Siely Cicilia Nurhadi - Laporan Hasil TA - BU P3SWOT
Siely Cicilia Nurhadi - Laporan Hasil TA - BU P3SWOT
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia
dan berkat-Nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Hasil Tugas Akhir (TA) tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Hasil TA ini dilaksanakan guna memenuhi salah satu syarat
kelulusan Sarjana-1 (S-1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Ma Chung Malang.
Dalam melaksanakan TA ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan sehingga Laporan Hasil TA dapat selesai tanpa menemui hambatan
yang berarti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Pihak BPKLN Beasiswa Unggulan P3SWOT yang telah mempercayakan
dana skripsi kepada penulis sehingga secara langsung mendukung segala
keperluan materiil penelitian TA ini.
2. Papa tercinta, Papa Gunadi Nurhadi yang tak henti-hentinya memberikan
doa, semangat, perhatian, waktu, dan tenaga kepada penulis hingga
Laporan Hasil TA ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Mama tercinta, Mama Esther Yonathan yang juga selalu mendoakan,
memotivasi, dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.
4. Keluarga Besar Nurhadi yang tak henti-hentinya memberikan dukungan
doa, semangat, dan perhatian kepada penulis.
5. Bapak Tatas H.P. Brotosudarmo, Ph.D selaku dosen pembimbing I TA
penulis yang selalu memberikan motivasi, bimbingan, masukan, dan
waktunya kepada penulis hingga Laporan Hasil TA ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
6. Ibu Leenawaty Limantara, Ph.D (Bu Shinta) selaku dosen pembimbing II
TA penulis yang juga selalu memberikan motivasi, bimbingan, masukan,
dan waktunya kepada penulis hingga Laporan Hasil TA ini dapat
terselesaikan tepat waktu.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
ii
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
vi
vii
viii
DAFTAR TABEL
2.1. Komposisi Serbuk Chlorella pyrenoidosa ...............................................
ix
DAFTAR GAMBAR
2.1. Sel Chlorella pyrenoidosa Beyerinck .....................................................
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Produk sabun mandi telah berkembang menjadi kebutuhan primer di
masyarakat dunia saat ini. Produk tersebut dimanfaatkan setiap hari oleh semua
kalangan masyarakat, baik kelas atas, menengah, maupun bawah. Industri sabun
mandi pun berlomba-lomba menciptakan produk sabun mandi yang inovatif dan
bermanfaat, bervariasi baik dari segi bentuk, warna, maupun aroma.
Sears [1] mengemukakan bahwa di dunia, produk sabun mandi berbasis
bahan alam masih jarang ditemukan di pasaran. Kebanyakan masih menggunakan
bahan sintetik sebagai bahan aktifnya. Bahan aktif sintetik ini memiliki efek
negatif terhadap kulit manusia, karena berpotensi menimbulkan iritasi pada
konsumen yang memiliki kulit sensitif [1,2]. Contoh bahan aktif sintetik yang
berbahaya bagi kulit manusia dan banyak disorot saat ini adalah diethanolamine
(DEA), Sodium Lauryl Sulfate (SLS), serta triclosan yang terdapat di hampir
semua sabun mandi yang beredar di pasaran. Menurut Mukiyo [2], apabila
triclosan terakumulasi dalam lemak di tubuh manusia, maka akan berpotensi
menimbulkan disfungsi tiroid. Oleh karena itu, saat ini mulai banyak produsen
sabun mandi yang melirik ke bahan alam untuk dijadikan substitusi bahan aktif
pembuatan sabun mandi. Tujuan digunakannya bahan alam ini tentunya untuk
mengeliminir bahan-bahan sintetik, seperti pewarna, parfum, pemutih, anti
bakteri, dan lain-lain.
Sabun mandi yang ada di pasaran saat ini berupa sabun mandi batang,
cair, dan juga gel. Masing-masing jenis sabun tersebut memiliki keunggulan
tersendiri, seperti aroma, bentuk, dan fungsi, yaitu baik sebagai pemutih, pelembut
kulit, ataupun sebagai anti bakteri. Dalam tugas akhir ini, pembuatan sabun mandi
berbentuk gel dipilih dengan alasan bentuknya yang unik, menarik, dan praktis
untuk dibawa kemana saja. Selain itu, dari segi estetika, sabun mandi gel dapat
memiliki variasi yang beragam.
1
Dewasa ini, sabun mandi anti bakteri sangat diminati oleh masyarakat.
Hal ini disebabkan karena sabun tersebut dipercaya dapat membersihkan kulit
secara efektif, didukung oleh sifat anti bakteri yang dimilikinya. Salah satu bahan
aktif alami yang memiliki sifat anti bakteri adalah mikroalga Chlorella
pyrenoidosa.
Paul [3] menyebutkan bahwa selama ini C. pyrenoidosa lebih dikenal
sebagai salah satu sumber pangan alami yang mampu menyembuhkan berbagai
penyakit. Esensi yang berbeda ingin diberikan ketika C. pyrenoidosa
dimanfaatkan sebagai salah satu bahan aktif alami pada sabun mandi gel. Dari
bahan aktif ini dapat diperoleh pewarna alami sekaligus khasiat anti bakterinya.
Ekstrak C. pyrenoidosa dipercaya dapat memberikan aktivitas anti bakteri pada
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif [4,5,6]. Selain itu, menurut Briggs
dalam Rachmaniah [7] C. pyrenoidosa merupakan salah satu mikroorganisme
yang terdapat melimpah di Indonesia dan memiliki kandungan minyak nabati
yang sangat tinggi, sehingga diharapkan dapat membantu reaksi saponifikasi
dalam pembuatan sabun mandi gel.
Bahan aktif lainnya yang telah banyak diimplementasikan pada sabun
mandi maupun parfum, yaitu Lavandula latifolia (Lavender). Lavender juga
berkhasiat sebagai anti bakteri atau anti jamur serta anti nyamuk [8]. Selain itu,
aromanya yang alami dan memiliki banyak keunggulan apabila dipadukan dengan
C. pyrenoidosa diharapkan akan membentuk sebuah sabun mandi gel alami yang
sehat, tidak berbahaya bagi kulit, serta memberikan sensasi nyaman bagi
konsumennya.
