PADA ODONTOLOGI DAN TOKSIKOLOGI FORENSIK DITINJAU DARI KEDOKTERAN DAN ISLAM Sampel saliva menguntungkan, karena non-invasif, bebas stress, mudah, dan pengumpulannya memungkinkan. Selain bertindak sebagai pertahanan pertama melawan patogen asing, saliva juga secara konstan membersihkan dan melumasi cavum oris. Analisis biokimia, imunologi, toksikologi dan mikrobiologi memungkinkan bila menggunakan saliva, dan kepentingan evaluasi dari jaringan oral serta penyaringan keganasan. Saliva juga secara rutin direferensikan pada odontologi dan toksikologi forensik khususnya pada drug abuse dan kecanduan alkohol. Hal ini dapat menjadi suatu pemeriksaan alternatif yang non-invasif dari pemeriksaan yang biasanya menggunakan darah dan urin untuk mendeteksi awal dari suatu penyakit dan penatalaksanaannya di kemudian hari. Menurut pandangan Islam bahwa sesuatu yang memabukkan dalam Al-Quran disebut khamr, artinya sesuatu yang dapat menghilangkan akal. Meskipun bentuknya berbeda namun cara kerja khamr, narkoba dan obat-obat terlarang sama saja. Keduanya memabukkan, merusak fungsi akal manusia, dan dapat menyebabkan seseorang kehilangan keseimbangan emosi dan pikiran. Karena di dalamnya terdapat kemadharatan-kemadharatan serta kerusakan-kerusakan material dan agama, maka melakukan kedua perbuatan itu, meminum khamr dan narkoba sama saja melakukan dosa besar. Pada kedua kasus ini, dapat dideteksi dengan cairan tubuh salah satunya identifikasi dengan saliva (air liur). Pemeriksaan air liur untuk membuktikan kebenaran suatu fakta juga dapat dibenarkan, sebab alat bukti merupakan salah satu unsur perkara pengadilan yang dibenarkan menurut syarak. Pemeriksaan air liur lebih banyak mendatangkan maslahah yang lebih besar dari mudharatnya. Pemeriksaan air liur adalah salah satu cara dalam proses penegakan hukum dan untuk kepentingan penelitian ilmu kedokteran yang sangat bermanfaat di masa yang akan datang.