0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan1 halaman
PENGARUH BIROKRASI TERHADAP PENDISIPLINAN PEGAWAI BAGIAN ORGANISASI DAN PEMBERDAYAAN APARATUR DAERAH DI ASISTEN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG
Latar Belakang Masalah
Birokrasi yang dalam bahasa Inggris disebut Bureaucracy berasal dari kata Boureau (berarti meja) dan Cratein (berarti kekuasaan), maksudnya kekuasaan berada pada orang-orang yang dibelakang meja. Di Indonesia cenderung diartikan berbelit-belit, kendati sebenarnya bila orang-orang yang dibelakang meja itu disiplin, terampil, taat pada tugas dan tidak membedakan orang, maka hal yang dikhawatirkan diatas itu tidak akan terjadi. Birokrasi hanya dapat berlaku dalam organisasi besar seperti organisasi pemerintahan, karena pada suatu organisasi yang kecil diperlukan hubungan informal, sedangkan birokrasi ditata secara formal untuk melahirkan tindakan rasional dalam organisasi.
Pendisiplinan berasal dari kata Disiplin dari kata lain: disciplina, yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabi’at. Hal ini menekankan pada bantuan para pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan disiplin. Disiplin adalah persetujuan untuk tunduk atau mengikuti secara langsung peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Disiplin diperlukan pembinaan dari atasan yang baik pada semua tingkat pimpinan
Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Meskipun lembaga pemerintahan ingin semua pegawainya bisa terintegrasikan dengan tujuan pemerintahan dengan mencoba memahami berbagai tingkah laku manusia bukan berarti bahwa pemerintahan harus menuruti kehendak pegawainya. Seorang pemimpin yang lemah bukan hanya akan mengacaukan jalannya pemerintahan tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari para bawahannya. Selama pemerintahan telah mempunyai peraturan dan telah disepakati bersama, maka pelanggaran terhadap peraturan haruslah dikenakan tindakan pendisiplinan.
Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah di Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung merupakan institusi bagian dari pemerintah kota Bandung yang bertugas membantu Walikota dan Sekretariat Daerah yang memiliki kewenangan, yaitu: Membantu Sekretaris Daerah dalam menyusun perumusan kebijakan lingkup pemerintahan dan pengkoordinasian tugas perangkat daerah ruang lingkup pemerintahan
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah di Asisisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung, peneliti menemukan permasalahan masih rendahnya pendisiplinan terhadap pegawai. Hal ini terlihat dari indikator:
Pemimpin tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan absen
Setelah melihat keadaan dan melakukan wawancara di tempat penelitian, permasalahan yang terjadi adalah ketika ada pegawai yang melanggar tata tertib, misalnya absen yang terlalu lama, maka Kepala Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah melakukan teguran melalui surat yang dikirimkan kepada pegawai yang sedang absen tersebut baik berupa surat panggilan peringatan ataupun surat teguran, teguran yang dilakukan ketika pegawai sedang absen itu dapat menimbulkan salah persepsi yang akan menjadi masalah baru. Keadaan seperti ini telah menyimpang dari pedoman pendisiplinan yang ada, karena tindakan pendisiplinan akan lebih baik jika dilakukan secara langsung ketika pegawai yang melanggar aturan tersebut berada di tempat atau sedang masuk kerja.
Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera
Kedisiplinan pegawai Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah masih rendah, hal tersebut dapat dilihat ketika jam istirahat yang dimulai dari pukul 12.00 dan seharusnya berakh
PENGARUH BIROKRASI TERHADAP PENDISIPLINAN PEGAWAI BAGIAN ORGANISASI DAN PEMBERDAYAAN APARATUR DAERAH DI ASISTEN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG
Latar Belakang Masalah
Birokrasi yang dalam bahasa Inggris disebut Bureaucracy berasal dari kata Boureau (berarti meja) dan Cratein (berarti kekuasaan), maksudnya kekuasaan berada pada orang-orang yang dibelakang meja. Di Indonesia cenderung diartikan berbelit-belit, kendati sebenarnya bila orang-orang yang dibelakang meja itu disiplin, terampil, taat pada tugas dan tidak membedakan orang, maka hal yang dikhawatirkan diatas itu tidak akan terjadi. Birokrasi hanya dapat berlaku dalam organisasi besar seperti organisasi pemerintahan, karena pada suatu organisasi yang kecil diperlukan hubungan informal, sedangkan birokrasi ditata secara formal untuk melahirkan tindakan rasional dalam organisasi.
Pendisiplinan berasal dari kata Disiplin dari kata lain: disciplina, yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabi’at. Hal ini menekankan pada bantuan para pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan disiplin. Disiplin adalah persetujuan untuk tunduk atau mengikuti secara langsung peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Disiplin diperlukan pembinaan dari atasan yang baik pada semua tingkat pimpinan
Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Meskipun lembaga pemerintahan ingin semua pegawainya bisa terintegrasikan dengan tujuan pemerintahan dengan mencoba memahami berbagai tingkah laku manusia bukan berarti bahwa pemerintahan harus menuruti kehendak pegawainya. Seorang pemimpin yang lemah bukan hanya akan mengacaukan jalannya pemerintahan tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari para bawahannya. Selama pemerintahan telah mempunyai peraturan dan telah disepakati bersama, maka pelanggaran terhadap peraturan haruslah dikenakan tindakan pendisiplinan.
Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah di Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung merupakan institusi bagian dari pemerintah kota Bandung yang bertugas membantu Walikota dan Sekretariat Daerah yang memiliki kewenangan, yaitu: Membantu Sekretaris Daerah dalam menyusun perumusan kebijakan lingkup pemerintahan dan pengkoordinasian tugas perangkat daerah ruang lingkup pemerintahan
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah di Asisisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung, peneliti menemukan permasalahan masih rendahnya pendisiplinan terhadap pegawai. Hal ini terlihat dari indikator:
Pemimpin tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan absen
Setelah melihat keadaan dan melakukan wawancara di tempat penelitian, permasalahan yang terjadi adalah ketika ada pegawai yang melanggar tata tertib, misalnya absen yang terlalu lama, maka Kepala Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah melakukan teguran melalui surat yang dikirimkan kepada pegawai yang sedang absen tersebut baik berupa surat panggilan peringatan ataupun surat teguran, teguran yang dilakukan ketika pegawai sedang absen itu dapat menimbulkan salah persepsi yang akan menjadi masalah baru. Keadaan seperti ini telah menyimpang dari pedoman pendisiplinan yang ada, karena tindakan pendisiplinan akan lebih baik jika dilakukan secara langsung ketika pegawai yang melanggar aturan tersebut berada di tempat atau sedang masuk kerja.
Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera
Kedisiplinan pegawai Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah masih rendah, hal tersebut dapat dilihat ketika jam istirahat yang dimulai dari pukul 12.00 dan seharusnya berakh
PENGARUH BIROKRASI TERHADAP PENDISIPLINAN PEGAWAI BAGIAN ORGANISASI DAN PEMBERDAYAAN APARATUR DAERAH DI ASISTEN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG
Latar Belakang Masalah
Birokrasi yang dalam bahasa Inggris disebut Bureaucracy berasal dari kata Boureau (berarti meja) dan Cratein (berarti kekuasaan), maksudnya kekuasaan berada pada orang-orang yang dibelakang meja. Di Indonesia cenderung diartikan berbelit-belit, kendati sebenarnya bila orang-orang yang dibelakang meja itu disiplin, terampil, taat pada tugas dan tidak membedakan orang, maka hal yang dikhawatirkan diatas itu tidak akan terjadi. Birokrasi hanya dapat berlaku dalam organisasi besar seperti organisasi pemerintahan, karena pada suatu organisasi yang kecil diperlukan hubungan informal, sedangkan birokrasi ditata secara formal untuk melahirkan tindakan rasional dalam organisasi.
Pendisiplinan berasal dari kata Disiplin dari kata lain: disciplina, yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabi’at. Hal ini menekankan pada bantuan para pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan disiplin. Disiplin adalah persetujuan untuk tunduk atau mengikuti secara langsung peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Disiplin diperlukan pembinaan dari atasan yang baik pada semua tingkat pimpinan
Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan prilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara suka rela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Meskipun lembaga pemerintahan ingin semua pegawainya bisa terintegrasikan dengan tujuan pemerintahan dengan mencoba memahami berbagai tingkah laku manusia bukan berarti bahwa pemerintahan harus menuruti kehendak pegawainya. Seorang pemimpin yang lemah bukan hanya akan mengacaukan jalannya pemerintahan tetapi juga akan kehilangan rasa hormat dari para bawahannya. Selama pemerintahan telah mempunyai peraturan dan telah disepakati bersama, maka pelanggaran terhadap peraturan haruslah dikenakan tindakan pendisiplinan.
Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah di Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung merupakan institusi bagian dari pemerintah kota Bandung yang bertugas membantu Walikota dan Sekretariat Daerah yang memiliki kewenangan, yaitu: Membantu Sekretaris Daerah dalam menyusun perumusan kebijakan lingkup pemerintahan dan pengkoordinasian tugas perangkat daerah ruang lingkup pemerintahan
Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah di Asisisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Bandung, peneliti menemukan permasalahan masih rendahnya pendisiplinan terhadap pegawai. Hal ini terlihat dari indikator:
Pemimpin tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada waktu bawahan absen
Setelah melihat keadaan dan melakukan wawancara di tempat penelitian, permasalahan yang terjadi adalah ketika ada pegawai yang melanggar tata tertib, misalnya absen yang terlalu lama, maka Kepala Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah melakukan teguran melalui surat yang dikirimkan kepada pegawai yang sedang absen tersebut baik berupa surat panggilan peringatan ataupun surat teguran, teguran yang dilakukan ketika pegawai sedang absen itu dapat menimbulkan salah persepsi yang akan menjadi masalah baru. Keadaan seperti ini telah menyimpang dari pedoman pendisiplinan yang ada, karena tindakan pendisiplinan akan lebih baik jika dilakukan secara langsung ketika pegawai yang melanggar aturan tersebut berada di tempat atau sedang masuk kerja.
Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera
Kedisiplinan pegawai Bagian Organisasi dan Pemberdayaan Aparatur Daerah masih rendah, hal tersebut dapat dilihat ketika jam istirahat yang dimulai dari pukul 12.00 dan seharusnya berakh
Ali Imron. (2005). Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. Belkaoui. (2000). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. D. E. Jerry j Weygant. (2007). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. E. T. Dwi Martani. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (p. Bab 1). Jakarta : Salemba Empat. Harahap. (2008). Teori Akuntansi . Jakarta: Salemba Empat. Latumaerissa, J. R. (2012). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. M. Mahmud Hanafi. (2006). In Standar Akuntansi Keuangan (p. 1). UPP STIM YKPN. Marius Sinaga. (2008). In Teori Akuntansi (p. 109). Jakarta: Salemba Empat. Mintardjo. (2010). Praktek Akuntansi Bank. Surabaya: Penerbit Erlangga. Muchtar. (2006). Dasar Akuntansi Institut Dagang. Surabaya. Satmoko. (2009). Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntansi Indonesia . Widyawati. (2011). Akuntansi Keuangan Menengah 2 (p. 2). Jakarta: Salemba Empat.