Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Kebijakan

Deviden

Kelompok 4

Yonatan yansen khu (232013049)


M. khusnur Rokhim (232013164)
Anthonius W. sarira (232013173)

Universitas Kristen satya wacana


Fakultas Ekonomika dan Bisnis

11.1.Pendahuluan
Deviden merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham di
samping capital gain. Kebijakan deviden membahas apakah keuntungan yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan dalam bentuk deviden atau ditahan dalam
bentuk laba ditahan(retained earning).

11.2.Cara pembayaran deviden


Pembayaran deviden ada 2 tipe, yaitu :
-Tunai ( Cash devidend )
-Deviden saham ( Stock devidend )

11.3.Teori residual devident ( Residual Theory of Devidends )


Menyatakan perusahaan menetapkan kebijakan deviden setalah semua investasi
yang menguntungkan telah habis didanai. Para investor umumnya menyukai jika
keuntungan dibagi dalam bentuk deviden sebab reinvestasi akan menghasilkan
lebih banyak dibandingkan saham-saham lain yang memiliki resiko setara.
Deviden dibayarkan merupakan sisa (residu) dari semua usulan investasi yang
menguntungkan telah didanai.Langkah-langkah yang dilakukan manager keuangan
adalah :
(1) Menetapka penganggaran modal yang optimal. Semua alternative yang
memiliki nilai NPV positif diterima
(2) Berdasarkan struktur modal yang dimiliki perusahaan, perkiraan jumlah
pembiayaan dari ekuitas yang dibutuhkan untuk menutup pengeluaran tahap
1
(3) Menggunakan sumber dana internal (laba ditahan) untuk membiayai investasi.
Jika laba ditahan tidak mencukupi, maka dijual saham biasa baru
(4) Membayarkan deviden jika masih ada sisa dana internal

11.4.Kontroversi kebijakan internal


Miller dan Modigliani (MM) berpendapat bahwa deviden tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. Pendapat lain mengatakan deviden yang tinggi akan
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan lebih ditentukan oleh kemampuan
mengjasilkan laba dan resiko dari investasi.

11.4.1.Kebijakan deviden tidak relevan


Miller-Modigliani berargumen kebijakan deviden tidak relevan sebab deviden hanya
menujukan sisa pendapatan bukan variable keputusan yang mempengaruhi nilai
perusahaan. Nilai perusahaan lebih ditentukan oleh kemampuan menghasilkan laba
dan resiko dari investasi.

11.4.2.Relevansi kebijakan deviden


Gordon dan lintner menyatakan pemegang saham menyukai deviden sekarang
da nada hubungan langsung antara kebijakan deviden dan nilai pasarnya. Jika
deviden dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian investor meningkat.
Akibatnya mereka akan meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan yang
pada akhirnya mengurangi nilai saham.

Deviden dibayar tinggi :


(1) Mengurangi ketidakpastian,artinya mengurangi resiko yang pada akhrnya
mengurangi nilai tingkat keuntungan yang disyaratkan investor
(2) Mengurangi masalah keagenan antara manager dan pemilik perusahaan,
didasari oleh teori keagenan (agency theory). Muncul karena agen(manager)
dan principal(pemilik) mempunyai kepentingan berbeda.

Deviden dibayar rendah :


(1) Efek pajak, dengan adanya pembayaran deviden yang rendah bisa
menghemat pajak
(2) Biaya emisi ( flotation cost ), perusahaan membagikan deviden dengan
menerbitkan sahamny akan membayar biaya emisi sahamnya.

