terutama


psikologi anak.
Psikologi yang berobyekkan manusia saat ini dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Psikologi Umum, yang menyelidiki dan mempelajari kegiatankegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya
yang dewasa, normal, dan

beradab (berkultur). Ada beberapa

variatif psikologi umum, antara lain:


a) Psikologi perkembangan
Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia
dari masa bayi sampai tua yang mencakuop psikologi anak,
psikologi puber, psikologi orang dewasa, psikologi orang tua;
b) Psikologi sosial
Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku
atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan
situasi sosial;
c) Psikologi pendidikan
9

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas-aktivitas
situasi

manusia

pendidikan,

dalam

misalnya

hubungannya

bagaimana

dengan

cara

menarik

perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima,


bagaimana cara belajar yang efektif, dan sebagainya;
d) Psikologi kepribadian dan tipologi
Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi
manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia;
e) Psikopatologi
Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis
yang tidak normal atau abnormal;
f) Psikologi kriminal
Psikologi yang khusus berhubungan

dengan

soal-soal

kejahatan atau kriminalitas;


g) Psikologi perusahaan
Psikologi yang khusus berhubungan

dengan

soal-soal

perusahaan.
2. Psikologi Khusus,

yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi

kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal khusus


yang

menyimpang

dari

hal-hal

umum

dibicarakan

dalam

psikologi khusus.
C. Sejarah Perkembangan Psikologi
Psikologi paling baik didefinisikan berdasarkan aktivitas-aktivitas
psikolog

di

zamannya

masing-masing.

Adapun

aktitivas-aktivitas

bernuansa psikologi ini berubah-ubah seiring perkembangan zaman.


Walaupun psikologi dapat dianggap sudah ada sejak adanya peradaban
itu sendiri, namun sejarah psikologi dimulai pada masa awal Yunani.
Dengan mempelajari sejarah perkembangan psikologi, pembelajar
akan memperoleh perspektif dan pemahaman yang lebih dalam
tentang psikologi modern. Selain itu, pembelajar juga akan mengetahui
bahwa kadang kondisi sosiokultural justru menentukan apa yang
dipelajari di dalam psikologi, kesalahan-kesalahan sebelumnya dapat

10

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


dihindari, dan ide-ide baru yang potensial dapat digali, serta rasa ingin
tahu tentang sesuatu yang penting dapat pula terpenuhi.1
1. Psikologi sebagai bagian dari filsafat
Psikologi bekerja dengan kebutuhan-kebutuhan sedangkan filsafat
membicarakan mengenai kebenaran. Sebagai contoh, teori politik.
Pendekatan psikologis adalah untuk menentukan ragam kebutuhan
dari berbagai stara sosial masyarakat. Selanjutnya, sebuah teori
yang filosofis bisa dibangun dengan memasukkan kebutuhankebutuhan ini.
Psikologi yang ada hari ini telah mengalami perjalanan yang
panjang sejak pembelajaran-pembelajaran terhadap goncangan
pada otak (bumps on skulls). Pada zaman sebelum Masehi, jiwa
manusia sudah menjadi topik pembahasan para filsuf. Saat itu, para
FIlsuf sudah membicarakan aspek-aspek kejiwaan manusia dan
mereka mencari dalil, pengertian, serta berbagai aksioma umum,
yang berlaku pada manusia. Ketika itu, psikologi memang sangat
dipengaruhi oleh cara-cara berpikir filsafat dan terpengaruh oleh
filsafatnya sendiri. Hal tersebut dimungkinkan karena para ahli
psikologi pada masa itu adalah juga ahli-ahli filsafat atau para ahli
filsafat waktu itu juga ahli psikologi.
Di abad ke-5 dan ke-6, orang-orang Yunani mulai mempelajari
perilaku manusia dan memutuskan bahwa kehidupan orang-orang
tidak terlalu dipengaruhi oleh dewa-dewa sebagaimana mereka
dipengaruhi oleh pikiran mereka sendiri; manusia itu rasional. Para
filsuf awal ini berusaha untuk menginterpretasi dunia yang mereka
observasi di sekeliling mereka sebagai bagian dari persepsi-persepsi
manusia benda-benda panas atau dingin, basah atau kering, keras
atau lembek dan kualitas-kualitas ini mempengaruhi pengalaman
manusia akan hal-hal tersebut. Meskipun filsuf-filsuf Yunani tidak
1 Lihat: Hergenhahn, Introduction to the History of Psychology (California:
Wadsworth Publishing, Co., 2000), h. 19.
11

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


mendasarkan (pemikiran mereka) kepada studi yang sistematis,
mereka sudah menetapkan tahap pengembangan untuk ilmu-ilmu,
termasuk psikologi, melalui kepercayaan mereka terhadap observasi
sebagai suatu cara untuk mengetahui alam sekitar.
Para ahli filsafat kuno, seperti Plato (429 347 SM) dan
Aristoteles (384 322 SM), telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala
gejalanya. Pada zaman kuno, tidak ada spesialisasi dalam
lapangan keilmuan, sehingga boleh dikatakan bahwa semua ilmu
tergolong apa yang disebut filsafat itu. Sementara ahli filsafat ada
yang mengatakan bahwa filsafat adalah induk ilmu pengetahuan.
Sebagai induk ilmu pengetahuan, filsafat adalah ilmu yang mencari
hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban
secara terus menerus, sehingga mencapai pengertian yang hakiki
tentang sesuatu. Masa itu belum ada pembuktian

- pembuktian

empiris, melainkan berbafai teori dikemuakan bagian dari filsafat


dalam antri yang sebenarnya.
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para filsuf dan para
ahli ilmu faal (fisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian
dari kedua ilmu tersebut2. Selain pengaruh dari ilmu faal, psikologi
juga dipengaruhi oleh satu hal yang tidak sepenuhnya berhubungan
dengan ilmu faal, meskipun masih erat hubungannya dengan ilmu
kedokteran, yaitu hipnotisme3. Menurut Singgih Dirgagunarsa,
hipotisme timbul karena adanya kepercayaan bahwa dalam alam ini
terdapa kekuatan kekuatan yang misterius, yaitu magnetisme.
Paracelsus (1493 1541), seorang ahli mistik, menunjukkan bahwa
dalam tubuh manusia terdapat magnet yang sama halnya dengan
binatang binatang di langit dapat mempengaruhi tubuh manusia
melalui pemancaran yang menembus angkasa. Dalam hubungan
2 Fauzi di dalam Alex Sobur, Psikologi Umum, h. 73-74.; http://kulpulanmateri.blogspot.co.id/2012/08/psikologi-sebagai-bagian-dari-filsafat.html
(diakses 17 Januari 2016.
3 Dirgagunarsa di dalam Sobur, Ibid.
12

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


itu, Van Helmont (1577 1644) mengemukakan doktrin Animal
magnetism, yaitu Cairan yang

bersifat magnetis dalam tubuh

manusia dapat dipancarkan untuk mempengaruhi badan, bahkan


jiwa orang lain4.
Pada pertengahan tahun 1500an, Nicolas Copernicus (1473-1543)
mempublikasi sebuah ide bahwa bumi bukanlah pusat tata surya,
sebagaimana yang diperkirakan sebelumnya, akan tetapi berevolusi
mengelilingi matahari. Belakangan, Galieo Galilei (1564-1642)
menggunakan teleskop untuk mengkonfimasi prediksi tentang posisi
bintang-bintang dan pergerakannya berdasarkan karya Coperninus.
Individu-individu pada era Renaisans memulai perbaikan terhadap
konsep eksperimen melalui observasi yang modern. Filsuf-filsuf abad
ketujuh mempopulerkan gagasan dualisme, sebuah konsep yang
menyatakan bahwa jiwa (mind) dan tubuh itu terpisah dan berbeda.
Filsuf Perancis Rene Descartes (1596-1650) menyanggah
pendapat ini dan berpendapat bahwa antara tubuh dan jiwa
terhadap suatu tautan. Ia beralasan bahwa jiwa mengontrol
gerakan-gerakan tubuh, sensasi-sensasinya dan juga persepsipersepsinya. Pendekatan Descartes dalam memahami perilaku
manusia

didasarkan

kepada

asumsi

bahwa

jiwa

dan

tubuh

mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk pengalaman


seseorang. Bagaimana interaksi ini terjadi masih merupakan kajian
hingga hari ini. Salah seorang psikolog pernah menyatakan, Ilmu
pengetahuan modern mulai muncul melalui kombinasi antara
refleksi, logika, dan matematika para filsuf yang dipadu dengan
observasi dan kemampuan berinovasi orang-orang yang praktis.
(Hilgrad, 1987).
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian
dari filsafat, sehingga objeknya tetap hakikat jiwa, sementara
metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Uraian oleh
4 Ibid.
13

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


para filsuf abad pertengahan umumnya berkisar seputar ketubuhan
dan kejiwaan. Berbagai pandangan mengenai ketubuhan dan
kejiwaan dapat digolongkan dalam dual hal, yaitu5:
1. Pandangan bahwa antara ketubuhan dan kejiwaan (antara aspek
psikis dan fisik) tidak dapat dibedakan karena merupakan suatu
kesatuan. Pandangan ini disebut Monism.
2. Pandangan bahwa ketubuhan dan kejiwaan pada kahikatnya
dapat berdiri sendiri, meskipun disadari bahwa antara kejiwaan
dan ketubuhan merupakan suatu kesatuan. Ini disebut dualism.

Tokoh tokoh abad pertengahan, antara lain: Rene Descrates (1596


1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran,Gottfried
Wilhelm Leibniz (1646 1716), yang mengutarakan teori kesejajaran
psikofhisik (psychophysical paralellism), John Locks (1632 1704)
dengan teori tabula rasa.
Secara historis filsafat barat, psikologi merupakan bagian dari
filsafat hingga abad ke-19 dimana psikologi sudah menjadi ilmu
yang mandiri. Di abad ke-17 dan ke-18, banyak filsuf barat menadi
pioner di are-area yang kemudian dikenal sebagai psikologi. Apakah
psikologi dan filsafat bersaudara? Ya, pada masa lalu mereka adalah
saudara yang sangat dekat, anggota keluarga yang sama. Namun,
memasuki abad ke-19 hubungan ini menjadi lebih problematis. Pada
akhirnya penjelajahan dan penelitian psikologis menjadi ilmu
terpisah, studi dan penelitian tentang jiwa.
Memasuki abad ke-19, ahli biologi telah mengumumkan
bahwa sel sebagai elemen dasar pembentuk kehidupan. setelahnya,
kimiawan mengembangkan tabel periodik unsur, dan fisikawan
membuat kemajuan pesat dalam memahami gaya-gaya atomis.
Banyak

dari

ilmuwan-ilmuwan

ilmu

pengetahuan

alam

yang

mempelajari fenomena yang kompleks dengan mereduksi mereka

5 Ibid.
14

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Dalam lingkungan
yang seperti inilah Ilmu psikologi dikembangkan.

2. Aliran-aliran psikologi
Sejarah psikologi merupakan searangkaian sejarah alternatif.
Seiring dengan berkembangnya bidang psikologi, berbagai aliran
pemikiran tumbuh dan berkompetisi serta menawarkan pendekatanpendekatan baru terhadap ilmu perilaku. Aliran-aliran psikologi
dapat dilihat dari dua sudut pandang, sudut pandang sejarah dan
sudut pandang kontemporer. Dari sudut pandang sejarah, aliranaliran psikologi dapat dikelompokkan menjadi (a) strukturalisme, (b)
fungsionalisme, (c) ciri-ciri bawaan dan (d) gestaltt. Sedangkan dari
sudut

pandang

kontemporer,

psikologi

dapat

dikelompokkan

menjadi: (a) apikologi psikoanalitik, (b) psikologi bevarioustik, (c)


psikologi humanistik, (d) psikologi kognitif, (e) psikologi biologis, dan
(f)

psikologi

sosiokultural.

Dalam makalah

ini

akan

dibahas,

mengenai pandangan-pandangan menurut psikologi strukturalisme,


fungsionalisme,

behaviourisme,

psikoanalisis,

humanistik,

and

gestalt.
2.1. Strukturalisme
Strukturalisme merupakan aliran yang pertama dalam
psikologi karena dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah ia
melakukan

eksperimennya

pengikut-pengikutnya
mental

yang

di

laboratotium.

berpendapat

kompleks

bahwa

sebenarnya

Wundt

dan

pengalaman

adalah

halnya

pesenyawaan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi.


Mereka bekerja atas premisnya-premis
kesadaran

dan

pembentukkannya.
Tokoh psokologi

menyelidiki struktur

mengembangkan
strukturalisme

ini

hukum-hukum
adalah

Wilhelm

Wundt. Wundt dan pengikut-pengikutnya disebut strukturalis


15

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


karena mereka berpendapat bahwa pengalaman mental yang
kompleks itu sebenarnya adalah struktur yang terdiri atas
keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya
persenyawan-persenyawan kimiawi yang tersusun dari unsurunsur kimiawi.
Ciri-ciri dari strukturalisme Wundt adalah penekanannya
pada analisis atau proses kesadaran yang dipandang terdiri
atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan
hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen
kesadaran tersebut. Karena pandanganya elementalistik ini,
psikologi strukturalisme disebut juga psikologi elementalisme.
Selain

dipandang

terdiri

atas

elemen-elemen

dasar,

kesadaran, oleh Wundt dan para ahli psikologi lainnya pada


masa

itu,

dipandang

sebagai

aspek

yang

utama

dari

kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi


dalam diri manusia, selalu bersumber pada kesasaran.
Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode
instropektif. Metode introspeksi ialah orang yang menjalani
percobaan

diminta

untuk

menceritakan

kembali

pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu


eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat
diidentifikasi memakai introspeksi.
Menurut Jean Piaget, strukturalisme itu sulit dikenali
karena mencakup bentuk-bentuk yang beragam sehingga sulit
menampilkan sifat umum dan karena struktur-struktur yang
dirujuk

memperoleh

arti

yang

cenderung

berbeda-

beda.Struktrur adalah sistem transformasi yang mengandung


kaidah

sebagai

sistem

dan

yang

melindungi

diri

atau

memprkaya diri melalui peran tranformasi-t ranformasinya


,tanpa

krluar

dari

batas-batasnya

atau

menyebabkan

masuknya unsur-unsur luar. Piaget menyebutkan tiga sifat


yang dimaksud dalam sebuah struktur , yakni: totalitas,
transformasi, dan pengaturan diri. Sebuh struktur kata Piaget,
harus dilihat sebagai sesuatu totalitas, meskipun terdiri atas
16

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


sejumlah unsur, struktur unsur-unsur itu berkaitan satu sama
lain dalam sebuah kesatuan. Dilihat secara hierarkis, sebuah
struktur terdiri atas sejumlah sub struktur yang terikat oleh
struktur yang lebih besar. Dengan demikian, pengertian
struktur

tidak

terbatas

pada

konsep

terstruktur,

tetapi

sekaligus juga mencakup pengertian prases menstruktur.


