SEPSIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Bagian Ilmu Penyakit
Anak Rumah Sakit Umum Daerah dr Zaionel Abidin Banda Aceh
Oleh
Bian Brillian (1407101030188)
Pembimbing;
BAB I
PENDAHULUAN
Sepsis adalah penyakit yang umum di perawatan intensif dimana hampir 1/3
pasien yang masuk ICU adalah sepsis. Sepsis merupakan satu di antara sepuluh
penyebab kematian di Amerika Serikat. Angka kejadian sepsis meningkat secara
bermakna dalam dekade lalu. Telah dilaporkan angka kejadian sepsis meningkat dari
82,7 menjadi 240,4 pasien per 100.000 populasi antara tahun 1979 2000 di
Amerika Serikat dimana kejadian Savere Sepsis berkisar antara 51 dan 95 pasien per
100.000 populasi.1
Sepsis masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
anak. Berdasarkan studi yang telah dilakukan, mortalitas akibat sepsis telah
berkurang dimana mortalitas akibat sepsis sekarang ialah sekitar 10%.2 Namun,
sepsis berat masih merupakan penyebab utama kematian pada anak dimana lebih dari
4.300 anak meninggal setiap tahunnya karena sepsis (7% dari semua kematian pada
anak). Biaya perawatan akibat sepsis diperkirakan mencapai $1.97 biliar dalam
setahun.2,3
Dalam waktu yang bersamaan angka kematian sepsis turun dari 27,8%
menjadi 17,9%. Jenis kelamin, penyakit kronis, keadaan imunosupresi, infeksi HIV
dan keganasan merupakan faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis.
Beberapa kondisi tertentu seperti gangguan organ secara progresif, infeksi
nosokomial dan umur yang lanjut juga berhubungan dengan meningkatnya risiko
kematian. Angka kematian syok septik berkurang dari 61,6% menjadi 53,1%.
Turunnya angka kematian yang diamati selama dekade ini dapat disebabkan karena
adanya kemajuan dalam perawatan dan menghindari komplikasi iatrogenik.1,4
Sejak 2002 The Surviving Sepsis Campaign telah diperkenalkan dengan
tujuan awal meningkatkan kesadaran dokter tentang mortalitas Severe sepsis dan
memperbaiki hasil pengobatan. Hal ini dilanjutkan untuk menghasilkan perubahan
dalam standar pelayanan yang akhirnya dapat menurunkan angka kematian secara
bermakna.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama
: Kasyfulhaq
Usia
: 15 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Lhok Nga
Suku
: Aceh
No RM
: 1-06-65-63
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama:
Sesak nafas.
Keluhan Tambahan :
Batuk, demam dan lemah anggota gerak bawah.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merupakan rujukan dari rumah sakit swasta Banda Aceh dengan
sesak nafas dan kelemahan anggota gerak. Keluhan sesak nafas dirasakan pasien
sejak 1 hari SMRS. Sesak muncul secara tiba-tiba di malam hari. Sehari sebelum
munculnya sesak pasien mengeluhkan batuk berdahak, dengan dahak berwarna
kekuningan. Pasien juga mengalami demam sebelumnya. Demam yang dialami tidak
terlalu tinggi. Kelemahan anggota gerak pasien rasakan setelah sebelumnya pasien
pernah mengalami cedera di leher akibat tergelincir dari tempat wisata pemandian.
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dirawat di RSUDZA sebelumnya karena
cedera tersebut dan sudah dilakukan operasi. Pasien dipulangkan setelah hari rawat
ke-24 namun, pasien masih mengalami kelemahan anggota gerak dan menjalani
fisioterapi. Pasien juga mengeluhkan BAK keruh, riwayat BAK berdarah dan
berpasir tidak ada. BAB tidak ada keluahan.
Riwayat Penggunaan Obat-obatan:
Keluarga tidak mengingat nama obat-obat yang pernah diberikan.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil. Riwayat alergi sejak kecil.
Pernah dirawat karena trauma leher sebelumnya. Riwayat hipertensi dan DM tidak
ada.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Riwayat asma dan alergi pada keluarga ada. Riwayat hipertensi dan DM
dalam keluarga tidak ada..
