PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Angka kematian bayi sebesar 23/1.000 kelahiran hidup menjadi salah satu
dari delapan target MDGs ( Millenium Development Goals) yang harus
dicapai hingga tahun 2015. Angka kematian bayi di Indonesia pada tahun
2012 sebesar 32/1.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibanding
dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Oleh karena, itu para ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui lebih
berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh para ibu yang tidak
menyusui bayinya antara lain ibu tidak memproduksi cukup ASI, bayinya
tidak mau menghisap, payudara bengkak, kelainan putting susu, putting susu
lecet, saluran susu tersumbat, bendungan ASI, mastitis dan abses payudara.
Disamping itu cara-cara menyusui yang tidak benar dapat menimbulkan
gangguan pada putting susu ibu.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang
disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare
dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu
menjarangkan
kelahiran.
ASI
eksklusif
juga
berperan
dalam
1.2 TUJUAN
1.2.1
Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah
bendungan ASI dengan baik dan benar.
1.2.2
Tujuan Khusus
1. Mampu mengkaji dan mengidentifikasi data pada ibu nifas
dengan bendungan ASI.
2. Mampu menentukan mendiagnosa dari data yang terkumpul
pada ibu nifas
3. Mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah potensial
yang akan terjadi pada ibu nifas dengan bendungan ASI.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan segera dan kolaborasi
pada ibu nifas dengan bendungan ASI.
5. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan bendungan ASI
6. Mampu mengimplestasikan rencana asuhan yang telah dibuat
pada ibu nifas dengan bendungan ASI
7. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
ibu hamil dengan bendungan ASI.
1.2.3
1.3
Metode
Asuhan Kebidanan ini menggunakan metode langsung pada kehamilan
dengan bendungan ASI menggunakan penerapan SOAP.
1.4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 MASALAH PADA NIFAS BENDUNGAN ASI
Bendungan ASI yaitu suatu keadaan dimana payudara terasa lebih penuh,
tegang dan nyeri yang terjadi pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan yang
disebabkan karena adanya bendungan atau peningkatan aliran pada vena dan
limfa pada daerah payudara dalam rangka mempersiapkan untuk proses
laktasi. Bendungan ASI biasanya terjadi pada kedua payudara. Tanda dan
gejalanya payudara terasa nyeri dan tegang, payudara mengeras dan
membesar, payudara menjadi besar, suhu ibu meningkat.
2.2 Etiologi
2.2.1 Faktor Hormonal
Setelah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron
turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor hipotalamus yang
menghalangi keluarnya Pituitary Lactogenic Hormone waktu hamil
yang sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi dan
terjalin sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan
alveolus-alveolus kelenjar mamae terisi air susu, tetapi untuk
mengeluarkannya dibutuhkan refleks yang menyebabkan kontraksi
sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil
kelenjar-kelenjar tersebut, reflek ini timbul jika bayi menyusui.
2.2.2 Faktor Bayi
Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusui dengan baik, atau
kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna terjadi pembendungan air susu ibu.
2.2.3 Faktor Payudara Ibu
Puting susu yang datar dapat menyulitkan bayi untuk menyusui,
kadang-kadang pengeluaran susu juga terhalang sebab duktus
laktiferus menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe.
Jika ibu menyusui tetapi bayi tidak mampu menyusui, perah air susu ibu
dengan tangan atau dengan pompa. Jika ibu menyusui dan bayinya
mampu menyusui, bantu ibu untuk menyusui bayinya lebih sering pada
kedua payudara secara bergantian setiap kali menyusui.
1) Berikan penyuluhan cara menyusui bayinya yang benar, yaitu :
Posisi menyusui
1. Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi
(kepala dan tubuh bayi berada pada satu garis lurus), muka bayi
menghadap kepayudara ibu, hidung bayi didepan puting susu ibu,
sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap keperut ibu.
2. Ibu mendekatkan bayinya ke tubuh ibu dan mengamati bayinya
siap menyusui : membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh.
3. Ibu menyentuhkan putting susunya kebibir bayi, menunggu
hingga mulut bayi terbuka lebar, sehingga bibir bayi dapat
menangkap putting susu ibu.
2) Tanda-tanda posisi bayi menyusui dengan baik :
- Dagu menyentuh payudara ibu
- Mulut terbuka lebar, hidung bayi mendekati dan kadang-kadang
-
3)
4)
2)
Kompres
dingin
pada
payudara
untuk
4)
5)
2.5 Pencegahan
a.
b.
c.
d.
Faktor Ibu
sakit
berat,
dengan
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
Pada tanggal 31 Oktober 2013 ialah hari ke-14 post partum. pukul 15.00 WIB
ibu datang ke BPM Lisnani Ali, S.ST dengan membawa bayinya. Ibu
mengatakan bahwa ASI lancar, ibu mengatakan payudaranya sakit dan keras,
Kemudian ibu dilakukan pemeriksaan postnatal pada ibu yang meliputi
pemeriksaan fisik, TTV, dan pemeriksaan palpasi. Setelah dilakuakan
pemeriksaan tersebut diperoleh hasil yaitu TD: 120/80 mmHg, R: 24x/menit,
N: 80x/menit, S: 38,5C, TFU tidak teraba diatas sympisis dan kontraksi
uterus baik. Pengeluaran lochea serosa, berwarna kecoklatan, berupa flek
konsistensi cair dan berbau khas. Pemeriksaan fisik pada payudara, saat
dilakukan inspeksi payudara terlihat bengkak dan saat dilakukan palpasi
payudara terasa nyeri, keras, berbenjol-benjol, dan berwarna kemerahan.