Pengertian transformasi pada dasarnya sejalan dengan konsep
tata bahasa generatif-transformasional Chomsky. Sifat yang
dinamis ini berkaitan dengan kaidah otoregulasi yang ada
pada sebuah strutur.
Tokoh strukturalisme

lain

adalah

Edward

Bradford

Titcherner(1867-1927). Titcherener merupakan orang Inggris


yang pertama yang mewakili pandangan-pandangan psikologi
Jerman (Wundt) sebagai murid Wundt, ia menerjemahkan
beberapa buku Wundt dalam bahasa inggris. Setelah belajar di
Leipzig, Titchener ingin kembali ke Oxford, namun ditolak,
karena psikologi di Inggris tidak sejalan dengan Wundt. Oleh
karena itu,ia pergi ke Cornell University di Amerika Serikat,
dan sebagai guru besar, ia mengembangkan strukturalisme di
Amerika Serikat dari universitas tersebut.
2.2. Fungsionalisme
Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang
pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal
penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi.
Pendekatan

fungsionalisme

berlawanan

dengan

pendahulunya, yaitu strukturalisme. Aliran fungsionalisme


juga keluar dari pragmatism sebagai sebuah filsafat. Aliran
fungsionalisme

berbeda

dengan

psikoanalisa,

maupun

psikologi analytis, yang berpusat kepada seorang tokoh.


Fungsionalisme

adalah

orientasi

dalam

psikologi

yang

menekankan pada proses mental dan menghargai manfaat


psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam

17

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.
Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa masyarakat
adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling
berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara
terpisah. Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses
mental,

persepsi

indrawi,

dan

emosi

adalah

adaptasi

organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan pada


fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena
mental, atau berusaha menafsirkan fenomena mental dalam
kaitan dengan peranan yang dimainkannya dalam kehidupan.
Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup
hanya mempersoalkan apa dan mengapa terjadi sesuatu
(strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi)
suatu tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih
menekankan pada aksi dari gejala psikis dan jiwa seseorang
yang

diperlukan

untuk

melangsungkan

kehidupan

dan

berfungsi untuk penyesuaian diri psikis dan sosial.


Fungsionalisme memiliki macam-macam tokoh antara
lain Willian James (1842-1910), J.R.Anggell (1869-1949) dan
John Dewey (1859-1952). Menurut James, psikologi tifdak
dapat membuktikan bebasnya kemauan. Bila pikologi bekerja
sama dengan determinisme, dapatlah ia melokalisasi sesuatu
pilihan

bebas.

Akan

tetapi,

psikologi

tidak

dapat

mengunakan konsep itu begitu saja, karena konsep itu


(determinisme)adalah hipotesis yang bekerja di belakang
sains dan merupakan bagian dari pengetahuan agama.
Dengan penekanan pada peranan fungsional pada kesasaran,
James merasa bahwa metode interopeksi dari strukturalisme
terlalu membatasi, untuk mengetahui bagaimana organisme
beradaptasi dengan lingkungannya, pendukung fungsionalis
berpendapat bahwa data yang berasal dari interopeksi harus
dilengkapi

dengan

observasi

perilaku

aktual,

termasuk

penelitian perilaku, jadi, fungsionalisme memperluas lingkup


18

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


psikologi

dengan

mencakup

prilaku

sebagai

variabel

dependen.
Adapun Angell, tiga macam pandangannya terhadap
fuingsionalisme: (1) fungsionalisme adalah psikologi tentang
mental

operation

sebagai

lawan

dari

psikologi

tentang

elemen-elemen mental (elementisme), (2) fungsionalisme


adalah psikologi tentang kegunaan dasar dari kesadaran, yang
jiwa

merupakan

perantara

antara

kebutuhan-kebutuhan

organisme dan lingkungannya, khususnya dalam keadaan


emergency (teori emergancy dari kesadaran), dan (3)
fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang
keseluruhan organisme yang terdiri atas jiwa dan badan. Oleh
karena itu, ia menyangkut juga hal-hal yang dibalik kesadaran,
seperti kebiasaan, tingkah laku yang setengah disadari, dan
sebagainya.
Sebagai seorang ahli filsafat, pandangan-pandangan
psikologi

Dewey

banyak

dipengaruhi

ahli

filsafat.

Ia

merupakan orang pertama yang meulis buku karangan asli


mangenai psikologi dalam bahasa inggris (bukan terjemahan
dari bahasa Jerman) pandangan filsafat adalah Manusia yang
berfikir tentang perubahan. Ia menentang pendapat bahwa
manusia sebaiknya pasif dan membiarkan segala sesuatu di
sekitarnya sebagai mana adanya. Yang penting ubtuk digaris
bawahi disini adalah baik aliran strukturalisme maupun
fungsionalisme keduanya memiliki peranan penting dalam
perkambangan psikologi awal.Karena masing-masing sudut
pandangan memberikan pendekatan terhadap psikologi, dua
aliran

itu

dianggap

sebagai

naliran

psikologi

yang

berkompetisi.
2.3. Behaviourisme
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari
strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi
ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan
19

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara keras
menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai
obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi
tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme
tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti
yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme
sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih
mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada
proses-proses mental.
Peletak dasar aliran ini adalah Ivan Pavlov (1849-1936)
dan William Mc Dougall (1871-1938). Teorinya yang terkenal
adalah

mengenai

insting.

Menurutnya

insting

adalah

kecenderungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai


hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya.
Setelah

eksperimen

muncullah

yang

dilakukan

pendapat-pendapat

yang

oleh

Pavlov,

kemudian

maka
muncul

sebagai aliran behaviourisme. Inti dari aliran ini adalah asumsi


bahwa jiwa bukan materi sehingga tidak dapat diteliti secara
langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah laku dengan
asumsi bahwa tingkah laku merupakan wujud dari kejiwaan
manusia maupun hewan lainnya.
Aliran behaviourisme memiliki 6 pandangan utama
mengenai fundamentalnya perilaku. Pandangan-pandangan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari
jiwa yang abstrak yang bermakna dan data diukur secara
ilmiah dengan pendekatan alamiah.
2. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif,
empiris, dan realistis. Oleh karena itu segala hal yang
keluar dari karakteristik ilmiah, tingkah laku yang metafisik
tanpa bentuk dan wujud tidak dapat diteliti, seperti tentang
kesadaran yang artinya abstrak. Kesadaran dalam bentuk
20

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


fisikal saja yang dapat dianalisis dan ditemukan unsureunsur strukturnya.
3. Penelitian terhadap tingkah laku merupakan subject matter
yang dikaji psikologi sebagaimana dianjurkan oleh John B.
Watson, yang

pada awal tahun 1900 berpedapat bahwa

tingkah laku merupakan satu-satunya hal yang dapat


diteliti dalam psikologi.
4. Faktor-faktor eksternal

dalam

konteks

behaviourisme

merupakan rangsangan yang dapat diikutsertakan, tetapi


bukan merupakan tingkah laku yang sejatinya.
5. Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah
Kesadaran

substansial

yang

menjadi

insting.

rumukan

utama

adanya tingkah laku yang sebenarnya. Sebab, semua


bentuk tingkah laku yang meskipun sudah dirangsang oleh
pengaruh eksternal tetap harus dikembalikan pada sifat
bawaannya hang semua.
6. Melalui penelitian B.F. Skinner, berbagai stimulasi yang
memuncuclkan adanya respons dalam bentuk tingkah laku
dipelajari oleh psikologi, sedangkan bentuk upaya dan
modifikasi untuk mempertahankan tingkah laku bukan
merupakan kajian psikologi karena semuanya merupakan
pengaruh

eksternal

terhadap

tingkah

laku

yang

sesungguhnya.
Beberapa tokoh behaviourismeyang terkenal adalah:
a. John B. Watson (1878-1958).
Watson merupakan ahli matematika dan filsafat dari
Univesrsitas

Chicago.