Riwayat kehamilan :
Salama kehamilan ibu mengaku ANC teratur ke bidan dan spesialis
obsgyn. Ibu tidak memiliki riwayat sakit selama masa kehamilan.
Riwayat persalinan:
Pasien lahir secara pervaginam dengan BBL 3000 gram. Pasien merupakan
anak ke-3 dari 4 bersaudara.
Riwayat imunisasi:
Keluarga mengakatan pasien mendapatkan imunisasi lengkap.
2.3 Status Internus
Keadaan Umum : Lemah
Nadi
Pernafasan
: 24 kali/menit
Suhu
: 36.7 C
Berat Badan
: 43 Kg
Tinggi badan
: 158 cm
Turgor
: kembali cepat.
Sianosis
Ikterus
: tidak ada.
: tidak ada.
Oedema
: tidak ada.
Anemia
: tidak ada.
b. Kepala
Bentuk
: normocephali
Wajah
Mata
: konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor (3 mm/3 mm),
refleks cahaya langsung (/), dan refleks cahaya tidak langsung (+)
Telinga
: bentuk normal
Hidung
Mulut
: sianosis tidak ada, anemis tidak ada, mukosa hiperemis tidak ada.
c. Leher
Inspeksi
Palpasi
d. Thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor
Palpasi
Perkusi
f. Tulang Belakang
g. Ekstremitas :
Sianosis
Oedema
Fraktur
Superior
Kanan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Inferior
Kanan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hasil
Nilai Rujukan
Hemoglobin
13,4 g/dL
Hematokrit
40 %
45-55 %
Eritrosit
5,0 106/mm3
Leukosit
29,5 103/mm3
4,5-10,5 103/mm3
Trombosit
233 103/mm3
0%
0-6 %
0%
0-2 %
0%
2-6 %
84 %
50-70%
7%
20-40 %
9%
2-5 %
2 menit
1-7 menit
7 menit
5-15 menit
7,388 mmHg
7,35-7,45 mmHg
49,60 mmHg
35-45 mmHg
30,2 mmol/L
23-28 mmol/L
Darah Rutin:
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
Neutrofil batang
Neutrofil segmen
Limfosit
Monosit
Faal Hemostasis
Waktu Perdarahan
Waktu Pembekuan
Kimia Klinik
Analisa Gas Darah (Vena)
-
pH
pCO2
Bikarbonat (HCO3)
pO2
Total CO2
Kelebihan Basa (BE)
Saturasi O2
Elektrolit
-
Natrium (Na)
Kalium (K)
Klorida (Cl)
Diabetes
Glukosa Darah Sewaktu
66 mmHg
80-100 mmHg
31,7 mmol/L
23,2-27,6 mmol/L
4,7
(-2)-(+2)
91,9 %
95-100 %
138 mmol/L
135-145 mmol/L
4,5 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
98 mmol/L
90-110 mmol/L
133 mg/dL
31 mg/dL
13-43 mg/dL
0,38 mg/dL
0,67-1,17 mg/dL
Ginjal-Hipertensi
Ureum
Kreatinin
Laboratorium/ 03-12-2015
Jenis Pemeriksaan
Imunoserologi
Hasil
Nilai Rujukan
0,05
7,526 mmHg
7,35-7,45 mmHg
32,50 mmHg
35-45 mmHg
178 mmHg
23-28 mmol/L
27,2 mmHg
80-100 mmHg
28,2 mmHg
23,2-27,6 mmol/L
Elektrolit
5,3
(-2)-(+2)
Natrium (Na)
99,7 %
95-100 %
Klorida (Cl)
135 mmol/L
135-145 mmol/L
Ginjal-Hipertensi
4,6 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
Ureum
96 mmol/L
90-110 mmol/L
Sepsis
Procalcitonin
Kimia Klinik
Analisa Gas Darah
-
pH
pCO2
pO2
Bikarbonat (HCO3)
Total CO2
Kelebihan Basa (BE)
Saturasi O2
Kalium (K)
Kreatinin
Urinalisis
27 mg/dL
13-43 mg/dL
Makroskopik:
0,33 mg/dL
0,67-1,17 mg/dL
Lekosit
1,020
1,003 1,030
Protein
6,0
5,0 9,0
Glukosa
Positif
Negatif
Keton
