Anda di halaman 1dari 8

2.

PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan densitas lumpur dan sand

content dalam lumpur. Alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya mud
balance, retort kit, multi mixer.
Dalam pengukuran densitas menggunakan mud balance, pada awal
percobaan alat terlebih dahulu dikalibrasikan dengan air 8.33 ppg untuk
menambah keakuratan alat. Setelah dikalibrasikan, lumpur dimasukkan untuk
diukur densitasnya. Hasil yang didapat adalah 8.5 ppg. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengukuran densitas adalah pengadukan yang merata, kebersihan
dari peralatan Mud Balance, berat per volume komponen penyusun lumpur, isi
lumpur dalam mud balance harus mewakili lumpur yang dibuat.
Pengukuran sand content menggunakan tabung gelas ukur, saringan dan
funnel. tabung yang berisi air dicampur lumpur pemboran dan kemudian
menyaringnya dengan bersih. Setelah itu, menghayutkan pasir dalam tabung
hingga semua pasir tertampung dalam gelas ukur. Dan setelah pasir mengendap,
kita dapat membaca volume pasir. Hasil yang didapat adalah terdapat sand content
sebesar 0.25 %.
Yang berikutnya pengukuran kadar tapisan minyak dalam lumpur
pemboran dengan retort kit. Pengukuran dilakukan dengan mengisi mud chamber
dengan

lumpur

dan

menghubungkannnya

dengan

upper

chamber

lalu

menempatkan kembali ke insulator. Setelah ditetesi wetting agent, kemudian


menempatkannya kembali dibawah kondensator. Setelah itu dipanaskan sampai
tidak terjadi kembali kondensasi. Hasilnya, dalam lumpur terdapat kadar minyak
sebesar 4.8%.
Fungsi stell wall dalam percobaan penentuan kadar tapisan adalah untuk
mempercepat terjadinya proses kondensasi, sedangkan fungsi wetting agent
adalah untuk menambahkan tegangan permukaan sehingga batas air dan minyak
terlihat dengan jelas.
Aplikasi dari percobaan diatas adalah dengan mengetahui densitas lumpur
kita dapat membuat lumpur yang sesuai sehingga fungsi lumpur sebagai penahan
formasi dapat terpenuhi. Di lapangan untuk mencapai atau mendekati harga dari

tekanan formasi sama dengan tekanan hidrostatis sulit dicapai maka dengan
penetuan densitas ini dapat dicapai harga yang mendekati yaitu Ph>Pf atau Ph<Pf
dengan selisih tidak lebih dari 200 Psi.
Sand content yang berada dalam serpihan-serpihan formasi (cutting) dapat
mempengaruhi lumpur pemboran yang disirkulasikan, oleh karena itu perlu diukur
kadar pasirnya karena semakin besar kadarnya menyebabkan pompa bekerja lebih
berat dan masa pakainya menjadi lebih cepat. Aplikasi dari kadar minyak dalam
lumpur menunjukkan lumpur yang disirkulasikan diindikasikan telah mencapai
formasi produktif.
Dari grafik densitas

vs additive dengan menggunakan barite dan air,

menunjukkan cenderung naik. Namun seharusnya additive air menurun karena


semakin besar additive air yang diberikan maka semakin kecil densitasnya,
begitupun sebaliknya. Sedangkan dari grafik kadar pasir vs sand content dan
kadar minyak vs solar, menunjukkan cenderung menurun. Yang seharusnya
menunjukkan naik karena semakin banyak sand content dan solar yang diberikan
semakin besar pula densitasnya, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi mungkin
diakibatkan kesalahan pada praktikum atau alat dan bahan yang digunakan selama
praktikum berlangsung sudah tidak dapat berfungsi dengan baik lagi.

2.7

KESIMPULAN
1. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil,sebagai berikut :
a.

Densitas lumpur pengukuran = 8.5 ppg

b.

Sand Content

= 0.25 %

c.

% volume minyak

= 4.8 %

2. Densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan formasi karena jika


densitas terlalu besar maka dapat terjadi loss circulation (Ph>Pf>Prf) dan
jika terlalu kecil dapat menyebabkan kick (Ph<Pf).
3. Barite dapat menaikkan densitas lumpur dan air dapat menurunkan
densitas lumpur.
4. Pengontrolan kadar pasir yang bersifat abrasif dalam lumpur pemboran
diperlukan karena apabila kadar pasir bertambah dapat menyebabkan
pompa bekerja lebih berat sehingga optimasi kerja pompa berkurang dan
menyebabkan terjadinya kerusakan pada peralatan pemboran.
5. Kadar minyak dalam lumpur pemboran menunjukkan bahwa lumpur
yang disirkulasikan telah menembus formasi produktif.

PERTANYAAN DAN JAWABAN MODUL


No
1
2
3
4
5
1.

Komposisi Lumpur

Sand Content

Lumpur Dasar (LD)


LD + 2 gram barite
LD + 5 gram barite
LD + 10 gram CaCO3
LD + 15 gram CaCO3

( ppg )
8.65
8.70
8.75
8.75
8.80

( % Volume )
0.50
0.50
0.50
0.75
0.75

Dilihat dari hasil pecobaan di atas, jelaskan apakah barite dan CaCO3
mampunyai fungsi yang sama?
Penyelesaian:
Barite dan CaCO3 mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai material
pemberat yang digunakan untuk meningkatkan densitas lumpur.
Penggunaan calcium carbonat sebagai material pemberat terutama terbatas
pada lumpur dasar minyak (oil base mud) dan work over fluid.
Nilainya dibawah kondisi ini untuk memberikan peningkatan berat lumpur,
densitas lumpur yang disebabkan oleh kecepatan pengendapannya rendah
(lost setting rate).
CaCO3 bisa juga digunakan untuk material lost circulation ktika
mengkompleksi / bekerja pada zona yang dapat merusak produktivitas dari
material lost circulation yang lazim.

2.

Jika saudara bekerja sebagai seorang mud engineer pada suatu operasi
pemboran. Berdasarkan pengalaman, densitas lumpur yang akan digunakan
berkisar antara 914 ppg. Dari dua jenis material pemberat diatas, material
manakah yang akan saudara gunakan?
Penyelesaian :
Material pemberat yang akan digunakan untuk meningkatkan densitas
lumpur berkisar 914 ppg yaitu : barite karena kandungan pasirnya kecil
bersifat inner solid serta ekonomis untuk meningkatkan densitas lumpur.

3.

Barite (BaSO4) mempunyai nilai specific grafity dari 4.24.5. Dari data
diatas perkirakan specific grafity dari barite tersebut, jika diketahui specific
grafity bentonite adalah 2.6!
Penyelesaian :
Diket

m1 (air)

= 8.33 ppg

m2 (lumpur)

= air x SG bentonite
= 8.33 x 2.6
= 21.568 ppg

Maka :

4.

m 2 - m1
m1 x SG bentonite - m1

Vs
Vm1

0.5

= 8.33 x SG
bentonite - 8.33

4.165 x SG

= 13.328 + 4.165

SGbentonite

= 4.2

21.568 - 8.33

Dari jawaban soal no 3, perhatikan apakah harga yang diperoleh tersebut


berada dalam range specific grafity barite seperti tertulis dalam soal ?
Jika ya, tentukan apakah barite tersebut termasuk pure barite (barite murni)
atau API barite ?jika TIDAK, saudara jelaskan apa sebabnya!
Penyelesaian :
Ya , termasuk API barite
Sebab : API barite
SG = 4.2 (min)

5.

Dari tabel diatas, terlihat bahwa selain densitas, juga diukur kadar pasir.
Jelaskan secara singkat, mengapa perlu dilakukan pengukuran kadar pasir
dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dalam suatu operasi!

Penyelesaian :
Pengukuran kadar pasir dilakukan karena kandungan pasir membawa
pengaruh pada operasi pemboran, serpih-serpih pemboran yang biasanya

dapat mempengaruhi karakteristik harga kadar pasir yang disirkulasi,


dalam hal ini akan menambah densitas lumpur yang telah mengalami
sirkulasi. Berhubung densitas lumpur yang bersirkulasi ke permukaan
akan menentukan beban pompa sirkulasi lumpur. Cara mengatasi masalah
dalam operasi pemboran yaitu setelah lumpur disirkulasi harus mengalami
proses pembersihan terutama menghilangkan partikel-partikel yang masuk
ke dalam lumpur selama sirkulasi. Alat ini yang biasanya disebut
Conditioning Equipment adalah:

6.

shale shaker

degasser

desander

desilter

Pada saat ini, selain barite dapat juga digunakan hematite (Fe2O3) dan
ilmenit (FeO.nO2) sebagai density control additive. Hematite mempunyai
harga specific grafity antara 4,9 5,3 sedangkan ilminete dari 4,5 5,11
dengan kekerasan (hardness) masing-masing dua kali lebih besar dari
barite. Dari data tersebut buatlah analisa kelebihan dan kekurangan kedua
additive terebut jika dibandingkan dengan barite!
Penyelesaian:
Dengan SG yang lebih besar dibandingkan barite maka additive ini dapat
meningkatkan densitas yang lebih besar dibanding barite. Kekurangan
kedua additive tersebut yaitu komplain pengotoran / perubahan warna
yang serius pada kulit dan pakaian yang disebabkan penurunan dalam
penggunaan hematite sebagai material pemberat.

7.

Galena (PbS) mempunyai harga spesefic grafity sekitar 7,5 dan dapat
digunakan untuk membuat lumpur dengan densitas lebih dari 19 ppb.
Jelaskan mengapa material ini jarang digunakan sebagai density control
additive dan hanya digunakan untuk masalah-masalah pemboran khusus!
Penyelesaian :
Hal tersebut disebabkan karena SG galena yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan densitas mencapai lebih dari 19 ppg, dan apabila galena ini

digunakan pada kondisi pemboran yang standard, maka galena ini akan
mengakibatkan terjadinya loss circulation. Pada pemboran yang terjadi
kick (densitas lumpur rendah) untuk mengatasinya perlu menaikkan
densitas lumpur yang dalam hal ini galena digunakan sebagai material
pemberat.
8.

Suatu saat saudara berada dilokasi pemboran. Pada saat bit mencapai
kedalaman 1600 ft. Saudara diharuskan menaikkan densitas dari 200 bbl
lumpur 11 ppg menjadi 11,5 ppg dengan menggunakan barite (SG = 4,2)
dengan catatan bahwa volume akhir tidak dibatasi. Hitung jumlah barite
yang dibutuhkan (dalam lb)!
Penyelesain :
Diketahui :

Vml

= 200 bbl

D ml

= 11 ppg

D mb

= 11.5 ppg

SG barite

= 4.2

1 ppg

= 0.12 gr/cc

barite

= 4.2 gr/cc
1 ppg

= 4.2 gr/cc x 0,12 gr/cc


= 35 ppg
Ditanya :

Ws (jumlah barite ) dalam lb

Jawab:
(dmb - dml)

Ws = (dl - dmb) x (ds x Vml)


=

(11,5 - 11)
x (35 lb/gal . 200 bbl . 4.2 gal/bbl)
(35 1,5)

= 625.53 lb

Anda mungkin juga menyukai