Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN


TOPIK PRAKTIKUM : Metode Hitung Cawan

Oleh :

KELOMPOK 5
Alifia Nugrahani Sidhi

25010112130170

Anamika Labitta

25010112140171

Ayu Cintya Paraswati

25010112140172

Nia Dhesti Arindita

25010112140173

Dita Kartika

25010112140176

Qorina Sabila Fa'iza

25010112130184

Devy Noviandhita Anggarani

25010112130190

Raisha Selviastuti

25010112130191

Jeany Rahma Nafizar

25010112130198

Andrean Dikky P.P

25010112140204

Pudjaningrum

25010114140395

Semester 6 / Tahun Ajaran 2014-2015


LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN
BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2015

DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
Daftar Tabel......................................................................................................iv
Daftar Gambar...................................................................................................v
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Praktikum...................................................................................2
C. Manfaat Praktikum.................................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Metode hitung cawan............................................................................3
B. Peraturan yang berkaitan dengan praktikum Rhodamin B...................3
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi........................................................4
D. Dampak terhadap Lingkungan dan Kesehatan.....................................4
Bab III Metode Praktikum
A. Waktu Praktikum..................................................................................5
B. Tempat Praktikum................................................................................5
C. Alat yang digunakan.............................................................................5
D. Bahan yang digunakan.........................................................................5
E. Sampling...............................................................................................5
F. Skema Kerja..........................................................................................6
G. Metode.................................................................................................7
H. Pengolahan Data..................................................................................7
I. Analisis Data.........................................................................................7
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Pengamatan.................................................................................8
B. Pembahasan...........................................................................................9
Bab V Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................11
Daftar Pustaka
Lampiran

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Cawan...............................................................................8

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Kerja Praktikum Perhitungan Koloni.......................................6
Gambar 4.1. Koloni bakteri pada metode PAC pengenceran 10-3..........................
Gambar 4.2. Koloni bakteri pada metode PAC pengenceran 10-4..........................

iv

HALAMAN PENGESAHAN
(Laporan Akhir Praktikum)
1. Judul
: Laporan Praktikum Sanitasi Makanan dan Minuman
2. Penyusun :
Nama/NIM

: ALIFIA NUGRAHANI S. / 25010112130170


ANAMIKA LABITTA

/ 25010112140171

AYU CINTYA P.

/ 25010112140172

NIA DHESTI A.

/ 25010112140173

DITA KARTIKA

/ 25010112130176

QORINA SABILA F.

/ 25010112130184

DEVY NOVIANDHITA / 25010112130190


RAISHA SELVIASTUTI / 25010112130191
JEANY RAHMA N.

/ 25010112130198

ANDREAN DIKKY P. P. / 25010112140204


PUDJANIINGRUM

/ 25010114140395

Kelompok/Semester/Tahun : Kelompok 5 / VI (Enam) / 2015


3. Laboratorium/Bagian

: Laboratorium Terpadu FKM Undip Bagian

4. Nama Mata Kuliah/sks


5. Lokasi Kegiatan
6. Waktu Kegiatan

Kesehatan Lingkungan
: Laboratorium Kesehatan Lingkungan / 3
: Laboratorium Terpadu FKM Undip
: 4-9 Mei 2015

Sudah diperiksa isi materi keilmuan dan disetujui.

Semarang, 25 Mei 2015


Kepala laboratorium Bagian
Kesehatan Lingkungan /
Laboratorium Kesmas
FKM Undip

Dosen Pembimbing / Penguji

Ir. Tri Joko, M. SI


NIP. 196404211994031002

Dr. Dra. Sulistiyani, M. Kes.


