Oleh
Armiati
200720001
Oleh
Armiati
200720001
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Nama
Nim
Jurusan
Program Studi
Program Pendidikan
:
:
:
:
:
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Mengesahkan,
Ketua Jurusan
Teknologi Pertanian
Dekan
Fakultas Pertanian dan
Teknologi Pertanian
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kasih
dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
dengan judul Pengaruh Tingkat Kematangan Buah Merah (Pandanus conoideus
Lamk.) Terhadap Sifat Kimia Minyak Buah Merah. Penelitian ini merupakan
bagian dari penelitian Hibah Kompetitif, penelitian sesuai Prioritas Nasional
dengan No. Kontrak 546/SPZH/PP/DPZM/VII/2010 tanggal 24 Juli 2010.
Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian pada Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian
Universitas Negeri Papua. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada Murtiningrum, S.TP, M.Si dan Ir.
Gino N. Cepeda, M.Si yang telah membimbing dan mengarahkan penulis mulai
dari penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Papua atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Papua.
2. Dekan Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di Fakultas Pertanian dan
Teknologi Pertanian.
3. Ketua Jurusan Teknologi Pertanian serta seluruh Staf Dosen Jurusan Teknologi
Pertanian atas segala didikan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis
selama menempuh kuliah.
Penulis
RINGKASAN
kimia buah merah kultivar Memeri dan Edewewits memiliki bilangan asam dan
bilangan penyabunan cenderung menurun dengan semakin matangnya buah
merah, namun bilangan iod cenderung meningkat dengan semakin matangnya
buah merah.
Sebaiknya pemanenan buah merah dilakukan pada fase buah matang.
Apabila dipanen pada fase buah lewat matang telah terjadi penurunan kualitas
ekstrak minyaknya. Pada kultivar Monsor ditunjukkan dengan terjadi peningkatan
bilangan asam dan penurunan bilangan iod pada ekstrak minyaknya, sedangkan
pada kultivar Memeri dan Edewewits ditunjukkan dengan terjadi penurunan
bilangan penyabunan pada ekstrak minyaknya.
Berdasarkan analisis sifat kimia minyak buah merah kultivar Monsor
memiliki bilangan asam dari buah muda 3,49 sampai buah lewat matang 5,96,
bilangan iod dari buah muda 73,14 sampai buah lewat matang 51,78 dan bilangan
penyabunan dari buah muda 36,42 sampai buah lewat matang 92,54. Kultivar
Memeri memiliki bilangan asam dari buah muda 5,56 sampai buah lewat matang
4,47, bilangan iod dari buah muda 24,74 sampai buah lewat matang 69,17 dan
bilangan penyabunan dari buah muda 62,40 sampai buah lewat matang 24,28.
Kultivar Edewewits memiliki bilangan asam dari buah muda 3,11 sampai buah
lewat matang 1,48, bilangan iod dari buah muda 22,04 sampai buah lewat matang
66,89 dan bilangan penyabunan dari buah muda 55,21 sampai buah lewat matang
47,26.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................
viii
ix
PENDAHULUAN ....................................................................................
Latar Belakang ...................................................................................
Tujuan dan Manfaat ...........................................................................
1
1
3
4
4
5
6
9
11
11
12
13
15
15
15
16
16
16
17
18
18
19
21
22
22
23
23
23
27
29
32
32
32
34
LAMPIRAN ..............................................................................................
37
DAFTAR TABEL
No.
1.
Teks
Sifat Fisika dan Kimia Etil Asetat .....................................................
Halaman
11
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
Teks
Halaman
23
3.
24
4.
26
5.
28
30
2.
6.
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
Teks
Halaman
Data Bilangan Asam Minyak Buah Merah dari Tiga Kultivar pada
Beberapa Tingkat Kematangan Buah Merah .....................................
37
Data Bilangan Iod Minyak Buah Merah dari Tiga Kultivar pada
Beberapa Tingkat Kematangan Buah Merah .....................................
37
38
METODOLOGI PENELITIAN
gondok, buret, hot plate, pendingin balik, labu destilasi, labu ukur, gelas beker,
gelas ukur dan kertas pH.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu (1) persiapan buah merah, (2) ekstraksi
minyak buah merah dan (2) analisis sifat kimia minyak buah merah.