Ia

merupakan

direktur

laboratorium di John Hopkins University. Teorinya yang


terkenal adalah teori tentang Stimulus-Respon. Stimulus
adalah semua objek di lingkusan termasuk perubahan
jarring-jaring

tubuh.

Respon

adalah

apapun

yang

dilakukan sebagai jawaban terhadap stimulus mulai dari


tingkat sederhana hingga tingkat tinggi.
b. B.F.
Skinner
(1904-1990).
Pandangan-pandangan
Skinner

diterbitkan dalam karyanya The Behaviour of


21

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


Organism dan kemudian di detailkan dalam Science and
Human Behaviour . salah satu pandangan pentingnya
mengenai

aliran

behaviourisme

adalah

asumsinya

mengenai perilaku. Perilaku yang muncul diperkuat oleh


adanya positibe reinforcers (penguatan positif) dan
ketiadaan negative reinforcerrs (penguatan negative)
penguatan positif adalah meningkatnya respons karena
adanya

stimulus

yang

dibutuhkan

dan

sangat

menyenangkan, sedangkan penguatan negative adalah


peningkatan
2.4.

tingkah

laku

dalam

menghindarkan

kemudaratan.
Psikoanalisis
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai

upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologis dan


mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang
kedokteran.Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis
adalah Sigmun Freud.Freud lahir tanggal 6 Mei 1856 di
Freiberg Moravia. Freud berusaha meredksi psikologi menjadi
kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang
ahli saraf.
Teori dasar dari sigmun adalah ide tentang alam sadar
(conscious mind) versus alam bawah sadar (unconscious
mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari
pada saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan,
pemikiran, fantasi, perasaan yang anda miliki. Hal yang
berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-sadar,
yaitu apa yang disebut saat ini dengan kenangan yang sudah
tersedia (available memory), yaitu segala sesuatu yang
dengan mudah data dipanggil kea lam sadar, kenangkenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi
dapat

dengan

mudah

diapanggil

lagi.

Menurut

Freud

keduanya adalah bagian terkecil dari fikiran.


Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah
sadar

(unsconscious

mind).Bagian
22

ini

mencakup

segala

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


sesuatu yang sangat sulit dibawa kealam sadar, termasuk
segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar
seperti nafsu dan insting. Freud berpendapat bahwa alam
bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang
ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti
makanan

atau

seks,

atau

motif-motif

yang

mendorong

seniman atau ilmuwan berkarya.


Konsep lain dari freud adalah struktur kepribadian.
Struktur kepribadian dibagi menjadi tiga yaitu :Id, Ego,
Superego,

masing-masing

merupakan

tahapan-tahapan

kepribadian dan masing-masing juga memiliki karakteristik


yang berbeda-beda. Id merupakan Struktur kepribadian yang
paling mendasar, hanya berdasarkan dorongan nafsu atau
kenikmatan
menurut

belaka.Ego
prinsip

adalah

kenyataan

pikiran
(reality

yang

beroperasi

principle)

yang

memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang dapat


diterima

masyarakat

mengontrol

atau

kesadaran.

sebagai

Superego

kepribadian

merupakan

yang

Kesdaran

tertinggi manusia, terbentuk melalui proses identifikasi dalam


nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral.
Tokoh lain dari psikoanalisis adalah Alfred Adler (18701937). Ia merupakan seorang dokter mata lulusan Universitas
Wina (1895), kemudian ia menekuni bidang psikiatri dan
menjadi psikiater. Teori-teorinya adalah sebagai berikut :
1. Teori tentang inferioritas universa. Setiap manusia akan
melakukan upaya menyesuaikan diri dengan kelemahan
yang

dimilikinya

melalui

berbagai

bentuk

perilaku

konvensional sebagai cara mengatasi kelemahannya.


2. Teori tentang striving for superiority, yaitu motivasi bawaan
yang menggerakkan manusia untuk bertahan hiduo dan
mengembangkan diri.
Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961).Ia
adalah

seorang

psikoanalisis

psikiater

Freud.

Ia
23

yang

keluar

mengklasifikasi

dari

sekolah

karakteristik

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


kepribadian

menjadi

yaitu

introvert

dan

ekstravert.

Kepribadian

introvert merujuk pada sebuah kecenderungan

untuk mengutamakan dunia dalam pada diri seseorang.


Aspek-aspekyang lebih jelas dari introversi adalah malu, tidak
suka

pada

fungsi-fungsi

Sedangkan

sosial,

kepribadian

dan

menyukai

privasi.

ekstravert

merujuk

pada

kecenderungan untuk melihat dunia luar, khususnya orang


lain

demi

ekstravert

kesenangan
biasanya

diri.

Orang

mudah

dengan

bersahabat

karakteristik

dan

menikmati

aktivitas sosial, dan merasa tidak nyaman ketika sendirian.


2.5. Humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang
manusia yang mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala
psikoanalisa. Oleh karenanya sering disebut sebagai the third
force (the first force is behaviorism, the second force is
psychoanalysis).
a. Prinsip utama
- Memahami

manusia

sebagai

suatu

totalitas.

Oleh

karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk


mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang
sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam
proses

fisiologis

yang

mekanistis.

Manusia

harus

berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi


kebutuhan

fisik,

mengembangkan
-

manusia

hal-hal

non

harus
fisik,

mampu

misalnya

nilai

ataupun sikap.
Metode yang digunakan adalah life history, berusaha
memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga

muncul keunikan individual.


Mengakui
pentingnya
personal

freedom

dan

responsibility dalam proses pengambilan keputusan


yang

berlangsung

manusia

adalah

sepanjang

berkembang,

hidup.

Tujuan

berusaha

hidup

memenuhi

potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini

24

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang
-

menentukan eksistensi manusia.


Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia
mengekspresikan

keunikan

kemampuannya

sebagai

individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan


judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat
dihargai
-

adalah

kreativitas.

Melalui

kreativitasnya,

manusia mengekspresikan diri dan potensinya.


Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang
psikoterapi

dan

konseling.

Tujuannya

adalah

meningkatkan pemahaman diri.


b. Tokoh
1. Carl Rogers (1902 – 1988)
Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang
ketat mengenai kerja keras dan nilai agama Protestan.
Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya. Setelah
mempelajari teologi, ia masuk Teacher’s College di
Columbia Uni, dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di
Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D. Rogers bekerja sebagai
psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan
teori humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan
dan mengembangkan teknik terapi yang dikenal sebagai
Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik terapi yang
ada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena
mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan
pasien (dalam konteks ini pasien disebut klien). Hubungan
terapis-klien diwarnai kehangatan, saling percaya, dan
klien diberikan diperlakukan sebagai orang dewasa yang
dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggungjawab
atas keputusannya. Tugas terapis adalah membantu klien
mengenali masalahnya, dirisnya sendiri sehingga akhrinya
dapat menemukan solusi bagi dirinya sendiri.
Keseluruhan pengalaman eksternal dan internal psikologis
individu

membentuk
25

organisma.

Organisma

adalah

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


kenyataan yang dihayati individu, dan disebut sebagai
subjective reality, unik dari satu individu ke individu
lainnya. Self (diri) berkembang dari organisma. Semakin
koheren

organisma

dan

self,

semakin

tersebut dan sebaliknya.


Sebagaimana
ahli
humanistic

sehat

pribadi

umumnya,

Rogers

mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep


aktualisasi

diri.

Aktualisasi

mendorong

pengembangan

diri
diri

adalah
dan

daya

potensi

yang

individu,

sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia.


Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai kepada
pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik
manusia seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
2. Abraham Maslow (1908-1970)
Maslow dikenal dengan teori motivasinya. Teori

ini

mengasumsikan bahwa perkembangan psikologis manusia


didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu physiological
needs, safety needs, love & belonging needs, esteen
needs, dan self actulization.
2.6. Gestalt
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman. dalam bahasa
inggris berarti form, shape, configuration, whole. Apabila
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti, keseluruhan,
esensi,

totalitas,

hal

peristiwa

dan

hakikat.

