DEFINISI Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan selsel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.
TUJUAN PAP SMEAR
1. Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV 2. Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang menderita kanker 3. Mendeteksi kelainan kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim 4. Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri
SASARAN PAP SMEAR
wanita menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual
American Cancer Society menganjurkan:
1. Pap test setahun sekali wanita umur 40-60 tahun dan wanita di bawah 20 tahun yang seksual aktif. 2. Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test The British Medical Association Family Health Encyclopedia 1. wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah melakukan hubungan seksual, 2. Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.
SYARAT PENGAMBILAN SEDIAAN
Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
Syarat pengambilan sediaan
Apabila pasien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan pasien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja
TEKNIK PENGAMBILAN SEDIAAN
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu : 1. Formulir konsultasi sitologi. 2. Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush. 3. Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label. 4. Spekulum cocor bebek (gravels) kering. 5. Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %.
Alat Pengambilan Contoh
Cara pengambilan sediaan
1. Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa sudah melakukan informed consent, label wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas wanita. 2. Gunakan sarung tangan. 3. Insersi spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.
Lanjutan Cara pengambilan sediaan
4. Salah satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut
untuk apusan pap dapat digunakan :
(1) Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic mengenai dan masuk ke dalam mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan memutar spatula satu lingkaran penuh (2) Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks 2 cm dan putar 360 derajat. (3) Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran serviks dan putar 90-180 derajat (4) Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan spatula.
Lanjutan Cara pengambilan sediaan
5. Sebarkan sel-sel pada preparat yang
sudah diberi label. 6. Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/ masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi. 7. dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin kaca sediaan tidak pecah
KLASIFIKASI PAP SMEAR
Menurut Papanicolau: 1. Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal. 2. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan. 3. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan tetapi tidak konklusif keganasan. 4. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan. 5. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan.
Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou
1. Kelas I : Identik dengan normal smear
pemeriksaan ulang 1 tahun lagi. 2. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai: (1) Kuman atau virus tertentu. (2) Sel dengan kariotik ringanPemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya, Bila ada erosi atau radang bernanah pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan. 3. Kelas III : Ditemukannya sel diagnostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan
Interpretasi hasil pap test menurut
Papanicolaou 4. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian dapat ditempuh 3 jalan, yaitu: (1) Dilakukan biopsi. (2) Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan (3) Rujuk untuk biopsi konfirmasi. 5. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi.
Pembacaan Bethesda 2001
Tes Pap Normal
Negatif untuk lesi intraepitel atau keganasan Ditemukan kelainan non keganasan : Perubahan sel reaktif Sel Glanduler pada status sesudah histerektomi Atrofi
HSIL: high grade (CIN 2 - 3) Squamous cell carcinoma
Abnormalitas sel epitel:
Glanduler Atypical endocervical, endometrial atau glandular cells (NOS) Atypical endocervical atau glandular favor neoplastic Endocervical adenocarcinoma in situ Adenocarcinoma: endocervical, endometrial atau extrauterine
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
HASIL PAP SMEAR
1. Konseling pra pengambilan sediaan
yang kurang tepat 2. Cara pengambilan sediaan 3. Petugas kesehatan 4. Sarana prasarana dan tenaga ahli laboratorium 5. Faktor karakteristik pasien
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
HASIL PAP SMEAR 5. Faktor karakteristik pasien: Umur Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks) Paritas Sosial ekonomi Usia wanita saat menikahUsia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim