Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Sepanjang masa hidup seseorang, perubahan fisiologi mempengaruhi kondisi dan
penampilan struktur dalam rongga mulut. Seseorang dapat berisiko pada masalah mulut
karena kurang pengetahuan tentang higiene oral, ketidakmampuan melakukan perawatan
mulut, atau perubahan integritass gigi dan mukosa akibat penyakit atu pengobatan. Untuk itu,
higiene mulut membantu seseorang mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi dan
bibir. Gigi perlu dirawat sejak dini agar tidak mengalami gangguan tumbuh kembang gigi, di
samping mempertahankan keadaan gigi yang normal, sehingga saat dewasa memperoleh
oklusi gigi yang harmonis, fungsional, dan estetis. Kebiasaan mengemut makanan, minum
susu dalam botol dot menjelang tidur, mengisap jari, dan penyakit talasemia merupakan
beberapa faktor penyebab gangguan pertumbuhan gigi.
Gigi berjejal merupakan keadaan berjejalnya gigi di luar susunan gigi yang normal.
Susunan gigi yang berjejal-jejal jarang terjadi pada gigi-geligi susu. Susunan semacam ini
lebih sering terlihat pada gigi-gigi tetap, dimana hal ini biasa ditemukan pada lebih dari 60%
populasi dewasa di Inggris. Kondisi gigi berjejal terkadang menjadi masalah bagi
penderitanya. Gigi berjejal sangat sulit dibersihkan dengan menyikat gigi, kondisi ini dapat
menyebabkan penumpukan plak yang juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
gingivitis. Hal ini dapat disebabkan oleh karena pada saat pembersihan gigi atau menyikat
gigi, sikat gigi sulit menjangkau sisa makanan yang menempel pada daerah interdental gigi
berjejal sehingga terjadi akumulasi plak dan membentuk kalkulus kemudian menjadi pemicu

gigi berlubang (karies) dan penyakit gusi (gingivitis) bahkan kerusakan jaringan pendukung
gigi (periodontitis) sehingga gigi menjadi goyang dan terpaksa harus dicabut.
Penyebab

ketidakteraturan

letak

gigi

(mal

posisi)

ini

karena

adanya

ketidakharmonisan ukuran gigi dengan rahang atau dengan otot sekitar mulut. Hal ini
disebabkan antara lain oleh faktor genetik/keturunan, pola makan, dan perilaku. Pola makan
yang membiasakan semasa kecil untuk terlalu lama makan makanan lunak menyebabkan
rahang kurang berkembang. Demikian juga dengan perilaku yang tidak baik seperti
menghisap jari, pemakaian dot yang terlalu lama, bernafas melalui mulut, maupun cara
menelan yang salah.
Gingivitis merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering di jumpai
pada anak-anak dan akan meningkat keparahannya, dengan bertambahnya umur. Gingivitis
adalah peradangan pada gingiva yang dihubungkan dengan adanya penumpukan bakteri plak.
Plak gigi adalah massa yang melekat, yang berisi bakteri beserta produk-produknya yang
terbentuk pada setiap permukaan gigi dan restorasi, dimana hampir tiga perempat bagian dari
plak terdiri dari bakteri. Plak yang tidak dibersihkan akan mengalami demineralisasi menjadi
suatu deposit yang keras dan melekat pada permukaan gigi, yang kemudian menyebabkan
iritasi mekanis dan inflamasi pada gingiva.
Gigi berjejal merupakan keadaan dimana letak gigi berdesak-desakan dalam rongga
mulut karna rahang yang kecil sehingga tidak cukup menampung gigi, atau sebaliknya
ukuran gigi yang terlalu besar sehingga posisi gigi menjadi berdesakan atau berjejal. Kondisi
dimana gigi berdesakan merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya gingivitis. Sisa
makanan yang tersangkut pada gigi yang berjejal mengakibatkan sulitnya saliva
membersihkan sisa makan tersebut. Apabila penyikatan gigi tidak dilakukan dengan baik dan
benar maka sisa makanan tersebut mengakibatkan terjadinya penmpikan plak yang berlebihan
yang bila dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan terjadinya gingivitis.

Gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya gingivitis. Hal ini dapat disebabkan oleh karena pada saat pembersihan gigi
atau menyikat gigi, sikat gigi sulit menjangkau sisa makanan yang menempel pada daerah
interdental gigi yang berjejal hal ini mengakibatkan sisa makanan tersebut tidak keluar dan
masuk ke dalam gingiva sehingga menyebabkan gingivitis.
Untuk menghindari resiko terjadinya gingivitis, maka dapat dilakukan beberapa cara
seperti menyikat gigi secara baik dan teratur, melakukan skeling untuk menghilangkan
kalkulus, dan dapat juga dilakukan perawatan ortodontik dengan menggunakan alat cekat
ataupun lepasan.

I.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi
pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan gigi berjejal ?


Apakah penyebab terjadinya gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah ?
Adakah hubungan antara gigi berjejal dengan gingivitis ?
Bagaimana pencegahan terjadinya gingivitis akibat gigi berjejal ?
Bagaimanakah cara perawatan mulut dan gigi ?

I.3. TUJUAN PENELITIAN


Tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gigi berjejal
2. Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya gigi berjejal anterior rahang atas dan
rahang bawah
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gigi berjejal dengan gingivitis
4. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan terjadinya gingivitis akibat gigi berjejal
5. Untuk mengetahui cara perawatan mulut dan gigi

I.4. HIPOTESA
Gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa dengan
gigi berjejal.

I.5. MANFAAT PENELITIAN


1. Manfaat bagi masyarakat :
Meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama mahasiswa mengenai pengaruh gigi
berjejal dan gingivitis untuk dapat digunakan sebagai informasi, memberikan
motivasi kepada masyarakat terutama mahasiswa guna meningkatkan kesadaran
dalam merubah gaya hidup untuk menekan angka terjadinya ketidak-bersihan rongga
mulut pada mahasiswa dengan gigi berjejal dan untuk meningkatkan kualitas hidup.
2. Manfaat bagi peneliti :
a) Sebagai syarat untuk kelulusan sarjana kedokteran umum (S1) dan penerapan teori
yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
b) Untuk menambah wawasan bagi peneliti di bidang ilmu ortodontik.
c) Untuk penelitian selanjutnya, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan
dalam melakukan penelitian lanjutan. Agar penelitian yang selanjutnya dilakukan
dengan persiapan yang lebih matang dalam hal pembuatan kriteria insklusi dan
eksklusi yang lebih spesifik.
3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan :
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi masyarakat
kampus baik dikalangan dosen maupun mahasiswa mengenai status kebersihan
rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa dengan gigi berjejal.
b) Menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dalam melakukan penelitian lanjutan.
Agar kekurangan dalam penelitian ini dapat diatasi, sebaiknya penelitian yang
selanjutnya dilakukan dengan persiapan yang lebih matang dalam hal pembuatan

kriteria insklusi dan eksklusi yang lebih spesifik, penguasaan statistik, instrumen yang
ada dan waktu yang cukup untuk mengadakan penelitian.
4. Manfaat bagi status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa
dengan gigi berjejal :
Dapat menambah pengetahuan pada mahasiswa dengan gigi berjejal bahwa perilaku
yang mereka lakukan sehari-hari seperti makanan yang dikonsumsi setiap harinya,
frekuensi pembersihan mulut pasien sehari - hari, teknik penyikatan gigi yang
dilakukan, kontrol rutin ke dokter gigi yang mereka lakukan untuk merawat gigi
mereka, tempat tinggal, dan bagaimana keadaan lingkungan disekitar tempat tinggal
mereka sangat berpengaruh terhadap penyakit pada gigi dan mulut.

Anda mungkin juga menyukai