Chapter II
Chapter II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
Gambar 2.1. Struktur Aspirin atau Asam asetil salisilat ( Kauffman, 2000).
biosintesis
prostaglandin
dari
asam
arakhidonat
melalui
12
trapping H+
13
2.2. Omeprazol
Pengobatan gastritis atau ulkus lambung telah banyak kemajuan dalam beberapa
tahun terakhir ini. Ada 2 cara pengobatan secara medis yaitu menurunkan jumlah
produksi sekresi asam pepsin dan membloking atau menghambat resptor H2 yang
akan merangsang pembentukan sekresi cairan asam pepsin. Sebagian besar obat
yang biasa digunakan adalah H2 bloking drugs seperti ( ranitidin, femotidin dll),
pompa proton inhibitor (omepraxzol, lansoprazol) dan obat sitoprotektif
mencegah kerusakan mukosa lambung (sucralfate, carbenoxolone) berfungsi
mempertahankan mukosa (Goel dan Sairam, 2001).
Omeprazol
merupakan
obat
penghambat
sekresi
asam
lambung.
Omeprazol juga termasuk salah satu golongan obat penghambat pompa proton
( Proton Pump Inhibitor) atau PPI. Mekanisme kerjanya mengontrol sekresi asam
lambung dengan cara menghambat pompa proton yang mentransper ion hidrogen
keluar dari sel parietal lambung. Contoh obat penghambat pompa proton (Proton
Pump Inhibitor) antara lain : omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol,
dan rabeprazol. Pemberian obat PPI setidaknya 30-60 menit sebelum makan,
dianjurkan pagi hari. Obat ini secara spesifik menghambat sekresi asam lambung
yang tidak mempengaruhi fungsi fisiologis normal saluran cerna. Omeprazol
memblok sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa H+K+ATPase
dalam membran sel parietal. Secara klinis dosis tunggal 20 mg omeprazole dapat
14
2.3. Lambung
Menurut Bringman et al., (1995) ; Gartner dan Hiatt (2001) lambung adalah
organ otot berongga yang berbentuk seperti kantung terbentuk seperti Huruf J dan
melebar. Bagian superior lambung merupakan kelanjutan dari esofagus. Bagian
inferior berdekatan dengan duodenum yang merupakan bagian awal dari usus
halus. Fungsi utama lambung mencairkan makanan yang masuk dan
mengubahnya menjadi massa kental (khimus), dan melanjutkan proses
pencernaan yang telah dimulai dari rongga mulut yang dibantu oleh asam
hidroklorat (HCL) dan enzim-enzim proteolitik seperti pepsin, renin, lipase dan
hormon
parakrin
(Jungueira
et
al.,
1987).
Bolus
makanan
melewati
15
yang penting yaitu kelenjar oksintik (gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar
oksintik terletak pada bagian korpus dan fundus lambung, meliputi 80% bagian
proksimal lambung. Kelenjar pilorik terletak pada bagian antral lambung.
Kelenjar oksintik bertanggung jawab membentuk asam dengan mensekresikan
mukus, asam hidroklorida (HCl), faktor intrinsik dan pepsinogen. Kelenjar pilorik
berfungsi mensekresikan mukus untuk melindungi mukosa pilorus, juga beberapa
pepsinogen, renin, lipase lambung dan hormon gastrin (Guyton dan Hall, 1997).
Fungsi motorik lambung terdiri atas penyimpanan sejumlah besar makanan
sampai makanan dapat diproses dalam duodenum, pencampuran makanan dengan
sekresi lambung hingga membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut
kimus (chyme) dan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus dengan
lambat pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorbsi dalam usus
halus (Wilson dan Lester, 1994 ; Guyton dan Hall, 1997).
16
Mukosa
Seluruh dinding bagian dalam lambung terdiri dari mukosa yang dilapisi oleh
selapis epitel kolumner yang menghasilkan musin netral. Membran mukosa
lambung berbentuk irreguler seperti tiang, membentuk lipatan longitudinal yang
disebut rugae dan jumlahnya tergantung pada tinggi rendahnya rentangan
organnya. Membran mukosa terdiri dari tiga komponen yaitu epitelium, lamina
propia dan muskularis mukosa. Epitel permukaan mukosa ditandai oleh adanya
17
lubang sumuran yang terletak rapat satu dengan yang lain dan dilapisi epitel
sejenis yang disebut faveola gasrika. Bentuk dan kedalaman dari sumuran ini
serta sifat kelenjarnya berbeda pada tiap bagian lambung.
