Anda di halaman 1dari 20

Kortikosteroid

Disusun oleh : Muhammad Amri


Pembimbing

SMF/Bagian Ilmu Kulit dan Kelamin RSUD Langsa


Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama

Pendahuluan

Kortikosteroid adalah suatu kelompok


hormon steroid yang dihasilkan di
bagian korteks kelenjar adrenal
sebagai tanggapan atas hormon
adrenokortikotropik (ACTH) yang
dilepaskan oleh kelenjar hipofisis.
Kortikosteroid dibedakan menjadi
glukokortikoid dan mineralokortikoid

Glukokortikoid
kortisol/hidrokortison.
Hormon
ini
mengendalikan
karbohidrat,
metabolisme protein dan antiinflamasi, dengan
mencegah pelepasan fosfolipid, menurunkan aksi
eosinofil dan mekanisme lainnya.

Kortikosteroid efek utama penyimpanan glikogen


hepar dan anti inflamasi nyata
Pengaruh keseimbangan air dan elektrolit
kecil/tidak berarti
Prototip kortisol dan kortison
Glukokortikoid sintetik : prednisolon, triamsinolon
dan betametason

Mineralokortikoid
Aldosteron, kortikosteron, desoksikorton. Hormonhormon ini mempengaruhi metabolisme garam
dan air

Efek utama terhadap keseimbangan air dan


elektrolit sangat besar
menimbulkan retensi
Na dan deplesi K
Pengaruh terhadap penyimpanan glikogen hepar
kecil
Efek antiinflamasi kecil, tdk berarti

Mekanisme Kerja

Molekul hormon
sel melewati membran sel secara
difusi pasif
berikatan dengan reseptor spesifik
bereaksi dengan reseptor steroid mengalami
perubahan
menuju nukleus
berikatan dengan
kromatin
transkripsi RNA dan sintesis protein
spesifik
protein ini yang mengubah fungsi sel
organ target dan menghasilkan efek fisiologis steroid.

Kortikosteroid Topikal

Dipakai untuk mengobati radang


kulit yang bukan disebabkan oleh
infeksi
Mekanisme kerja : vasokonstrik pada
dermis, antiinflamasi, anti proliferatif
pada stratum basal

Efektifitas kortikosteroid topikal

Tergantung pada jenis kortikosteroid


dan penetrasi.
Kortison misalnya, tidak berkhasiat
secara topikal, karena kortison di
dalam tubuh mengalami transformasi
menjadi dihydrokortison, sedangkan di
kulit tidak terjadi proses itu.
Hidrokortison efektif secara topikal
pada konsentrasi 1%.

Pembagian Kotikosteroid

Pembagian Kotikosteroid

Indikasi

Terapi substitusi : Memperbaiki


kekurangan
akibat
insufisiensi
sekresi korteks adrenal
Terapi non-endokrin : Efek anti
inflamasinya
dan
kemampuan
menekan reaksi imun pada penyakit
yang bukan karena kelainan adrenal
atau hipofisis

Penyakit non-endokrin

Pematangan fungsi paru pada fetus


Arthritis
Karditis reumatik
Penyakit ginjal
Penyakit kolagen
Asma bronkhiale dan penyakit saluran nafas lainnya
Penyakit alergi
Penyakit mata
Penyakit kulit
Penyakit hepar
Keganasan
Gangguan hematologic
Syok
Edema cerebral
Gangguan sumsum tulang belakang (spinal cord injury)

Efek Samping

Efek samping lain

Osteoporosis : terjadi pada manula dan wanita


menopause
Sindrom Cushing yang terdiri atas muka bulan,
buffalo hump, penebalan lemak supraklavikula,
obesitas sentral, striae atrofise, purpura,
dermatosis akneformis dan hirsustisme. Selain
itu juga gangguan menstruasi, nyeri kepala,
psedudotumor
serebri,
impotensi,
hiperhidrosis, flushing, vertigo, hepatomegali
dan keadaan aterosklerosis dipercepat. Pada
anak memperlambat pertumbuhan.

Efek samping kortikosteroid topikal

Efek Epidermal
Penipisan epidermal dan Inhibisi dari
melanosit
Efek Dermal
Terbentuknya striae oleh karena
sintesis kolagen dan keadaan dermal
lemah
Mudah ruptur
Efek Vaskular
Fenomena rebound

Kontraindikasi

Kotraindikasi absolut : infeksi jamur, virus,


bakteri
Kontraindikasi relatif : sebagai life saving
drug. Dan pemantau yang ketat pada
keadaan
tuberculosis aktif, gagal
jantung, riwayat adanya gangguan jiwa,
positive purified derivative, glaucoma,
depresi berat, diabetes, ulkus peptic,
katarak, osteoporosis, kehamilan
harus dipantau ketat

Pencegahan terjadinya efek


samping pada pengobatan
jangka panjang

Diet tinggi protein dan rendah garam


Pemberian KCl 3 x 500 mg sehari untuk orang dewasa,
jika terjadi defisiensi K
Obat anabolik
ACTH diberikan 4 minggu sekali, yang biasanya
diberikan ialah ACTH sintetik yaitu synacthen depot
sebanyak 1 mg (100 IU). Pada pemberian kortikosteroid
dosis tinggi dapat diberikan seminggu sekali
Antibiotik perlu diberikan jika dosis prednison melebihi
40 mg sehari
Antasida

Monitor

Tekanan darah dan berat badan


pemeriksaan
mata,
pengukuran
densitas tulang
Evaluasi urin, input cairan
Elektrolit serum, kadar gula darah
puasa, kolesterol, dan trigliserida
Nyeri abdomen, demam, gangguan
tidur dan efek psikologi.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai