Anda di halaman 1dari 8

PEMBIBITAN

I.

PENDAHULUAN

I.1.

Kualitas bibit (jenis dan pertumbuhannya) merupakan faktor penting


dalam rangka mendapatkan produksi CPO yang tinggi dan dapat
dipanen pada umur 30 bulan atau kurang. Kualitas bibit dipengaruhi,
antara lain oleh:
a) Sumber dan genetik bibit
b) Kultur teknis dalam penanaman dan pemeliharaan bibit
c) Seleksi bibit
d) Umur bibit pada waktu ditanam di lapangan

I.2.

Pemilihan Sumber kecambah merupakan faktor terpenting karena


setelah ditanam di lapangan selama 25-30 tahun potensi produksi
tidak mungkin dapat diperbaiki.

II.

LOKASI PEMBIBITAN

II.1.

Syarat-syarat lokasi bibitan


a) Dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan kualitas
yang sesuai (terutama pada musim kemarau).

b)
c)
d)
e)
f)

Lokasi areal bibitan harus di luar areal riparian/konservasi.


Topografi datar dan diusahakan terletak di dekat areal tanam.
Tidak tergenang dan bebas dari banjir pada musim hujan
Lokasi harus mudah didatangi dan jalan ke pembibitan harus baik
Dekat dengan emplasemen sehingga pengawasan dapat lebih
intensif
g) Aman dari pencurian
II.2.

Tahapan pekerjaan dalam persiapan areal bibitan (pemilihan lokasi


bibitan dan pembukaan lahan)
a) Pemilihan lokasi bibitan dalam hubungannya dengan faktor-faktor di
atas
b) Membuat jalan rintis ke beberapa lokasi potensial
c) Meninjau lokasi potensial dan memilih lokasi terbaik
d) Mempersiapkan program bibitan yang terperinci (termasuk sistem
pengairan)
e) Membuat jalan permanen ke arah lokasi bibitan
f) Mempersiapkan areal pembibitan secara mekanis
g) Membersihkan areal pembibitan secara mekanis
h) Bongkar dan bersihkan semua kayu, sisa pangkal pohon dan akar.
Apabila dimungkinkan sebaiknya dilakukan pembajakan dan
pemadatan lahan (khusus untuk areal replanting)
i) Pengadaan peralatan dan jadwal penerimaan kecambah
j) Areal pembibitan dan semua system pendukungnya harus siap min
2 bulan sebelum penerimaan kecambah

III.

JENIS PEMBIBITAN

III.1.

Ada dua jenis pembibitan, yaitu pembibitan satu-tahap dan dua-tahap.


Kebijakan perusahaan adalah pembibitan dua-tahap.

III.1.1. Keuntungan pembibitan dua tahap adalah


a. Luasan pembibitan lebih kecil
b. Pemeliharaan dan perawatan bibit muda ( < 3 bulan ) lebih intensif)
c. Kebutuhan polibag besar dan tanah lebih kecil

III.2. Pembibitan Dua Tahap (Double Stage Nursery)


III.2.1. Di proyek-proyek baru yang membutuhkan bibit dalam jumlah besar
dan harus dikembangkan dalam jangka waktu yang singkat, sebaiknya
digunakan pembibitan dua-tahap. Hal tersebut diperlukan karena untuk
persiapan lahan pada awalnya hanya dibutuhkan areal yang lebih kecil
dan pengelolaan tahap pre-nursery dapat lebih intensif. Disamping itu
akan lebih mudah untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan serta
tersedia waktu yang cukup untuk persiapan lainnya.
III.2.2. Pada pembibitan dua-tahap, kecambah mula-mula ditanam dalam
polibag kecil (baby bag) di pre-nursery dan sesudah 3 (tiga) bulan, bibit
tersebut dipindahkan (transplanting) ke polibag besar (large bag) di
main-nursery.

IV.

PEMESANAN KECAMBAH

IV.1.

Pemesanan kecambah untuk pembibitan harus dalam jumlah yang


cukup sehingga seleksi yang ketat tidak akan mengakibatkan
kekurangan bibit yang akan ditanam di lapangan.