Di bawah epitel terdapat suatu lamina propia dan lapisan di bawah
sumuran ini mengandung kelenjar lambung. Lamina propia membentuk kerangka
jaringan konektif antara kelenjar dan mengandung jaringan lymphoid yang
terkumpul dalam massa kecil folikel lymphatic gastrik. Lamina propria juga
memiliki suatu pleksus vaskuler periglanduler yang kompleks, yang diperkirakan
berperan penting dalam menjaga lingkungan mukosa, termasuk membuang
bikarbonat yang diproduksi pada jaringan sebagai pengimbang sekresi asam.
Kelenjar lambung berbentuk simpel dan tipe tubular yang meluas hingga
basal lubang sumuran. Kelenjar pada daerah ini sebagian besar menghasilkan
musin. Kelenjar lambung dibagi menjadi 3 daerah yaitu isthmus, leher dan basis
(fundus). Pada masing-masing daerah mengandung beberapa jenis sel yang
berbeda. Tiap kelenjar lambung terbentuk dari empat jenis sel yaitu sel-sel lendir
leher, sel-sel utama (Chief cell atau peptic cells), sel-sel parietal (sel oksintik) dan
sel-sel enteroendokrin.
Sel-sel lendir leher berukuran lebih kecil dari sel permukaan, bersifat
basofil, jumlahnya relatif sedikit, mempunyai dasar yang lebar dan menyempit
dibagian daerah puncaknya. Sel lendir leher berfungsi mensekresikan mukus. Selsel utama (Chief cell atau peptic cells) melapisi bagian bawah kelenjar lambung
dan mempunyai bentuk sel serosa yang khas. Sel ini mengandung bahan basofil,
sebagian besar mitokondria dan granula sekresi yang mengandung pepsinogen, zat
pemula pepsin. Eksositosi pepsinogen dipengaruhi rangsangan syaraf dan hormon.
Sel-sel parietal atau sel oksintik berbentuk bulat telur, berukuran relatif besar dan
bersifat asidofil. Sel-sel ini memproduksi asam hidroklorat (HCl) dan faktor
intrinsik lambung. Letaknya tersebar pada lumen dipisahkan oleh sel-sel utama
(Chief cell). Sel-sel enteroendokrin berjumlah lebih sedikit dan letaknya tersebar
di antara membran dasar dan sel-sel utama (Chief cell).
18
Sel-sel ini berfungsi mengatur komposisi sekresi lambung (air, enzim dan kadar
elektrolit), motilitas dinding usus, proses penyerapan dan penggunaan makanan
(Beveleander et al., 1988; Bringman et al., 1995; Gartner dan Hiatt, 2001 ;
Eroschenko, 2003).
Submukosa
Di bawah lapisan mukosa muskularis terdapat lapisan submukosa. Lapisan
submukosa umumnya lebih luas, tebal, bersifat fibroelastis dan terdiri dari
kelenjar, pembuluh darah, pembuluh limfatika dan syaraf (Bringman, 1995).
Submukosa mengandung jaringan ikat tidak teratur yang lebih padat dengan
banyak serat kolagen dibanding dengan lamina propia. Pada lapisan ini terdapat
kumpulan pembuluh darah kecil yang dikenal dengan pleksus Heller dan juga
meliputi sebagian besar pembuluh limfatika dan pleksus syaraf (pleksus Meissner)
(Beveleander et al., 1988 ; Eroschenko, 2003).
Tunika muskularis
Tunika muskularis terdiri dari tiga lapis otot polos. Lapisan dalam berupa lapisan
oblik, lapisan tengah berupa lapisan otot sirkuler dan lapisan luar berupa lapis otot
longitudinal. Lapisan oblik tidak utuh sehingga lapisan ini tidak selalu tampak
pada sediaan dinding gaster. Antara lapisan sirkuler dan lapisan longitudinal
dipisahkan oleh pleksus syaraf mesenterium dan sel ganglion parasimpatis
(pleksus Auerbachs) yang menginervasi kedua lapis otot (Gartner dan Hiatt, 2001
; Eroschenko, 2003).
Serosa
Lapisan paling luar yang melapisi gaster atau saluran pencernaan adalah
adventisia atau serosa. Lapisan ini adalah lapisan tipis jaringan ikat yang
menutupi muskularis eksterna. Dibagian luar lapisan ini ditutupi selapis mesotel
gepeng peritonium viseral. Adventisia atau serosa tersusun dari jaringan longgar
yang sering mengandung lemak, pembuluh darah dan syaraf (Beveleander, 1988 ;
Eroschenko, 2003).