Pelaksanaan Penelitian
Tahap I. Persiapan Buah Merah
Buah merah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Kebun
Percobaan Universitas Negeri Papua yang terletak di Amban Pantai Manokwari.
Pada penelitian ini pengamatan buah merah dilakukan pada tiga kultivar tanaman
buah merah yaitu Monsor, Memeri dan Edewewits berdasarkan hari setelah
berbuah. Pengamatan buah merah dilakukan secara berkala berdasarkan empat
tahapan perkembangan buah mulai dari buah muda, buah agak matang, buah
matang dan buah lewat matang.
Adapun ciri-ciri buah merah yang digunakan pada penilitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Buah muda yang digunakan yaitu, buah berwarna merah tua, bulir buah telah
terbentuk seluruhnya namun bulir buah belum berisi, posisi buah agak merunduk dan
seludang daun agak terbuka.
b. Buah agak matang yang digunakan yaitu, warna buah sedikit lebih pekat dan kusam,
bulir belum terisi penuh, bulir buah menempel erat pada empulur, posisi buah pada
pohon dengan kemiringan 160o dan daun seludang agak membuka.
c. Buah matang yang digunakan yaitu, bulir buah telah berisi penuh dan lebih lunak, jika
ditekan akan mengeluarkan minyak, bulir buah mudah dilepas dari empulurnya, posisi
buah dipohon telah mengantung dengan kemiringan 180o, daun seludang terbuka
dan sekitar 50% telah mengering, namun warna buah pada kultivar Monsor dan
Memeri adalah merah tua mengkilap, sementara pada kultivar Edewewits adalah
merah kehitaman mengkilap.
d. Buah lewat matang yang digunakan yaitu, warna buah menjadi kusam dan adanya
bercak hitam pada buah, posisi buah di pohon sama dengan posisi buah matang,
namun bulir buah tidak melekat erat pada empulurnya sehingga sangat mudah lepas
(gugur) dan daun seludang paling dalam telah kering.
alat shaker. Selanjutnya dilakukan pemisahan pelarut etil asetat dari minyak
menggunakan evaporator. Minyak yang dihasilkan dimasukkan dalam botol gelap
berwarna coklat untuk selanjutnya dilakukan analisis sifat kimianya.
Bilangan Asam =
m
Keterangan:
Setelah itu tambahkan indikator pati 1% dan titrasi kembali sampai warna merah
kehitaman agak pucat hilang.
Penentuan bilangan iod dapat dilakukan dengan menggunakan kertas pH,
dimana sebelum sampel dititrasi pH dari sampel tersebut diukur dahulu dengan
kertas pH dan setelah titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N pH dari sampel diukur
kembali dengan kertas pH dan jika kertas pH menunjukkan pH netral berarti
titrasi harus dihentikan. Penentuan bilangan iod blanko dibuat dengan cara yang
sama tanpa menggunakan minyak. Bilangan iod dinyatakan sebagai gram iod
yang diserap per 100 gram dihitung dengan menggunakan persamaan 2.
Bilangan Iod =
Keterangan:
T = Normalitas Na2S2O3 0,1 N
V0 = Volume Na2S2O3 blanko
V1 = Volume Na2S2O3 sampel
m = Berat sampel dalam gram
12,69 = Bobot molekul Na2S2O3
Bilangan Penyabunan
Modifikasi metode titrasi AOAC (1999) untuk penentuan bilangan
penyabunan pada sampel minyak buah merah dengan menggunakan kertas pH.
Sebanyak 2 g sampel ditimbang dalam erlenmeyer 300 ml, kemudian
Bilangan Penyabunan =
Keterangan:
T = Normalitas HCl 0,5 N
V0 =Volume HCl 0,5 N blanko
V1 = Volume HCl 0,5 N sampel
Kesimpulan
1. Bilangan asam dan bilangan penyabunan pada ekstrak minyak buah merah kultivar
Monsor meningkat dengan semakin tinggi tingkat kematangan buah, namun terjadi
penurunan bilangan iod.
2. Bilangan asam dan bilangan penyabunan pada ekstrak minyak buah merah kultivar
Memeri dan Edewewits menurun dengan semakin tinggi tingkat kematangan buah,
namun terjadi peningkatan bilangan iod.