Pada akhirnya, pembuatan sabun mandi gel alami ini tidak lepas dari
pengujian-pengujian yang wajib dilakukan agar sabun mandi gel dapat dipasarkan
secara aman di kalangan masyarakat. Pengujian dilakukan secara fisik maupun
kimiawi. Pengujian kualitas sabun mandi yang telah dibuat disesuaikan dengan
aturan SNI 06-4085-1996 yang meliputi pengamatan organoleptik, pengujian
viskositas, bobot jenis, pH, dan angka lempeng total (ALT) [9,10,11,12]. Selain
itu, pengujian dilanjutkan dengan menganalisa stabilitas sabun mandi gel alami
selama 30 hari pada suhu ruang dan selama 5 hari pada suhu ekstrim (65C)
2
1.2
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah penelitian Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan alam masih jarang digunakan untuk produk sabun mandi karena
harga produksinya relatif lebih mahal dibandingkan bahan sintetik.
2. Bahan sintetik untuk sabun mandi berpotensi menimbulkan bahaya
iritasi pada konsumen yang memiliki kulit sensitif.
3. Belum terdapatnya produk kosmetika, khususnya produk sabun mandi
yang secara spesifik memanfaatkan C. pyrenoidosa sebagai bahan aktif
alami anti bakteri.
4. Sabun mandi gel alami yang dibuat harus lolos pengujian berdasarkan
standar SNI.
5. Harus ada pengujian yang spesifik untuk mengetahui stabilitas sabun
mandi gel alami yang dibuat.
1.3
Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian TA ini adalah sebagai berikut:
1. Produk sabun mandi gel alami memanfaatkan bahan alam sebagai bahan
dasar beserta bahan aktifnya.
2. Produk sabun mandi gel alami memanfaatkan bahan aktif alami berupa
serbuk C. pyrenoidosa dan minyak atsiri L. latifolia.
3. Pengujian kualitas sabun mandi gel alami dilakukan sesuai standar SNI
yang berlaku untuk sabun mandi cair (SNI 06-4085-1996).
4. Pengujian stabilitas sabun mandi gel alami dilakukan pada suhu ruang
selama 30 hari dan suhu ekstrim (65C) selama 5 hari.
5. Pengujian kesukaan (hedonik) dilakukan dengan membandingkan sabun
mandi gel alami yang dibuat dengan sabun mandi sintetik komersil.
3
1.4
Perumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian TA ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan sabun mandi gel alami dengan
menggunakan bahan aktif C. pyrenoidosa dan L. latifolia yang tepat?
2. Bagaimana hasil pengujian kualitas sabun mandi gel alami yang dibuat
berdasarkan SNI 06-4085-1996?
3. Apakah sabun mandi gel alami yang dibuat dapat tetap stabil dalam
kurun waktu tertentu?
4. Apakah ada perbedaan nyata antara sabun mandi sintetik komersil
dengan sabun mandi gel alami yang dibuat?
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian TA ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembuatan sabun mandi gel alami dengan
menggunakan bahan aktif C. pyrenoidosa dan L. latifolia yang tepat.
2. Mengetahui hasil pengujian kualitas sabun mandi gel alami yang dibuat
berdasarkan SNI 06-4085-1996.
3. Mengetahui hasil pengujian stabilitas sabun mandi gel alami yang
dibuat.
4. Mengetahui perbedaan nyata antara sabun mandi sintetik komersil
dengan sabun mandi gel alami yang dibuat dengan menggunakan uji
statistik One-Way ANOVA metode uji organoleptik.
1.6
Dapat membuat suatu produk sabun mandi gel berbasis bahan alam
(C. pyrenoidosa dan L. latifolia) yang memiliki kelebihan
dibandingkan sabun mandi yang sudah beredar di pasaran saat ini.
b. Bagi Universitas
-
c.
Bagi Masyarakat
-
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1
Sabun
Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan
air untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran) [13]. Sabun memiliki
struktur kimiawi dengan panjang rantai karbon C12 hingga C16. Sabun bersifat
ampifilik, yaitu pada bagian kepalanya memiliki gugus hidrofilik (polar),
sedangkan pada bagian ekornya memiliki gugus hidrofobik (non polar). Oleh
sebab itu, dalam fungsinya, gugus hidrofobik akan mengikat molekul lemak dan
kotoran, yang kemudian akan ditarik oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di
dalam air.
Sabun terbuat dari garam alkali asam lemak dan dihasilkan menurut
reaksi asam basa. Proses pembuatan sabun disebut saponifikasi [12]. Saponifikasi
adalah reaksi hidrolisis asam lemak dan basa alkali seperti yang terlihat pada
reaksi di bawah ini [14]:
C17H35.COOCH2
CH2OH
CH2OH
Sabun
Gliserol
Pada reaksi di atas, bahan baku utama yang dibutuhkan untuk pembuatan
sabun adalah minyak hewani atau minyak sayur (minyak zaitun, minyak kelapa,
dan lain-lain) dan basa alkali, yaitu natrium hidroksida untuk pembuatan sabun
padat atau kalium hidroksida untuk pembuatan sabun cair [15]. Reaksi antara
lemak dan alkali menghasilkan sabun dan gliserol. Dalam reaksinya, tidak semua
alkali bereaksi dengan lemak, sehingga terkadang produk sabun bersifat sangat
basa. Penambahan asam, misalnya asam sitrat dapat menetralkan kelebihan alkali
yang tertinggal selama pembuatan sabun.
2.2
maka
kulit
perlu
dilindungi.
7
Perlindungan
kulit
terhadap
dan
menjaga
kelembaban
kulit
agar
mendukung
kehidupan
mikroorganisme komensal.
2.3
selama lebih dari 2,5 milyar tahun yang lalu [3]. Tumbuhan ini terdiri dari lebih
dari 40% protein dan memiliki kandungan klorofil (butir hijau daun) dan asam
nukleat (RNA dan DNA) yang paling tinggi di antara tumbuhan. Studi klinis dan
riset medis [3] menunjukkan bahwa Chlorella dapat mengeluarkan toksin seperti
timah hitam, air raksa, kadmium, arsenik, pestisida, uranium, obat pembasmi
serangga (insektisida), P.C.B. (Polychlorbiphenyl), dan lain-lain dari tubuh. Selain
itu, Chlorella merangsang sistem kekebalan. Chlorella merangsang produksi
interferon, makrofagus, dan sel T yang berfungsi sebagai suatu stimulan terhadap
kekebalan tubuh.
2.4
Habitat tempat tumbuhnya lavender berada pada ketinggian 500-1300 meter dpl.