ibu
untuk
makan
makanan
yang
bergizi
simbang,
10
Keluarga Berencana
untuk memastikan bahwa ibu telah mantap dengan kontrasepsi yang akan di
gunakan, Ibu telah disuntik KB 3 bulan pada tanggal 23 November 2013 ,
beritahu ibu tentang jadwal penyuntikan selanjutnya yaitu pada tanggal 19
Januari 2014
BAB IV
PEMBAHASAN
Bendungan ASI adalah Suatu keadaan dimana payudara terasa lebih penuh, tegang
dan nyeri yang terjadi pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan yang disebabkan
karena adanya bendungan atau peningkatan aliran pada vena dan limfa pada
daerah payudara dalam rangka mempersiapkan untuk proses laktasi. Bendungan
ASI biasanya terjadi pada kedua payudara. Penyempitan duktus laktiferi atau oleh
kelenjar kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
puting susu sehingga dapat mengakibatkan mastitis, yaitu suatu peradangan pada
payudara yang disebabkan kuman, terutama Staphylococcus aureus melalui luka
11
pada putting susu atau melalui peredaran darah, bila penanganan pada mastitis
karena infeksi pada payudara tidak sempurna dan infeksi makin berat maka akan
mengakibatkan abses pada payudara. ASI yang tidak diberikan bisa juga
mengakibatkan galaktokel yaitu air susu membeku dan terkumpul pada suatu
bagian payudara menyerupai tumor kistik yang terjadi karena sumbatan air susu.
Ibu P2A0 post partum hari ke-14 Ny. R, Ibu mengatakan payudaranya sakit dan
keras. Dilakukan pemeriksaan fisik pada payudara, saat dilakukan inspeksi
payudara terlihat bengkak dan saat dilakukan palpasi payudara terasa nyeri, keras,
berbenjol-benjol dan berwarna kemerahan.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu mengalami bendungan ASI.
Sehingga ibu dianjurkan untuk memberikan ASI secara on demand/ kapanpun
bayi mau, Ajarkan kepada ibu cara menyusui yang benar, Anjurkan kepada ibu
untuk mengompres payudara dengan air hangat sebelum menyusui, anjurkan
kepada ibu untuk menggunakan BH yang menopang, Anjurkan kepada ibu untuk
mengeluarkan ASI nya bila terasa penuh dan mengajarkan ibu untuk melakukan
perawatan payudara (post natal breast care).
KESELARASAN
Berdasarkan pemeriksaan menurut teori untuk mengatasi bendungan ASI
dilakukan perawatan payudara (post natal breast care), memberikan ASI secara on
demand/ kapanpun bayi mau, mengeluarkan ASI saat ibu merasa payudaranya
penuh, Tanda gejala bendungan ASI yaitu payudara terasa nyeri dan tegang terjadi
pada hari ke 3-5 nifas, payudara mengeras dan membesar ( pada kedua payudara),
payudara menjadi besar, suhu tubuh meningkat.
12
Pasien pun telah diajarkan cara melakukan post natal breast care pada ke-3 dan
ke-7 ibu tidak mengalami bendungan ASI dan pada hari ke-14 ibu mengalami
bendungan ASI, tanda gejala bendungan ASI pada ibu payudara terasa nyeri dan
tegang, terjadi pada hari ke-14 pada masa nifas payudara mengeras dan
membesar, ibu telah dianjurkan untuk memberikan ASI secara on deman/
kapanpun bayi menginginkan, dan ibu telah di ajarkan cara penyimpanan ASI.
Hasilnya pada pemeriksaan selanjutnya ibu sudah tidak ada tanda-tanda
bendungan ASI pada kunjungan hari ke-40 .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah Penulis mengadakan Asuhan Kebidanan Komprehensif di BPM
Lisnani Ali, S.ST Teluk Betung Bandar Lampung, mulai dari Pangumpulan
Data hingga melaksanakan beberapa tindakan Asuhan Kebidanan dan
sekaligus mengevaluasi asuhan, maka Penulis menyimpulkan :
a. Dari hasil identifikasi dan pengkajian Asuhan Kebidanan Komperhensif
yang penulis lakukan ditemukan masalah pada masa nifas hari ke 14 yaitu
bendungan ASI terhadap Ny R usia 31 tahun .
13
5.2 Saran
Dari hasil Pemantauan Penulis dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan
Komprehensif, Penulis ingin menyampaikan saran kepada :
a. Bagi ibu nifas
Agar melaksanakan anjuran yang telah diberikan bidan yaitu memberikan
ASI sedini mungkin, memberikan ASI secara on demand/kapanpun bayi
mau, melakukan perawatan payudara ( post natal breast care ) dan cara
menyusui yang benar.
b. Untuk lahan praktek
Sebaiknya melakukan kunjungan rumah sampai dengan hari ke 40 pada
masa nifas, menyediakan poster cara menyusui yang benar, memberi
penyuluhan cara perawatan payudara serta memberikan konseling kepada
ibu tentang tanda bahaya bendungan ASI .
c. Bagi Akademi Kebidanan Panca Bhakti Bandar Lampung
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. DEPKES-RI
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBP-SP
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBP-SP
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung. Eleman
Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta.YBP-SP
Sulistiayawati,ari. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta.
16