Aliran

ini

dikembangkan di sekolah Berlin oleh tokoh-tokohnya seperti


M.

Weitheimerm

memandang

K.

yang

Koffka,
utama

dan

W.

bukanlah

Kohler.

Aliran

elemen

ini

tetapi

keseluruhan. Metode kerjanya adalah mengannalisis unsurunsur kejiwaan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak munfkin
dianalisis kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus
dipelajari

sebagai

suatu

keselurujan

atau

totalitas.

Keseluruhan adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan


unsur-unsurnya.keseluruhan itu lebih dahulu ditanggapi dari
bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh
26

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada
unsur-unsurnya

dan

sebaliknya

arti

unsure-unsur

itu

bergantung pula pada gestalt.


Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep
gestalt ini, Weitheimer menjelaskan bahwa apa yang sedang
dilihat oleh seseorang merupakan

efek dari keseluruhan

peristiwa, yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian


itu. Seseorang yang sedang melihat untaian lampu yang
mengalir, sekalipun hanya melihat satu lampu yang bersinar
pada satu waktu, sebab keseluruhan peristiwa mengandung
hubungan-hubungan diantara masing-masing lampu yang kita
alami juga.
Dalam hal persepsi, salah satu prinsip gesltalt adalah
hokum

pragnanz.

Pragnanz

dalam

bahasa

jerman

juga

memiliki arti yang sama dalam bahasa inggris pregnant yang


berarti hamil. Hokum ini berkata bahwa kita pada dasarnya
digiring untuk mengalami segala hal yang sebagus mungkin
dalam pengertian gestalt. bagus bisa berarti banyak disini,
seperti keteraturan, ketertiban, kesederhanaan, simetri, dan
seterusnya, yang kemudian merujuk pada prinsip-prinsip
gestalt yang spesifik.
Psikologi gestalt

memandang

keberadaam

totalitas

batiniah yang mengorganisasi yang memposisikan totalitas


sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen
kejiwaan merupakan sesuatu yang sekunder.. lebih lanjut,
gejala-gejala psikis yang khusus menurut gestalt merupakan
totalitas

dari seluruh keadaan psikis

yang menentukan

bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis manusia.

3. Psikologi sebagai ilmu yang mandiri


Psikologi, dikukuhkan sebagai ilmu yang berdiri sendiri oleh Wilhelm
Wundt, dengan didirikannya Laboraturium pertama di dunia, di Leipzig,
pada tahun 1879. Sebelum tahun 1879 psikologi dianggap sebagai

27

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


bagian dari filsafat, karena psikologi membahas mengenai gejala jiwa,
pada waktu itu belum ada pembuktian-pembuktian nyata atau empiris,
melainkan

segala

teori

dikemukakan

berdasarkan

argumen-

argumentasi logis (akal). Sebelum tahun 1879 memang sudah dikenal


psikologi tetapi belum ada yang menyebutnya dirinya sebagai sarjana
psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah
filsuf, ahli ilmu kedokteran/faal.
a. Wilhelm Wundt (1832-1920)
Pada tahun 1879 adalah tahun yang sangat penting dalam sejarah
psikologi. Pada tahun ini Wundt mendirikan laboraturium psikologi
yang pertama kali di Leipzig yang dianggap sebagai pertanda
berdirinya psikologi sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu induknya
yaitu filsafat. Yang diteliti dalam laboraturium psikologi adalah
mengenai gejala pengamatan dan tanggapan manusia, seperti
persepsi, ingatan dan fantasi. Menurut Wundt, jiwa itu seperti air,
aktif, terus-menerus berubah.
b. William James (1842-1910)
James mengemukakan teori emosi yaitu yang terkenal dengan teori
James-Lange adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan
antara perubahan fisiologis dengan keadaan emosional. Emosi
adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan
yang terajdi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangrangsang yang datang dari luar. Misalnya rasa takut, emosi takut
timbul karena seseorang mempersepsikan otot-otot kakinya sendiri
yang sedang lari setelah ia melihat seekor harimau. Dengan
perkataan lain , seseorang menjadi takut karena lari, bukan lari
karena takut. Di antaranya sumbangannya kepada psikologi, teori
James tentang kesadaran dan konsep diri (self). Ia melihat
kesadaran

sebagai

adaptasi

manusia

mempertahankan jenis dan dirinya sendiri.

dalam

usahanya

Kesadaran ini tidak

merupakan sesuatu yang statis (tetap), melainkan merupakan suatu


proses, mengalir terus-menerus.

Berdasarkan Konsep ini, James

mengemukakan bahwa hakekat psikologi pada manusia adalah


dinamis (berubah-ubah).
c. Jhon Dewey(1859-1952)
28

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


Sumbangan

Dewey

terhadap

psikologi

(pendidikan),

ia

menganjurkan teori dan metode yaitu learning by doing (belajar


sambil mengerjakan).

Dalam teorinya ini ia berpendapat bahwa

untuk mempelajari sesuatu, tidak perlu orang terlalu banyak teori,


dengan disertai melalukan (yang hendak dipelajari itu) dengan
sendirinya ia akan menguasai perbuatan-perbuatan itu, sehingga ia
dapat menguasai hal yang dipelajari tersebut.
d. Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Thorndike menghasilkan penelitian yang dilakukan pada hewan,
seperti pada anjing.

Prinsip dasar dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Thordike adalah bahwa dasar belajar (learning) tidak


lain adalah asosiasi. Suatu stimulus (S), akan menimbulkan suatu
respon (R) tertentu. Dalam teori S-R dikatakn bahwa dalam proses
belajar, pertama kali irganisme (hewan, orang) belajar dengan cara
coba-coba salah (trial and error). Kalau organisme itu berada dalam
situasi

yang

mengandung

masalah,

maka

organisme

akan

mengeluarkan serentetan tingkah laku dari kumpulan tingkah laku


yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu. Experimen
(percobaan yang dilakukan) oleh Thorndike adalah Seekor kucing
yang lapar ditempatkan dalam sangkar yang disebut puzzle box
(peti

teka

teki),

pengungkit,

yang

gerendel

dilengkapi

pintu,

dan

dengan
tali

peralatan,

yang

seperti

menghubungkan

pengungkit dengan gerendel tersebut. Mula-mula kucing tersebut


mengeong, mencakar, melompat, berlari, untuk melepaskan diri
untuk mendapatkan makanan yang ada di muka pintu.Akhirnya
entah bagaimana kucing itu berhasil menekan pengungkit dan
terbukalah pintu sangkar tersebut. Eksperimen puzzle box ini
kemudian terkenal dengan nama instrumental conditioning. Artinya,
tingkah

laku

yang

dipelajari

berfungsi

sebagai

instrumental

(penolong) untuk mencapai hasil/ganjaran yang dikehendaki.


1. Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah
laku diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan
semakin kuat. Prinsip law of exercise adalah koneksi antara
kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan
29

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah
bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan.
Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah
ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin
dikuasai.
2. Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon
cenderung

diperkuat

bila

akibatnya

menyenangkan

dan

cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum


ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi
sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat
menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan
diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak
menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.
Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan
bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung pada
buah hasil perbuatan yang pernah dilakukan. Misalnya, bila
anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya.
Namun, jika

sebaliknya, ia

akan dihukum. Kecenderungan

mengerjakan PR akan membentuk sikapnya.


Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena
memenuhi syarat berikut: (1) secara sistematis psikologi dipelajari
melalui penelitian-penelitian ilmiah dengan menggunakan metode
ilmiah, (2) memiliki struktur keilmuan yang jelas, (3) memiliki objek
formal

dan

material,

(4)

menggunakan

metode

ilmiah

seperti

eksperimen, observasi, sejarah kasus (case history), pengetesan dan


pengukuran (testing and measurement), (5) memiliki terminilogi
khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian, (6) dan dapat
diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.

30

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


BAB III
STUDI KASUS

A. Kasus Pertama: Korupsi


Berita yang dilansir oleh

salah

satu

media

televisi

swasta

menyebutkan Dinyatakan terbukti menggelapkan uang penelitian Rp


1,5 miliar dari Universitas Islam Riau, seorang dosen bernama Emrizal
divonis 4 tahun penjara oleh majelis hakim di Pengadilan Tipikor pada
Pengadilan

Negeri

Pekanbaru.

Sementara

itu

kasus

lain

memberitakan bahwa KPK resmi menetapkan anggota Komisi V DPR


dari Fraksi PDIP, Damayanti Wisnu Putranti, sebagai tersangka.
Peringkat Indonesia di indeks korupsi yang dikeluarkan Transparency
Internasional naik dari 114 ke 107. Tapi masih jauh di bawah negaranegara tetangga seperti Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
B. Kasus Kedua : Kesulitan Belajar
Adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa,

sehingga pada

akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada


di

bawah

semestinya.

Kesulitan

belajar

siswa

ditunjukkan

oleh

hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar, dan dapat


bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis. Adapun kesulitan
belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya :
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar, yaitu keadaan dimana
proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang
bertentangan. Pada dasarnya yang mengalami kekacauan belajar,
potensi dasarnya tidak dirugikan akan tetapi belajarnya terganggu
atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan.
Sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi
yang dimilikinya. Contohnya adalah siswa yang sudah terbiasa
dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya,
mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang
menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction, merupakan gejala dimana proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya
31

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental,
gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. Contohnya
adalah siswa yang memiliki postur tubuh tinggi atletis dan sangat
cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih
bermain bola volley maka dia tidak dapat menguasai permainan
volley dengan baik.
3. Under Achiever, mengacu

kepada

siswa

yang

sesungguhnya

memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal,


tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contohnya adalah siswa
yang

telah

dites

kecerdasannya

dan

menunjukkan

tingkat

kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 140) namun


prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar, yaitu siswa yang lambat dalam
proses belajar. Sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar, mengacu pada
gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar
sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
C. Kasus Ketiga: Kasus Analisa Teori Humanistik
Kesulitan Penyesuaian Diri Mahasiswi S dalam kehidupan kampus
S, berusia 22 tahun, mahasiswi tingkat 1, mengalami ancaman DO.
Dari hasil evaluasi 7 minggu pertama `ternyata nilai dari semua mata
kuliah yang di ambilnya tidak memenuhi persyaratan lulus ke tingkat 2.
PA memebritahu hal ini dengan tujuan dia bias mengejar nilainya,
dengan belajar yang lebih alkif agar tidak terancam DO.
Dari hasil evaluasi 4 mata kuliahnya, S memperoleh 2 nilai C dan 2
nilai D. Dia sangat menyadari bahwa dia akan sulit untuk mendapat
nilai yang baik untuk ke dua mata kuliahnya tersebut. Kenyataannya ini
membuat S merasa sangat stress, hingga kadang dia merasa ingin
bunuh diri, karena merasa takut gagal.
Dalam pergaulan dengan teman-temannya S selalu merasa minder.
Ketika kuliah di kelas besar, dia selalu memilih duduk di barisan yang
paling

belakang

dan

dia

jarang

bergaul

dengan

teman2

seangkatannya. Dia selalu merasa dirinya kuno, karena menurutnya S


32

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


selalu berpakaian yang tidak fashionable . Akibatnya S selalu
menyendiri dan lebih senang berada di perpustakaan daripada bergaul
dengan teman2nya. S lebih nyaman ketika m,asih duduk di bangku
SMA, dimana kelasnya lebih kecil dan hubungan di antara siswa di
rasakannya lebih akrab. S, merupakan anak ke 2 dari dua bersaudara
(keduanya wanita). Kakaknya berusia 2 tahun lebih tua darinya, dan
mempunyai prestasi akademis yang cukup cemerlang di fakultas
yang

sama.

Walaupun

orangtua

tidak

pernah

membandingkan

kemampuan ke dua anaknya, tetapi S merasa bahwa kakaknya


mempunyai kelebihan di segala bidang, di bandingkan dengan dirinya.

33

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kasus Pertama
Praktik korupsi tidak lagi hanya sebatas kejahatan struktural dan
pelanggaran moral, tetapi korupsi telah dijadikan sebagai sesuatu yang
lumrah, biasa, wajar, bahkan menjadi prinsip penggerak kehidupan
sehari-hari.

Korupsi telah mengakar dan cederung diterima oleh

masyarakat banyak. Saat ini telah muncul situasi tidak adanya lagi
budaya malu untuk melakukan korupsi, serta salah persepsi dan salah
pengertian akan dampak negatif korupsi terhadap perkembangan
politik, ekonomi, dan sosial. Meski korupsi merupakan suatu tindakan
yang ilegal, namun tidak berarti korupsi akan dianggap sebagai
tindakan yang melawan hukum, bahkan oleh mereka yang berwenang
dalam mengambil keputusan di bidang hukum sekalipun. Korupsi,
terkadang, bisa ditoleransi meski kenyataannya semua orang tahu
bahwa

tindakan

tersebut

ilegal

dan

melanggar

norma

masyarakat/publik. Di beberapa negara, perilaku yang melawan hukum


ini, bisa diterima, meski di negara lain yang telah memiliki aturan yang
tegas, hal ini bisa mengundang reaksi keras.
Korupsi seringkali dilihat sebagai sesuatu yang terkait dengan
faktor ekonomi, hukum, politik, dan kekuasaan. Empat klasifikasi
korupsi menurut Morgan (1998), yaitu: (1) suap, (2) nepotisme dan
klientelisme, (3) penggelapan dan penipuan, dan (4) penyalahgunaan
kekuasaan.

Huntington

(1968)

mendefinisikan

korupsi

sebagai

behavior of public officials which deviates from accepted norms in


order to serve private ends. Korupsi merupakan perilaku yang
menyimpang dari norma-norma yang diterima dan dianut masyarakat
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang dilakukan
oleh para pegawai publik. Sedangkan Nye (1967) mendefinisikan
korupsi sebagai perilaku yang menyimpang dari tugas formal sebagai

34

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


pegawai

publik

untuk

mendapatkan

keuntungan

finansial

atau

meningkatkan status.
Alasan dan motif dasar seseorang melakukan tindakan korupsi
diajukan kepada para filsuf, seperti Thomas Hobbes, yakni karena
manusia cenderung pada pemenuhan hasrat kenikmatan secara
berkelanjutan untuk memenuhi segala kepentingan dirinya yang tidak
terbatas. Dengan pemenuhan kebutuhan itu, manusia menjadi kurang
tenang dalam kepuasan. Manusia selalu merasa kurang sehingga ingin
terus menambah pundi-pundi kekayaannya. Menurut Hobbes, manusia
memiliki kebebasan berpikir dan bertindak yang dilandasi juga emosi
dan