IV.2.

Kecambah yang harus dipesan sesuai dengan kerapatan tanam yang


dikehendaki, mengikuti Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Persentase Culling
Pokok
Per Ha

Pemesan
an
Kecamba

Culling
Pre
Main
Nursery
nursery
(12 %)
(13%)

Total
Culling
(25%)

Sisipan
(10%)

136
148
160

h
210
228
247

26
27
30

27
30
32

53
57
62

21
23
25

IV.3.

Pemesanan kecambah harus dilakukan dengan mengacu pada program


penanaman dan disiapkan minimal 1 (satu) tahun sebelum
pembangunan areal pembibitan.

IV.4.

Jadwal dan jumlah penerimaan kecambah harus disesuaikan dengan


rencana penanaman perbulan.
Tabel 1.2. Time Schedule Pemesanan Kecambah
Yr (- 2)*
Ag
Se
u
pDe
c

Kegiatan

Ja
nJul

Agu

Yr (-1)*
Se Oc
p
t

No
v

De
c

Ja
n

Kecambah
Rencana
Penerimaan
Kecambah
Program Tanam
(Mis :
Penanaman
mulai di bulan
Agustus)
*Yr (-2) dst : 2 tahun sebelum penanaman / replanting di lapangan

V.

PEMBIBITAN DUA-TAHAP (DOUBLE STAGE)

Feb

Ma
r

Yr (0)*
Apr Ma
y

Jun

V.1.

Pre-Nursery

V.1.1. Tahapan kegiatan pembangunan dan perawatan pre-nursery


a) Membangun pagar kawat duri di sekeliling areal pembibitan
b) Membangun bedengan
c) Membangun kantor, gudang, rumah pompa air, genset dan pos jaga
d) Memasang sistem instalasi air dan drainase
e) Mengisi baby bag dengan tanah dan menyusun di bedengan
f) Menanam kecambah
g) Perawatan
V.1.2. Persiapan Pre-nursery
V.1.2.1.

Lokasi pre-nursery harus berdekatan dengan main-nursery. Lokasi


ini harus dibersihkan dari gulma serta diratakan tanahnya.

V.1.2.2.

Dibuat bedengan dengan ketentuan:


a) Arah bedengan memanjang dari Timur ke Barat
b) Panjang satu bedengan maksimum 100 meter
c) Lebar bedengan 1,5 meter
d) Jarak antar bedengan 1,0 meter
e) Di tepi bedengan dibuat palang dari kayu/papan/kawat dengan
tinggi 15 cm

V.1.3. Polybag, tanah dan pengaturannya


V.1.3.1.

Polybag untuk pre-nursery adalah baby bag dengan kualitas baik,


ukuran lebar 15 cm, panjang 23 cm dan tebal 0,1 mm (300 Gauge),
polytene hitam, terdapat lubang-lubang drainase. Kebutuhan baby
bag disesuaikan dengan jumlah kecambah ditambah dengan 5%.

V.1.3.2.

Tanah yang digunakan untuk media adalah tanah mineral lapisan


atas (top soil) dan tidak bercampur dengan batu atau kerikil. Tekstur
tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase
yang baik. Untuk tanah mineral dengan kandungan liat tinggi, maka
harus dicampur pasir dengan perbandingan 1 : 3 (pasir : liat).
Dilarang menggunakan tanah gambut saja sebagai media, tetapi
apabila diperlukan dapat digunakan dengan mencampur tanah
mineral perbandingan 1 : 3 (tanah : gambut).

V.1.3.3.

Kebutuhan tanah untuk setiap polibag mengikuti Tabel di bawah ini,


Tabel 1.3. Kebutuhan Tanah / Polibag
Nursery Stage
Pre Nursery
Main Nursery

Kg Tanah / Polibag
1
20

M / 1000 Polibag
0,6
12

V.1.3.4.

Top soil diayak dengan ayakan 1 cm untuk memisahkan bongkahbongkah tanah dan sisa-sisa akar /kerikil. Tumpukan tanah yang
telah diayak ditutup dengan terpal plastik sehingga tidak basah
kena hujan agar pengisian tanah dapat berjalan lancar.