Positif (+1)
Negatif
Nitrit
Negatif
Negatif
Urobilinogen
Negatif
Negatif
Bilirubin
Negatif
Negatif
Darah
Negatif
Negatif
Mikroskopik:
Negatif
Negatif
Sedimen Urine:
Positif
Negatif
10-15
0 5 LPB
10-20
0 2 LPB
4-6
0 2 LPK
Berat Jenis
pH
Leukosit
Eritrosit
Epitel
Laboratorium/ 07-12-2015
Kultur urine:
Hasil: Streptococcus group D
Antibiotika:
Ampicilin (S)
Vancomicin (S)
Linezolide (S)
Penicilin (S)
Erithromicin (R)
Fosfomicin (S)
Ceftriaxone (R)
Levofloxacin (R)
Chloramphenicol (R)
Cefotaxime (R)
Clindamicin (R)
Ampicillin-sulbactam (S)
Laboratorium/ 08-12-2015
Kultur Sputum:
Hasil: Kliebsiella Pneumonia
Antibiotika:
Ampicillin (R)
Ampicillin-sulbactam (R)
Meropenem (R)
Gentamicin (R)
Piperacillin-tazobactam (S)
Ceftazidime (R)
Tobramicin (R)
Cefuroxime (R)
Amikacin (R)
Cefotaxime (R)
Cefepime (S)
Ceftriaxone (R)
Ciprofloxacin (S)
Fosfomicin (R)
Laboratorium/ 08-12-2015
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin
11,3 gr/dL
Hematokrit
33 %
45-55 %
Eritrosit
3,7 106/mm3
Leukosit
11,9 103/mm3
4,5-10,5 103/mm3
Trombosit
390 103/mm3
Eosinofil
0%
0-6 %
Basofil
0%
0-2 %
Neutrofil batang
0%
2-6 %
Neutrofil segmen
77 %
50-70%
Limfosit
13 %
20-40 %
Monosit
10 %
2-5 %
Natrium (Na)
136 mmol/L
135-145 mmol/L
Kalium (K)
4,0 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
Klorida (Cl)
96 mmol/L
90-110 mmol/L
20 mg/dL
13-43 mg/dL
Hitung jenis:
Kimia Klinik
Elektrolit
Ginjal-Hipertensi
Ureum
Kreatinin
0,30 mg/dL
0,67-1,17 mg/dL
Hasil:
-
HNP.
Struktur tulang tidak tampak osteofit, erosi, sklerotik margin, mouth
Hasil:
-
2.6 Diagnosis
1. Ancaman gagal nafas
2. Pneumonia
3. Sepsis
2.7 Terapi
a. PICU
- O2 2L/menit
- Diet MII (susu Entrakid)
- IVFD N5 5 cc/menit
- Inj. Piracetam 400 mg / 8 jam (H12)
- Inj. Cefepime 1 gr/ 8 jam (H7)
- Inj. Fosfomicin 2 gr/ 8 jam (H7)
- Inj. Ranitidin 50 mg (k/p)
- Inj. Ondansetron 4 mg (k/p)
- Inj. Midazolam (k/p)
BAB III
ANALISA KASUS
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan pasien sejak
1 hari SMRS. Sesak muncul secara tiba-tiba di malam hari. Sehari sebelum
munculnya sesak pasien mengeluhkan batuk berdahak, dengan dahak berwarna
kekuningan. Berdasarkan keluhan yang dialami pasien didiagnosa dengan
pneumonia karena berdasarkan teori yang menyatakan bahwa pneumonia adalah
penyakit peradangan parenkimparu yang disebabkan oleh bermacam bakteri,
virus, mikoplasma, jamur atau benda asing yang teraspirasi dengan akibat
timbulnya ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi.5-7
Pneumonia dapat dibagi berdasarkan kelainan anatomis atau etiologic.
Berdasarkan kelainan anatomis dibagi dalam pneumonia lobaris, pneumonia
interstisial
dan
dikelompokkan
pleuropneumonia.
ke
Dalam
Berdasarkan
pneumonia
etiologinya
streptokokus,
pneumonia
pneumonia
karena
pneumomediastinum,
pneumotoraks,
abses,
pneumatokel
dan
pemberian anestesi.