Semakin tinggi tempat tumbuhnya, maka semakin tinggi juga kandungan
minyaknya [23]. Bunga lavender memiliki aroma yang sangat harum mirip
kamper, sehingga dapat disuling untuk menghasilkan minyak yang digunakan
sebagai bahan anti nyamuk.
11
12
Bab III
Metodologi Penelitian
3.1
Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian pembuatan sabun mandi
gel alami adalah minyak zaitun (pure olive oil) dan minyak kelapa atau virgin
coconut oil (VCO) yang diperoleh dari toko serba guna Lai-lai dan Avia
Malang; KOH dan K2CO3 yang diperoleh dari toko bahan kimia CV. Makmur
Sejati Malang dan CV. Sari Kimia Raya Malang; akuades; agen pengental
sepimax zen yang diperoleh dari PT. Megasetia Agung Kimia Jakarta, serbuk C.
pyrenoidosa murni yang diperoleh dari PT. Sun Chlorella Pasuruan; dan minyak
L. latifolia (Lavender) yang diperoleh dari toko minyak atsiri di Jalan Embong
Arab, Malang.
3.2
adalah crock pot (slow cooker) Maspion kapasitas 3,5 liter, timbangan,
termometer, spatula, gelas beker, wadah atau loyang, pengaduk magnetik,
pengaduk berbahan stainless steel, panci stainless steel, kompor gas, cetakan,
lemari pendingin, pH meter Schott Instruments Lab 850, piknometer, viskometer
Rion VT-04F, colorflex EZ (Hunterlab USA), dan water bath.
3.3
3.3.1
sabun mandi gel alami berdasarkan pada peraturan SNI 06-4085-1996 mengenai
pengujian sabun mandi cair [9,10]. Hal ini dilakukan karena belum terdapatnya
SNI untuk produk sabun mandi gel, dengan asumsi bahwa sabun mandi gel
merupakan salah satu jenis sabun cair tetapi dengan tingkat kekentalan dan
kandungan bahan aktif yang lebih tinggi [11].
3.3.3 Pengujian pH
Nilai pH merupakan nilai yang menunjukkan derajat keasaman suatu
bahan. Uji pH sabun mandi gel alami dilakukan dengan menggunakan pH meter
Schott Instruments Lab 850 (dikalibrasi dengan larutan buffer pH terlebih dahulu
setiap akan melakukan pengukuran) dengan pH sabun gel yang diharapkan masuk
ke dalam rentang standar pH sabun mandi cair pada SNI 06-4085-1996, yaitu pH
8-11 [12]. Cara pengujian pH sangat sederhana, yaitu dengan memastikan terlebih
dahulu apakah pH meter telah terkalibrasi, selanjutnya elektroda yang telah
dibersihkan dengan akuades dicelupkan ke dalam sampel sabun gel yang akan
15
diperiksa pada suhu ruang. Nilai pH yang muncul pada skala pH meter dibaca dan
dicatat.
3.4
keinginan pasar, proses pembuatan sabun mandi gel alami, kandungan senyawa
dalam serbuk C. pyrenoidosa dan kandungan minyak atsiri L. latifolia (Lavender)
yang didapatkan dari jurnal ilmiah, serta metode pengujian kualitas sabun mandi
gel alami berdasarkan SNI 06-4085-1996.
18
3.5
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu data primer dan data sekunder. Yang termasuk
dalam data primer adalah hasil kuisioner atau angket yang disebarkan ke para
responden, hasil pembuatan sabun mandi gel alami, dan hasil pengujian kualitas
sabun mandi gel alami. Sedangkan yang termasuk dalam data sekunder adalah
hasil penelitian para peneliti terdahulu (literatur) dan dokumen SNI mengenai
kualitas sabun mandi.
3.6
melakukan survey sabun mandi yang ada di pasaran, melakukan pengujian, dan
melakukan penyebaran kuisioner.
3.7
Lokasi Penelitian
Penelitian TA ini akan dilakukan di laboratorium Ma Chung Research
19
3.8
No.
Jadwal Kegiatan
Mulai
9/4
9/5/2011
10/12/2011
9/5/2011
11/11/2011
10/20/2011
10/20/2011
Sidang Proposal TA
11/24/2011
11/24/2011
11/3/2011
1/31/2012
2/1/2012
4/30/2012
5
6
Oct 2011
Nov 2011
Dec 2011
Feb 2012
Jan 2012
Mar 2012
Apr 2012
May 2012
Selesai
2/1/2012
5/11/2012
5/25/2012
5/31/2012
Ujian Hasil TA
6/1/2012
6/1/2012
9/11 9/18 9/25 10/2 10/9 10/16 10/23 10/30 11/6 11/13 11/20 11/27 12/4 12/11 12/18 12/25 1/1
1/8
2/5
3/4
4/1
4/8
5/6
Bab IV
Analisa Hasil dan Pembahasan
4.1
Gambar 4.1 Tahapan Proses Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami: (A) Pemanasan
Campuran Minyak; (B) Pencampuran Larutan Alkali ke dalam
Campuran Minyak; (C) Fase Trace; (D) Fase Menuju Vaseline; (E)
Fase Vaseline; (F) Pasta Sabun Kering; (G) Proses Dilusi Pasta Sabun;
(H) Pendinginan Sabun Cair; (I) Proses Gel dan Penambahan Bahan
Aktif; (J) Produk Jadi
Tabel 4.1 Penjelasan Tahapan Proses Pembuatan Sabun Mandi Gel Alami
Waktu
Tahap
Suhu
Kondisi Visual
(menit ke-)
A
Cair
0-20
80C
B
Cair dan belum tercampur
20
80C
C
Kental dan mulai homogen
20-100
70C
D
Krim
100-160
70C
E
Padat dan lunak
160-200
70C
F
Padat dan lunak
200-220
50C
G
Cair dan belum tercampur
220-240
100C
H
Suhu ruang
Cair
240-300
I
Suhu ruang
Gel dan mulai homogen
300-360
J
Suhu ruang
Gel dan homogen
360
21
Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 di atas telah cukup menjelaskan proses
pembuatan sabun mandi gel alami. Namun, masih terdapat beberapa faktor penting
yang harus diperhatikan ketika pembuatan sabun mandi berlangsung. Karena
temperatur perlakuan pada setiap tahapan berbeda, maka keberadaan termometer
sangatlah mutlak diperlukan untuk menjaga agar suhu tetap berada pada kondisi
stabil yang diinginkan. Sabun mandi harus dibuat dalam kondisi perlakuan
pemanasan yang berlangsung cukup lama (200 menit), hal ini bertujuan agar
campuran minyak zaitun dan kelapa yang dicampurkan bersama larutan alkali
terhidrolisis sempurna [12]. Faktor penting lainnya adalah faktor pengadukan.