NIP. 196809111993032013

Mnyetujui,
Kepala laboratorium Terpadu FKM Undip

Ir. Laksmi Widajanti, M. Si


NIP. 196608131992032003

vi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat
dengan menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang
merupakan organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang
bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan
manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan
organisme lain perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan,
keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk
bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat
dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut.1
Setelah mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri,
tentu harus mengetahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal
ini yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu
bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain
hitungan langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak
langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang
maupun metode cawan sebar.
Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan
untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba
yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui
apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam
jumlah tertentu. Oleh karena itu, praktikan akan melakukan penghitungan
koloni yang berisi biakan bakteri hasil dari praktikum isolasi dan inokulasi
bakteri yang berasal dari air kran teknik mesin UNDIP.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa (praktikan) agar mengetahui, memahami, dan mampu
menghitung koloni mikroorganisme dengan metode hitung cawan.
2. Mahasiswa (praktikan) agar mengetahui cara pelaporan hitung cawan
sesuai standar.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa (praktikan) dapat mengetahui, memahami, dan mampu
menghitung koloni mikroorganisme dengan metode hitung cawan.
2. Mahasiswa (praktikan) dapat mengetahui langkah langkah dalam metode
hitung cawan gram.

BAB II
DASAR TEORI
2

A. Metode Hitung Cawan


Metode hitung cawan merupakan cara yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah mikroba karena hanya sel mikroba hidup yang dapat
dihitung, beberapa jenis mikroba juga dapat dihitung sekaligus serta dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari suatu mikroba yang mempunyai penampakan
pertumbuhan secara spesifik. Namun hasil perhitungan tidak selalu
menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena sel yang berdekatan
kemungkinan membentuk koloni.1,2
Metode hitung cawan dapat menghitung jumlah sel karena prinsip dari
metode hitungan cawan adalah menghitung jumlah koloni mikroba yang telah
dibiakkan dan dapat dilakukan tanpa bantuan mikroskop. 2 Koloni yang
tumbuh pada lempengan agar merupakan gambaran mikroorganisme yang
dapat tumbuh dan berbiak dalam media dan pada suhu inkubasi tertentu.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme, dimana
beberapa mikroba tertentu cenderung untuk berkelompok. Bila ditumbuhkan
pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini hanya akan
menghasilkan satu koloni bakteri. Pengenceran sampel membantu untuk
memperoleh perhitungan jumlah yang benar, namun pengenceran yang terlalu
tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah koloni yang rendah
(<30 koloni).3
Untuk melaporkan hasil analisa mikrobiologi dengan cara hitungan
cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Count, yaitu :4
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
30 - 300
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan
koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung
sebagai satu koloni
3. Satu deret lantai koloni yang terlihat sebagai satu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni.
Dalam metode hitungan cawan, bahan pangan yang diperkirakan
mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml atau per gram atau per cm,

memerlukan perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar


dalam cawan petri. Setelah inkubasi terbentuk koloni pada cawan tersebut,
namun masih dalam jumlah yang dapat dihitung. Jumlah yang terbaik adalah
diantara 30 sampai 300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara
desimal yaitu, 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan
untuk pengenceran dapat berupa larutan buffer fosfat, 0,85% NaCl atau
larutan ringer.4
Kelebihan metode hitung cawan yaitu hanya sel hidup yang dihitung,
dapat langsung menghitung jumlah koloni yang terdapat dalam cawan petri
secara langsung dengan mata, beberapa jenis jasad renik dapat dihitung
sekaligus, dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu jasad renik yang mempunyai
penampakan pertumbuhan spesifik.4,5
Sedangkan, kelemahan metode hitung cawan yaitu hasil perhitungan
tidak menunjukan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa sel yang
berdekatam mungkin membentuk satu koloni, medium dan kondisi inkubasi
yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda, jasad renik yang
ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni
yang kompak, jelas, dan tidak menyebar, serta memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi yang cukup lama.4,5

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum

Praktikum Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan tentang


Metode Hitung Cawan dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Mei 2015 pukul 13.00
WIB sampai dengan selesai.
B. Tempat Praktikum
Praktikum Mata Kuliah Laboratorium Kesehatan Lingkungan tentang
Metode Hitung Cawan dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro.
C. Alat yang digunakan
1. Jarum Ose
2. Korek api
3. Spidol
4. Colony counter
5. Penggaris
D. Bahan Yang digunakan
1. Biakan bakteri dari Media PCA pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5
2. Alkohol
3. Air Kran Teknik Mesin Undip
E. Sampling
Sampel yang digunakan pada praktikum Metode Hitung cawan ini adalah
air kran di Teknik Mesin Universitas Diponegoro. Pengambilan sampel
dilakukan 3 hari sebelumnya pada pukul 11.45 WIB.

