PENDAHULUAN
gigi berlubang (karies) dan penyakit gusi (gingivitis) bahkan kerusakan jaringan pendukung
gigi (periodontitis) sehingga gigi menjadi goyang dan terpaksa harus dicabut.
Penyebab
ketidakteraturan
letak
gigi
(mal
posisi)
ini
karena
adanya
ketidakharmonisan ukuran gigi dengan rahang atau dengan otot sekitar mulut. Hal ini
disebabkan antara lain oleh faktor genetik/keturunan, pola makan, dan perilaku. Pola makan
yang membiasakan semasa kecil untuk terlalu lama makan makanan lunak menyebabkan
rahang kurang berkembang. Demikian juga dengan perilaku yang tidak baik seperti
menghisap jari, pemakaian dot yang terlalu lama, bernafas melalui mulut, maupun cara
menelan yang salah.
Gingivitis merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering di jumpai
pada anak-anak dan akan meningkat keparahannya, dengan bertambahnya umur. Gingivitis
adalah peradangan pada gingiva yang dihubungkan dengan adanya penumpukan bakteri plak.
Plak gigi adalah massa yang melekat, yang berisi bakteri beserta produk-produknya yang
terbentuk pada setiap permukaan gigi dan restorasi, dimana hampir tiga perempat bagian dari
plak terdiri dari bakteri. Plak yang tidak dibersihkan akan mengalami demineralisasi menjadi
suatu deposit yang keras dan melekat pada permukaan gigi, yang kemudian menyebabkan
iritasi mekanis dan inflamasi pada gingiva.
Gigi berjejal merupakan keadaan dimana letak gigi berdesak-desakan dalam rongga
mulut karna rahang yang kecil sehingga tidak cukup menampung gigi, atau sebaliknya
ukuran gigi yang terlalu besar sehingga posisi gigi menjadi berdesakan atau berjejal. Kondisi
dimana gigi berdesakan merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya gingivitis. Sisa
makanan yang tersangkut pada gigi yang berjejal mengakibatkan sulitnya saliva
membersihkan sisa makan tersebut. Apabila penyikatan gigi tidak dilakukan dengan baik dan
benar maka sisa makanan tersebut mengakibatkan terjadinya penmpikan plak yang berlebihan
yang bila dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan terjadinya gingivitis.
Gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya gingivitis. Hal ini dapat disebabkan oleh karena pada saat pembersihan gigi
atau menyikat gigi, sikat gigi sulit menjangkau sisa makanan yang menempel pada daerah
interdental gigi yang berjejal hal ini mengakibatkan sisa makanan tersebut tidak keluar dan
masuk ke dalam gingiva sehingga menyebabkan gingivitis.
Untuk menghindari resiko terjadinya gingivitis, maka dapat dilakukan beberapa cara
seperti menyikat gigi secara baik dan teratur, melakukan skeling untuk menghilangkan
kalkulus, dan dapat juga dilakukan perawatan ortodontik dengan menggunakan alat cekat
ataupun lepasan.
I.4. HIPOTESA
Gambaran status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa dengan
gigi berjejal.
kriteria insklusi dan eksklusi yang lebih spesifik, penguasaan statistik, instrumen yang
ada dan waktu yang cukup untuk mengadakan penelitian.
4. Manfaat bagi status kebersihan rongga mulut dan status gingiva pada mahasiswa
dengan gigi berjejal :
Dapat menambah pengetahuan pada mahasiswa dengan gigi berjejal bahwa perilaku
yang mereka lakukan sehari-hari seperti makanan yang dikonsumsi setiap harinya,
frekuensi pembersihan mulut pasien sehari - hari, teknik penyikatan gigi yang
dilakukan, kontrol rutin ke dokter gigi yang mereka lakukan untuk merawat gigi
mereka, tempat tinggal, dan bagaimana keadaan lingkungan disekitar tempat tinggal
mereka sangat berpengaruh terhadap penyakit pada gigi dan mulut.