Untuk mendapatkan hasil sabun mandi gel alami yang sempurna secara
homogenitas, pengadukan harus dilakukan searah jarum jam dengan kecepatan
konstan (250 rpm). Pengadukan pembuatan sabun cair dilakukan secara manual,
sedangkan pengadukan pembuatan sabun gel menggunakan pengaduk magnetik.
4.2
Parameter uji yang keempat adalah nilai Angka Lempeng Total (ALT)
dimana didapatkan hasil pengujian <10 koloni/gram sabun mandi, yang artinya
juga telah masuk ke dalam standar SNI (10 < 1x105 koloni/gram). Dan parameter
uji yang terakhir adalah keadaan sabun mandi gel alami yang dilihat dari
bentuknya, aromanya, dan juga warnanya. Seluruh parameter keadaan sabun juga
telah masuk ke dalam standar SNI.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Sifat Fisik dan Kimia secara SNI 06-4085-1996
No.
1
2
3
4
5
Parameter Uji
Viskositas [11]
pH
Bobot Jenis (25C)
Cemaran mikroba:
- Angka Lempeng Total
Keadaan:
- Bentuk
- Aroma
- Warna
Persyaratan
500-20.000 cP
8-11
1,01-1,10
Hasil Pengujian
3.783 cP
8,760
1,037
< 10 koloni/gr.
Cairan Homogen
Khas
Khas
Cairan Homogen
Lavender
Hijau kekuningan
23
3783
4000
Viskositas (cP)
3500
3000
2500
2500
2000
1500
1000
1000
650
500
0
Body Shop
Organo
Gatsby
Chl.&Lav.
Viskositas dari suatu produk bergantung dari suhu, pH, dan penambahan
elektrolit serta jenis agen pengental yang digunakan [28]. Menurut Willcox dalam
Ningrum [11], untuk meningkatkan viskositas dari sabun gel dapat dilakukan
dengan
cara
meningkatkan
konsentrasi
bahan
aktif
sabun
(surfaktan),
24
4.2.2 pH
Produk kosmetika memiliki karakteristik fisik yang sangat penting, yaitu
nilai pH. Nilai pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat menambah daya
absorbansi kulit sehingga memungkinkan kulit teriritasi. Nilai pH awal sabun
mandi gel alami yang dihasilkan adalah 8,760 (hari ke-0). Secara SNI, nilai pH
tersebut telah memenuhi standar mutu sabun cair dan aman untuk dipasarkan di
kalangan konsumen. Dan jika dilihat dari perbandingan pH antara sabun gel
sintetik komersil lainnya (Gambar 4.3), pH sabun mandi gel alami (Chl.&Lav.)
yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan pH sabun Gatsby (mendekati pH 9).
Sedangkan, untuk kedua sabun gel yang lain, yaitu Body Shop White Musk (BS
WM) dan Organo, memiliki pH di bawah standar mutu pH sabun cair yang
ditetapkan oleh SNI (pH 8-11).
25
pH
10,000
9,000
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
9,414
8,760
7,553
6,256
Body Shop
Organo
Gatsby
Jenis Sabun Gel
Chl.&Lav.
27
4.3
pH dengan mengamati perubahan pada suhu ekstrim selama waktu yang relatif
singkat (akselerasi/percepatan) dan suhu ruang selama waktu normal [38].
Parameter viskositas dan pH dipilih karena parameter ini dapat menunjukkan
kestabilan produk kosmetik selama masa penyimpanan [31]. Hasil pengamatan
nilai viskositas dan pH untuk pengujian stabilitas sabun pada suhu 65C dapat
dilihat pada Lampiran D.
28
Gambar 4.5 (A) Grafik Hasil Analisa Viskositas Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami
(suhu ekstrim, 65C); (B) Grafik Hasil Simulasi Persamaan Regresi
Linear Viskositas Sabun Mandi Gel Alami (suhu ekstrim, 65C)
Dari grafik pada Gambar 4.5A dapat dilihat bahwa semakin lama
disimpan, sabun mandi gel alami yang dihasilkan mempunyai kecenderungan
mengalami penurunan nilai viskositas. Namun, nilai viskositas tersebut masih
berada dalam kisaran standar rentang viskositas sabun gel yang ada. Nilai R 2 yang
dihasilkan adalah sebesar 0,959 (mendekati 1), yang artinya penurunan nilai
viskositas memiliki pola persamaan garis linier dengan gradien sebesar -314,76.
Analisa stabilitas sabun mandi gel alami yang dilakukan pada suhu 65C
selama lima hari memiliki alasan. Alasannya adalah setiap produk pasti
mengalami proses pendistribusian yang panjang dari tempat produksi hingga
sampai ke tangan konsumen. Oleh sebab itu, lima hari diasumsikan cukup untuk
digunakan sebagai data yang representatif untuk menggambarkan keadaan lama
perjalanan pendistribusian suatu produk. Pada perjalanan pendistribusian produk,
suhu produk akan meningkat seiring dengan perubahan suhu di luar ruangan atau
di dalam media transportasi produk. Menurut Schmitt [15], rata-rata suhu di
dalam truk kontainer yang mendistribusikan produk kosmetik adalah 65C.
Untuk pengambilan data, karena pengukuran viskositas awal dilakukan
pada suhu ruang, maka pengukuran viskositas di hari-hari perlakuan suhu ekstrim
berikutnya menunggu hingga sampel sabun gel dingin terlebih dahulu hingga suhu
mencapai suhu ruang (25-28C), baru selanjutnya dilakukan pengukuran. Hal ini
29
30
4000
3783
3500
3000 2917
2800
Viskositas (cP)
3000
2500
2000
2617 2500
y = -205.36x + 3666.7
R = 0.8558
2300
1500
1000
500
0
0
10
15
20
Hari ke-
25
30
Gambar 4.6 Grafik Hasil Analisa Viskositas Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami
(Suhu Ruang)
31
9,392
9,281
9,400
9,200
pH
9,000
8,924
8,760
8,548
8,800
8,662
8,600
8,400
8,200
8,000
0
2
3
Hari ke-
Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisa pH Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami (Suhu
Ekstrim, 65C)
bahwa pada suhu ruang, nilai pH sabun mandi gel alami tidak mengalami
perubahan signifikan.