F. Skema Kerja Praktikum


1. Perhitungan Koloni
Alat dan bahan disiapkan

Ambil biakan bakteri media PCA dan EMBA dari inkubator

Biakan bakteri dari masing-masing pengenceran diamati dan dihitung jumlah


bakterinya di bawah sinar lampu dengan ketentuan :
Cawan yang dianalisa adalah cawan dengan jumlah koloni 30 - 300
Beberapa koloni membentuk kumpulan koloni besar dengan jumlah koloni
yang diragukan dihitung sebagai satu koloni
Deretan koloni seperti garis tebal dihitung sebagai satu koloni

Tandai bakteri/koloni dengan spidol dan ditulis hasil pengamatannya di Colony

Gambar 3.1 Skema Kerja Perhitungan Koloni


counter

G. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode hitung cawan
menggunakan alat Coloni Counter
H. Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan dengan pengenceran sampel hingga 10-5
I. Analisis Data
Analisa Pengamatan :
a. Cawan yang dianalisa adalah cawan dengan jumlah koloni 30 - 300
b. Beberapa koloni membentuk kumpulan koloni besar dengan jumlah koloni
yang diragukan dihitung sebagai satu koloni
c. Deretan koloni seperti garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Metode hitung cawan menggunakan cawan petri yang berisi biakan


bakteri dengan media PCA yang telah diinkkubasi selama 2x24 jam. Media
PCA yang digunakan yaitu pada pengenceran 10-3, 10-4, dan 10-5.

Gambar 4.1. Mencgambil koloni bakteri pada pengenceran 10-3

Gambar 4.2. Koloni bakteri pada metode PAC pengenceran 10-4

B. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Cawan
Jumlah koloni per
pengenceran
-3
10
10-4
10-5
TBUD
544
1

Standard Plate
Count
>3,0 x 106

Keterangan
Hitung pengenceran

(5,4 x 106)

10-4

C. Pembahasan
Praktikum metode hitung cawan bertujuan untuk mengetahui,
memahami, dan mampu menghitung koloni mikroorganisme dengan metode
hitung cawan pada media biakan bakteri. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu mengambil cawan biakan bakteri yang telah diinkubasi selama 2 hari
dimana cawan tersebut telah dilakukan pengenceran dan dengan media yang
berbeda yaitu PCA. Untuk media PCA menggunakan tiga pengenceran yaitu
10-3, 10-4, dan 10-5. Selanjutnya, menghitung jumlah koloni bakteri yang
tumbuh dalam cawan. Setelah itu mencatat hasil perhitungan dan dilaporkan
sesuai dengan pedoman pelaporan Standard Plate Count.2
Pada pengenceran 10-3 dan 10-5 adalah TBUD dan 1. Pada pengenceran
10-3 didapat hasil TBUD sebab media yang ada pada cawan rusak atau hancur.
Hal ini disebabkan pada saat dibalik media belum kering. Pada cawan
pengenceran 10-5 jumlah koloni 1 bisa disebabkan karena pengenceran yang
sudah berkurang mengakibatkan bakteri yang sudah hilang.
Prinsip dari metode perhitungan cawan adalah jika sel mikroorganisme
yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka akan berkembangbiak
dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung menggunakan
mikroskop.14
Untuk melaporkan hasil analisa mikrobiologi dengan cara hitungan
cawan digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Count, yaitu: 4
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni

30-300
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan

koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung


sebagai satu koloni
3. Satu deret lantai koloni yang terlihat sebagai satu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni.