19
20
21
selaput lendir saluran pencernaan juga terdapat komponen protektif mukosa yaitu
prostaglandin (PG). Hal ini membuktikan salah satu peranan penting
prostaglandin untuk memelihara fungsi barier selaput lendir (Kartasasmita, 2002 ;
Julius, 1992).
Gastritis Akut
Gastritis akut adalah peradangan akut mukosa lambung yang bersifat sementara.
Peradangan ini bisa disertai perdarahan mukosa. Pada keadaan yang lebih berat
dapat dijumpai terlepasnya permukaan epitel mukosa (erosi). Gastritis akut
dengan erosi yang berat merupakan penyebab utama perdarahan gastrointestinal
akut (Rossai, 2004 dan Lauwers, 2004). Faktor penyebab gastritis akut masih
belum diketahui dengan jelas karena mekanisme normal dari proteksi mukosa
lambung tidak diketahui dengan jelas secara menyeluruh. Keadaan ini sering
dihubungkan dengan penggunaan obat-obatan seperti, peminum alkohol yang
berlebihan, perokok berat, kemoterapi, uremia, infeksi sistemik (seperti
22
Salmonellosis), stres berat (trauma, luka bakar, operasi), iskemik dan shok, usaha
bunuh diri dengan asam dan basa keras, trauma mekanik (intubasi nasogastrik)
serta pada keadaan paska gasterektomi distal dengan refluks cairan empedu
( Lauwers, 2004). Pemakaian obat OAINS jangka panjang dapat menyebabkan
perdarahan lambung (Kumar et al., 2002).
Gastritis akut bisa mengakibatkan gangguan pada lapisan mukosa
lambung seperti rangsangan sekresi asam dengan difusi balik H+ ke epitel
permukaan menyebabkan penurunan produksi bikarbonat oleh sel epitel
permukaan, penurunan aliran darah mukosa serta kerusakan langsung terhadap
epitel. Pada keadaan infeksi akut yang disebabkan oleh Helicobater pylorii akan
merangsang sel-sel radang neutrofil pada mukosa lambung, namun peristiwa ini
biasanya luput dari perhatian pasien ( Rossai, 2004 ; Lauwers, 2004 dan Owen,
2004).
Gejala tergantung pada beratnya perubahan anatomi lambung. Pada
gastritis akut mungkin tidak menunjukkan gejala secara menyeluruh, keluhan bisa
berupa nyeri epigastrik dengan adanya mual dan muntah sampai hematemesis,
melena dan mampu menimbulkan kehilangan darah secara fatal. Penyebab utama
hematemesis terutama dijumpai pada peminum alkohol. Pada pasien dengan
arthritis remathoid yang menggunakan aspirin, hampir 25% pasien kadangkadang mengalami serangan gastritis akut dengan perdarahan yang tampak atau
tersembunyi. Resiko perdarahan lambung yang ditimbulkan oleh penggunaan
obat OAINS tergantung pada dosis obat yang digunakan, dimana resiko ini
meningkatkan komplikasi pada pasien dengan penggunaan obat dalam jangka
waktu panjang ( Rossai, 2004 ; Lauwers, 2004 dan Owen, 2004).
Beratnya lesi yang dijumpai pada lambung mempunyai spektrum yang
bervariasi, bisa terlokalisir hingga difus, dari lesi peradangan superfisial hingga
mengenai keseluruhan ketebalan mukosa dengan perdarahan dan erosi fokal.
Gastritis erosiva akut dengan erosi yang disertai perdarahan biasanya dapat dilihat
secara endoskopi. Gastritis akut ditandai dengan edema mukosa dan sebukan sel
radang neutrofil dan kemungkinan disertai sel radang kronik. Replikasi sel epitel
yang mengalami regenerasi pada gastrik pit biasanya menonjol. Jika peristiwa
23
yang berbahaya ini berlangsung pendek, maka gastritis akut akan hilang dalam
waktu beberapa hari dengan digantikan oleh mukosa lambung yang normal secara
keseluruhan (Lauwers, 2004). Gastritis akut dicirikan dengan adanya infiltrasi
polymorphonuclear (PMN) pada mukosa korpus dan antrum pilorus, edema dan
erosi mukosa (Thomas, 1979 ; Cohen, 2007).