9,462 9,488
9,600
9,319
9,400
pH
9,200
9,000
8,760
8,800
8,600
8,400
8,200
0
10
15
20
Hari ke-
25
30
Gambar 4.8 Grafik Hasil Analisa pH Stabilitas Sabun Mandi Gel Alami (Suhu
Ruang)
4.4
produk sabun mandi gel alami, langkah akhir yang sangat penting dilakukan
adalah pengujian kesukaan konsumen atau hedonik. Hasil dari pengujian ini
menentukan penerimaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Di bawah
ini adalah hasil analisa statistik penilaian panelis terhadap kelima parameter uji
sabun mandi gel; yaitu jumlah busa, kekentalan, aroma dan warna, kesan saat
pemakaian, dan kesan setelah pemakaian.
(Sig.<0,05), yang artinya tolak H0. Sehingga, terdapat perbedaan nyata pada
keseluruhan jenis sabun mandi gel terhadap parameter uji jumlah busa. Perbedaan
tersebut tampak sangat jelas pada sampel sabun gel kedua, yaitu Organo.
Sedangkan, analisa dengan menggunakan uji Tukey (Lampiran Q)
menghasilkan perbandingan yang lebih spesifik lagi antara sabun gel satu dengan
yang lain terhadap parameter uji jumlah busa. Sama seperti uji ANOVA, uji
Tukey juga menggunakan parameter nilai Sig. untuk menentukan hasil pengujian.
Dan dari data nilai Sig. yang dihasilkan, hanya ada satu nilai Sig. yang melebihi
batas standar 0,05; yaitu 0,981 (gagal tolak H0) untuk perbandingan antara Gatsby
dan sabun mandi gel alami Chlorella dan Lavender. Sehingga, artinya tidak ada
perbedaan nyata untuk sabun gel Gatsby dan sabun mandi gel alami yang
dihasilkan terhadap parameter uji jumlah busa, sedangkan ada perbedaan nyata
4.20
4.27
Gatsby
Chl.&Lav.
3.10
1.87
Body Shop
Organo
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji jumlah
busa, sabun mandi gel alami Chlorella dan Lavender ternyata mendapatkan respon
rata-rata penilaian tertinggi sebesar 4,27; sedangkan respon rata-rata penilaian
terendah sebesar 1,87 didapatkan oleh sabun gel Organo. Sehingga, dari
parameter uji jumlah busa dapat dianggap bahwa sabun mandi gel alami yang
telah dihasilkan dapat diterima oleh konsumen.
34
35
4.50
Rata-rata Penilaian Panelis
4.00
4.20
4.07
3.53
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.50
1.00
0.50
0.00
Body Shop
Organo
Gatsby
Jenis Sabun Gel
Chl.&Lav.
Penerimaan panelis pada seluruh sampel sabun gel berbeda-beda di tiap jenis
sabunnya.
Sedangkan, analisa dengan menggunakan uji Tukey (Lampiran Q)
menghasilkan perbandingan yang lebih spesifik lagi antara sabun gel satu dengan
yang lain terhadap parameter uji aroma dan warna. Sama seperti uji ANOVA, uji
Tukey juga menggunakan parameter nilai Sig. untuk menentukan hasil pengujian.
Dan dari data nilai Sig. yang dihasilkan, tidak ada nilai Sig. yang melebihi batas
standar 0,05 (tolak H0); yang artinya terdapat perbedaan nyata diantara masing-
4.33
3.37
2.73
1.50
Body Shop
Organo
Gatsby
Jenis Sabun Gel
Chl.&Lav.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji aroma
dan warna, shower gel Gatsby ternyata mendapatkan respon rata-rata penilaian
tertinggi sebesar 4,33; sedangkan respon rata-rata penilaian terendah sebesar 1,50
didapatkan oleh sabun gel Organo. Untuk sabun mandi gel alami Chlorella dan
Lavender sendiri mendapatkan respon yang cukup baik, yaitu sebesar 3,37. Secara
umum, sebagian besar panelis tidak memiliki masalah terhadap warna hijau
kekuningan sabun, namun ada beberapa panelis yang kurang menyukai aroma
lavender pada sabun mandi gel alami yang dihasilkan.
37
4.30
3.70
2.53
1.93
Body Shop
Organo
Gatsby
Chl.&Lav.
38
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji kesan
saat pemakaian sabun, shower gel Gatsby ternyata mendapatkan respon rata-rata
penilaian tertinggi sebesar 4,30 (Lampiran O); sedangkan respon rata-rata
penilaian terendah sebesar 1,93 didapatkan oleh sabun gel Organo. Untuk sabun
mandi gel alami Chlorella dan Lavender sendiri mendapatkan respon yang cukup
baik, yaitu sebesar 3,70. Secara umum, seluruh panelis tidak mengalami gatalgatal yang bersifat iritatif saat pemakaian sabun mandi gel alami. Sebagian besar
panelis merasa nyaman dan lembab saat sabun diaplikasikan ke kulit.
alami yang dihasilkan terhadap parameter uji kesan setelah pemakaian sabun,
sedangkan ada perbedaan nyata untuk perbandingan dengan sabun yang lain.
4.50
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
4.23
4.07
Gatsby
Chl.&Lav.
2.67
1.87
Body Shop
Organo
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa berdasarkan parameter uji kesan
setelah pemakaian sabun, shower gel Gatsby ternyata mendapatkan respon ratarata penilaian tertinggi sebesar 4,23 (Lampiran O); sedangkan respon rata-rata
penilaian terendah sebesar 1,87 didapatkan oleh sabun gel Organo. Untuk sabun
mandi gel alami Chlorella dan Lavender sendiri mendapatkan respon tertinggi
kedua, yaitu sebesar 4,07. Secara umum, sebagian besar panelis ingin mengulangi
pemakaian terhadap sabun mandi gel alami karena sifat wangi sabun yang tahan
lama serta terasa lembab di kulit.
40
Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1
Kesimpulan
Sabun merupakan surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan
dengan air untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Oleh karena fungsi
yang sangat mendasar tersebut, sabun menjadi kebutuhan primer yang setiap hari
digunakan oleh semua makhluk hidup. Proses pembuatan sabun mandi terbilang
cukup mudah, namun memakan waktu yang cukup lama. Prinsipnya, sabun
terbuat dari minyak (lemak) yang dicampur dengan larutan alkali.
Pembuatan sabun mandi gel alami menggunakan bahan-bahan baku
alami, yaitu minyak zaitun, minyak kelapa, dan bahan pengental sepimax zen.
