PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan densitas lumpur dan sand
content dalam lumpur. Alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya mud
balance, retort kit, multi mixer.
Dalam pengukuran densitas menggunakan mud balance, pada awal
percobaan alat terlebih dahulu dikalibrasikan dengan air 8.33 ppg untuk
menambah keakuratan alat. Setelah dikalibrasikan, lumpur dimasukkan untuk
diukur densitasnya. Hasil yang didapat adalah 8.5 ppg. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengukuran densitas adalah pengadukan yang merata, kebersihan
dari peralatan Mud Balance, berat per volume komponen penyusun lumpur, isi
lumpur dalam mud balance harus mewakili lumpur yang dibuat.
Pengukuran sand content menggunakan tabung gelas ukur, saringan dan
funnel. tabung yang berisi air dicampur lumpur pemboran dan kemudian
menyaringnya dengan bersih. Setelah itu, menghayutkan pasir dalam tabung
hingga semua pasir tertampung dalam gelas ukur. Dan setelah pasir mengendap,
kita dapat membaca volume pasir. Hasil yang didapat adalah terdapat sand content
sebesar 0.25 %.
Yang berikutnya pengukuran kadar tapisan minyak dalam lumpur
pemboran dengan retort kit. Pengukuran dilakukan dengan mengisi mud chamber
dengan
lumpur
dan
menghubungkannnya
dengan
upper
chamber
lalu
tekanan formasi sama dengan tekanan hidrostatis sulit dicapai maka dengan
penetuan densitas ini dapat dicapai harga yang mendekati yaitu Ph>Pf atau Ph<Pf
dengan selisih tidak lebih dari 200 Psi.
Sand content yang berada dalam serpihan-serpihan formasi (cutting) dapat
mempengaruhi lumpur pemboran yang disirkulasikan, oleh karena itu perlu diukur
kadar pasirnya karena semakin besar kadarnya menyebabkan pompa bekerja lebih
berat dan masa pakainya menjadi lebih cepat. Aplikasi dari kadar minyak dalam
lumpur menunjukkan lumpur yang disirkulasikan diindikasikan telah mencapai
formasi produktif.
Dari grafik densitas
2.7
KESIMPULAN
1. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil,sebagai berikut :
a.
b.
Sand Content
= 0.25 %
c.
% volume minyak
= 4.8 %
Komposisi Lumpur
Sand Content
( ppg )
8.65
8.70
8.75
8.75
8.80
( % Volume )
0.50
0.50
0.50
0.75
0.75
Dilihat dari hasil pecobaan di atas, jelaskan apakah barite dan CaCO3
mampunyai fungsi yang sama?
Penyelesaian:
Barite dan CaCO3 mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai material
pemberat yang digunakan untuk meningkatkan densitas lumpur.
Penggunaan calcium carbonat sebagai material pemberat terutama terbatas
pada lumpur dasar minyak (oil base mud) dan work over fluid.
Nilainya dibawah kondisi ini untuk memberikan peningkatan berat lumpur,
densitas lumpur yang disebabkan oleh kecepatan pengendapannya rendah
(lost setting rate).
CaCO3 bisa juga digunakan untuk material lost circulation ktika
mengkompleksi / bekerja pada zona yang dapat merusak produktivitas dari
material lost circulation yang lazim.
2.
Jika saudara bekerja sebagai seorang mud engineer pada suatu operasi
pemboran. Berdasarkan pengalaman, densitas lumpur yang akan digunakan
berkisar antara 914 ppg. Dari dua jenis material pemberat diatas, material
manakah yang akan saudara gunakan?
Penyelesaian :
Material pemberat yang akan digunakan untuk meningkatkan densitas
lumpur berkisar 914 ppg yaitu : barite karena kandungan pasirnya kecil
bersifat inner solid serta ekonomis untuk meningkatkan densitas lumpur.
3.
Barite (BaSO4) mempunyai nilai specific grafity dari 4.24.5. Dari data
diatas perkirakan specific grafity dari barite tersebut, jika diketahui specific
grafity bentonite adalah 2.6!
Penyelesaian :
Diket
m1 (air)
= 8.33 ppg
m2 (lumpur)
= air x SG bentonite
= 8.33 x 2.6
= 21.568 ppg
Maka :
4.
m 2 - m1
m1 x SG bentonite - m1
Vs
Vm1
0.5
= 8.33 x SG
bentonite - 8.33
4.165 x SG
= 13.328 + 4.165
SGbentonite
= 4.2
21.568 - 8.33
5.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa selain densitas, juga diukur kadar pasir.
Jelaskan secara singkat, mengapa perlu dilakukan pengukuran kadar pasir
dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dalam suatu operasi!
Penyelesaian :
Pengukuran kadar pasir dilakukan karena kandungan pasir membawa
pengaruh pada operasi pemboran, serpih-serpih pemboran yang biasanya
6.
shale shaker
degasser
desander
desilter
Pada saat ini, selain barite dapat juga digunakan hematite (Fe2O3) dan
ilmenit (FeO.nO2) sebagai density control additive. Hematite mempunyai
harga specific grafity antara 4,9 5,3 sedangkan ilminete dari 4,5 5,11
dengan kekerasan (hardness) masing-masing dua kali lebih besar dari
barite. Dari data tersebut buatlah analisa kelebihan dan kekurangan kedua
additive terebut jika dibandingkan dengan barite!
Penyelesaian:
Dengan SG yang lebih besar dibandingkan barite maka additive ini dapat
meningkatkan densitas yang lebih besar dibanding barite. Kekurangan
kedua additive tersebut yaitu komplain pengotoran / perubahan warna
yang serius pada kulit dan pakaian yang disebabkan penurunan dalam
penggunaan hematite sebagai material pemberat.
7.
Galena (PbS) mempunyai harga spesefic grafity sekitar 7,5 dan dapat
digunakan untuk membuat lumpur dengan densitas lebih dari 19 ppb.
Jelaskan mengapa material ini jarang digunakan sebagai density control
additive dan hanya digunakan untuk masalah-masalah pemboran khusus!
Penyelesaian :
Hal tersebut disebabkan karena SG galena yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan densitas mencapai lebih dari 19 ppg, dan apabila galena ini
digunakan pada kondisi pemboran yang standard, maka galena ini akan
mengakibatkan terjadinya loss circulation. Pada pemboran yang terjadi
kick (densitas lumpur rendah) untuk mengatasinya perlu menaikkan
densitas lumpur yang dalam hal ini galena digunakan sebagai material
pemberat.
8.
Suatu saat saudara berada dilokasi pemboran. Pada saat bit mencapai
kedalaman 1600 ft. Saudara diharuskan menaikkan densitas dari 200 bbl
lumpur 11 ppg menjadi 11,5 ppg dengan menggunakan barite (SG = 4,2)
dengan catatan bahwa volume akhir tidak dibatasi. Hitung jumlah barite
yang dibutuhkan (dalam lb)!
Penyelesain :
Diketahui :
Vml
= 200 bbl
D ml
= 11 ppg
D mb
= 11.5 ppg
SG barite
= 4.2
1 ppg
= 0.12 gr/cc
barite
= 4.2 gr/cc
1 ppg
Jawab:
(dmb - dml)
(11,5 - 11)
x (35 lb/gal . 200 bbl . 4.2 gal/bbl)
(35 1,5)
= 625.53 lb