3. Sebaiknya pemanenan buah merah dilakukan pada fase buah matang. Apabila dipanen
pada fase buah lewat matang telah terjadi penurunan kualitas ekstrak minyaknya. Pada
kultivar Monsor ditunjukkan dengan terjadi peningkatan bilangan asam dan penurunan
bilangan iod pada ekstrak minyaknya, sedangkan pada kultivar Memeri dan
Edewewits ditunjukkan dengan terjadi penurunan bilangan penyabunan pada ekstrak
minyaknya.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh tingkat kematangan buah
merah terhadap sifat kimia minyak buah merah dari berbagai daerah di Papua
sehingga dapat diketahui kultivar-kultivar buah merah dengan sifat kimia dan
komposisi kimianya.
2. Perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam tentang pemurnian minyak buah merah
sehingga dapat menurunkan kadar asam lemak bebas (ALB), komponen aktif dan
komponen asam lemak dalam minyak.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmadji S., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Ullo, L. 2003. Pengelompokkan Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk) oleh
Suku Hattam di Desa Waitatiri Kecamatan Oransbari Kabupaten
Mnaokwari. Laporan Tugas Akhir Diploma Perkebunan. Universitas
Negeri Papua. Manokwari.
Wan, P. J. 2000. Properties of Fats and Oil. In : Introduction to Fats and Oils
Technology. OBrien, R. D, W. E. Farr, P. J. Wan, Editor. AOCS. Press,
Champaign.
Wijaya, H dan H.G Pohan. 2009. Kajian Teknis Standar Minyak Buah Merah
(Pandanus conoideus Lamk.). Prosiding PPI Standardisasi 19 November
2009. Jakarta . Halaman 1-12.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wiriadinata, H. 1995. Domestikasi Tumbuhan Buah Merah (Pandanus conoideus
Lamk) di Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya. Proyek Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Hayati. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Pengembangan Sumber Daya Hayati. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biologi. LIPI. Bogor.
Wrolstad, R. E., Recherche, Lavoisier, F. R. 2005. Handbook of Food Analytical
Chemistry. Jhon Wiley and Son Inc. Canada.
Yousef, Aml. R. M and Minar Mhmoud. Hassaneine. 2011. Influence of Different
Harvest Dates and Ripening Periods on Fruit Quality and Characteristics
of Fuerte Avocados. Jurnal Agric. Biol. J. N. Am.,Vol.1 (6) : 1223-1229.
Lampiran 1. Data Bilangan Asam Minyak Buah Merah dari Tiga Kultivar
pada Beberapa Tingkat Kematangan Buah Merah
Bilangan Asam
Tingkat
Standar
Kultivar
Rata-Rata
Kematangan
Deviasi
Ulangan 1
Ulangan 2
Muda
3,04
3,94
3,49
0,64
Agak Matang
3,72
4,99
4,35
0,89
Monsor
Matang
4,86
6,34
5,60
1,05
Lewat Matang
6,43
5,49
5,96
0,66
Muda
5,67
5,45
5,56
0,16
Agak Matang
3,27
5,68
4,48
1,70
Memeri
Matang
3,74
5,20
4,47
1,03
Lewat Matang
4,43
4,51
4,47
0,06
Muda
2,84
3,38
3,11
0,38
Agak Matang
2,27
3,75
3,01
1,04
Edewewits
Matang
2,72
1,81
2,27
0,64
Lewat Matang
1,36
1,59
1,48
0,16
Lampiran 2. Data Bilangan Iod Minyak Buah Merah dari Tiga Kultivar
pada Beberapa Tingkat Kematangan Buah Merah
Bilangan Iod
Tingkat
Standar
Kultivar
Rata-Rata
Kematangan
Deviasi
Ulangan 1
Ulangan 2
Muda
73,51
72,76
73,14
0,53
Agak Matang
71,52
70,42
70,97
0,78
Monsor
Matang
64,54
64,35
64,45
0,13
Lewat Matang
51,12
52,43
51,78
0,93
Muda
23,66
25,82
24,74
1,53
Agak Matang
64,31
63,93
64,12
0,27
Memeri
Matang
58,80
57,26
58,03
1,09
Lewat Matang
68,53
69,80
69,17
0,90
Muda
22,56
21,51
22,04
0,74
Agak Matang
55,86
60,16
58,01
3,04
Edewewits
Matang
67,59
63,06
65,33
3,20
Lewat Matang
66,19
67,59
66,89
0,99