Gastritis Kronik
Terjadinya penimbunan sel-sel radang neutrofil, sel T dan sel B sampai ke stroma
yang hebat disebut gastritis kronik. Gastritis kronis didefinisikan sebagai adanya
perubahan inflamasi kronis di mukosa berobah menjadi atrofi epitel mukosa dan
metaplasia epitel mukosa. Pada umumnya gastritis kronis disebabkan oleh bakteri
basil patogen Helicobacter Pylorii, yang memiliki tingkat inflamasi yang tertinggi
di seluruh dunia terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Perubahan
inflamasi pada gastritis kronik diikuti perubahan inflamasi dari sel limfosit dan
plasma menyusup ke dalam lapisan lamina propia. Kadang-kadang diikuti dengan
sel-sel peradangan neutrofil pada daerah leher mukosa. Gastritis kronis ditandai
dengan penurunan fungsi mukosa, seperti adanya nekrosa sel, atrofi sel atau
metaplasia (Cohen, 2007). Kejadian gastritis akibat infeksi agen asing atau iritasi
kimiawi diawali dengan kongesti dan fokus hemorrhagi pada mukosa lambung.
Kerusakan tersebut kemudian akan segera diikuti dengan perubahan pada
epitelium, hemorrhagi, edema dan erosi permukaan epitel. Kerusakan sel epitelial
dapat memungkinkan terjadi difusi balik ion H+ ke mukosa (Van Kruininger,
1995).
24
2.4. Kedelai
Tanaman kedelai termasuk famili Leguminosae (kacang-kacangan), genus Glycine
dan spesies max. Dalam bahasa Latin kedelai dikenal dengan istilah Glycine
max sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Soybean. Di Indonesia kedelai
dibedakan atas dasar umur dan warna biji. Menurut Astawan, 2009 berdasarkan
umur panen kedelai (umur 78-85 hari), kedelai dibedakan atas kedelai kuning,
hitam dan kedelai hijau, secara kimia tidak ada perbedaan gizi yang berarti antara
ketiga jenis warna kedelai. Kedelai merupakan kacang-kacangan yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, kedelai memiliki kadar protein yang tinggi, yaitu ratarata 35%, bahkan pada varietas unggul dapat mencapai 40 44%. Protein kedelai
25
memiliki kandungan asam amino metionin dan sistein, sedangkan kandungan lisin
dan teonin juga sangat tinggi. Hal tersebut sangat menguntungkan, karena pada
umumnya makanan pokok sangat miskin akan lisin.
Kedelai mengandung lemak sekitar 18-20%, 85% diantaranya merupakan
asam lemak tidak jenuh. Lemak kedelai mengadung asam lemak essensial yang
cukup, yaitu asam linoleat (omega-6) serta asam linolenat (omega-3) sehingga
memberikan pengaruh yang sangat berarti bagi kesehatan, khususnya dalam
kaitannya
dengan
pengendalian
kolestrol
dan
penyakit
kardiovasculer
26
Tabel 2.1. Kandungan Gizi dalam tiap 100 gram Biji Kedelai Kering
Kandungan Gizi
Proporsi Nutrisi
Dalam Biji Kedelai
Kalori (kal)
268,00
Protein (gram)
30,90
Lemak (gram)
15,10
Karbohidrat (gram)
30,10
Kalsium (mgram)
196,00
Fosfor (mgram)
506,00
6,90
Vitamin A (SI)
95,00
Vitamin B1 (mgram)
0,93
Vitamin C (mgram)
0,00
Air (gram)
20,00
100,00
27
Tabel 2.2. Komposisi Susu Kedelai, Susu Sapi per 100 gram
Komposisi
Susu Kedelai ( % )
Susu Sapi
(%)
Kalori (Kkal)
41,00
61,00
Protein (gram)
3,50
3,20
Lemak (gram)
2,50
3,50
Karbohidrat (gram)
5,00
4,30
Kalsium (mg)
50,00
143,00
Fosfor (gram)
45,00
60,00
Besi (gram)
0,70
1,70
200,00
130,00
0,08
0,03
Vitamin C (mgram)
2,00
1,00
Vitamin A (SI)
28
bereaksi dengan lemak menghasilkan bau langu. Susu kedelai juga dapat dibuat
dengan memanaskan atau pasteurisasi suspensi kedelai pada titik didihnya selama
15-30 menit. Pemanasan tersebut juga berfungsi untuk menginaktifkan enzim
lipoksigenase dan inhibitor protease.