Untuk bahan aktifnya digunakan serbuk Chlorella pyrenoidosa dan minyak atsiri
Lavandula latifolia yang memiliki sifat anti bakteri. Agar produk sabun mandi gel
alami yang dihasilkan dapat dipasarkan secara aman di kalangan masyarakat,
maka harus diadakan pengujian kualitas sabun sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) 06-4085-1996.
Pengujian kualitas sabun mandi gel alami secara SNI 06-4085-1996
terdiri dari pengujian viskositas, pH, bobot jenis (25C), Angka Lempeng Total
(ALT), dan pengujian warna. Dari seluruh parameter uji di atas, sabun mandi gel
alami dinyatakan lolos uji karena telah masuk ke dalam rentang standar
persyaratan masing-masing parameter uji. Sabun mandi gel alami memiliki
viskositas awal sebesar 3.783 cP; pH awal sebesar 8,760; bobot jenis awal (25C)
sebesar 1,037; nilai ALT <10 koloni/gram; dan warna hijau kekuningan dengan
aroma lavender.
Selain pengujian kualitas sabun, juga dilakukan pengujian stabilitas
sabun untuk melakukan pendugaan umur simpan produk. Pengujian stabilitas
sabun dilakukan terhadap parameter viskositas dan pH dengan mengamati
perubahan pada dua macam kondisi yang berbeda, yaitu kondisi suhu ekstrim
65C selama 5 hari (akselerasi/percepatan) dan kondisi suhu ruang selama 30 hari.
41
Dan dari hasil pengujian didapatkan dugaan umur simpan sabun mandi gel alami
selama 2 (dua) bulan pada kondisi yang sebenarnya. Untuk parameter uji
viskositas memiliki tren menurun seiring bertambahnya waktu. Sedangkan untuk
parameter uji pH terdapat ketidakstabilan pada suhu ekstrim, namun relatif stabil
pada suhu ruang.
Produk sabun mandi gel alami juga tidak luput dari pengujian kesukaan
konsumen (hedonik) dengan menggunakan metode uji organoleptik. Pengujian ini
sangat penting dilakukan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap
produk sabun yang dihasilkan. Terdapat lima parameter uji yang akan dianalisa
menggunakan SPSS One-Way ANOVA, yaitu jumlah busa, kekentalan, aroma
dan warna, kesan saat pemakaian, dan kesan setelah pemakaian. Hasil rata-rata
penilaian panelis terhadap sabun mandi gel alami yang dihasilkan dapat
dikategorikan cukup baik. Untuk jumlah busa didapatkan nilai rata-rata sebesar
4,27; kekentalan sebesar 4,07; aroma dan warna sebesar 3,37; kesan saat
pemakaian sebesar 3,70; serta kesan setelah pemakaian sebesar 4,07. Sehingga,
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sabun mandi gel alami yang
dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh perwakilan konsumen.
5.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan terkait penelitian TA pembuatan
42
DAFTAR PUSTAKA
(http://gombhalmukiyo.blogdetik.com/zat-zat-berbahaya-yang-terdapat-
14. J. Hicks, Comprehensive Chemistry SI Edition, Edisi 2, The Macmillan Press Ltd.,
London, 1981.
15. W. H. Schmitt, Skin Care Products, Blackie Academe and Professional, London,
1996.
16. Sunsmart, Anatomy of The Skin, J. Cosmetics and Toiletries, SunSmart Inc., New
York, 1998.
17. E.
Peacock,
Making
Liquid
Soap,
(Online),
2003
Chlorella,
(Online),
2011
(http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorella,
27. A. I. Suryani, Saillah, dan E. Hambali, Teknologi Emulsi, Diktat Kuliah, Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, FATETA IPB, Bogor, 2000.
28. H. S. S. Imron, Sediaan Kosmetik, Direktorat Pembinaan Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat, Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, Jakarta, 1985.
29. G. Stainsby, The Physical Chemistry of Gelatin in Solution di dalam A. G. Ward
dan A. Courts, The Science and Technology of Gelatin, Academic Press, New
York, 1977.
30. A. M. Kragh dan W. B. Langston, Research Report C17, Bagian 3, Gelatin and
Glue Research Association, London, 1959.
31. A. Imeson, Thickening and Gelling Agent for Food, Academic Press, New York,
1992.
32. T. Bird, Kimia Fisik untuk Universitas, PT. Gramedia, Jakarta, 1987.
33. Safira, Aplikasi Gelatin Tipe A Sebagai Bahan Pengental Dalam Pembuatan Skin
Lotion, Tugas Sarjana, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor, 2003.
34. R. Musy, dkk., Efek Sabun Asam Salisilat 2% Sebagai Penunjang Terapi Topikal
Gel Bensoil Peroksida 10% untuk Acne vulgaris Derajat Ringan Sampai Sedang,
Jurnal Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 35(4), 2003.
35. P. M. Gaman dan K. B. Sherington, The Science of Food, 3rd Ed., Pergamon
Press, Oxford, 1990.
36. A. Boeck dan B. Stnehchak, Cosmetic and Toiletries Development, Production
and Use, 1st Ed., Prentice Hall, New York, 1991.
37. N. Sutresna, Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, Grafindo Media Pratama,
Bandung, 2004.
38. Badan POM RI, Petunjuk Operasional Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik, Direktorat Standardisasi Obat Tradisional Kosmetik dan Produk
Komplemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010.