hasrat

diri

untuk

mendapatkan

sesuatu

demi

pemenuhan

kebutuhan hidupnya kini dan akan datang. Dalam landasan emosi itu
terdapat guratan dan denyutan rasa cinta dan benci. Dalam bukunya
Leviathan itu diuraikan, sesuatu yang dikehendaki orang adalah apa
yang mereka cintai. Sebaliknya, sesuatu yang dibenci adalah apa yang
tidak dikehendakinya.
Karena itulah orang kemudian berkesimpulan, segala yang
memenuhi hasrat kesenangan dipandang baik dan segala yang
memenuhi hasrat penderitaan dipandang tidak baik, bahkan buruk dan
jahat. Misalnya, miskin, bodoh, lapar, sakit, tidak cantik, dihina, itu
buruk dan menakutkan sehingga perlu dijauhkan. Sebaliknya, kaya,
pintar, kenyang, cantik, ganteng, sehat, dipuji, itu baik dan nikmat
sehingga perlu dikejar dan diperjuangkan.
Itulah yang kemudian terungkap juga oleh filsuf Friederich
Nietzsche, segala sesuatu menjadi dasar dari naluri manusia yang tidak
pernah padan dan/atau terhapus dari lahir hingga matinya adalah
mengejar segala kenikmatan hidup yang memenuhi selera dan
keinginan badani yang hedonistik. Salah satu kenikmatan yang selalu
dikejar manusia adalah kenikmatan dalam mengecapi kekuasaan.
Misalnya, orang dengan segala cara berusaha meraih dan merengkuh
serta mempertahankan kekuasaan.
Karena itu, tidak heran korupsi dijalankan dengan cara yang bisa
saja besar-besaran karena dianggap dan dirasakan begitu nikmat dan
menguntungkan, meski harus berhadapan dengan risiko yang akan
35

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


datang, termasuk risiko penjara dan dipermalukan. Untuk itu, korupsi
dari satu dimensi dikatakan sebagai orang yang memiliki hasrat atau
cinta akan kematian atau nekrofilia (Erich Fromm). Nekrofilia berarti
mencintai kematian. Ini adalah sebuah penyimpangan orientasi hidup
yang hanya ingin menikmati segala sesuatu yang disediakan dunia ini
(bersifat hedonistik) tanpa peduli efek buruknya. Berbeda dengan
biofilia, yaitu mencintai kehidupan yang juga dikemukakan Erich
Fromm lewat tulisannya Creators and Destroyers (1964). Inilah
orientasi normal yang ada di antara orang-orang bermoral yang selalu
mempertimbangkan

baik

buruk

dalam

tindakannya,

seperti

menghindari perilaku korup.


Maka cara penyelesaian yang sangat solutif adalah membangun
kesadaran. Dengan cara membangkitkan kesadaran ini, terapi ala
psikoanalis Sigmund Freud dapat dilakukan, yaitu dengan cara
mengembangkan ekspresi muak dan rasa jijik-menakutkan dalam diri
para koruptor. Menurut Freudmenyitir tulisan YK KA Jahija (2005),
menekankan keberhasilan terapi tidak berhenti pada tahu, tetapi
ekspresi yang bila ditransfer secara sosial, keberhasilan dalam
memerangi korupsi tidak berhenti pada pengetahuan akan keburukan
korupsi, tetapi berlanjut pada ekspresi muak terhadap korupsi. Ekspresi
adalah kunci melepaskan diri dari pengaruh dorongan korupsi yang
dialami bawah sadar sang koruptor. Selain itu, para agamawan perlu
menekankan

psikologi

transpersonal:

dengan

menekankan

pentingnya penerangan bawah sadar yang dipahami secara baru di


mana tidak hanya menyimpan pengalaman pahit, tetapi juga mutiara
yang mampu mengubah perilaku secara radikal.
Banyak praktik spiritualitas, seperti refleksi,

kontemplasi,

yoga,

meditasi, tafakur, zikir, dan lain-lain yang terbukti mampu menggiring


orang kepada perilaku kebaikan dan menjauhkan segala tindakan
buruk yang merugikan diri, bahkan juga orang lain di sekitarnya.
Dalam hal ini, untuk mengendalikan tindakan korupsi publik,
pemerintah hendaknya bukan saja memperhatikan hukum positif,
dengan memikirkan bagaimana hukum sekeras-kerasnya diterapkan
kepada

para

koruptor

untuk

mengurangi
36

korupsi,

tetapi

perlu

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


membangun kebijakan di sejumlah sektor, pendidikan khususnya. Hal
ini agar dapat membangkitkan kesadaran dan merangsang kebiasaankebiasaan masyarakat yang tidak merusak diri sendiri, seperti lewat
tindakan korupsi, yang tentu akan mencelakakan dirinya sendiri,
bahkan ikut merusak moral bangsa.
Dari fenomena korupsi yang disajikan di atas nampak jelas
adanya benang merah antara fenomena korupsi itu dengan persoalan
yang terkait dengan cara-cara yang dilakukan seseorang memenuhi
kebutuhan dasar, sekunder, dan aktualisasi dirinya. Dan hal-hal itu
tidak lain adalah persoalan psikologi.
B. Kasus Kedua
Dengan adanya kasus diatas, dapat dirasakan bahwa peranan orang tua
dan guru menjadi sangat penting. Para orangtua dan guru diharapkan untuk
mengetahui bentuk kesulitan belajar yang dialami oleh putra/puteri mereka.
Dalam hal ini orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama. Sehingga
keluarga merupakan sekolah kehidupan yang menjadi fondasi utama bagi
perkembangan

anak

bangsa.

Para

guru

juga

dituntut

mengetahui

karakteristik/psikologi anak agar dapat lebih mengetahui keadaan peserta


didiknya. Maka, sangat penting bagi seorang guru mengetahui perkembangan
psikologi siswanya agar dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai
dengan keadaan siswanya.
Selain perkembangan psikologi, yang perlu diperhatikan juga adalah
kebutuhan peserta didik. Pemahaman terhadap perkembangan psikologi peserta
didik dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan dan
menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak. Secara ideal, dalam rangka pencapaian
perkembangan diri siswa, sekolah dan guru seyogyanya dapat menyediakan dan
memenuhi

berbagai

kebutuhan

siswanya

dalam

rangka

pencapaian

perkembangan diri siswa.


Di samping memperhatikan karakteristik anak, implikasi pendidikan, dapat
juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan siswa dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan
adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari
37

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan
membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa
tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat, dan kesulitan dalam menghadapi tugastugas berikutnya sehingga berpengaruh terhadap prestasi siswaa.
Definisi karakteristik menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau
sifat-sifat kejiwaan. Sedangkan menurut IR Pedjawijatna, mengemukakan
karakter atau watak adalah semua hal yang ada pada diri seseorang (insani).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakter siswa adalah watak atau karakter
yang ada pada diri siswa yang diaplikasikan melalui tingkahlaku siswa tersebut
dalam kegiatan sehari-harinya. Contohnya adalah :
1. Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan, terutama untuk kelas rendah. Guru
merancang

model

pembelajaran

yang

memungkinkan

seyogiyanya

adanya

unsur

permainan di dalamnya. Guru dapat mengembangkan model pengajaran


yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya bervariasi
antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang
mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya
dan keterampilan
2. Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak-anak dapat duduk
dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau
bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama,
dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Anak senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang
penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada lingkungan,
belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara
sehat (sportif), serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat
38

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang
untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4. Senang

merasakan

atau

melakukan/memperagakan

sesuatu

secara

langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak usia Sekolah Dasar memasuki
tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar
pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak
Sekolah Dasar, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami
jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi
orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Sebagai contoh, anak akan lebih memahami tentang sholat
jika langsung dengan mempraktekannya.
Siswa-siswa

yang mengalami hambatan dalam menerima pengajaran

berakibat tidak maksimal prestasinya. Secara psikologi akibat dari proses belajar
siswa yang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan dengan
kebiasaanya. Sehingga diperlukan adanya penyesuaian metode kreatif dalam
sistem pengajaran.