V.1.3.5.

Tanah yang telah diayak, dicampur dengan pupuk TSP atau RP


sesuai dengan tabel di bawah,
Tabel 1.4. Kebutuhan Pupuk TSP atau RP
Nursery Stage
Pre Nursery
Main Nursery

V.1.3.6.

Gram Pupuk / Polibag


TSP
RP
5
10
30
60

Isikan tanah tersebut ke baby bag sampai penuh ( 1 Kg per baby


bag) dan dipadatkan

Jangan mengisi tanah basah terutama yang berkadar liat


tinggi ke dalam baby bag karena akan terjadi pemadatan
yang akan berakibat buruk terhadap pertumbuhan akar
V.1.3.7.

Baby bag disusun rapat dan rapi sehingga membentuk bedengan


selebar 150 cm (10 baby bag) dan panjangnya tergantung pada
jumlah bibit per nomor kelompok. Baby bag harus siap minimal 2
(dua) minggu sebelum kecambah ditanam dan penyiraman
dilakukan setiap hari agar tanahnya lembab dan kompak.

V.1.3.8.

Pinggiran bedeng diberi palang kayu/papan/kawat/bamboo agar


baby bag tidak roboh. Antar bedengan dibuat jalan control dengan
lebar 1 (satu) meter memanjang persemaian (lihat Gambar 1.1.).

Gambar 1.1. Lay Out Bedengan di Pre Nursery


V.1.4. Papan Label untuk nama jenis bibit
V.1.4.1.

Tujuan pembuatan papan label adalah :


a) Mengidentifikasi jenis dan sumber kecambah
b) Mengetahui usia di pre-nursery untuk keperluan transplating ke
main-nursery
c) Mencatat jumlah bibit

V.1.4.2.

Untuk pemisahan kelompok bibit, dibuat papan label dengan ukuran


15 X 20 cm, tinggi 30 cm dari permukaan tanah, cat dasar warna
putih dan tulisan warna hitam. Papan label terletak paling depan
dari setiap plot dan mengarah ke jalan masuk areal bedengan.
Setiap plot dibatasi oleh sekat dari bambu atau papan.

V.1.4.3.

Setiap papan label harus menunjukkan : jenis kecambah (misalnya


DxP Topaz), nomor persilangan, jumlah kecambah dan tanggal
kecambah ditanam (Gambar 1.2.).

Gambar 1.2. Papan Label Kelompok Bibit di Pre dan Main-Nursery

V.1.5. Penanaman kecambah


V.1.5.1.

V.1.5.2.

V.1.5.3.

V.1.5.4.

Kecambah yang diterima di kebun harus segera ditanam pada hari


itu juga atau paling lama 2 (dua) hari setelah penerimaan
kecambah. Apabila kecambah tidak bias ditanam sebagian atau
keseluruhan maka harus disimpan di dalam ruangan ber AC (suhu
20C) atau di tempat teduh dan dijaga kelembabannya dengan
penyemprotan air mempergunakan hand sprayer.
Kecambah yang masih dalam bungkusan plastik sebelum dibuka
terlebih dulu dipisahkan sesuai dengan nomor persilangannya.
Sebelum ditanam, semua bungkusan plastik kecambah dibuka dan
disimpan di tempat yang sejuk dan sirkulasi udara baik.
Penanaman kecambah harus dilakukan sesuai nomor persilangan.
Sebelum penanaman kecambah, baby bag yang telah diisi tanah
harus disiram terlebih dahulu.
Kecambah diseleksi terlebih dahulu sebelum ditanam (pedoman
seleksi kecambah disajikan pada Gambar 1.8.). Kecambah yang
abnormal, patah, busuk dan sebagainya harus dibuang, hanya
kecambah normal yang ditanam. Ciri kecambah normal dilihat pada
diferensiasinya yaitu pucuk (plumula) dan akar (radicula) dapat
dibedakan dengan jelas. Pucuk bentuknya meruncing sedangkan
akar agak tumpul, panjangnya 8 25 mm berwarna putih gading
dengan posisi saling bertolak belakang.

Anda mungkin juga menyukai