KASUS MALPRAKTEK
KECACATAN PASIEN AKIBAT KELALAIAN DOKTER
Identitas pasien
Nama: ny. sh
Usia: 53 tahun
KRONOLOGIS KEJADIAN
pada tanggal 14 mei 2009, pasien berobat
pada salah satu dokter yang berpraktik di
kota sama dengan domisili korban. Korban
menyampaikan keluhannya, yaitu haid
darahnya bergumpal,
terhadap korban dilakukan pemeriksaan
USG dan hasilnya ditemukan adanya
myoma uteri yang harus dibuang melalui
tindakan operasi.
Poin
permasalahan
1. dokter tidak
3. Dokter
menjelaskan
pada pasien
tentang
maksud,tujua
n tindakan
serta resiko
yang dapat
terjadi apabila
dilakukan
tindakan.
2. Dokter
tidak
mengatakan
hal yang
sebenarnya
tentang
penyakit
pasien pasca
operasi.
tidak
mengkonsulka
n pasien
kepada
sejawat
berkompeten
untuk
menangani
kasus
tersebut.
Poin
permasalahan
4. Tindakan
dilakukan
dokter
mengakibat
kan
kecacatan
permanen
pada pasien
.
5. Isi rekam
medik yang
merupakan
hak pasien
tidak
diserahkan
kepada
pasien.
6. Teman
sejawat
PEMBAHASAN
Informed consent
Kesepakatan/peersetujuan
atas upaya medis yang
akan dilakukan dokter
terhadap pasien setelah
mendapat informasi baik
mengenai upaya yang
dilakukan ataupun segala
resiko yang mungkin
terjadi
MALPRAKTEK
Aspek hukum
malpraktek
Penyimpanga
n standar
profesi
Kesalahan
sengaja/kelal
aian
Kerugian
materiil/non
materiil pada
pasien
Malpraktik medik
Tenaga
kesehat
an
Kesalah
an/kelal
aian
standar
Luka berat,cacat,
meninggal dunia
4 unsur kelalaian
duty
Derilecti
on of
duty
damage
Direct
caution
Harus memenuhi
Kurang
mengua
sai iptek
Standar
pelayana
n
Kelalaian
Hukum
malprakt
ek
Malpraktek ??
Kurang
menguas
ai iptek
hukum
Standar
pelayana
n
kelalai
an
malprakt
ek
katagori malpraktik
medical
Etik
malprak malprak
tik
tik
yuridis
malprak
tik
Medical
malpraktik
Luka berat/
cacat
Kesengajaan,
kecerobohan,
kurang hatihati
(bukan resiko
medik)
Etik malpraktik
duty
Secara
Dokter
factual
melangg
kerugian
Px
ar
disebabk
menderit
standar
an
kerugian
pelayana
tindakan
n
dibawah
standar
Yuridis malpraktik
Malprak Malprak
tik
tik
perdata pidana
perdata malpraktek
Tidak melakukan menurut
kesepakatan
Terlambat melakukan
kewajiban yang disepakati
Malpraktik etik
Pada kasus tersebut dokter telah
melanggar pasal-pasal berdasarkan
kode etik kedokteran indonesia berikut
:
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 Setiap dokter wajib menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau
janji dokter.
Pasal 2 Seorang dokter wajib selalu melakukan
pengambilan keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan perilaku
profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 8 Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik
medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten
dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dan atau janji dokter
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
2. Saya akan menjalankan tugas dengan cara yang terhormat dan bersusila sesuai dengan
martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran.
4. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian saya.
5. Saya tidak akan menggunakan pengetahuan saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat.
8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis
penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.
9. Saya akan memberi kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih
yang selayaknya.
10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara kandung.
11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan
mempertaruhkankehormatan diri saya.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan
pengambilan keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan perilaku
profesional dalam ukuran yang tertinggi.
1. Seorang dokter wajib mempertahankan standar
profesi, integritas moral dan kejujuran intelektual dirinya
sebagai dasar pengambilan keputusan profesional.
2.Seorang dokter wajib mempertahankan standar
profesi, integritas moral dan kejujuran intelektual dirinya
sebagai dasar pengambilan keputusan profesional.
3. Pengambilan keputusan kedokteran yang profesional
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, dilakukan setelah
melakukan pemeriksaan dan penilaian yang teliti
terhadap pasien dengan menggunakan
standar/pedoman pelayanan kedokteran yang telah
diakui secara sah.
Pasal 5 :
Perbuatan Melemahkan Psikis maupun
Fisik.
Setiap dokter wajib memberikan informasi memadai
dengan jujur dan cara yang santun kepada pasien
dan/atau keluarganya ketika ia akan memberikan
tindakan atau obat yang berakibat penurunan daya
tahan fisik pasien walaupun belum tentu
menurunkan daya tahan psikisnya.
Dalam rangka menimbulkan dan/atau menjaga
rasa percaya diri pasien, dokter seyogyanya
dilarang berbohong kepada pasiennya yang
menderita penyakit berat/parah, kecacatan atau
gangguan kualitas hidup tetapi boleh menahan
sebagian informasi yang dapat melemahkan psikis
pasien dan/atau fisiknya.
Pasal 7
Keterangan dan pendapat yang valid.
Pasal 8 :
Profesionalisme
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik
medisnya, memberikan pelayanan secara
berkompeten dengan kebebasan teknis dan moral
sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat
manusia.
Pasal 10
Penghormatan hak-hak pasien dan sejawat.
Seorang dokter wajib senantiasa menghormati hak-hak- pasien,
teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib
menjaga kepercayaan pasien.
Seorang dokter dalam mengobati pasien wajib senantiasa
menghormati, melindungi dan/atau memenuhi hak-hak pasien sebagai
bagian dari hak asasi manusia dalam bidang kesehatan.
Pasal 14
Konsul dan Rujukan.
Pasal 18
Menjunjung Tinggi Kesejawatan
Pasal 19
Pindah Pengobatan