Proses belajar yang dilakukan siswa akan bisa berjalan

dengan baik apabila terjadi pemahaman dan pengetahuan guru terhadap


psikologi anak. Dalam hal ini, perlu juga diperhatikan adanya pemenuhan
kebutuhan siswa melalui :
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
a) menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis,
b) menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan
temperatur yang tepat,
c) menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang,
d) menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang
representatif.
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
a) sikap guru yang menyenangkan mampu menunjukkan penerimaan
terhadap siswanya dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat
menghakimi,
39

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


b) adanya ekspektasi yang konsisten,
c) mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan
sistem pendisiplinan siswa secara adil,
d) lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui
pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian
hukuman atas perilaku negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang
a. Hubungan Guru dengan Siswa:
1) Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian, yaitu empatik, peduli,
dan intererest terhadap siswa, sabar, adil, terbuka, serta dapat menjadi
pendengar yang baik;
2) Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami
siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan
latar belakangnya);
3) Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif
dari pada yang negatif;
4) Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat,
dan keputusan setiap siswanya;
5) Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan
kepercayaan terhadap siswanya.
b. Hubungan Siswa dengan Siswa:
1) Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya
kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara siswa;
2) Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting melalui berbagai
forum, seperti olah raga atau kesenian;
3) Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk
kepentingan pembelajaran;
4) Sekolah mengembangkan

bentuk-bentuk

ekstra

kurikuler

yang

beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
1) Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan
yang dimiliki siswanya (scaffolding),
2) Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
siswa,
3) Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa,
4) Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi,

40

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


5) Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami
kesulitan,
6) Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung
jawab,
7) Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara
pribadi, tidak di depan umum.
b. Penghargaan dari pihak lain
1) Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana
setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak
saling mencemoohkan;
2) Mengembangkan program star of the week;
3) Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha,
dan prestasi yang diperoleh siswa;
4) Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap siswa
untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik;
5) Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan
keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
c. Pengetahuan dan Pemahaman
1) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi
bidang-bidang yang ingin diketahuinya;
2) Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual
melalui pendekatan discovery-inquiry;
3) Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang
beragam.
d. Estetik
1) Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
2) Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk
di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap
menarik.
3) Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
4) Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
5) Ruangan yang bersih dan wangi
6) Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah
5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
1) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan hal yang
terbaiknya;
2) Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah
kemampuan dan potensi yang dimilikinya;

41

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


3) Menciptakan pembelajaran yang bermakna, dikaitkan dengan kehidupan
nyata;
4) Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta
kognitif siswa.

C. Kasus Ketiga
Menurut aliran humanistik-eksistensial kasus S bukan hanya
sekedar masalah yang bersifat individual, tetapi juga merupakan hasil
konflik antara individu dengan masyarakat atau lingkungan sosialnya.
Jika S melihat perbedaan yang sangat luas antara pandangannya
tentang dirinya sendiri dengan yang diinginkannya maka akan muncul
perasaan inadekuat dalam menghadapi tantangan di kehidupan ini,
dan hal ini menghasilkan kecemasan atau anxiety.
Jadi, menurut pandangan humanist-eksistensialis kasus s
terletak pada konsep diri; yang terjadi sehubungan dengan adanya gap
antara konsep diri yang sesungguhnya (real self) dengan diri yang
diinginkan (ideal self). Hal ini muncul sehubungan dengan tidak adanya
kesempatan bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya sehingga
perkembangannya menjadi terhalang. Akibatnya, dalam menghadapi
tantangan

atau

kendala

dalam

menjalani

hari-hari

dikehidupan

selanjutnya, ia akan mengalami kesulitan untuk membentuk konsep


diri yang positif.
Menurut teori humanistik-eksistensial yang melihat kasus s
sebagai hasil konflik diri yang terkait dengan keadaan sosial dimana
pengembangan

diri

menjadi

terhambat,

maka

teori

ini

lebih

menyarankan untuk membangun kembali diri yang rusak (damaged


self). Tehniknya sering disebut sebagai client centered therapy yang
berpendapat bahwa setiap individu memiliki kemampuan yang positif
yang dapat dikembangkan sehingga ia membutuhkan situasi yang
kondusif untuk mengeksplorasi dirinya semaksimal mungkin.
Setiap permasalahan yang dialami oleh setiap

individu

sebenarnya hanya dirinyalah yang paling mengerti tentang apa yang


sedang dihadapinya. Oleh karena itu, s sendirilah yang paling
berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang mengganggu
42

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


dirinya. Karena menurut pandangan teori ini sebagai hasil dari belajar
(belajar menjadi cemas) maka untuk menanganinya perlu ditakukan
pembelajaran ulang agar terbentuk pola perilaku baru. Tehnik yang
digunakan adalah systematic desentisitization, yaitu mengurangi
kecemasan

dengan

menggunakan

konsep

hirarkhi

ketakutan,

menghilangkan ketakutan secara perlahan-lahan mulai dari ketakutan


yang sederhana sampai ke hal yang lebih kompleks. Pemberian
reinforcement (penguat) juga dapat digunakan dengan secara tepat
memberikan variasi yang tepat antara pemberian reward jika ia
memperlihatkan
punishment
menampilkan

perilaku
jika

tidak

perilaku

yang
ada

yang

mengarah
perubahan

bertolak

perubahan perilaku.

43

keperubahan
perilaku

belakang

ataupun

atau

dengan

justru

rencana

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


BAB V
PENUTUP

Psikologi Lama atau psikologi pada mulanya yakni psikologi


yang masih merupakan bagian dari filsafat. Ciri-ciri psikologi lama
adalah: (1) Psikologi adalah psikologi unsur, yaitu mendasarkan
pandangan pada elemen dan unsur-unsur yang berdiri sendiri dan
diselidiki sendiri-sendiri; (2) dalam peninjauannya, mencari hukumhukum sebab-akibat, dan bersifat mekanis, meninjau kehidupan
kejiwaan secara terpisah dari subyeknya, yaitu manusia. Oleh
karena itu, disebut kehidupan jiwa yang pasif.
Psikologi baru/modern yakni psikologi sebagai

ilmu yang

mandiri ciri-ciri psikologi modern: (1) mendasarkan peninjauannya


pada

psikologis

totalitas,

yaitu

berpangkal

pada

keseluruhan

psychophysis; (2) mendasarkan meninjau kehidupan kejiwaan,


melihat hubungan kejiwaan sebagai bagian dari kehidupan manusia,
sebagai kehidupan kejiwaan dari manusia sebagai makhluk hidup
yang mempunyai tujuan tertentu; jadi meninjau secara Teleologis
(bertujuan) .

44

Aspek Mendasar Psikologi Sebagai Ilmu


DAFTAR PUSTAKA

Carter dan Colleen M Seifert, 2013, Learn Psychology, USA: Jones & Bartlett
Learning
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Hendra Pasuhuk, Indek Korupsi: Peringkat Indonesia Membaik, Tapi Masik Buruk,
DW Made of mind 09. 12. 2014
Purwantari, B. I. Mempertanyakan Banalitas Korupsi. Kompas, 30/8/2010.
Schweitzer, H. (2005). Corruption Its Spread and Decline, dalam J.G. Lambsdorff,
M.Taube, & M. Schramm (ed.), The New Institutional Economics of
Corruption, Routledge: Abingdon, Oxon RN.
Sobur, Alex. Psikologi sebagai Bagian dari Filsfat; http://kulpulanmateri.blogspot.co.id/2012/08/psikologi-sebagai-bagian-darifilsafat.html (diakses 17 Januari 2016).
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan: Landasan Kinerja Pempimpin. Jakarta:
Rineka Cipta, 2012.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2008.
Woodworth dan Marquis, Psychology, 2010, New Delhi: PHI Learning Private
Limited.

45

Anda mungkin juga menyukai