45
Penimbangan bahan-bahan:
- 85 gr. minyak zaitun
- 36 gr. minyak kelapa
- 28 gr. KOH
- 5 gr. kalium karbonat (K2CO3)
- 300 gr. + 727 gr. akuades
46
Mendidihkan 1500 mL
akuades (suhu 1000C)
Melakukan penyetingan
kecepatan putaran pengaduk
magnetik sebesar 250 rpm
Melakukan pengadukan
akhir setelah ditambahkan
bahan aktif alami
47
Body Shop
White Musk
Organo
Green
Jumlah Busa
Kekentalan
Aroma & Warna
Kesan Saat Pemakaian
Kesan Setelah Pemakaian
48
Gatsby
Antiseptic
1
3.650
3.700
3.500
2.900
2.700
2.300
Viskositas (cP)
2
3
Rata-rata
3.800 3.900
3.783
3.600 3.700
3.667
3.500 3.500
3.500
2.900 2.900
2.900
2.600 2.700
2.667
2.300 2.300
2.300
49
pH
1
8,763
9,392
8,537
9,276
8,875
8,653
2
8,758
9,391
8,563
9,283
8,893
8,671
3
8,759
9,392
8,543
9,284
9,003
8,661
Rata-rata
8,760
9,392
8,548
9,281
8,924
8,662
1
3.650
3.000
2.900
2.800
2.650
2.500
2.300
Viskositas (cP)
2
3
Rata-rata
3.800
3.900
3.783
3.000
3.000
3.000
2.950
2.900
2.917
2.800
2.800
2.800
2.600
2.600
2.617
2.500
2.500
2.500
2.300
2.300
2.300
50
1
8,763
9,458
9,487
9,323
9,217
9,201
9,211
2
8,758
9,463
9,491
9,315
9,221
9,196
9,212
pH
3
8,759
9,465
9,485
9,320
9,214
9,205
9,210
Rata-rata
8,760
9,462
9,488
9,319
9,217
9,201
9,211
Ulangan
2
58,67
57,79
33,13
1
58,68
57,79
33,13
51
3
58,68
57,79
33,13
Rata-rata
58,68
57,79
33,13
52
53
1
2.500
650
1.000
3.650
Viskositas (cP)
2
3
Rata-rata
2.500
2.500
2.500
650
650
650
1.000
1.000
1.000
3.800
3.900
3.783
54
pH
1
6,254
7,560
9,432
8,763
2
6,263
7,547
9,387
8,758
3
6,251
7,553
9,423
8,759
Rata-rata
6,256
7,553
9,414
8,760
Body Shop
3
2
2
3
4
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
2
2
3
3
4
5
2
3
3
5
3
3
4
3,10
Organo
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
3
2
3
1,87
55
Gatsby
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
4
3
4
3
5
5
4
4
4
5
3
5
5
4,20
Chl.&Lav.
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
3
5
4
5
4
4
3
3
4
3
5
5
5
5
4
5
4
4
5
4,27
Body Shop
2
4
3
3
5
2
3
3
5
4
4
3
4
5
2
2
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3,53
Organo
1
1
1
2
2
1
2
1
1
2
3
1
1
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
1,50
56
Gatsby
3
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
3
4
5
5
4,20
Chl.&Lav.
4
4
5
5
5
4
5
4
4
2
1
4
2
3
3
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4,07
Body Shop
3
3
4
3
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
4
2
2
2
2
4
2
4
3
2
3
4
2
3
3
3
2,73
Organo
1
1
1
1
1
1
3
1
2
1
2
2
3
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
3
4
1
1
1
1
1
1,50
57
Gatsby
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
3
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
4
4
4,33
Chl.&Lav.
3
5
3
3
2
3
3
5
4
4
2
3
5
4
2
4
3
2
4
3
4
3
3
5
4
3
3
3
4
2
3,37
Body Shop
2
4
2
2
1
4
1
2
2
3
1
4
4
1
4
3
2
3
3
2
3
3
4
1
2
4
2
4
2
1
2,53
Organo
2
1
2
2
2
2
1
1
3
2
1
2
4
1
2
3
2
2
2
3
3
2
1
1
1
1
2
2
2
3
1,93
58
Gatsby
5
5
4
4
5
4
5
5
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4,30
Chl.&Lav.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
3
4
2
4
4
3,70
Body Shop
1
4
2
1
2
4
2
1
3
2
1
2
1
2
3
2
2
2
2
4
3
3
5
4
3
4
5
5
3
2
2,67
Organo
2
2
2
2
2
1
2
2
3
1
2
2
1
3
2
1
1
1
1
3
2
2
2
2
3
1
3
1
2
2
1,87
59
Gatsby
5
5
4
4
4
5
4
5
3
5
4
5
4
5
3
3
4
4
4
4
5
4
5
3
5
4
4
5
4
4
4,23
Chl.&Lav.
5
4
4
4
4
5
4
4
3
5
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
5
4
4,07
Lampiran O. Hasil Uji Statistik Deskriptif Terhadap Seluruh Parameter Uji Sabun Mandi Gel
Descriptives
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Jumlah_Busa
30
3.10
.803
.147
2.80
3.40
Organo
30
1.87
.571
.104
1.65
2.08
Gatsby
30
4.20
.610
.111
3.97
4.43
Chl.&Lav.
30
4.27
.691
.126
4.01
4.52
120
3.36
1.187
.108
3.14
3.57
BS WM
30
3.53
.860
.157
3.21
3.85
Organo
30
1.50
.572
.104
1.29
1.71
Gatsby
Chl.&Lav.
30
30
4.20
4.07
.610
1.015
.111
.185
3.97
3.69
4.43
4.45
3
1
5
5
120
3.32
1.336
.122
3.08
3.57
BS WM
30
2.73
.740
.135
2.46
3.01
Organo
Gatsby
30
30
1.50
4.33
.820
.547
.150
.100
1.19
4.13
1.81
4.54
1
3
4
5
Chl.&Lav.
30
3.37
.928
.169
3.02
3.71
120
2.98
1.283
.117
2.75
3.22
Total
Aroma_Warna
Maximum
BS WM
Total
Kekentalan
Minimum
Upper Bound
Total
60
Lampiran O (Lanjutan). Hasil Uji Statistik Deskriptif Terhadap Seluruh Parameter Uji Sabun Mandi Gel
Kesan_Saat_Pemakaian
BS WM
30
2.53
1.106
.202
2.12
2.95
Organo
30
1.93
.785
.143
1.64
2.23
Gatsby
30
4.30
.535
.098
4.10
4.50
Chl.&Lav.
30
3.70
.750
.137
3.42
3.98
120
3.12
1.238
.113
2.89
3.34
30
2.67
1.241
.227
2.20
3.13
Organo
Gatsby
30
30
1.87
4.23
.681
.679
.124
.124
1.61
3.98
2.12
4.49
1
3
3
5
Chl.&Lav.
30
4.07
.640
.117
3.83
4.31
120
3.21
1.296
.118
2.97
3.44
Total
Kesan_Setelah_Pemakaian BS WM
Total
61
Lampiran P. Hasil Uji ANOVA Terhadap Seluruh Parameter Uji Sabun Mandi Gel
ANOVA
Sum of Squares
Jumlah_Busa
Between Groups
38.253
52.833
116
.455
167.592
140.692
119
3
46.897
71.633
116
.618
Total
212.325
119
Between Groups
Within Groups
126.967
69.000
3
116
Total
195.967
119
Between Groups
104.433
Within Groups
Total
Total
Between Groups
Within Groups
Aroma_Warna
Kesan_Saat_Pemakaian
Mean Square
114.758
Within Groups
Kekentalan
df
Sig.