11.5.Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden :


(1) Profitabilitas. Perusahaan yang memiliki aliran kas yang baik dapat
membayarkan atau
meningkatkan deviden dan sebaliknya
(2) Kesempatan investasi. Semakin besar peluang investasi yang
menghasilkan NPV positif, maka deviden yang dibagikan cenderung makin
kecil
(3) Akses ke pasar keuangan. Jika akses ke pasar keuangan mudah , maka
perusahaan bisa membayar deviden lebih besar, akses ini bisa membantu
perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya
(4) Stabilitas pendapatan. Jika pendapatan relative stabil, aliran kas dimasa
depan bisa diprediksikan dengan lebih baik sehingga perusahaan bisa
membayar deviden besar
(5) Adanya pembatasan-pemabatasan. Kontrak hutang dan saham preferan
sering mambatasi pembayaran deviden dalam situasi tertentu
(6) Posisi likuiditas. Perusahaan yang keuntungannya luar biasa bisa saja tidak
dapat membayar deviden karna keadaan likuiditasnya.

11.6.Kebijakan deviden
(1) Kebijakan deviden rasio pembayaran konstan. Kebijakan deviden dalam
presentasi tertentudari pendapatan yang dibayarkan kepada pemilik setiap
periode pembagain deviden
(2) Kebijakan deviden teratur. Kebijakan yang didasarkan atas pembayaran
deviden dengan rupiah yang tetap setiap periodenya
(3) Kebijakan deviden rendah teratur dan ditambah ekstra. Didasarkan atas
pembayaran deviden rendah yang teratur ditambah dengan deviden ekstra
jika ada jaminan pendapatan

11.7.Pembelian saham kembali ( Stock repurchase/buy back)


Alternatif lain pembayaran deviden tunai. Dilakukan dipasar sekunder bursa
efek, sahamnya disebut treasury stock. Tujuannya untuk meningkatkan nilai saham
yang dimiliki atau untuk menghalangi orang-orang yang tidak diinginkan
mengambil alih perusahaan.
Secara teoritis nilai perusahaan sebelum dan sesusah pembelian saham kembali
tidak berubah.

11.8.Deviden saham (Stock Devidend)


Deviden seringkali dibayarkan dalam bentuk saham sebagai pengganti atau
pelengkap deviden tunai. Walaupun menerbitkan saham deviden lebih mahal
daipada menerbitkan deviden tunai, namun perusahaan memperoleh manfaat
membayarkan deviden saham.

11.9.Pemecahan saham ( Stock Split )


Pemecahan saham bukan sejenis deviden, namun pemecahan saham dapat
mempengaruhi harga saham perusahaan, sama seperti deviden saham. Pemecahan
saham mempengaruhi struktur modal perusahaan, namun akan meningkatkan
jumlah lembar saham saham yang beredar dan mengurangi nilai per lembar saham.
11.10.Revers stock
Adalah kebalikan dari stock split, jaddi beberapa saham akan disatukan menjadi
satu saham. Contohnya, 3 lembar saham ditukar menjadi 1 lembar saham. Jumalh
saham beredar akan menurun, nilai par nya menjadi 3 kali lipat dari nilai par lama.
Seperti stock split, nilai pasar pada kondisi pasar sempurna tidak berubah. Praktik
ini dilakukan karena :
(1) Saham yang nilainya terlalu rendah dianggap tidak baik
(2) Jika harga saham meningkat, maka biaya transaksi diharapkan mengecil
untuk mendorong likuiditas saham tersebut

Daftar Pertanyaan

1. Apa pentingnya kebijakan dividen bagi suatu perusahaan?

2. Menurut anda, apakah tinggi rendahnya dividen dapat mempengaruhi nilai dari

suatu perusahaan?

3. Jika anda adalah seorang pemegang saham, mana yang lebih anda pilih, dividen

dibayar lebih tinggi atau dividen dibayar rendah?

4. Mengapa ada beberapa perusahaan yang membayarkan dividen dalam bentuk

saham (stock dividend) padahal hal tersebut dapat menambah jumlah saham

yang beredar atau dengan kata lain resiko pengambil alihan perusahaan oleh

pemegang saham lebih besar?

5. Apa yang membuat suatu perusahaan melakukan stock split maupun reverse

stock padahal kedua hal tersebut tidak mempengaruhi nilai perusahaan

tersebut?

Anda mungkin juga menyukai