Hasil perhitungan jumlah koloni yang terbentuk pada media PCA yaitu
pada pengenceran 10-3 terbentuk TBUD koloni, pada pengenceran 10-4
terbentuk 544 koloni, dan pada pengenceran 10-5 terbentuk 1 koloni.
Perhitungan koloni dengan metode SPC (Standard Plate Count )

yang

digunakan adalah koloni >30 sehingga menggunakan hasil pelaporannya yang


koloni berjumlah tinggi yaitu > 3 x 106 tepatnya 5,4 x 106.
Kelebihan metode hitung cawan yaitu hanya sel hidup yang dihitung,
dapat langsung menghitung jumlah koloni yang terdapat dalam cawan petri
secara langsung dengan mata, beberapa jenis jasad renik dapat dihitung
sekaligus, dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu jasad renik yang mempunyai
penampakan pertumbuhan spesifik.4,5
Sedangkan, kelemahan metode hitung cawan yaitu hasil perhitungan
tidak menunjukan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa sel yang
berdekatam mungkin membentuk satu koloni, medium dan kondisi inkubasi
yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda, jasad renik yang
ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni
yang kompak, jelas, dan tidak menyebar, serta memerlukan persiapan dan
waktu inkubasi yang cukup lama.4,

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada perhitungan koloni dengan metode hitung cawan didapatkan hasil
yaitu pada media PCA dengan pengenceran 10-3 sebanyak TBUD koloni,
pengenceran 10-4 sebanyak 544 koloni, dan pengenceran 10-5 sebanyak 1
koloni.
2. Hasil hitung standard plate count yaitu 1 x 106.
B. Saran
1. Praktikan melakukan praktikum dalam keadaan aseptis.
2. Praktikan melakukan persiapan alat dan bahan dengan tepat.
3. Praktikan lebih teliti dan cermat dalam melakukan pengukuran.
4. Praktikan lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum sehingga
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yang bisa membahayakan
keselamatan praktikan.

10

DAFTAR PUSTAKA
1. Waluyo, L. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhamadiyah Press.
2004.
2. Dina, Rahayuning dan Sulistyawati. Penuntun Praktikum Keamanan Pangan.
Semarang: FKM, UNDIP. 2013.
3. Lay, B.W. Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi I. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 1994.
4. Fardiaz, S. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992.
5. Plezar. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. 2006.
6. Umsl. Staining Bacteria. www.umsl.edu/~microbes/pdf/stainingbacteria.pdf.
2008.
7. Merck. Cresyl Violet Acetate. http://www.merck-chemicals.co.id/cresylviolet-acetate/; 2007
8. Cappuccino, J. G. dan Natalie, S. Microbiology A Laboratory Manual. New
York: Addison-Wesley Publishing Company. 1983.
9. Madigan, M.T. Brock Biology of Microorganism. United State of America:
Pearson Education, inc. 2003.
10. Gillespie, HS. Bamford, BK. At a Glance. Mikrobiologi Medis dan Infeksi.
Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2007.
11. Pratiwi, Sylvia T. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga. 2008.
12. Lestari, Rina. Makalah Pewarnaan Sederhana, Negatif, Kapsul, dan Gram.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta. 2012.
13. Parhusip. A. J. N. Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman
(Zanthoxylum acanthopodium DC) terhadap Bakteri Patogen Pangan.
Disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2006.
14. Hadioetomo, Ratnasivi. Mikrobiolgi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 1993.
15. Tracy. Gram Staining. www.tracy.k12.ca.us/thsadvbio/pdfs/gram%20stain.
pdf. 2005.
16. Nirwati, Hera. Pembuatan Preparat dan pengecatan Dalam Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. 2001.

LAMPIRAN

Melakukan

penghitungan

koloni dengan coloni counter


pada pengenceran 10-5

Membagi

cawan

menjadi

dengan coloni counter


pada pengenceran 10-4

bagian agar memudahkan dalam


menghitung pada pengenceran
10-4

Melakukan penghitungan koloni

Melakukan penghitungan koloni


pada pengenceran 10-4 dengan
memberi
spidol.

tanda

menggunakan

Anda mungkin juga menyukai