Ikatan sejumlah asam amino dengan vitamin dan beberapa zat gizi lainnya
dalam biji kedelai dapat membentuk flavonoid. Flavonoid adalah sejenis pigmen
seperti zat hijau daun yang terdapat pada tanaman yang berwarna hijau. Bau langu
yang terdapat pada biji kedelai adalah salah satu tanda bahwa biji kedelai
mengandung flavonoid. Secara ilmiah, flavonoid sudah dibuktikan mampu
mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Salah satu jenis flavonoid yang
sangat banyak terdapat pada biji kedelai dan sangat bermanfaat bagi kesehatan
adalah isoflavon. Protein kedelai dan isoflavon dapat melindungi tubuh dari
kerusakan
menurunkan
resiko
29
30
fisik, susu kedelai yang telah difermentasi oleh bakteri asam laktat juga
mengalami perubahan kimiawi dengan terbentuknya asam laktat, dan peningkatan
kadar protein dan nilai gizi pada soyghurt tersebut.
Konsumsi soyghurt juga bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem pada
saluran intestinal dengan meningkatkan populasi probiotik dan menurunkan
populasi bakteri patogen (Chang et al., 2005). Salah satu kandungan kedelai yang
memiliki banyak manfaat adalah isoflavon yang berperan dalam perbaikan profil
lipid serum, perlindungan LDL terhadap oksidasi dan menigkatkan aktivitas
beberapa enzim antioksidan pada hati (Wei et al., 1993). Komponen lainnya
seperti saponin dan soy protein juga memiliki efek sebagai antioksidan. Soyghurt
dapat menurunkan kolesterol total dan akumulasi trigliserida hati pada proses
stress oksidatif.
Tabel 2.3. Syarat Mutu Yoghurt Menurut SNI (01-2981-1992)
Standar Nasional Indonesia Untuk Youghurt
Kriteria Uji
Keadaan penampakan
Bau
Rasa
Konsistensi
Lenak(%bb)
Berat kering tanpa lemak (BKTL) (%bb)
Potein (%bb)
Abu (%bb)
Jumlah asam (dihitung sebagai laktat) (%bb)
Cemaran logam (mg/kg)
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
Arsen (As)
Cemaran Mikroba
Bakteri coliform (agka paling mngkin)
Escheria coli
Salmonella
Sumber : Tamime dan Robinson, (1999).
Persyaratan
Cairan kental semi padat
Normal/khas
Khas/asam
Homogen
Maksimum 3,8
8,2
Min 3,5
Maks 1,0
0,5-2,0
Maksimum 0,3
Maksimum 20
Maksimum 40
Maksimum 0,03
Maksimum 0,1
Maksimum 10
<3
Negatif
31
Aerococcus,
Lactobacillus,
Bifidobacterium,
Lactococcus,
Carnobacterium,
Leuconostoc,
Oenococcus,
Enterococcus,
Pediococcus,
Lactobacillus
batang
Enterococcus
coccus
Lactococcus
coccus
Leuconostoc
coccus
Pediococcus
Coccusdi
tetrad
-
Streptococcus
coccus
CO 2 dari *
+
glukosa
Pertumbuhan
pada 10 C
+
+
+
pada 45 C
dalam NaCl
+
6,5%
pada pH 4,4
+
pada pH 9,6
+
Asam laktat D, L, DL
L
L
D
L, DL
L
konfigurasi
Keterangan : + = reaksi positif; - = reaksi negatif; = variasi antara spesies.
* = tes pada homofermentatif atau heterofermentatif glukosa: - homofermentasi; +
heterofermentasi; D = asam laktat type D; L = asam laktat type L
32
+
+
+
+
L. delbrueckii subsp. bulgaricus
+
+
L. acidophilus
+
+
+
+
+
L. helveticus
+
+
+
33
memfermentasi
glukosa,
laktosa
dan
galaktosa,
tidak
dan
Cummings,
1999).
Dapat
menghambat
pertumbuhan
34
Bacteria
Division
Firmicutes
Class
Bacilli
Ordo
Lactobacillales
Famili
Lactobacillaceae
Genus
Lactobacillus
Species
Lactobacillus delbrueckii
Sub-species
.