83.987
.000
75.943
.000
42.322
.595
71.150
.000
34.811
51.815
.000
77.933
182.367
116
119
.672
116.425
38.808
54.000
.000
83.367
116
.719
199.792
119
Keterangan:
H0 : Tidak ada perbedaan nyata diantara keempat jenis sabun mandi gel
H1 : Ada perbedaan nyata diantara keempat jenis sabun mandi gel
(Tolak H0, jika nilai Sig. < 0,05)
62
Lampiran Q. Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
Multiple Comparisons
Dependent Variable
Jumlah_Busa
Tukey
HSD
(I)
(J)
Mean
Std. Error
Jenis_Sabun Jenis_Sabun Difference (I-J)
BS WM
.174
.000
.78
1.69
-1.100
.174
.000
-1.55
-.65
Chl.&Lav.
-1.167
.174
.000
-1.62
-.71
BS WM
-1.233*
.174
.000
-1.69
-.78
-2.333
.174
.000
-2.79
-1.88
-2.400
.174
.000
-2.85
-1.95
1.100
.174
.000
.65
1.55
2.333
.174
.000
1.88
2.79
-.067
.174
.981
-.52
.39
1.167
.174
.000
.71
1.62
2.400
.174
.000
1.95
2.85
Gatsby
.067
.174
.981
-.39
.52
Organo
Gatsby
2.033
-.667*
.203
.203
.000
.007
1.50
-1.20
2.56
-.14
Chl.&Lav.
-.533*
.203
.047
-1.06
.00
1.233
Chl.&Lav.
BS WM
Organo
Chl.&Lav.
Chl.&Lav.
BS WM
Organo
Kekentalan
Tukey
HSD
BS WM
Upper Bound
Organo
Gatsby
Gatsby
Lower Bound
Gatsby
Organo
63
Lampiran Q (Lanjutan). Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
Organo
Gatsby
BS WM
-2.033*
.203
.000
-2.56
-1.50
Gatsby
-2.700*
.203
.000
-3.23
-2.17
Chl.&Lav.
-2.567*
.203
.000
-3.10
-2.04
BS WM
.667*
.203
.007
.14
1.20
Organo
2.700*
.203
.000
2.17
3.23
.133
.203
.913
-.40
.66
BS WM
.533*
.203
.047
.00
1.06
Organo
2.567*
.203
.000
2.04
3.10
Gatsby
-.133
.203
.913
-.66
.40
Organo
1.233*
.199
.000
.71
1.75
Gatsby
-1.600*
.199
.000
-2.12
-1.08
-.633*
.199
.010
-1.15
-.11
BS WM
-1.233*
.199
.000
-1.75
-.71
Gatsby
-2.833*
.199
.000
-3.35
-2.31
Chl.&Lav.
-1.867*
.199
.000
-2.39
-1.35
BS WM
1.600*
.199
.000
1.08
2.12
Organo
2.833*
.199
.000
2.31
3.35
Chl.&Lav.
.967*
.199
.000
.45
1.49
BS WM
.633*
.199
.010
.11
1.15
Chl.&Lav.
Chl.&Lav.
Aroma_Warna
Tukey
HSD
BS WM
Chl.&Lav.
Organo
Gatsby
Chl.&Lav.
64
Lampiran Q (Lanjutan). Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
Kesan_Saat_Pemakaian
Tukey
HSD
BS WM
Organo
Gatsby
Organo
1.867*
.199
.000
1.35
2.39
Gatsby
-.967*
.199
.000
-1.49
-.45
Organo
.600*
.212
.027
.05
1.15
Gatsby
-1.767*
.212
.000
-2.32
-1.22
Chl.&Lav.
-1.167*
.212
.000
-1.72
-.62
BS WM
-.600*
.212
.027
-1.15
-.05
Gatsby
-2.367*
.212
.000
-2.92
-1.82
Chl.&Lav.
-1.767*
.212
.000
-2.32
-1.22
BS WM
1.767*
.212
.000
1.22
2.32
Organo
2.367*
.212
.000
1.82
2.92
.600*
.212
.027
.05
1.15
BS WM
1.167*
.212
.000
.62
1.72
Organo
1.767*
.212
.000
1.22
2.32
Gatsby
-.600*
.212
.027
-1.15
-.05
Organo
.800*
.219
.002
.23
1.37
Gatsby
-1.567*
.219
.000
-2.14
-1.00
Chl.&Lav.
-1.400*
.219
.000
-1.97
-.83
BS WM
-.800*
.219
.002
-1.37
-.23
Gatsby
-2.367*
.219
.000
-2.94
-1.80
Chl.&Lav.
Chl.&Lav.
Kesan_Setelah_Pemakaian Tukey
HSD
BS WM
Organo
65
Lampiran Q (Lanjutan). Hasil Uji Tukey Terhadap Seluruh Parameter Uji dan Jenis Sabun Mandi Gel
-2.200*
.219
.000
-2.77
-1.63
BS WM
1.567*
.219
.000
1.00
2.14
Organo
2.367*
.219
.000
1.80
2.94
.167
.219
.872
-.40
.74
BS WM
1.400*
.219
.000
.83
1.97
Organo
2.200*
.219
.000
1.63
2.77
Gatsby
-.167
.219
.872
-.74
.40
Chl.&Lav.
Gatsby
Chl.&Lav.
Chl.&Lav.
Keterangan:
H0 : Tidak ada perbedaan nyata diantara kedua jenis sabun mandi gel
H1 : Ada perbedaan nyata diantara kedua jenis sabun mandi gel
(Tolak H0, jika nilai Sig. < 0,05)
66
67
68
Realisasi Biaya:
69
70
71
Keterangan:
*) Pembelian pH meter diadakan karena dirasa sangat penting dalam menunjang
penelitian TA ini. Total biaya pembelian pH meter adalah Rp. 9.000.000,00; dan
pembayaran dilakukan oleh 3 (tiga) orang penerima beasiswa, dimana masingmasing orang menyumbang Rp. 3.000.000,00.
**) Pada nota pengujian ALT di Laptiab tertulis sejumlah Rp. 800.000,00 untuk 4
(empat) jenis sampel sabun, sehingga masing-masing penerima beasiswa
membayar Rp. 200.000,00 untuk masing-masing sampel sabun.
72