Jumlah leukosit yang meningkat atau menurun untuk umur nya (bukan
dikarenakan oleh kemoterpi yang menginduksi leukopenia) atau >10%
neutrophil immature.9
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan insidens sepsis
Inflamasi
Tahap 1
Peningkatan
PAI-1
Pembentukan trombin
Tahap 2
Koagulasi
Tahap 3
Penyumbatan mirovaskuler
Kerusakan jaringan
Disfungsi organ
Kematian
Keterangan :
Tahap 1 : Inflamasi
Sepsis berat
Sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskuler atau ARDS atau 2 disfungsi
organ lain.
2.
Syok septik
Sepsis dengan disfungsi organ kardiovaskuler.
Kriteria Disfungsi Organ
Kriteria disfungsi organ
Disfungsi kardiovaskuler
Meskipun pemberian bolus cairan intravena isotonis 40 ml/kg BB dalam 1
jam
-
PaO2/FiO2 < 300 tanpa adanya penyakit jantung sianotik atau penyakit
paru sebelumnya ATAU
Neurologi
-
Perubahan akut pada status mental dengan penurunan GCS 3 poin dari
keadaan abnormal
Hematologi
-
Hitung trombosit < 80.000/mm3 atau penurunan 50% hitung trombosit dari
nilai tertinggi yang dicatat dalam 3 hari terakhir (untuk pasien
hematologi.onkologik kronik) ATAU
Ginjal
-
Serum kreatinin 2 kali batas atas normal sesuai usia atau 2 kali lipat
peningkatan dari kreatinin awal
Hepar
-
Dibawah ini merupakan tabel tanda vital khusus sesuai umur dan variable
laboratorium:
Tanda vital dan variable laboratorium (batas bawah untuk HR, jumlah leukosit,
dan tekanan darah sistolik untuk persentil 5 dan bata atas untuk frekuensi jantung,
laju nafas atau hitung leukosit untuk persentil 95)
Heart rate
Kelompok usia
Takikardi
Bradikardi
0 hari-1 minggu
1 minggu
1bulan
1 bulan 1 tahun
2-5 tahun
6- 12 tahun
13- < 18 tahun
> 180
< 100
> 180
< 100
> 180
< 90
> 140
not applicable
> 130
not applicable
>110
not applicable
Laju
nafas
leukosit
(x/menit
(x103/mm3)
tekanan
sitolik
(mmHg)
> 50
> 34
< 65
> 40
< 75
> 34
< 100
> 22
< 94
> 18
> 14
< 105
< 117
Prinsip pemulihan
panduan
internasional
Surviving
Sepsis
Campaign
2008
lebih obat yang aktif melawan semua kemungkinan patogen (bakteri) dan
dapat berpenetrasi dalam konsentrasi yang adekuat ke organ yang dicurigai
merupakan sumber infeksi. Antibiotik yang dapat diberikan yaitu:17
-
Disfungsi paru
Disfungsi koagulasi
Disfungsi renal
Resusitasi
volume
yang
adekuat
dapat
memperbaiki
oliguria.
Prosedur
Tetap
Dokter
Spesialis-1
Fakultas
Kedokteran
Universitas
14. Powell, KR. Sepsis and Shock. In: Kliegman RM, Jenson HB, Marcdante
KJ, Behrman RE. editors. Nelson Textbook of Pediatrics. 16 th Ed.
Philadelphia: WB Saunders Company; 2000. P.747-51
15. Schexnayder SM. Pediatric Septic Shock. Pediatrics in Review 1999; 20 (9):
303-8
16. Singhi S, Rao DS, Chakrabarti A. Candida colonization and candidemia in a
pediatric intensive care unit. Pediatr Crit Care Med. 2008;9(1):91-5.
17. Sareharto, TP. Sirkulasi Mikro Pada Sepsis. SUB Bagian Pediatri GAwat
Darurat Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP RSUP Dr. Kariadi
Semarang. 2007; p. 1-12.
S, Rivers EP.
18. Trzeciak
Clinical
manifestations
of
disordered