Gambar 2.6. Lactobacillus bulgaricus
(http://bioweb.usu.edu/microscopy/Research.htm)
Lactobacillus bulgaricus termasuk golongan gram positif, berbentuk batang,
katalase negatif, berukuran 0,5-0,8 x 2-9 m, bakteri fakultatif anaerob dan tidak
berspora (Holt et al., 1994). Kelompok bakteri Lactobacillus bulgaricus ini
memiliki enzim adolase, heksosa isomerase, dan sedikit fosfoketolase, sehingga
jalur metabolisme yang dipakai oleh kelompok bakteri ini yaitu jalur Embden
Meyerhoff Parnas (EMP) yang menghasilkan dua molekul asam piruvat. Asam
piruvat yang terbentuk dari jalur EMP bertindak sebagai penerima hidrogen
sehingga reduksi asam piruvat oleh NADH menghasilkan dua asam laktat
(Fardiaz, 1992), dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
2 CH3COCOOH + 2 NADH
Asam piruvat
2 CH3COHCOOH + 2 NAD+
Asam laktat
35
(Brock dan Madigan, 1991). Streptococcus spp dari kultur starter memiliki
sistem proteolitik yang kompleks (Rao et al., 1998). Bakteri ini bersifat Gram
positif,
36
mikroba yaitu
Lactobacillus
pertumbuhan
Lactobacillus
bulgaricus
yang
akhirnya
mencapai
Bacteria
Division
Firmicutes
Class
Cocci
Ordo
Lactobacillales
Famili
Streptococcaceae
Genus
Streptococcus
Species
Streptococcus salivarius
Sub-species
37
Gambar 2.8. Fermentasi Bakteri Asam Laktat Jalur Homofermentatif (A) dan
Jalur Heterofermentatif (B) (Fardiaz, 1992).
2.8. Bakteri Asam Laktat Sebagai Probiotik
Probiotik merupakan kultur tunggal atau kultur campuran mikroorganisme hidup
yang bila diterapkan pada manusia dan hewan dalam jumlah yang cukup akan
menimbulkan manfaat kesehatan pada host dengan mengaktifkan mikroflora
indigenous (Tabbers dan Benninga, 2007). Mikroorganisme hidup tersebut yag
umum digunakan adalah bakteri asam laktat yang diinokulasi ke dalam youghurt
atau soyghurt. Konsep probiotik sudah dikenal sejak 2000 tahun
yang lalu,
namun baru awal abad ke 19 dibuktikan secara ilmiah oleh Ilya Metchinikoff
seorang ilmuan Rusia yang bekerja di Institute Pasteur Paris dan membuat
hipotesa tentang pentingnya Lactobacillus bagi kesehatan manusia (Karna et al.,
2007). Metchinikoff mendapatkan bangsa Bulgaria yang mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi yoghurt tetap sehat dalam usia lanjut (Heller, 2001). Menurut IDF
(1992) untuk mendapatkan manfaat pengobatan dari susu yang difermentasi oleh
bakteri asam laktat harus minimum mengandung 106 s/d 107 cfu/ml.
38
39
Beberapa spesies BAL merupakan probiotik yang baik karena dapat bertahan
melewati pH lambung yang rendah dan menempel atau melakukan kolonisasi
usus. Akibatnya, bakteri jahat di usus akan berkurang karena kalah bersaing
dengan BAL (Taylor, 2004).
Sejumlah ahli menyatakan beberapa manfaat soyghurt yang mengandung
probiotik antara lain : probiotik sebagai pengawet makanan, hasil metabolismenya
menimbulkan aroma sebagai peningkat cita rasa seperti (youghurt atau soyghurt),
meningkatkan nilai gizi yang diperlukan oleh hati sehingga berguna untuk
mencegah penyakit kanker (Chang et al., 2005), membantu proses pencernaan di
dalam tubuh dan mengurangi frekuensi diare pada anak-anak, mengatasi berbagai
masalah pencernaan seperti diarhe, radang usus dan intoleransi laktosa ( Ooi et
al., 2010 ; Chang et al., 2005 ; Nsofor dan Maduoko, 1992), memiliki gizi yang
lebih tinggi dibanding dengan susu segar dan kandungan lemaknya juga lebih
rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang menjalani diet rendah kalor
(Zemel et al., 2004), membantu proses penyembuhan gastritis pada lambung,
pankreatitis, sindrom iritasi usus dan kanker usus (Rudriquez et al., 2010),
menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Akalin et al., 1997).
Menurut Rodriguez et al., (2010) menyatakan bahwa susu fermentasi
yang
mengandung
Streptococcus
termophilus
strain
CRL
1190,
40